Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Arifa Hilma Azzahro
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi media MS yang sesuai untuk multiplikasi tunas kultivar Ambon Kuning. Penelitian menggunakan 28 eksplan bonggol tanaman Pisang Ambon Kuning yang terseleksi penyakit layu Fusarium yang terdiri dari kontrol P1 yang ditanam pada media MS dasar tanpa zat pengatur tumbuh, dan media perlakuan dengan penambahan benzylaminopurin BAP P2, P3, P4 sebanyak 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan penambahan BAP dengan thidiazuron TDZ P5, P6, P7 dengan variasi konsentrasi BAP 5 ppm TDZ 0,1 ppm, BAP 10 ppm TDZ 0,1 ppm, dan BAP 15 ppm TDZ 0,1 ppm. Pengamatan dilakukan selama 9 pekan dengan parameter berupa jumlah tunas yang terbentuk. Hasil uji Anova satu arah P= 0,05 menunjukkan pertumbuhan jumlah tunas berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan optimum untuk multiplikasi tunas adalah pada MS BAP 10 ppm TDZ 0,1 ppm sebesar 9,75 tunas/biakan. Perkembangan biakan Pisang Ambon Kuning pada tiap perlakuan menunjukkan hasil yang beragam. Perlakuan P1 tidak menunjukkan multiplikasi tunas. Multiplikasi tunas ditunjukkan pada P2-P7 dengan perkembangan multiplikasi tunas yang berbeda. Perkembangan biakan P2, P3, dan P7 menunjukkan multiplikasi 2-4 tunas/biakan dengan perkembangan mutiplikasi berupa tunas yang memanjang. Multiplikasi pada P4, P5 dan P6 menunjukkan multiplikasi sebanyak 5-10 tunas/biakan dengan perkembangan multiplikasi berupa tunas berbentuk kumpulan nodul. Pengamatan perkembangan pada biakan didapatkan biakan pada P4 dan P7 menunjukkan abnormalitas berupa pertumbuhan tunas dan daun kerdil.
Study of in vitro shoot multiplication of banana cv. Ambon Kuning on various concentration of Benzylaminopurin and Thidiazuron had been done. Twenty eight Fusarium wilt disease resistant banana corm divided into 7 groups of treatment control treatment P1 inoculated in MS basal media, treatment groups P2, P3, P4 inoculated in MS basal media supplemented with 5, 10, and 15 ppm of BAP and other treatment groups inoculated in MS basal media supplemented with different concentration of BAP 5, 10, and 15 ppm with addition of 0.1 ppm TDZ each. Treatments incubated for 9 weeks. Parameter observed were the number of shoot produced. One way Anova test P le 0.05 showed there is significant difference of number of shoot produced on various concentration media in all treatments. Duncan test 0,05 showed the best treatment for shoot multiplication is MS 10 ppm of BAP 0.1 ppm of TDZ that produced 9.75 shoot culture. The development of banana culture cv. Ambon Kuning on each treatment showed different result. Control treatment P1 showed no multiplication shoot response, otherwise treatment groups P2-P7 showed various multiplication response. The culture development of P2, P3, and P7 resulted 2-4 elongated shoot culture. The culture development of P4, P5, and P6 resulted 5-10 bud culture. The culture development on P4 and P7 showed abnormal shoot formation that shown by development of stunted shoot and leaf."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66656
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widiyatni
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak tandan pohon Musa paradisiaca serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antioksidan. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara maserasi 5 % asam asetat dalam etanol, ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom, dengan menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan fasa geraknya adalah campuran n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet inti 1H dan 13 C.
Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa WPA 2 yang mempunyai rumus molekul C20H14O3 , dan diidentifikasi sebagai 2-Hydroxy-4-(4-methoxyphenyl)-1H-phenalen-1-on. Senyawa WPA 4 dengan rumus molekul C29H48O yang diidentifikasi sebagai stigmasterol. Senyawa WPA 2 tidak menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan karena nilai IC50 = 952,857 ppm, senyawa WPA 4 kurang aktif sebagai antioksidan dengan IC50 = 313,877 ppm., dari hasil uji aktivitas terhadap larva udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa WPA 2 dengan LC50 = 129.72 g/ ml.
This research is to determine some chemical compounds from the extract of Musa paradisiaca bunches and test of biological activity against Artemia salina Leach. and antioxidant activity. This compound was isolated by maceration with 5% aceticacid in ethanol, extract separated by column chromatography with silica gel as stationary phase and the mobile phase is n-hexane, ethyl acetate, methanol in a gradient eluation. Pure chemical compound that has determined the molecular structure by UV-Vis spectrophotometry, Infra Red, mass spectrometry, 1H and 13C Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry. From the results of this research was obtained compounds WPA 2 which has the molecular formula C20H14O3, indentified as 2-Hydroxy-4-(4-methoxyphenyl)-1Hphenalen-1-on, WPA 4 which has the molecular formula C29H48O, indentified as stigmasterol. WPA 2 is not active compounds as antioxidants IC50 = 952.857 ppm, WPA 4 is less active as an antioxidant with IC50 = 313.877 ppm. The results of the activity of shrimp larvae, Artemia salina Leach., Compounds that have Significant activity is a compound WPA 2 with LC50 = 129.72 g / ml."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29025
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
"Telah dilakukan uji pemanfaatan getah pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum Lamb) dalam penyembuhan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus novergicus). Penyembuhan luka bakar dievaluasi dengan menghitung jumlah leukosit PMN dan jumlah fibroblas pada hari ke 7, 14, dan 21 setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan jumlah leukosit PMN pada subjek yang diobati dengan getah pisang ambon relatif lebih signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif dan positif (Bioplacenton ®). Sebaliknya, peningkatan jumlah fibroblas secara signifikan ditunjukkan pada hari ke-14 dan ke-21 setelah perawatan. Kesimpulannya, pengobatan dengan getah pisang Ambon pada luka bakar memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kedua kontrol positif dan negatif.
A study of ambonese plantain banana (Musa paradisiaca var sapientum Lamb) treatment in burn wound healing on the skin of white rats (Rattus novergicus) has been conducted. The wound healing of burn injuries was evaluated by counting the number of PMN leukocytes and fibroblasts at the 7th, 14th, and 21st days following the treatment. The study showed that the decrease in number of PMN leukocytes of subjects treated with ambonese plantain banana was relatively more significant compared to both negative and positive control (Bioplacenton®). In contrast, an increasing number of fibroblasts was significantly demonstrated at the 14th and 21st days after treatment. In conclusion, ambonese plantain banana treatment in burn injuries will provide bett er results compared to both positive and negative controls."
Lengkap +
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Evi Nurhidayati
"Minimnya konsumsi serat dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berbahan dasar buah dan kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai makanan alternatif sumber serat berupa donat yang dapat diterima masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa donat yang paling disukai panelis adalah donat 683 dengan substitusi buah dan kulit pisang (dry basis) sebesar 5,82% buah pisang dan 18,41% kulit pisang. Berdasarkan hasil uji laboratorium, donat 683 memiliki kandungan gizi yaitu energi 338,91 kkal; air 28,23 gram; abu 0,73 gram; lemak10,95 gram; protein 4,31 gram; karbohidrat 55,78 gram; serat pangan larut 2,13 gram; dan serat pangan tak larut 9,12 gram per 100 gram donat. Penambahan buah dan kulit pisang dengan kadar serat tinggi pada donat formulasi meningkatkan jumlah energi, kadar abu, lemak, karbohidrat, dan kadar serat pangan total (serat pangan larut dan tak larut).
Deficiency of dietary fiber can cause so many diseases. The main goals from this research are to make innovative product, especially donut, that made from fruit and peel of banana (Musa paradisiaca) and also to know the acceptance for this product. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 50 students from Faculty of Public Health UI. The result of this research shows that the favorite donut is donut 683 that substituted by 5,82% banana fruit and 18,41% banana peel (dry basis). Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of donut 683 are 338,91 kcal of energy; 28,23 gram of moisturize (water); 0,73 gram of ash; 10,95 gram of fat; 4,31 gram of protein; 55,78 gram of carbohydrate; 2,13 gram of soluble dietary fiber; and 9,12 gram of insoluble dietary fiber per 100 gram of donut. Addition of fruit and peel of banana, that contain with high fiber, can increase the content of energy , ash, fat, carbohydrate, and total dietary fiber (soluble and insoluble dietary fiber)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60321
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library