Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Wiji Rahayu
Abstrak :
Narkoba adalah salah satu obat-obatan yang seringkali digunakan di dalam dunia kedokteran sebagai obat bius karena memiliki efek penenang dan penahan rasa sakit. Efek-efek tersebut merupakan salah satu alasan yang mengundang banyak orang untuk mencoba dan menggunakan narkoba di luar indikasi medik. Penggunaan narkoba tanpa pengawasan memiliki akibat yang sangat buruk, mulai dari ketergantungan hingga munculnya penyakit-penyakit yang mengakibatkan kematian. Peredaran narkoba yang sulit dideteksi mengakibatkan narkoba mudah dijangkau oleh semua kalangan, tidak terkecuali pelajar, mulai dari SMA hingga perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, penulis akan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjelaskan tingkat kecenderungan pemakaian narkoba pada siswa/i SMA Negeri ABC Jakarta. Penulis juga akan melihat pola hubungan antara tingkat kecenderungan pemakaian narkoba dan faktor-faktor lain yang signifikan. Data yang digunakan merupakan data primer yang berjumlah 198 responden dari tiga kelas di tingkat 10 dan 11 di SMA Negeri ABC Jakarta. Metode yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dan analisis korespondensi berganda. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat tiga faktor yang menjelaskan secara signifikan tingkat kecenderungan pemakaian narkoba pada siswa/i SMA Negeri ABC Jakarta, yaitu kecenderungan minum minuman keras, loneliness, dan lingkungan sosial. Penelitian ini juga menemukan bahwa siswa/i SMA Negeri ABC Jakarta dengan kecenderungan pemakaian narkoba yang tinggi memiliki kecenderungan minum minuman keras yang tinggi dan berasal dari lingkungan sosial yang buruk. Selain itu, siswa/i SMA Negeri ABC Jakarta dengan tingkat kecenderungan pemakaian narkoba yang rendah cenderung memiliki tingkat loneliness yang rendah. ......Illegal drugs are a set of substances which are typically used in medical purposes as anesthesia due to its calming and painkiller effects. These effects are one of the reasons people are allured to try and use illegal drugs without medical prescription. The usage of illegal drugs without supervision has severe effects, from addiction to life-threatening diseases. Illegal drugs distribution which are hard to be detected will cause illegal drugs to be easier reached by everyone, including students, from high school to university. On this research, author will identify factors explaining the tendency level of illegal drug usage on SMA Negeri ABC Jakarta students. Author will also observe relational pattern between tendency level of illegal drug usage and other significant factors. The data used is primary data totaling 198 respondents from three classes in grade 10th and 11th in SMA Negeri ABC Jakarta. The method used is Partial Least Square (PLS) and double correspondent analysis. This research found that there are three significant factors affecting the tendency level of illegal drugs usage in SMA Negeri ABC Jakarta students, namely alcohol usage, loneliness, and environment tendencies. This research also found that SMA Negeri ABC Jakarta students with high tendency level of illegal drugs usage have high tendency in drinking alcohols too and are from bad social environment. Moreover, SMA Negeri ABC Jakarta students with low tendency in illegal drugs usage has a low loneliness levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekavanya Utami Widodo
Abstrak :
Setiap orang akan melewati fase-fase kehidupan mulai dari kanak-kanak, remaja hingga dewasa. Fase transisi dari remaja menuju dewasa disebut fase dewasa awal, di mana terjadi pada mahasiswa yang transisi sekolah menuju tingkat lebih tinggi seperti universitas. Pada fase ini, individu akan mengalami perkembangan fisik dan emosional. Kondisi kematangan emosi tidak terlepas dari berbagai pengaruh, seperti lingkungan, sekolah, keluarga, interaksi sosial dan aktivitas sehari-harinya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor apa saja yang dapat menjelaskan tingkat kematangan emosi mahasiswa. Metode yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) untuk menganalisis kausalitas tersebut. Kemudian akan digunakan metode analisis korespondensi berganda untuk melihat profil tingkat kematangan emosi mahasiswa berdasarkan variabel-variabel yang signifikan. Penelitian ini menemukan bahwa variabel yang menjelaskan tingkat kematangan emosi adalah parental demandingness, parental responsiveness, keaktifan dalam organisasi, religiusitas, jenis kelamin, usia dan status pernikahan orang tua. Penelitian ini juga menemukan profil mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan emosi yang tinggi, yaitu berjenis kelamin perempuan, berusia 21‒23 tahun, memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, aktif dalam organisasi, memiliki pola asuh orang tua tipe permisif, dan dengan kondisi salah satu atau kedua orang tua meninggal dunia serta yang menikah dan masih bersama. Profil mahasiswa yang memiliki tingkat kematangan emosi yang rendah, yaitu berjenis kelamin laki-laki, berusia 18-20 tahun, tingkat religiusitas rendah, tidak aktif dalam organisasi, serta memiliki pola asuh orang tua tipe otoriatif dan dengan kondisi orang tua menikah dan masih bersama. ......Every individual goes through phases of life, starting from childhood, adolescence, and into adulthood. The transitional phase from adolescence to adulthood is referred to as early adulthood, which occurs in students transitioning from school to higher levels such as university. During this phase, individuals undergo development, both in terms of physical maturation and emotional maturation. The state of emotional maturity is influenced by various factors, such as the environment, school, family, social interactions, and daily activities. This research was conducted to examine the factors that can explain the level of emotional maturity among students. The method used is Partial Least Square (PLS) to analyze the causality between these variables. Furthermore, the multiple correspondence analysis method will be employed to examine the profiles of students' emotional maturity levels based on significant variables. The research findings indicate that the variables explaining the level of emotional maturity are parental demandingness, parental responsiveness, involvement in organizations, religiosity, gender, age, and parental marital status. The research also identified profiles of students who exhibit high levels of emotional maturity, namely female gender, aged 21‒23 years, high level of religiosity, active participation in organizations, permissive parenting style, and experiencing the death of one or both parents, also parents who are married and still together. On the other hand, the profiles of students with low levels of emotional maturity include male gender, aged 18‒20 years, low level of religiosity, inactivity in organizations, authoritarian parenting style, and parents who are married and still together.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library