Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhenald Kasali
Jakarta : Penerbitan Sarana Bobo, 2006
658.8 RHE r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christensen, Mary, 1951-
Abstrak :
As far as career opportunities go, network marketing is hard to beat. It costs almost nothing to start, allows for flexible hours, and paves the way for financial independence. Network marketing -- also known as direct selling and multi-level marketing -- has turned millions of people into successful business owners.
New York: American Management Association, 2007
e20443404
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rhenald Kasali
Jakarta: Primamedia Pustaka, 2006
658.409 REN r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Worre, Eric
Surabaya: MIC Publishing, 2014
658.872 WOR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Nurfitri
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang faktor up-line dalam memotivasi individu bergabung menjadi anggota MLM. Dengan dilatar-belakangi fenomena mengenai faktor hubungan antar pribadi yang kental dalam sistem MLM, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ketertarikan pada up-line terhadap motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Variabel ketertarikan dipakai, karena kesediaan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain terkait dengan ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) (Jung, 1978). Sehingga, saat seseorang menerima tawaran untuk menjadi anggota MLM, maka ia pasti memiliki ketertarikan berupa penilaian positif terhadap orang yang mengajaknya. Teori kebutuhan McClelland (1987) dipakai sebagai indikator tingkah laku motivasi. Sedangkan sebagai indikator ketertarikan pada up-line, digunakan teori ganjaran yang diungkapkan Berscheid & Walster (1978) yang menjabarkan lima dimensi interpersonal attraction yakni proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation serta cooperation. Desain penelitian ini adalah field study-hypotesis testing, dengan accidental sampling sebagai metode pengambilan sampel. Partisipan penelitian ini berjumlah 85 orang anggota MLM X. Penelitian ini membuktikan bahwa ketertarikan pada up-line mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Kelima dimensi interpersonal attraction juga terbukti mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Dari lima dimensi interpersonal attraction yang diteliti, ditemukan bahwa reciprocity of liking merupakan dimensi interpersonal attraction pada up-line yang memberikan sumbangan terbesar dalam mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM.
This research studies about up-line's factor in motivating individual to join an MLM. It is based on phenomenon that shows the importance of interpersonal relationship on Multilevel-marketing system. The aim of this research is to prove The effect of interpersonal attraction to up-line on joining motivation as MLM member. Attraction is used as variabel, because willingness to spend time with others relates to interpersonal attraction (Jung, 1978). So, when somebody is intrested in joining an MLM, it means that he/she has some attractions to others who invites him/her to join the MLM. Need's theory of McCleland (1987) is used in this study as behavior indicator of joining motivation as MLM member. For attraction indicator to up-line, this research used Reward Theory by Berscheid & Walster (1978), that describes five interpersonal attraction's dimenssions as proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation, and finaly cooperation. The Design of this research is hypotesis testing-field study with accidental sampling as the sampling method. Participants of this study are 85 member of MLM X. This research proves that interpersonal attracion to up-line influence joining motivation as MLM member. This research also find that all of interpersonal attraction's dimenssion influence joining motivation as MLM member. From five dimenssion of interpersonal to up-line, it is found that reciprocity of liking has the biggest contribution in influencing MLM members to join the MLM.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
158.2 NUR p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Indriani
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam perkembangan perdagangan dunia, yang terarah pada perdagangan bebas, maka Indonesia sebagai negara berkembang terus berusaha mengimbanginya, dengan membuka peluang bisnis bagi masyarakat. Peluang ini ditanggapi secara positif, dibuktikan dengan munculnya berbagai sistem perdagangan dan salah satu yang sedang berkembang pesat adalah bisnis Multi-Level Marketing (MLM), dimana daya tarik dari sistem ini adalah penghasilan dari dua sumber, yakni: selisih harga produk yang dipasarkan dan rabat yang akan didapat dari perusahaan sesuai dengan tingkatan yang diperolehnya. Oleh karenanya potensi penghasilan dari bisnis ini sangatlah besar dan yang perlu kita ingat penghasilan adalah salah satu obyek pajak yang berpengaruh besar dalam pendapatan perpajakan. Permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah: (1) Penerapan Withholding Tax oleh perusahaan MLM, yang memiliki sistem berbeda (lebih rumit) dengan perusahaan bisnis lainnya (yang saat ini diterapkan); (2) Penerapan self assessment system dalam kaitannya dengan penghasilan distributor MLM yang didapat dari keuntungan perdagangan. Peraturan perpajakan mengenai bisnis MLM sudah ada, namun belum lengkap dan belum sesuai dengan UUD RI Tahun 1945. Dimana pengaturan yang dibuat hanya mengarah pada penghasilan rabat dari distributor perseorangan dan pengaturan tersebut dalam bentuk surat edaran yang bukan merupakan peraturan perundangundangan. Hal tersebut mengakibatkan hukum mengenai perpajakan tidak dapat dijalankan dan diterapkan kepada seluruh masyarakat dan hal ini tidak sesuai dengan teori keadilan sebagaimana diungkap oleh Aristoteles yang pada intinya dalam perlakuan yang sama untuk setiap orang di mata hukum. Sehingga dibutuhkan peraturan khusus yang mengatur mengenai pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh distributor MLM, dari tarif sampai dengan prosedur pemungutan, serta diperlukan sosialisasi yang lebih tepat sasaran, sehingga seluruh kalangan masyarakat dapat memahami dan mengetahui tentang peraturan perundangundangan tersebut.
ABSTRACT
In the development of world trade, which focused on free trade, then Indonesia as developing countries will remains to open up business opportunities for the community. This opportunity is responded positively, evidenced by the emergence of various trading systems which one growing rapidly is the business of Multi-Level Marketing (MLM), where the appeal of this system is the income from two sources, namely: the difference in prices of products that are marketed and rebates that will be obtained from the company in accordance with the level obtained. Therefore, the potential income from this business is very large and we need to remember is one object of income tax profound effect on tax revenues. The problems raised in this research are: (1) Implementation of Withholding Tax by the MLM company, which has a different system (more complicated) with other business enterprises (which are currently applied); (2) The application of the self-assessment system in relation to income derived by MLM distributor of trading profits. Tax regulations regarding MLM business is already there, but not complete and not in accordance with the Constitution of Republic of Indonesia Year 1945. Where regulations are made only lead to the rebate income from individual distributor and those regulations which was made in circular letter is not the legislation. This resulted in laws regarding taxation can not be executed and applied to the entire community and this is not in accordance with the theory of justice as revealed by Aristotle that essentially in equal treatment for everyone in the presence of the law. So it takes a special regulation governing the imposition of income tax on income earned by MLM distributors, from tariffs to collection procedures, and its required more targeted socialization, so that the entire community can understand to the legislation., In the development of world trade, which focused on free trade, then Indonesia as developing countries will remains to open up business opportunities for the community. This opportunity is responded positively, evidenced by the emergence of various trading systems which one growing rapidly is the business of Multi-Level Marketing (MLM), where the appeal of this system is the income from two sources, namely: the difference in prices of products that are marketed and rebates that will be obtained from the company in accordance with the level obtained. Therefore, the potential income from this business is very large and we need to remember is one object of income tax profound effect on tax revenues. The problems raised in this research are: (1) Implementation of Withholding Tax by the MLM company, which has a different system (more complicated) with other business enterprises (which are currently applied); (2) The application of the self-assessment system in relation to income derived by MLM distributor of trading profits. Tax regulations regarding MLM business is already there, but not complete and not in accordance with the Constitution of Republic of Indonesia Year 1945. Where regulations are made only lead to the rebate income from individual distributor and those regulations which was made in circular letter is not the legislation. This resulted in laws regarding taxation can not be executed and applied to the entire community and this is not in accordance with the theory of justice as revealed by Aristotle that essentially in equal treatment for everyone in the presence of the law. So it takes a special regulation governing the imposition of income tax on income earned by MLM distributors, from tariffs to collection procedures, and its required more targeted socialization, so that the entire community can understand to the legislation.]
2015
T44061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Prasiswati Rachbini
Abstrak :
Sistem direct selling dan MLM telah sangat luas dikenal masyarakat sebagai suatu altennatif peluang usaha. Seiring dengan mmbuh subumya pergerakan sistem direct selling/MLM tersebut, sistem ini telah ikut disalahgunakan oleh pihak-pihak yang secara sengaja mencari keuntungan pribadi dengan cara yang tepat, melalui penggandaan dana masyarakat. Penyalahgunaan sistem berkedok usaha MLm tersebut sedikit banyak telah turut mempengaruhi citra peryusahaan yang secara mumi menggunakan sistem MLM di mata publik,. Disamping ilu, cara-cara yang dilakukan oleh peserta MLM tanpa mengindahkan kode etik pun ikut memberikan pengaruh buruk terhadap citra perusahaan MLM, mengingat sistem pemasaran dan penjualan yang diterapkan adalah melalui kontak perkonal. Untuk itu diperlukan sualu strategi komunikasi yang dapat memberikan gambaran dan informasi yang sejelas-jelasnya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha ini kepada publik, dengan cara pelaksanaan strategi komunikasi Public Relations. Dalam hal penelitian akan difokuskan pada studi kasus PT Amway Indonesia, Salah salu pemsahaan MLM, untuk nelihat pelaksanaan slralegi komunikasi Public Relalions suatu perusahaan MLM dalam meningkatkan citra dan menjembatani alur komunikasi dengan publiknya. Metode penelitian yang digunakan berupa kajian deskriptif-kualitatif, yang benlsaha menggambarkan, memaparkan situasi dan kondisi, tetapi tidak mencari alau menjelaskan hubungan, juga bukan mengkaji hipotesis atau membuat prediksi. Pencarian data dilakukan memalui metode wawancara mendalam, pengamatan berperanserta dan studi dokumen serta data pendukung lainnya. Kerangka pemikiran yang digunakan berhubugan dengan definisi dan lingkup kerja Pubic Relations (PR), Peran PR dalam perusahaan, PR dengan publiknya, peningkatan citra dan stralegi komunikasi PR. Selain itu digunakan pula kerangka pemikiran tentang PR dalam perusahaan MLM, disamping pengertian tentang MLM itu sendiri. Temuan yang dihasilkan dari penelitian berupa deskripsi strategi komunikasi PR yang dilaksanakan oleh PT Amway Indonesia dalam meningkatkan citra di mata publikya, seperti pelaksanaan program Publc Relations, Distributor Relalions, Media Relations, Governemenr Relations dan Community Relations. Strategi Komunikasi Public Relations yang dUalankan oleh Amway secara umum tidak banyak berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam industri lainnya, namun dalam pelaksanaannya memiliki fokus yang berbeda terulama kepada distributor, karena para distributor sebagai pemilik usaha mandiri juga turut mempengaruhi citta Amway. Selain itu terdapat bebempa hal yang khas seperti adanya kebijakan tentang penayangan iklan yang lebih fokus kepada iklan korporat, publikasi dan pelaksanaan program yang berintegrasi dengan program yang diselenggarakan oleh industri MLM di bawah bendera APLI. Dengan adanya fakta bahwa citra Amway tidak hanya dipengaruhi oleh perusahaan itu sendiri, tetapi jugs dapat berasal dari lingkungan internalnya, maka Amway harus dapal mengembangkan suatu strategi komunikasi yang tidak hanya memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat, namun juga memberikan pemahaman yang mendalam kepada pihak-pihak yang perilakunya dapat mempengaruhi citra Amway, seperti distributor independen Amway.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T6519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christensen, Mary, 1951-
Abstrak :
Network marketing - also known as direct selling and multi-level marketing - has turned millions of people into successful business owners. But to truly reach their earning potential, network marketers need to successfully grow their business by recruiting the right people. Written by a true network marketing superstar who personally signed over one thousand people in her first year, the book reveals a proven, innovative approach to recruiting that gets results fast. Filled with advice and inspiration, as well as helpful worksheets and exercises, this indispensable guide gives network marketers the know-how and confidence they need to grow their enterprise and become top earners.
New York: American Management Association, 2008
e20443756
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Bastaman
Abstrak :
Industri Direct selling - multilevel marketing (MLM) telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat, terutama dalam dekade tahun 80-an, dan terutama di Indonesia dalam dekade tahun 90-an. Sebagai sebuah industri, direct selling (termasuk multilevel marketing) memberikan potensi peluang usaha alternatif yang cukup menjanjikan bagi masyarakat.
Berdasarkan catatan World Federation of Direct Selling Association (1989; 8), terdapat sekitar 30 juta orang di seluruh dunia terlibat dalam aktifitas bisnis direct selling sebagai distributor independen. Sedangkan industri ini mencatat penjualan lebih dari 80 Milyar dollar Amerika dalam tahun 1999.
Mengingat pentingnya peranan industri direct selling, terutama dalam menciptakan lapangan kerja alternatif, maka penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penjualan pada perusahaan direct selling - multilevel marketing multinasional di Indonesia, dengan mengambil studi kasus di PT. Amindoway Indonesia, Jakarta.
Dalam penelitian ini dibahas mengenai: I. Kinerja penjualan Amway di Asia Pasifik, 2. Posisi penjualan Amway di Indonesia dibandingkan dengan kinerja penjualan Amway di beberapa negara Asia Pasifik, 3. Pengaruh Program Insentif (Peluang Bisnis), Promosi, Kualitas Produk, Pimpinan Distributor/UpLine Sponsor, Jaminan Kepuasan 100%, Keyakinan pada Bisnis Amway dan Faktor Penjualan Eceran (variabel-variabel X, baik secara individual maupun secara bersama-sama) terhadap kinerja penjualan (variabel Y), dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman dan model single regression dan multiple regression.
Sampel sebanyak 50 orang diambil dengan menggunakan simple random sample dan sekitar 20,000 populasi distributor Amway yang aktif di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor Program Promosi memberikan pengaruh yang kecil (tidak signifikan) terhadap kinerja penjualan, faktor Kualitas Produk memberikan pengaruh yang signifikan, faktor Jaminan Kepuasan 100% relatif memberikan pengaruh, faktor Pimpinan Distributor memberikan pengaruh yang kurang signifikan, faktor Insentif (Peluang Bisnis) memberikan pengaruh, faktor Penjualan Eceran juga kurang memberikan pengaruh.
Secara keseluruhan faktor-faktor yang memberi pengaruh terbesar terhadap kinerja penjualan adalah faktor Kualitas Produk, program Insentif (Peluang Bisnis) dan Jaminan Kepuasan 100%.
Coefficient of Multiple Correlation diantara variabel-variabel X dan Y tersebut sebesar 0.6627 (66.27%), yang berarti pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) sebesar 66.27%.
Saran kepada perusahaan untuk lebih fokus terhadap ketiga variabel yang mempengaruhi kinerja penjualan tersebut, yaitu Kualitas Produk, Program Insentif (Peluang Bisnis) dan Jaminan Kepuasan 100%.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rosliana Tetty
Abstrak :
Sistem perpajakan hendaknya didasari oleh azas-azas perpajakan dalam pelaksanaannya, sehingga tidak menimbulkan perlawanan dari masyarakat. Azas-azas perpajakan yang disarankan para ahli antara lain equity, convenience, certainty dan economy. Dari azas-azas tersebut yang sering menjadi persoalan adalah azas keadilan karena keadilan sendiri mengandung pertentangan, dalam arti adil bagi seseorang belum tentu adil bagi yang lain. Begitu juga halnya dengan pelaksanaan pengenaan pajak atas penghasilan dari kegiatan Multilevel Marketing (MLM). Sampai saat ini masih banyak perbedaan pandangan antara wajib pajak dalam hal ini perusahaan dan distributor yang melakukan kegiatan Multilevel Marketing dengan Direktorat Perpajakan. Perbedaan pandangan menyangkut rasa keadilan yang menurut Wajib Pajak tidak ada karena pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan bruto, padahal ada biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan MLM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif artinya penelitian ini tidak menghubungkan variabel satu dengan variabel lain, hanya memberikan gambaran mengenai pokok permasalahan yang diajukan. Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusahaan Multilevel Marketing, Pejabat Direktorat PPh Direktorat Jenderal Pajak dan kuesioner bagi distributor yang melakukan kegiatan Multilevel Marketing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan yang diperoleh distributor Multilevel Marketing memenuhi hakekat ekonomi untuk dikenakan pajak Penghasilan Pasal 21. Mekanisme yang digunakan dalam memungut pajak adalah melalui perusahaan Multilevel Marketing yang paling mengetahui bagaimana jaringan bisnis distributor beserta groupnya. Ketentuan Perpajakan yang mengatur pengenaan PPh Pasal 21 atas Penghasilan dari kegiatan Multilevel Marketing telah memberikan kepastian hukum. Saran yang bisa diberikan setelah dilakukan analisis adalah memberikan pengurangan berupa biaya jabatan kepada distributor MLM dan mengintensifkan pemungutan PPh badan bagi Perusahaan MLM dan bagi distributor yang sudah mencapai PTKP tetapi belum memiliki NPWP agar diefektifkan dengan menghimbau agar memiliki NPWP atau secara Jabatan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>