Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Zulfa
Abstrak :
Salah satu kegiatan yang paling penting untuk kelangsungan hidup adalah makan. Produksi makanan orang utan dapat dipengaruhi oleh musim (curah hujan, temperatur, kelembaban). Dalam penelitian terlihat bahwa produksi daun muda di Stasiun Penelitian Ketambe dipengaruhi oleh kelembaban, sedangkan produksi buah dan bunga tidak dipengaruhi oleh musim. Untuk melihat perubahan perilaku makan yang dilakukan oleh orang utan jantan dewasa, jantan remaja, dan betina dewasa dapat digunakan metode Focal Animal sampling. Hasil penelitian menunjukkan orang utan lebih suka makan buah berdaging saat produksi buah berlimpah, tetapi saat produksi buah langka, maka orang utan akan mengonsumsi serangga, daun muda, vegetasi, daun tua, bunga dan kategori lain-lain. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa betina dewasa relatif lebih banyak memakan serangga daripada jantan dikarenakan orang utan betina dewasa beradaptasi untuk memperoleh protein guna pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, dalam penelitian ditemukan pula ada perbedaan perilaku makan daun tua, bunga, serangga, vegetasi dan kategori lain-lain antara jantan dewasa, jantan remaja, dan betina dewasa. ......One of the most important activities for survival is feeding. Productivity of orang utan food was effect by weather (rain, temperature, humidity). The results of this investigation indicate that the young leaves season at Ketambe Research Station in Sumatra is influenced by humidity, while the fruiting season and flower season are not influenced by weather. To see feeding behavioral change at orang utan we use Focal Animal Sampling method. Orangutans prefer to eat fruits with soft pulp when fruit is abundant, but will fall-back on insect, young leaves, vegetation, mature leaves, flower and other food items when fruit is not available. We also examined patterns of feeding behaviour among adult males, sub-adult males, and adult females. We found that adult females spend a greater proportion of time feeding on insects relative to all males, perhaps as an adaptation to obtain enough protein for adequate growth and development of dependent offspring. In addition, we found additional differences among these age/sex classes in feeding behaviour on mature leaves, flowers, insect, vegetation and other food items.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Susanti
Jakarta: [publisher not identified], 2016
808.83 ROS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Anita Sari
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang disebabkan oleh nyamuk, khususnya nyamuk Ae.aegypti dengan agennya virus dengue. Penyebaran kasus DBD telah dilaporkan terjadi diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sejak ditemukan di Indonesia, penyebaran kasus DBD menunjukan peningkatan dan penyebaran wilayah yang terjadi. Tinggi dan rendahnya kasus DBD di Kota Depok pada tahun 2015 – 2017 sebagian besar terjadi dalam tiga tahun berturut-turut dimusim hujan, yakni sebesar ≥ 10% terjadi dibulan Januari – Maret dan sebesar ≤ 10% terjadi dibulan Oktober- Desember. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perbedaan variabilitas iklim disetiap musim terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Depok Periode April 2011 – Maret 2017, yakni hubungan suhu udara dengan DBD saat musim kemarau dan hubungan curah hujan dengan DBD saat musim hujan. Desain penelitian yang digunakan adalah studi ekologi dengan analisis korelasi dan regresi linear. Hasil penelitian disetiap tahunnya menunjukan adanya hubungan searah dengan korelasi yang kuat antara suhu udara saat musim kemarau (p=0,01; r=0,94) )dan curah hujan saat musim hujan (p=0,03; r= 0,85). Namun, dari hasil penelitian dikeseluruhan musimnya menunjukan tidak ada hubungan antara DBD dengan suhu udara saat musim kemarau (p=0,48) dan curah hujan saat musim hujan (p=0,59). Adanya perbedaan sudut pandang hasil penelitian ini kemungkinan dikarenakan perbedaan variasi data yang dipakai saat analisa, namun demikian data iklim dan data kejadian DBD yang dipakai untuk analisa disetiap tahunnya telah terdistribusi normal, artinya hasil penelitian disetiap tahun lebih mewakili daripada dikeseluruhan musim. Suhu udara yang tinggi saat musim kemarau, akan berpengaruh terhadap naiknya kejadian DBD disetiap tahunnya. Begitu juga dengan curah hujan yang tinggi saat musim hujan, akan berpengaruh terhadap naiknya kejadian DBD disetiap tahunnya. Hubungan ini kemungkinan terjadi karena suhu yang panas saat musim kemarau akan mempercepat inkubasi nyamuk, sedangkan tingginya curah hujan saat musim hujan akan menambah peluang perindukan nyamuk karena air yang tergenang. ......Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a vector-based disease caused by mosquitoes, especially the Ae.aegypti mosquito with its agent the dengue virus. The spread of dengue cases has been reported to occur in various parts of the world, including Indonesia. Since it was discovered in Indonesia, the spread of dengue cases shows an increase and spread of the area that occurred. The high and low cases of dengue in Depok City in 2015 - 2017 mostly occur in three consecutive years in the rainy season, which is equal to ≥ 10% occurring in January - March and at ≤ 10% occurs in October-December. Based on these facts, this study aims to determine the relationship of differences in climate variability in each season to the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever in Depok City April 2011 - March 2017, namely the relationship between air temperature and DHF during the dry season and the relationship between rainfall and DHF during the rainy season. The research design used was ecological studies with correlation analysis and linear regression. The results of the study each year showed a direct correlation with a strong correlation between the air temperature during the dry season (p= 0.01; r= 0.94)) and rainfall during the rainy season (p= 0.03; r= 0.85 ) However, from the results of research in the entire season, there was no relationship between DHF and the air temperature during the dry season (p= 0.48) and rainfall during the rainy season (p= 0.59). The different viewpoints of the results of this study may be due to differences in the data used during the analysis, however climate data and incident DHF data used for analysis each year have been normally distributed, meaning that the results of research every year are more representative than in the whole season. High temperatures during the dry season will affect the increase in the incidence of DHF each year. Likewise with high rainfall during the rainy season, it will affect the increase in the incidence of DHF each year. This relationship is likely to occur because hot temperatures during the dry season will accelerate mosquito incubation, while high rainfall during the rainy season will increase the chances of mosquito breeding due to stagnant water.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Connolly, John, 1968-
Abstrak :
The community of Prosperous, Maine has always thrived when others have suffered. Its inhabitants are wealthy, its children's future secure. It shuns outsiders. It guards its own. And at the heart of the Prosperous lie the ruins of an ancient church, transported stone by stone from England centuries earlier by the founders of the town. But the death of a homeless man and the disappearance of his daughter draw the haunted, lethal private investigator Charlie Parker to Prosperous. Parker is a dangerous man, driven by compassion, by rage, and by the desire for vengeance. In him the town and its protectors sense a threat graver than any they have faced in their long history, and in the comfortable, sheltered inhabitants of a small Maine town, Parker will encounter his most vicious opponents yet. Charlie Parker has been marked to die so that Prosperous may survive. Prosperous, and the secret that it hides beneath its ruins.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
823 CON t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wallace-Wells, David
Abstrak :
Buku ini membahas tentang perubahan iklim yang terjadi dengan cepat dan segala kemungkinan musibah yang disebabkan terjadinya perubahan ini. Menceritakan mengenai bagaimana perubahan iklim akan mengubah segala segi kehidupan manusia. Di dalamnya mengulas rentetan, unsur-unsur kekacauan, kaleidoskop iklim, dan kaidah antropik. Manusia telah berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi pada planet ini.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020
551.69 WAL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ramasari Hamid
Abstrak :
Dalam rangka penelitian kondisi oseanografi perairan pantai utara Pulau Jawa, telah dilakukan pengambilan contoh plankton dari tujuh lokasi pada musim barat dan musim timur 1981 oleh para teknisi Laboratorium bagian Plankton, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi ? LIPI, Jakarata. Analisa kepadatan Chaetognatha telah dilakukan, terhadap contoh plankton yang diambil dari 35 stasiun, baik pada musim barat (Januari ? Februari 1981) maupun musim timur (Agustus ? September 1981). Analisa kuantitatif menunjukkan bahwa pada bulan Januari ? Februari1981, kepadatan Chaetognatha rata-rata di perairan pantai utara Pulau Jawa adalah 22 individu/m3. Sedangkan kepadatan Chaetognatha rata-rata pada bulan Agustus ? September 1981 adalah 20 individu/m3. Dari hasil uji t-student diketahui bahwa kepadatan Chaetognatha rata-rata tidak berbeda nyata pada kedua musim. Dari hasil analisa kualitatif , pada musim barat ditemukan jenis-jenis Sagitta enflata, S. johorensis, S. neglecta,dan S. robusta, sedangkan pada musim timur ditemukan S. enflata, S. neglecta, S. robusta, S. bruuni, S. bedoti, S. oceania, dan S. regularis. Dari jenis-jenis tersebut, S. enflata merupakan jenis yang dominan baik pada musim barat maupun musim timur.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Rachmadini Effendi
Abstrak :
ABSTRAK
Kesan dan kenangan yang berkaitan dengan alam dapat diekspresikan melalui puisi, terutama melalui haiku. Hingga saat ini, haiku di Jepang masih digemari oleh berbagai kalangan termasuk anak-anak bahkan dalam tingkat kompetisi. Skripsi ini membahas analisis musim panas dari haiku-haiku karya para pemenang Kontes Haiku Internasional Kusamakura kategori junior usia sekolah dasar tahun 2002 mdash;2016 dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Dari 15 haiku, sepuluh di antaranya bertema musim panas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna musim panas yang tergambar dalam haiku karya anak-anak usia sekolah dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musim panas bermakna sebagai musim yang penuh dengan penuh dengan kesegaran, kemegahan, empati, kegembiraan, impian, kejenakaan, penemuan, kesejukan, kenangan, dan penantian. Musim panas merupakan waktu yang menyenangkan untuk beraktivitas di luar dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sangat dinikmati sebagai hasil interaksi dengan alam yang menyegarkan dan akrab bagi anak-anak usia sekolah dasar di Jepang.
ABSTRACT
Impression and memories regarding to nature can be expressed by poems, especially through haiku. Until recently, haiku in Japan is still liked by any element of society including children even for competition. This thesis is showing the analysis result about haikus created by children who are the winner of Kusamakura International Haiku Competition in elementary aged group of junior category for 2002 mdash 2016 by using descriptive analysis methodology. From 15 haiku, 10 of them are summer themed. This research aims to describe the meaning of summer as seen through those elementary children rsquo s art works. The result shows that summer has the meaning as a season which is full of freshness, glory, empathy, excitement, dream, humor, discovery, coolness, nostalgia, and the sensation of waiting. Summer is a perfect time to get activities outdoor and get enjoyable experiences as the result of interacting with refreshing nature and friendly to Japanese elementary school children.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riordan, Rick
Jakarta: Mizan Pustaka, 2013
813.6 RIO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pamela Premono
Abstrak :
Tanaman. Tebu (Saccharum officinarum ) merupakan tanaman tropis yang sangat penting sebagai sumber bahan baku dalam pembuatan kristal gula. Selama pertumbuhan, tanaman tebu membutuhkan banyak air. Kebutuhan akan air terus bertarabah setelah umur 4 bulan. Menjelang tebu masak untuk dipanen, dikehendaki keadaan kering tidak ada hujan, sehingga pertumbuhan veg'etatifnya terhenti. Jatuhnya musim hujan, datangnya musim kemarau dan besarnya jumlah curah hujan antara beberapa tempat yang agak berjauhan letaknya antara satu sama lain terjadi perbedaan. Tujuan penelitian ialah ingin mengetahui waktu tanam tebu, waktu panen tebu dan tingkat produktivitas kristal gula sehubungan dengan pola umum curah hujan di Jawa Tengah. Sesuai dengan tujuan tersebut maka analisa terbatas pada masalah : Bagairaana pola umum curah hujan di Jawa Tengah ? Kapan waktu tanam tebu ? Kapan waktu panen tebu ? Di mana produktivitas kristal gula tinggi ? Hipotesa dari masalah tersebut ialah adanya perbedaan datangnya musim hujan maupun musim kemarau menimbulkan peibedaaii waktu tanam tebu dan waktu panen tebu, perbedaan jumlah curah hujan menyebabkan ada perbedaan produktivitas kristal gula. Dalam tulisan ini awal musim hujan dan awal musim kemarau ditentukan berdasarkan kriteria dari H.J. de Boer, yaitu dikatakan musim hujan bila dalam 1 dekade (lU hari) jumlan curah hujan lebih besar 50 milimeter, dan dikatakan musim kemarau bila jumlah curah hujan dalam 1 dekade lebih kecil dari oO milimeter. Awal musim hujan dan awal musim kemarau didapat dari data curah hujan 10 harian sesuai dengan ketentuan H.J. deBoer. Perkebunan tebu ialah perkebunan tebu rakyat intensifikasi yang ditanam di sawah bergilir dengan tanaman padi dan palawija. Produktivitas kristal gula ialah produksi kristal gula per satuan luas tanaman tebu. Untuk menjawab masalah, digunakan daerah sampel (5 kabupaten sampel) yang menghasilkan kristal gula yaitu kabupaten Banyumas, Brebes, klaten, Pati dan Sukoharjo. Selanjutnya dilakukan korelasi peta, scatter diagram, korelasi Pearson serta koefisien penentu. Hasil analisa menunjukan bahwa waktu tanam tebu dilakukan sebeium musim hujan tiba, yaitu : di kabupaten Klaten, Pati dan Sukoharjo pada bulan Mei dekade II dan di kabuisaten Banyumas pada bulan Juni dekade I. Waktu panen tebu dilakukan 20 hari menjelang datangnya musim kemarau, yaitu : di kabupaten Banyumas pada bulan Juni dekade I, di'kabupaten Brebes pada bulan Mei dekade III, dan di kabupaten Klaten, Pati serta Sukoharjo pada bulan Mei dekade II. Sedangkan tingkat produktivitas kristal gula tinggi terdapat di kabupaten Klaten dan Sukoharjo dengan jumlah curah hujan kurang dari 2.000 milimeter per tahun. Tingkat produktivitas kristal gula sedang terdapat di kabupaten Pati dan Brebes dengan jumlah curah hujan antara 2.000 sampai 2.500 milimeter per tahun. Sedangkan tingkat produktivitas kristal gula rendah terdapat di kabupaten Banyumas dengan jumlah curah hujan lebih besar dari 2.500 milimeter per tahun. Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan scatter diagram' dan korelasi Pearson diket^hui bahwa hubungan antara jumlah curah hujan dengan produktivitas kristal gula adalah kuat dan negatif (r = 0,94). Dapat diartikan bahwa jumlah curah hujan rendah mempunyai peranah terhadap tingkat produKtivitas kristal gula tinggi dan sebaliknya. Adapun besarnya peranan jumlah curah hujan terhadap produktivitas gula adalah 88 prosen (KP = koefisien penentu = 0,88).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaumil D. P. Putra
Abstrak :

ABSTRAK
Pola curah hujan di Indonesia dapat dikatakan bahwa pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai timur. Saat mulai hujan bergeser dari barat ke timur. Hujan merupakan sumber ketersediaan air bagi usaha pertanian sawah sederhana. Pada gilirannya kelangsungan usaha pertanian sawah tergantung pada keberadaan hujan. Jumlah hujan tidak begitu penting, hujan rata-rata umumnya sangat banyak. Namun yang penting bagi mereka adalah kapan musim hujan tiba dan berapa 1amanyamusim hujan. Usaha untuk menentukan mulainya musim hujan di Pulau Jawa telah dilakukan oleh de Boer.

Masalah yang dibahas dalam penelitian mi adalah Kapan permulaan datangnya musim hujan di Pantai Utara Jawa antara Rembang dan Tuban?, Apakah ada perbedaan waktu petani turun ke sawah clan bagaimana hubungannya dengan pola awal musim hujan antara Rembang dan Tuban?

Wilayah penelitian adalah Kabupaten Rembang di Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tuban di Propinsi Jawa Timur. Kriteria permulaan datangnya musim hujan menggunakan kriteria de Boer, yaitu satu bulan dibagi tiga (1,2,3) masing-masing 10 han. Data yang digunakan adalah data curah hujan tahunan untuk mengetahui fluktuasi di bulan apa awal musim hujan dan data curah hujan harian untuk mengetahui di 10 hari keberapa awal musim hujan di bulan tersebut pada tiap stasiun pengamatan hujan dari tahun 1987 - 1996. Stasiun pengamat hujan yang digunakan adalah stasiun yang masih berfungsi dan datanya dicatat secara konsisten dari tahun 1987 - 1996 oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Wilayah awal musim hujan adalah tempattempat yang mempunyai awal musim hujan yang sama. Pola awal musim hujan adalah pola yang menggambarkan wilayah awal musim hujan. Awal musim tanam padi adalah pertama kali petani turun ke sawah untuk mengolah tanah pertanian. Wilayah awal musim tanam padi adaith tempat-tempat yang mempunyai awal musim tanam padi yang sama.Pola awal musim tanam padi adalah pola yang menggambarkan wilayah awal musim tanam padi. Petani yang dimaksud dalam penelitian mi adalah orang yang mata pencahariannya bercocok ta.nam/mengusahakan tanah (Poerwadarminta, 1976). Sawah tadah hujan adalah sebidang tanah yang secara periodik atau terus menerus ditumbuhi padi dan dicirikan dengan ketergantungannya pada ketersediaan air permukaan dari hadirnya hujan sebagai sarana pertumbuhan padi.

Untuk menjawab masalah dilakukan perhitungan dengan menggunakan kritenia de Boer dan survei lapang.Adapun dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh ningkasan: Jumlah curah hujan rata-rata per tahun dan tahun 1987 - 1996 di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban adalah berkisar antara 1200 - 2 ,000 mm. Jumlah curah hujan rata-rata pertahun tertinggi adalah pada tahun 1989 sebesar 1985 mm dan terendah pada tahun 1994 sebesar 1233 mm.

Awal musim hujan di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban adalah 6 - 15 November sebagai sepuluh hari pertama November, 16 - 25 November sebagai sepuluh hari kedua November, 26 November - 5 Desember sebagai sepuluh hari ketiga November, 6 - 15 Desember sebagai sepuluh hari pertama Desember dan 16 - 25 Desember sebagai sepuluh hari kedua Desemben. Pola awal musim hujan di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban adaiah di sebelah timur datangnya awal musim hujan makin lambat, sebaliknya di sebelah barat datangnya awal musim hujan makin cepat.

Pola awal musim hujan di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban mengikuti pola umum curah hujan di Indonesia, yaitu tempat yang terletak di sebelah barat musim hujannya datang lebih dulu dan pada tempat yang letaknya Iebih ke timur, pada pulaupulau dengan rezim barat.

Pola awal musim tanam padi di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban mengikuti pola awal musim hujan di wilayah penelitian yaitu sebelah barat wilayah penelitian awal musim tanam padinya lebih dulu dibandingkan sebelah tengah maupun timur wilayah penelitian. Dapat disimpulkan bahwa semakin ke arah barat maka awal musim hujan dan awal musim tanam padi semakin awal mulainya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>