Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeon, Ho-Tae
Seoul: National University Press, 2007
KOR 759.951 9 JEO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jon, Ho-tae, 1959-
Seoul: Seoul University, 2008
KOR 729.5 JON k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jon, Ho-tae, 1959-
Korea Seoul: Pulbit, 2006
KOR 729.5 JON g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chon, Ho-t`ae, 1959-
Seoul: Seoul National University Press, 2007
751.73 CHO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Sofia Asharhani
Abstrak :
Setiap kota akan memberikan citra yang berbeda ketika kita menelusuri bagian-bagiannya. Skripsi ini memaparkan pembentukan citra yang dapat diwujudkan dari tampilan visual kota pada façade. Peran serta warga kota dalam membentuk citra kota merupakan hasil dari perwujudan pemenuhan kebutuhan mereka dalam berkota. Seni visual, khususnya Mural dan Graffiti menjadi bahasan pada skripsi ini dalam pembentukan townscape dan juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan warga. Pemilihan lokasi penyajian seni visual juga terkait dengan beberapa faktor tertentu. Hasil analisis dari studi pustaka dan studi kasus menunjukkan bahwa peranan seni visual yang yang muncul akan menghadirkan dampak yang beragam. Demikian pula dalam hal kemunculannya yang memiliki pola berbeda. Kota Yogyakarta menjadi lahan observasi untuk mendukung penulisan ini. ......Every city will impress their image differently when we through its parts. This paper tries to reveal how the image of a city emerges from the city visual display appeared on façade. Citizen needs is the motive of them to participating on city image making (townscape). Visual Art especially Mural and Graffiti is the main topic in this paper to making townscape beside to accomplish citizen needs. The locations are choosing with concerned on certain factor. The analysis results from theory and case study shows that visual art which appeared on city façade represent different impact on townscape. The character of location is divers from each other. Yogyakarta City becomes the case study in this paper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Handaru Pratama
Abstrak :
Perkembangan seni di ruang kota mengalami transformasi seiring berkembangnya kota di dunia. Beberapa jenis seni yang muncul di ruang kota sebagai manifestasi dari dialektika sosio-spasial adalah seni jalanan dan graffiti. Meskipun dikonstruksikan sebagai aktivitas laki-laki, namun di Indonesia terdapat sebuah komunitas bernama Ladies on Wall, yang mewadahi perempuan yang aktif pada dua bidang seni tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana seniman perempuan menggunakan mural dan graffiti sebagai strategi dalam mengakses dan mengklaim ruang kota. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi, penelitian ini menunjukan bahwa seniman perempuan memiliki tantangan yang lebih besar daripada laki-laki yang menggeluti hal yang sama. Penulis melihat hal ini disebabkan oleh keterbatasan perempuan dalam mengakses ruang publik yang dalam penelitian ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu psikologi, budaya dan kebijakan. Selain itu, penelitian ini menunjukan bahwa tantangan juga datang dari dalam subkultur graffiti itu sendiri yang berupa tekanan dari graffiti writer laki-laki dan fenomena poser pada kelompok graffiti perempuan. Meskipun demikian, perempuan-perempuan tersebut dapat bernegoisasi dengan keadaan ruang kota yang tidak aman dan ramah terhadap mereka melalui beberapa strategi. Melalui mural dan graffti, seniman perempuan tersebut dapat mengakses ruang kota secara penuh dan mengklaim kembali ruang kota dengan menciptakan ruang sosial dan diferensial baru bagi mereka.
The development of art in urban spaces have experienced a massive transformation as the city itself grows. Some of the arts that are found in cities as a manifestation from socio-spatial dialectics are street art and graffiti. Even though it is constructed as a commotion for male, in Indonesia, there is a community called Ladies on Wall, that enables female to be present in that two types of arts. This study aims to analyze how female artists uses mural and graffiti as a strategy to access and claim urban spaces. Using the qualitative and ethnography method, this study will show how female artists faces various challenges that are far bigger than what male faces in the same area of interest. Writer sees this as a cause of females limitation in accessing public places in which there are three main factors; psychology, culture and policy. Other than that, this study shows that challenges also come from graffiti subculture itself, which is the pressure from male graffiti writers and poser phenomenon from female graffiti groups. Even so, the female artists are able to negotiate with the current situation of the urban space-not safe but still accessible with strategies. Through mural and graffiti, female artists are able to fully access urban places and claim their space by creating new social places for themselves.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T55182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhya Razanne Tiara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan slacktivism dan eskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite. Slacktivism sendiri merupakan tindakan pada ambang batas rendah di suatu gerakan sosial digital yang meliputi namun tidak terbatas pada pemberian like, comment, share, retweet semata. Studi-studi yang membahas mengenai slacktivism dalam gerakan sosial yang terbentuk di ruang digital ditemukan saling kontradiktif, yakni (1) studi yang cenderung pesimis akan slacktivism dan kaitannya dengan eskalasi gerakan sosial karena adanya karakteristik kental berupa lemahnya keterlibatan aktor, aksi yang berada pada ambang rendah, dan tidak adanya pandangan ideologi yang mendalam dari para aktor sehingga justru dipandang kurang memberikan kontribusi yang signifikan pada gerakan; dan (2) studi yang cenderung optimis akan slacktivism dan eskalasi gerakan sosial memandang bahwa aksi dari para aktornya justru membawa dukungan yang bermakna pada level tertentu dalam meningkatkan aspek-aspek gerakan sosial sehingga salah satunya mampu berkontribusi membuka kemungkinan eskalasi gerakan dapat terjadi pada kondisi berisiko politik rendah. Pada penelitian ini, penulis memandang bahwa terjadinya slacktivism dan eskalasi gerakan sosial digital tidak sesederhana yang dipandang oleh kubu optimis & pesimis karena untuk dapat terjadinya eskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite, diperlukan prekondisi-prekondisi tertentu dari slacktivism dan gerakan itu sendiri, seperti melalui keterkaitan slacktivism dengan sumber daya gerakan sosial. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian studi kasus yang dilakukan dengan memperoleh data melalui studi pustaka, wawancara mendalam, observasi media sosial dan kegiatan bermural kepada 6 informan (Pihak Gejayan Memanggil, partisipan lomba, dan donatur) melalui studi kasus Lomba Mural Dibungkam. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa slacktivism, yang dipicu oleh sumber daya sosial organisasi yang telah eksis secara onsite maupun online, mampu mengeskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite sekalipun pada kondisi risiko politik yang tinggi melalui adanya prekondisi penggunaan resource mobilization yang terorganisir matang dan berkaitan timbal balik dengan slacktivism dalam gerakan sosial itu sendiri. Selain itu, adanya dukungan dari struktur media sosial tertentu juga ditemukan sebagai kondisi yang memungkinkan slacktivism mengeskalasi gerakan melalui kapasitas slacktivism untuk meningkatkan dukungan kapasitas algoritma media sosial. ...... This study aims to explain slacktivism and the escalation of digital movements towards onsite activism. Slacktivism itself is an action at a low threshold in a digital social movement which includes but is not limited to simply liking, commenting, sharing, retweeting. Studies that discuss slacktivism in social movements formed in digital space are found to be contradictory to each other, namely (1) studies that tend to be pessimistic about slacktivism and its relation to the escalation of social movements due to strong characteristics in the form of weak actor involvement, actions that are at a low threshold , and the absence of deep ideological views from the actors so that they are seen as not making a significant contribution to the movement; and (2) studies that tend to be optimistic about slacktivism and social movement escalation view that the actions of the actors actually bring meaningful support at a certain level in improving aspects of social movements so that one of them is able to contribute to opening up the possibility of movement escalation to occur in conditions of political risk low. In this study, the authors view that the occurrence of slacktivism and the escalation of digital social movements is not as simple as that seen by the optimists & pessimists because for the digital movement to escalate towards onsite activism, certain preconditions are needed from slacktivism and the movement itself, such as through the linkage of slacktivism. with social movement resources. This research belongs to the type of case study research which is carried out by obtaining data through literature study, in-depth interviews, social media observations and mural activities to 6 informants (Gejayan Calling Party, contest participants, and donors) through a case study of the Silenced Mural Contest. The results of the study imply that slacktivism, which is triggered by organizational social resources that already exist both on site and online, is able to escalate digital movements towards onsite activism even in conditions of high political risk through the presence of preconditions for the use of well-organized and reciprocally organized resource mobilization with slacktivism. within the social movement itself. In addition, the existence of support from certain social media structures was also found as a condition that allows slacktivism to escalate movements through slacktivism's capacity to increase the support of social media algorithm capacities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Renaisance Zulkarnain Putri
Abstrak :
Seni mural merupakan salah satu karya seni melukis atau menggambar pada permukaan permanen. Banyak wilayah di Indonesia yang menerapkan seni mural ini untuk memperindah suatu ruang dan membangun identitas kota, salah satunya adalah seni mural yang terdapat di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seni mural terhadap identitas tempat yang terbentuk di Kelurahan Cikini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara secara daring dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini adalah karakteristik tempat seni mural yang ditinjau berdasarkan site terbagi menjadi tembok bangunan umum dan tembok pagar pembatas. Tembok bangunan umum terbagi menjadi tiga, yaitu fasilitas transportasi, fasilitas keamanan, dan fasilitas pendidikan. Berdasarkan situation, karakteristik tempat seni mural ditinjau berdasarkan kondisi keramaian masing-masing tempat seni mural. Seni mural yang dihasilkan di Kelurahan Cikini berpengaruh terhadap identitas tempat yang terbentuk di masing-masing tempat seni mural. Seni mural menambahkan identitas tempat yang baru, yaitu berupa tempat yang menggambarkan mahasiswa/seniman IKJ dan The Last Supper versi budaya lokal, taman yang cantik, tembok yang terlukis berbagai kesenian yang ada di Jakarta, serta tempat yang menggambarkan ajakan untuk mengubah kondisi Kali Pasir yang sering terjadi tawuran dan kondisi warga Kwitang yang sering mengonsumsi narkoba. ......Mural art is one of the art works of painting or drawing on a permanent surface. Many regions in Indonesia apply this mural art to beautify a space and build a city identity, one of which is mural art in Cikini Village, Menteng District, Central Jakarta. This study aims to determine the effect of mural art on the identity of the place formed in Cikini Village. The research method used is a qualitative method and descriptive analysis with a spatial approach. Data collection methods used are bold interviews and field observations. The result of this research is the place of mural art which is reviewed based on the site which is divided into public building walls and parapet walls. The walls of public buildings are divided into three, namely transportation facilities, security facilities, and educational facilities. Based on the situation, the characteristics of the mural art venues are reviewed based on the crowd conditions of each mural art venue. The mural art produced in Cikini Village has an effect on the identity of the place that is formed in each mural art place. The mural art adds a new identity to the place, in the form of a place that depicts students/artists of IKJ and the local cultural version of The Last Supper, a beautiful garden, a wall painted with various arts in Jakarta, as well as a place that depicts an invitation to change the condition of Kali Pasir brawls often occur and the condition of Kwitang residents who often consume drugs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rumaisyah
Abstrak :
ABSTRACT
Ruang transisi tidak hanya berfungsi sebagai ruang untuk bersikulasi. Akan tetapi, menurut teori Boettger 2014, ruang transisi juga dapat berperan sebagai ruang pameran. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini ingin melihat peran elemen ruang transisi sebagai sarana pameran. Pendekatan masalah pada skripsi ini menggunakan studi literatur mengenai ruang transisi dan ruang pameran dan mengaitkanya dengan studi kasus di Kampung Bekelir, Tangerang yang merupakan kampung wisata mural. Pada bagian akhir, skripsi ini menemukan bahwa elemen ruang transisi berperan dalam memfasilitasi berbagai aspek yang seharusnya terdapat pada ruang pameran.
ABSTRAK
The transitional space is not only serves as a space for circulation. However, according to Boettger 39 s theory 2014, the transitional space can also serves as an exhibition space. Therefore, this thesis would like to see the role of transitional space elements as a medium of exhibition. This thesis uses literature study about transitional space and exhibition space and relate it with case study in Kampung Bekelir, Tangerang which is mural tourism kampung. In the final section, this thesis finds that the elements of transitional space play a role in facilitating various aspects that should be in the exhibition space.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library