Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Muzakir
"ABSTRACT
Setiap tahun, jumlah kecelakaan mobil sangat banyak terjadi di berbagai penjuru dunia, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu faktor penyebab kecelakaan mobil ini adalah kecelakaan ganda, yang dimana hal tersebut bisa terjadi, diakibatkan pengendara kurang memperhatikan jarak aman antar kendaraan. Untuk menyiasati kecelakaan akibat hal tersebut, diciptakanlah teknologi Intelligent Cruise Control ICC, sebagai salah satu teknologi pengembangan dari teknologi Cruise Control CC. Perbedaannya terletak pada tujuan sistem. Jika CC hanya menjadikan mobil bergerak dalam kecepatan konstan, ICC menjadikan mobil bergerak dalam kecepatan konstan, serta menjaga jarak dengan mobil di depannya. Namun, mendesain ICC tidak bisa dilakukan secara acak. Hal ini disebabkan kualitas dari teknologi ICC tersebut sangat dipengaruhi oleh model mobil serta jenis pengendali yang digunakan. Jika model mobil dan pengendali tidak sesuai, maka teknologi tersebut tidak berjalan dengan baik. Dalam skripsi ini, peneliti mencoba mendesain teknologi ICC dengan bantuan pengendali prediksi bertingkat, dengan terlebih dahulu mengidentifikasi model yang digunakan, kemudian hasil model identifikasi dan pengendali akan diuji dalam bentuk simulasi untuk membuktikan kualitas model dan pengendali yang telah dirancang sebelumnya.

ABSTRACT
Every year, there are so many car accidents which is happened in the world, even, the accidents tends to increase from year to year. One of the factors causing this car accident is a collision, which can happen, due to the driver 39 s lack of attention to the safe distance between two vehicles. To minimalize the accident, Intelligent Cruise Control ICC technology was created, as one from so many technologies which is developed from Cruise Control CC technology. The difference lies in the purpose of the system. If the CC only keeps the car moving at a constant speed, the ICC keeps the car moving at constant speed, and also can keeps the car 39 s distance in front, However, designing an ICC can not be inconsequentially. This is due to the quality of the ICC technology is strongly influenced by the car model and the type of controller used. In this research, this paper tries to design the ICC technology with multistage model predictive controller MPC , by first to do is identifying the model that is used, then the result of the identification model and the controller will be tested in the form of simulation to prove the quality of the model and the controller that has been previously designed."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniko Nur Pratama
"Saat ini, plastik menjadi perhatian terkait dengan degradasi dan isu-isu lingkungan. Hal ini menyebabkan penelitian untuk mengembangkan bahan ramah lingkungan. Untuk meminimalkan dampak dari masalah tersebut, baru-baru ini penggunaan serat alam sebagai pengisi diperkenalkan karena biodegradabilitas dan ketersediaan. Serat alami yang menjanjikan adalah serat ijuk dari Arenga pinnata tanaman sebagai pengisi dan polypropylene polimer (PP) sebagai matriks. Sayangnya, serat alam dan polimer memiliki sifat yang berbeda, polimer memiliki sifat polar sedangkan serat alam bersifat non-polar sehingga mengurangi kompatibilitas dan dihasilkan kristalinitas yang sangat rendah. Untuk meningkatkan kompatibilitas dan kristalinitas, serat ijuk diberikan perlakuan dengan beberapa tahapan termasuk alkalinization dengan 5% dan 10% natrium hidroksida (NaOH), oksidasi dengan 3% dan 6% sodium hypochlorite (NaClO) dan hidrolisis dengan asam sulfat 20% (H2SO4) di urutan.
Tujuan dari perlakuan bertahap adalah untuk menghapus komponen seperti lignin, lilin, hemiselulosa, memfragmentasi lignin yang tersisa secara oksidatif dan menghilangkan bagian amorf masing-masing. Fourier-Transform Infrared (FT-IR) mengidentifikasi tingkat kompatibilitas sementara itu Differential Scanning Calorimetry (DSC) menunjukan kristalinitas dan Scanning Electron Microscope (SEM) menampilkan permukaan morfologi polypropylene.
Percobaan mengungkapkan bahwa efek dari serat ijuk dengan perlakuan bertahap dari 5% NaOH dan 10% NaOH menghasilkan kristalinitas polypropylene sekitar 31,2% dan 27,64% masing-masing dibandingkan dengan kristalinitas sebelum menambahkan "ijuk" serat untuk 16,8%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh perlakuan meningkatkan kompatibilitas dan kristalinitas polypropylene. Selain itu, penggunaan 5% NaOH menawarkan kristalinitas lebih baik dari polypropylene non-diobati. Percobaan menyimpulkan bahwa dengan menambahkan alkalinized serat ijuk perlakuan bertahap dapat meningkatkan kompatibilitas dan kristalinitas dari polypropylene.

Nowadays, plastics becomes concern associated with its degradation and environmental issues. It has led studies to develop an environmental-friendly material. To minimize the impact of those problems, recently the usage of natural fibers as a filler are introduced because of biodegradability and availability. The promising natural fiber is ijuk fiber from Arenga pinnata plant as a filler and polypropylene (PP) polymer as a matrix. Unfortunately, the natural fibers and polymers have the different properties on which polymers are polar while natural fibers are non-polar so that reducing the compatibility and resulting the poor crystallinity. To enhance the compatibility and crystallinity, ijuk fibers were prepared by multistage treatments including alkalinization with 5% and 10% sodium hydroxide (NaOH), oxidation with 3% and 6% sodium hypochlorite (NaClO) and hydrolysis with 20% sulphuric acid (H2SO4) in sequences.
The purposes of multistage treatments are to remove the components such as lignin, wax, hemicellulose, to cause an oxidative fragmentation of remaining lignin and to annihilate the amorphous parts respectively. Fourier-Transform Infrared (FTIR) confirms the compatibility meanwhile Differential Scanning Calorimetry (DSC) reveals the crystallinity and Scanning Electron Microscope (SEM) displays surface morphology of polypropylene.
The experiments were revealing that the effects of ijuk fibers by the multistage treatments of 5% NaOH and 10% NaOH resulting the crystallinity of polypropylene around 31,2% and 27,64% respectively compared to the crystallinity before adding the ijuk fibers for 16,8%. It indicates that the entire treatments increasing the compatibility and crystallinity of polypropylene. In addition, the use of 5% NaOH offers the better crystallinity than non-treated polypropylene. The experiments conclude that by adding alkalinized ijuk fibers of multistage treatments can increase the compatibility and crystallinity of polypropylene.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T47073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Heru Sartono
"Penelitian ini mengenai pemodelan untuk penjadwalan proses produksi pada industri pembuatan silicon polished wafer 5 - dan 6 - . Proses produksi untuk kedua produk ini memiliki tipikal flexible flow shop dengan variasi type barang mencapai 12 jenis. Setiap type barang harus melalui empat tahapan proses yang harus dilakukan secara berurut. Adanya limitasi fleksibilitas proses pada tiga buah tahapan menyebabkan masalah penjadwalan menjadi kompleks Pendekatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah penjadwalan ini adalah dengan menerapkan dua metode dispatching rule, yaitu SPT (shortest processing time) dan EFT (earliest finish time).
Metode lain yang digunakan adalah pengelompokan unit pesanan ke dalam sebuah family untuk meminimalkan kendala limitasi fleksibilitas proses pada dua buah tahapan. Kombinasi ketiga metode ini dituangkan ke dalam suatu algoritma multiproduct-multistage dan diaplikasikan pada inisialisasi solusi. Dari inisialisasi solusi ini dihasilkan penjadwalan awal untuk masing-masing tahapan. Optimasi dilakukan terhadap inisisalisasi solusi dengan menggunakan Algoritma Genetika. Algoritma Genetika akan mencari solusi terbaik yang mendekati optimal melalui serangkaian proses seleksi terhadap sekumpulan alternatif solusi yang ada.

The study concerns in modeling the production schedule of 5' and 6' Silicon Polished Wafer manufacturing. The process of both products is categorized as flexible flow shop with 12 different types of product. Each product is processed through four stages with fixed sequence. There are some limitation of process flexibility among three of four stages that also causes the scheduling become difficult to arrange. Some dispatching rule is applied to solve the schedule problem. SPT (shortest processing time) and EFT (earliest finish time) is the two of dispatching rule which used for this kinds of problem.
The other method that also carried out with those two dispatching rule is job families approaching. Job families approaching will minimize the effect of limited process flexibility. Those combined methods will be developed to be an algorithm called multiproduct-multistage algorithm and applied to the initial solution. The initial solution consists of the schedule of each stage. Initial solution is optimized by using Genetic Algorithm. Genetic Algorithm is search process of the best solutions among possible solutions by simulating the natural evolutionary process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51963
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Rachadi
"Penelitian ini mengenai pemodelan untuk penjadualan produksi mini boom dan mini arm di PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia. Proses produksi untuk kedua produk ini memiliki tipikal flexible flow shop dengan variasi type barang mencapai 12 jenis. Setiap type barang harus melalui tiga tahapan proses yang harus dilakukan secara berurut. Adanya limitasi fleksibilitas proses pada dua buah tahapan menyebabkan masalah penjadualan menjadi kompleks. Pendekatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah penjadualan ini adalah dengan menerapkan dua metode dispatching rule, yaitu SPT (shortest processing time) dan EFT (earliest finish time). Metode lain yang digunakan adalah pengelompokan unit pesanan ke dalam sebuah family untuk meminimalkan kendala limitasi fleksibilitas proses pada dua buah tahapan. Kombinasi ketiga metode ini dituangkan ke dalam suatu algoritma multiproduct-multistage dan diaplikasikan pada inisialisasi solusi. Dari inisialisasi solusi ini dihasilkan penjadualan awal untuk masing-masing tahapan. Optimasi dilakukan terhadap inisisalisasi solusi dengan menggunakan Genetic Algorithm. Genetic Algorithm akan mencari solusi terbaik yang mendekati optimal melalui serangkaian proses seleksi terhadap sekumpulan alternatif solusi yang ada.

The study concerns in modeling the production schedule of mini boom and mini arm in PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia. The process of both products is categorized as flexible flow shop with 12 different types of product. Each product is processed through three stages with fixed sequence. There is a limitation of process flexibility among two of three stages that also causes the scheduling become difficult to arrange. Some dispatching rule is applied to solve the schedule problem. SPT (shortest processing time) and EFT (earliest finish time) is the two of dispatching rule which used for this kinds of problem. The other method that also carried out with those two dispatching rule is job families approaching. Job families approaching will minimize the effect of limited process flexibility. Those combined methods will be developed to be an algorithm called multiproduct-multistage algorithm and applied to the initial solution. The initial solution consists of the schedule of each stage. Initial solution is optimized by using Genetic Algorithm. Genetic Algorithm is search process of the best solutions among possible solutions by simulating the natural evolutionary process."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T41017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rafif Prasetyo
"Penelitian ini merupakan rangkaian dari proses pengolahan bijih nikel laterit hingga menjadi produk antara yakni mixed hydroxide precipitate (MHP) menggunakan proses hidrometalurgi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan pengotor utama besi dan pengotor lainnya serta meningkatkan efisiensi kandungan elemen berharga seperti nikel dan kobalt. Sampel awal yang digunakan pada penelitian ini berbentuk pregnant leach solution (PLS). Selanjutnya, PLS akan dilakukan proses multistage iron removal dengan menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) dengan kadar 25% w/w, 15% w/w, dan 12,5% w/w pada masing-masing tahap. Kemudian sampel dipanaskan pada temperatur 90oC selama 2, 1,5, dan 1 jam pada setiap tahap. Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan melakukan presipitasi MHP pada sampel yang telah melewati multistage iron removal. Proses presipitasi MHP dilakukan dengan menggunakan reagen natrium hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 2,5M. Presipitasi dilakukan hingga mencapai pH 9 lalu dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 90oC selama 1 jam. Pada penelitian ini, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan tidak meningkatnya kadar nikel secara signifikan sehingga belum terbentuk produk yang diinginkan. Faktor tersebut diantaranya kadar pengotor lain seperti sulfur dan mangan yang masih cukup tinggi, ageing time yang terlalu lama, kecepatan titrasi yang terlalu tinggi, dan tingkat kejenuhan sampel yang tinggi. Hasil dari proses multistage iron removal menunjukkan bahwa terjadi pengurangan kandungan besi hingga 92% melalui pengujian ICP OES. Sementara itu, pada proses presipitasi MHP dihasilkan nikel dengan kandungan mencapai 18,83%.

This research is a series of processing of lateritic nickel ore to become an intermediate product, namely mixed hydroxide precipitate (MHP) using a hydrometallurgical process. This research aims to reduce the content of the main impurities iron and other impurities and increase the efficiency of the content of valuable elements such as nickel and cobalt. The initial sample used in this study was in the form of pregnant leach solution (PLS). Furthermore, PLS will be carried out a multistage iron removal process using calcium carbonate (CaCO3) with levels of 25% w/w, 15% w/w, and 12.5% w/w at each stage. Then the samples were heated at 90oC for 2, 1.5, and 1 hour at each stage. Then, the research was continued by conducting MHP precipitation on samples that had undergone multistage iron removal. The MHP precipitation process was carried out using sodium hydroxide (NaOH) reagent with a concentration of 2.5M. Precipitation was carried out until it reached pH 9 and then followed by heating at 90oC for 1 hour. In this study, several factors were found that caused the nickel content not to increase significantly so that the desired product had not been formed. These factors include the levels of other impurities such as sulfur and manganese which are still quite high, the aging time is too long, the titration speed is too high, and the sample saturation level is high. The results of the multistage iron removal process show that there is a reduction in the iron content of up to 92% through the ICP OES test. Meanwhile, the MHP precipitation process produces nickel with a content of up to 18.83%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cipto Adi Broto
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan metode pengujian triaksial multistage pada tanah kaolin dan membandingkan nilai parameter kuat geser tanah yang diperoleh dengan metode konvensionalnya (single stage). Metode pengujian triaksial multistage ini hanya menggunakan sebuah benda uji tunggal dalam satu seri pengujian sehingga lebih efisien dalam hal penggunaan material, waktu dan biaya. Pada penelitian ini dilakukan pengujian triaksial tipe Terkonsolidasi-Tak terdrainasi (CU) pada sampel tanah kaolin yang dibuat dan dicetak terlebih dahulu dengan diberi beban prakonsolidasi selama jangka waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai parameter kuat geser tanah dari pengujian triaksial multistage CU hanya didapat dalam keadaan tegangan efektifnya (c' dan Φ') dan nilainya relatif sama dengan yang diperoleh dari pengujian konvensionalnya. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut yang mendalam mengenai penerapan metode triaksial multistage pada berbagai jenis tanah.

This study explained about applying multistage triaxial test methods for kaolin and compare the value of shear strength parameter which are obtained with this conventional method (single stage). The multistage triaxial test method is only using a single sample in a series of test with the result that more efficient for usage of material, time, and cost. In this study has been done consolidated undrained type of triaxial test on kaolin samples which have made and molded with given praconsolidated load during given time periods. The result of study refers that the value of shear strength parameter in multistage triaxial test method only obtained in the effective stress (c' and Φ') and have similar values that obtained from the conventional test. Therefore, this study needed further research concerned applications multistage triaxial method in the various soils."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrick William
"ABSTRACT
Perkembangan dari pengendalian stabilitas dalam pergerakan kendaraan elektrik telah berkembang pesat. Pengendalian ini dilakukan dengan tujuan agar tercapai kenyamanan saat berkendara, performa kendaraan yang tinggi dan meningkatkan keselamatan ketika berkendara meskipun pada kondisi kritis agar dapat meminimalisir kecelakaan dari kendaraan. Kendaraan yang jungkir balik atau rollover adalah salah satu keadaan yang sering terjadi ketika kendaraan berada pada kondisi kritis. Pada skripsi ini desain pengendali prediktif pada model kendaraan roda empat diajukan untuk menghindari terjadinya rollover meskipun kendaraan berada pada kondisi kritis. Perancangan dari desain pengendalian ini dimulai dari identifikasi yang bertujuan untuk mendapatkan karakteristik masukan dan keluaran dari pergerakan model kendaraan roda empat dengan metode least square bertingkat. Kemudian model identifikasi tersebut digunakan untuk perancangan pengendali prediktif. Tujuan dari pengendalian ini adalah menjaga agar nilai Load Transfer Ratio LTR dari model kendaraan tetap berada pada batas nilai tertentu agar tidak terjadi rollover sambil menjaga kestabilan pergerakan lateral kendaraan dengan memberikan tekanan pengereman pada tiap roda dari model kendaraan. Desain pengendali prediktif ini kemudian diuji melalui simulasi untuk melihat kemampuan dari pengendali yang telah dirancang.

ABSTRACT
The development of stability control in electric vehicle dynamics are growing rapidly. This control is applied to achieve comfortable situation in driving, vehicle high performance, and enhance safety of vehicle even in critical condition in order to reduce traffic accidents. Rollover is one of event that frequently happen when vehicle in critical condition. This research propose a design of model predictive control in four wheel vehicle model to prevent vehicle from rollover even in critical situation. The design started from model identification in order to get the input and output characteristic from the model with multistage least square method. Then the result of identification is used to design the predictive controller. Objective of this model predictive control is to keep the value of vehicles Load Transfer Ratio LTR at a certain range in order to prevent rollover from happening while still maintain the lateral stability of vehicle with giving braking pressure to each tire of the vehicle model. Then the design of model predictive control tested with simulation in order to see the capability of the controller. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anshafa Shaka Wibowo
"Campuran granular meliputi pasir dan kerikil yang mempunyai pengaruh sebagai parameter stabilitas campuran dan operasi struktur. Beberapa dari campuran ini sangat penting untuk konstruksi teknik sipil seperti tanggul, dinding penahan tanah atau tanah dasar transportasi. Campuran pasir-kerikil (SGM) umumnya digunakan dalam konstruksi bendungan tanah, waduk/pembangkit listrik tenaga air, dan banyak proyek lainnya. Hal ini alami karena strukturnya terdiri dari pasir halus yang ditempatkan di antara kerikil berbutir kasar. Kemudian berkembang untuk menghasilkan pecahan kerikil yang lebih kasar dan pasir yang lebih halus. Perlu digarisbawahi bahwa dalam campuran, GC sebenarnya merupakan faktor dominan yang menentukan besarnya kekuatan geser. Selain itu, pengujian triaksial multitahap pada tanah berkerikil menjelaskan pentingnya bahan konstruksi ini. Sebagai proses awal prosedur pengujian, sampel pasir menjalani analisis saringan awal dan kepadatan kering agar sesuai dengan standar pengujian. Prosedur pengujian meliputi menjalankan sampel pasir melalui analisis saringan awal dan uji kepadatan kering. Analisis saringan awal ditambah uji kepadatan kering digunakan untuk menjaga keseragaman saat pengujian. Kajian tersebut harus melibatkan pemisahan kadar yang berbeda dalam sampel tanah yang hanya mengandung kerikil atau pasir serta yang mengandung campuran garam pasir dan garam. Terakhir, laporan ini akan mengkaji pengaruh garam terhadap kohesi antara kerikil dan pasir selama uji triaksial sesuai dengan analisis nilai kepadatan kering pasir dan kerikil.

Granular mixtures include sand and gravel which have impact as parameters of mixture stability and structural operation. Several of these mixtures are vital for many civil engineering constructions like embankments, retaining wall or transportation subgrades. Sand-gravel mixtures (SGMs) are commonly used in construction of earth dams, reservoirs/hydropower plants, and many other projects. It is by nature because their structure is made up of fine sands which fits in between coarse-grained gravels. It then develop to create coarser gravel and finer sands fractions. It should be highlighted that within the mixtures, GC is actually a dominant factor determining the magnitude of shear strength. Moreover, multistage triaxial tests on gravelly soils explain these significant importance of construction materials. As a pre-process to the testing procedure, a sand sample undergoes initial sieve analysis and the dry density to match the test standards. The testing procedure includes running a sand sample through a preliminary sieve analysis and a dry density test. The initial sieve analysis plus dry density test was employed to uphold uniformity while testing. The study must involve segregation of different grades in a soil sample containing only gravel or sand as well as that containing mixed salt of sand and salt. Finally, this report will examine the influence of salt to the cohesion between gravel and sand during the triaxial test in accordance of the analysis for sand and gravel dry density values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library