Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Arifin Kusuma Gani
"Hospitalisasi dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap respon fisiologis dan perilaku kecemasan anak usia sekolah selama hospitalisasi di rumah sakit wilayah Cilacap. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental, Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design, sampel berjumlah 36 anak dengan masingmasing 18 anak pada kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan secara bermakna pada rata-rata respon fisiologis kecemasan setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,029). Pada rata-rata respon perilaku kecemasan juga terdapat penurunan yang bermakna setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,000). Rekomendasi dari penelitian ini adalah supaya perawat dapat menerapkan intervensi terapi musik sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan pada anak usia sekolah selama hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. This study aimed to determine the effect of music therapy on physiological responses and anxiety behavior during hospitalization for school-age children in Cilacap district hospitals. This study uses Quasi Experimental design, pretest posttest Non Equivalent Control Group Design, samples from 36 children with each of the 18 children in the intervention and the control groups.
The results showed there is significant fall in average physiological responses of anxiety after music therapy (p value = 0,029). On average there are also concerns the response behavior of a significant decrease after music therapy (p value = 0,000). Recomendations from this study is that nurses can apply music therapy intervention in an attempt to reduce anxiety in school-age children during hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesia. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence very high almost 75-80%. This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para's mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest-posttest with control group and intervention group. Intervention group listened ti instrumental music which is Mozart classical musiv type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz's in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00WIB a.m an on 14.00 WIB along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person. The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues' prevention. On motherwhich sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1.80. meanwhile mother that doesn't listened to musical therapies. The research conclusion is the implementasion of listened in musical therapy so effective in postpartum blues' prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum's mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic"
BULHSR 14:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bahtiar
"ABSTRAK
Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang mempengaruhi spiritual lansia. Spiritual menjadi kebutuhan penting pada lansia dengan depresi sehingga penanganan intervensi keperawatan dengan pendekatan spiritual perlu diterapkan dalam menurunkan tingkat depresi lansia. Intervensi keperawatan SILANSIA (spiritual bagi lansia) digunakan sebagai usaha penanganan dalam menurunkan tingkat depresi lansia pada individu, keluarga dan masyarakat. Intervensi SILANSIA diimplementasikan kepada lansia depresi sebanyak 106 orang diberikan selama 30 menit per sesi sebanyak 8 sesi. Kriteria inklusi adalah: berusia 60 tahun ke atas, memiliki tingkat depresi ringan dan sedang, tidak mengalami gangguan kognitif dan pendengaran. Hasil implementasi kepada keluarga dan kelompok didapatkan rerata nilai depresi lansia adalah 4,79 sebelum intervensi menjadi 2,48 sesudah intervensi. Artinya rerata nilai depresi lansia mengalami penurunan sebanyak 2,31. Hasil uji independent t test didapatkan nilai p value <0,05. Intervensi SILANSIA (Spiritualitas lansia) berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi lansia di kelurahan Cisalak Pasar. Intervensi SILANSIA dapat digunakan sebagai pilihan intervensi keperawatan dan direkomendasikan agar diterapkan pada individu, kelompok dan masyarakat sebagai intervensi dalam menangani masalah depresi lansia di komunitas.

ABSTRACT
Depression is a mental health problem that affects the spiritual elderly. Spiritual is a vital need for the elderly with depression so that the handling of spiritual intervention nursing approaches needs to be applied for the decrease depression level. An effort to reduce the level of depression in the elderly used SILANSIA nursing intervention (spiritual for the elderly). SILANSIA intervention was implemented for 106 depressed older adults, and the intervention was given for 30 minutes per session as many as eight sessions. Inclusion criteria are: 60 years and over, have mild and moderate levels of depression, do not have cognitive and hearing impairment. The results of the implementation of the family and group obtained the average depression value of the elderly was 4.79 before the intervention to 2.48 after the intervention, meaning that the average depression value of the elderly decreased by 2.31. The results of the independent t-test found that the p-value <0.005 means that there is the effectiveness of the SILANSIA intervention (the elderly s spirituality) the level of depression of the elderly in the Cisalak Pasar village. The SILANSIA intervention program can be applied as a choice of nursing interventions. It would be a recommendation for an individual, group and community in dealing with elderly depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ariyanti
"Kanker prostat merupakan salah satu penyakit keganasan pada saluran kemih atau organ reproduksi pria yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada pria di dunia. Salah gejala yang dirasakan oleh pasien kanker adalah nyeri. Manajemen nyeri yang adekuat diperlukan agar nyeri dapat dikontrol dengan baik. Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk melaporkan kasus pasien dengan kanker prostat dan penerapan intervensi terapi musik pada manajemen nyeri. Salah satu intervensi yang digunakan dalam manajemen nonfarmakologi adalah terapi musik. Musik dapat menstimulasi pelepasan endorphin dan sistem neuro-hormonal, bereaksi pada reseptor spesifik di otak yang dapat mengubah emosi, mood, fisiologis dan psikologis dimana dapat berpengaruh terhadap respon dan persepsi pasien terhadap nyeri yang dirasakan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi selama enam (6) hari didapatkan terdapat penurunan skala nyeri.

 


Prostate cancer is a cancer of the urinary system in the male reproductive organs, which is one of the biggest causes of death in men in the world. One of the symptoms of cancer patients is pain. Adequate pain management is required so that pain can be well controlled. This Paper is a case study which aims to report cases of patients with prostate cancer and the application of music therapy interventions to pain management. One of the interventions used in nonpharmacological management is music therapy. Music can stimulate the release of endorphins and the neuro-hormonal system, reacting to specific receptors in the brain that can change emotions, moods, physiology and psychology which can affect the patients response and perception of pain. The results obtained after the intervention for six (6) days showed a decrease in the pain scale"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, A.N. Dahlia
"Pendahuluan: Agitasi merupakan kejadian umum yang dialami pasien di ruang intensif, bersifat fluktuatif, terjadi kapan saja baik siang maupun malam hari sejak hari pertama menjalani perawatan di ruang intensif serta bisa berlanjut pada hari-hari berikutnya. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan agitasi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot terhadap penurunan agitasi pasien di ruang perawatan intensif. Metode: Desain penelitian quasy eksperiment pre post test design with control group. Metode pemilihan sampel yakni consequtive sampling dengan jumlah sebanyak 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien berusia di atas 18 tahun, pasien dengan skala agitasi RASS ≥ 2, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan berkomunikasi secara nonverbal (pada pasien terintubasi dapat dengan mengangkat jari, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala) jika ada pertanyaan peneliti pada saat pengumpulan data; GCS ≥ 9; tidak menggunakan sedasi minimal 3 jam sebelum perlakuan dan tidak menggunakan agen penghambat neuromuskuler. Instrumen penelitian dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale dalam mengumpulkan data agitasi sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada skor agitasi sesaat setelah (p<0,001: α:0,05) dan 3 jam setelah perlakuan (p=0,007: α:0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat agitasi antara kelompok kontrol dan intervensi sesaat setelah dan 3 jam setelah perlakuan (p<0.001; α:0.05). Kesimpulan: Intervensi kombinasi terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot sebagai bagian dari terapi komplementer dapat digunakan untuk menurunkan agitasi pada pasien di ruang intensif.

Agitation is a common occurrence experienced by patients in intensive care, is fluctuating, occurs at any time of the day or night since the first day of treatment in the intensive care unit and can continue in the following days. One intervention that can be used to reduce agitation is the provision of complementary therapy in the form of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy. Objective: This study aims to identify the effect of relaxation music therapy and bergamot citrus aromatherapy on reducing patient agitation in the intensive care unit. Methods: Quasy experimental research design pre post test design with control group. The sample selection method is consequtive sampling with a total of 50 respondents, divided into control groups and intervention groups who meet the inclusion criteria such as patients over 18 years of age, patients with RASS agitation scale ≥ 2, have good hearing ability and communicate nonverbally (in intubated patients can be by raising a finger, winking, or nodding the head) if there are researcher questions at the time of data collection; GCS ≥ 9; not using sedation at least 3 hours before treatment and not using neuromuscular blocking agents. The research instrument used the Richmond Agitation Sedation Scale in collecting agitation data before and after treatment. Results: Based on the results of bivariate analysis with Wilcoxon test, there is a significant mean difference in agitation score immediately after (p<0.001: α: 0.05) and 3 hours after treatment (p=0.007: α: 0.05). The Mann Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of agitation between the control and intervention groups shortly after and 3 hours after treatment (p<0.001; α: 0.05). Conclusion: The combined intervention of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy as part of complementary therapy can be used to reduce agitation in patients in the intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Maria A. Wijayarini
"Metode mendengarkan musik selama kehamilan mulai dikenalkan pada masyarakat, namun belum diketahui gambaran penyesuaian diri ibu hamil baik fisik dan psikologisnya selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Tujuan penelitian mengidentifikasi dan menggambarkan adaptasi fisiologis dan psikologis ibu hamil yang mendapatkan terapi musik selama trimester kedua dan ketiga selain perawatan antenatal yang diterimanya. Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan tipe studi kasus. Sampel adalah seorang ibu hamil.
Pengambilan sampel: sampel dicuplik secara purposive sampling yang memenuhi kriteria penerimaan, yakni usia kehamilan sekurangkurangnya 18 minggu, tanpa masalah kesehatan atau komplikasi penyakit lain selama kehamilannya, mendapatkan ANC di unit pelayanan kesehatan, dan bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini selama kurang lebih 20 minggu.
Instrumen pengumpulan data terdiri dari :
1)format demografik,
2) instrumen wawancara mendalam tentang respon psikologis dan pandangan ibu terhadap kehamilannya,
3) catatan harian ibu hamil beserta daftar tiliknya (checklist) tentang keluhan, gerakan janin setiap hari, serta perubahan yang dirasakan ibu terhadap fisiknya,
4) musik ibu hamil beserta tapenya,
5) instrumen pemeriksaan fisik.
Metode pengumpulan data: responden yang memenuhi kriteria dirnintai persetujuan penelitian dan dilakukan wawancara. Setelah itu ia diminta untuk mengisi lembar catatan harian ibu hamil. Setiap minggu peneliti melakukan pemeriksaan fisik. Wawancara dilakukan pada ibu selarna dua kali selama trimester kedua dan ketiga.
Analisa data: sesuai dengan sifat penelitian ini (within-case analysis, Creswell, 1998) data dianalisa secara deskriptif berdasarkan isu yang muncul (untuk data adaptasi psikologis) dan interpretasi arti dari hasil pengamatan serta pemeriksaan (untuk data adaptasi fisik) (Stake, 1995).
Hasil Penelitian: didapatkan bahwa adaptasi fisik dan psikologis ibu yang menerima terapi musik selama trimester kedua dan ketiga kehamilannya selama 1/2 sampai 1 1/2 jam setiap harinya memiliki adaptasi positif terhadap kehamilannya. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai-riilai normal dalam perubahan fisiknya dan tugas perkembangan psikologisnya yang terpenuhi. Penyesuaian fisiknya serupa dengan perubahan normal dari ibu selama keharnilan. Namun terdapat perbedaan kecil pada perubahan fisik antara klien dan nilai normal, yakni dalam pertambahan berat badan. Data kualitatif pada adaptasi psikologis dari responden dijelaskan dalam penyesuaian adaptif dan maladaptif Terdapat sedikit perbedaan antara tugas perkembangan ibu secara umum dan responden ini, yakni jarak sosial selama trimester kedua dan ketiga. Hal ini kemungkinan berhubungan dengan latar belakang budaya. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa musik dapat membenkan efek penenang bagi emosi responden sehingga responden lebih siap menerima peran sebagai orangtua.
Kesimpulan: responden yang mendengarkan musik Mozart (untuk ibu hamil) memiliki adaptasi fisik dan psikologis yang sesuai dengan adaptasi normal pada ibu hamil.
Rekomendasi: dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada area yang sama dengan disain eksperimental dan sampel yang lebih banyak agar dapat digeneralisasi hasilnya. Penelitian longitudinal tentang dampak musik pada tumbuh kembang bayi juga diperlukan. Selain itu penelitian yang menggunakan instrumnen musik yang berbeda juga dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
"ABSTRAK
Perbaikan kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Perbaikan tersebut diarahkan kepada kesehatan fisik dan psikologis. Masalah psikologis ibu postpartum primipara diantaranya kejadian postpartum blues yang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan ibu secara tidak langsung. Dari hasil penelitian sebelumnya kejadian postpartum blues sangat tinggi sekitar 75% - 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik dalam mencegah postpartum blues pada ibu postpartum primipara. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment, pretest-postest dengan kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberi terapi musik instrumental yakni musik klasik tipe Mozart: Eine Kleine Nachtmusik dengan frekuensi 20-40 cps hertz lamanya 15-20 menit, dilakukan 2 kali sehari yakni pukul 8.00 dan pukul 14.00 selama 3 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara yang dirawat di ruang kebidanan RSCM Jakarta Pusat, dengan jumlah masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 18 orang.
Hasil uji regresi logistik dan regresi linear ganda membuktikan ada pengaruh terapi musik terhadap pencegahan postpartum blues. Pada ibu yang diberi terapi musik terjadi penurunan skor kejadian postpartum blues sebesar 1,80. Ibu yang tidak diberi terapi musik memiliki peluang untuk mengalami postpartum blues sebesar 5,60 kali dibanding dengan ibu yang diberi terapi musik.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian terapi musik sangat efektif dalam pencegahan postpartum blues. Sebagai rekomendasi hasil studi ini perlu diberikan terapi musik bagi semua ibu postpartum sebagai salah satu intervensi terapi relaksasi di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas maupun klinik bersalin.

ABSTRACT
Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesian. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence which becomes a factor indirectly contribute to mother health. The research result before the postpartum blues evidence very high almost 75%-80%.
This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para?s mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest - posttest with control group and intervention group. Intervention group listened to instrumental music which is Mozart classical music type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz?s in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00 WIB a.m and on 14.00 WIB p.m along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person.
The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues? prevention. On mother which sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1, 80. Meanwhile mother that doesn't listened to musical therapy have opportunity to get postpartum blues evidence as 5, 60 times against mother was sounding off by music therapies.
The research conclusion is the implementation of listened in musical therapy so effective in postpartum blues? prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum?s mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Halim
"Musik bukan saja merupakan sumber suara yang menyenangkan melainkan juga sumber kesembuhan. Musik sebagai terapi telah berkembang, didukung oleh banyak penelitian oleh para ahli di bidang musik, pendidikan dan kedokteran. Dampak terapi musik dapat dilihat pada berbagai kasus, yang menunjukkan pengaruh positif musik terhadap perbaikan perilaku, emosi, dan fisik manusia. Ada beberapa alasan menggunakan musik sebagai terapi yaitu musik sebagai audioanalgesik, pemfokus perhatian, dan lain-lain. Pengaruh musik untuk menolong berbagai pasien non-infeksi seperti Alzheimer, autisme, kanker dan lain-lain, akan dijelaskan disertai studi kasus dan penelitian tentang berbagai penyakit ini. Namun demikian terdapat kontroversi seputar hasil penelitian musik, karena itu penelitian lebih lanjut perlu dilakukan agar dicapai kesepakatan yang dapat mengukuhkan musik sebagai bentuk terapi yang dapat diterima dalam dunia medis masa kini maupun mendatang. (Med J Indones 2002; 11: 250-7)

Music can act not only as a source of enjoyable sound that gives pleasant feeling, but also a source of healing. Music as a therapy has developed, supported by many researches conducted by experts in music, education and medicine. The impact of music therapy can be observed in many case studies, showing the positive effects of music to the betterment of human?s neuro-behavior, emotional and physical states. Some reasons to use music as a therapy are: toget audioanalgesic response, to focus attention, to reinforce learning, to enhance interpersonal relationships, and to promote mind-body health in the medical staff. The use of music to help patients with non-infectious diseases such as Alzheimer disease, autism, cancer, headache, heart disease and stroke are described along with experiments and case studies on these diseases. However controversies around music therapy occurred. Therefore, more experiments need to be taken in order to clear the controversies and to use music as a therapy in the present and future medical treatment. (Med J Indones 2002; 11: 250-7)."
Medical Journal of Indonesia, 2002
MJIN-11-4-OctDec2002-250
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>