Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Sadam Reva Fahlevi
"Penelitian terkait penentuan nilai Peak Ground Acceleration melalui perhitungan Ground Motion Prediction Equatio (GMPE) penting untuk dilakukan mengingat belum meratanya persebaran alat accelograph yang digunakan untuk mengukur nilai PGA di suatu wilayah. Dalam penelitian mengenai tingkat risiko gempa bumi di Indonesia, seringkali mengandalkan persamaan yang telah dikembangkan untuk wilayah lain di luar negeri, dengan anggapan bahwa kondisi geologi dan tektoniknya mirip dengan kondisi yang ada di suatu wilayah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil perhitungan dan persamaan empiris PGA berdasarkan data pengukuran alat accelerometer yang ada di area kampus Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini menggunakan analisis dari data hasil perhitungan pada enam persamaan empiris yang memiliki parameter kecepatan gelombang geser (ðð) untuk dilakukan modifikasi pada persamaan empiris yang memiliki nilai residual (error) terkecil pada masing-masing kategori kegempaan terhadap data pengukuran di alat accelerometer. Modifikasi dari persamaan empiris tersebut bertujuan untuk membentuk model yang memiliki akurasi perhitungan yang paling efektif berdasarkan data kegempaan yang ada. Nilai kecepatan gelombang geser tersebut didapatkan dari akuisisi nilai ðð menggunakan metode Multichannel Analysis Surface Wave (MASW). Hasil menunjukkan bahwa persamaan empiris Chiou-Youngs NGA (2014) untuk kategori gempa dangkal dan persamaan empiris BC Hydro (2012) untuk kategori gempa subduksi memiliki perhitungan dengan nilai error terkecil dibandingkan dengan persamaan empiris lainnya di masing-masing kategori. Berdasarkan hasil dari modifikasi persamaan, didapatkan pengaruh dari tingginya nilai magnitudo dan kecilnya jarak hiposenter kegempaan mempengaruhi tingginya nilai error pada perhitungan nilai PGA menggunakan persamaan empiris. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai perhitungan nilai percepatan tanah puncak yang ideal pada lokasi penelitian dan sekitarnya.
Research on determining Peak Ground Acceleration (PGA) values through Ground Motion Prediction Equation (GMPE) calculations is crucial given the uneven distribution of accelerograph instruments used to measure PGA in a region. In studies on earthquake risk levels in Indonesia, equations developed for other regions abroad are often relied upon, assuming that the geological and tectonic conditions are similar to those in certain areas in Indonesia. This research aims to optimize the calculation results and empirical PGA equations based on measurement data from accelerometers located on the University of Indonesia (UI) campus. This study uses analysis from the calculation data on six empirical equations that include the shear wave velocity (ðð) parameter to modify the empirical equation with the smallest residual (error) value in each seismicity category against the measurement data from accelerometer instruments. The modification of these empirical equations aims to form a model with the most effective calculation accuracy based on the existing seismic data. The shear wave velocity values are obtained from V_S acquisitions using the Multichannel Analysis Surface Wave (MASW) method. The results show that the Chiou-Youngs NGA (2014) empirical equation for shallow earthquakes and the BC Hydro (2012) empirical equation for subduction earthquakes have the smallest error values compared to other empirical equations in their respective categories. Based on the results of the equation modifications, it was found that high magnitude values and short hypocenter distances significantly influence the high error values in the PGA calculation using empirical equations. The results of this study are expected to be used as an ideal peak ground acceleration calculation for the research location and its surroundings."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Fauzan Suryawijaya
"Perumahan Cluster Tranquility Depok sudah menunjukkan indikasi terjadinya penurunan tanah dari hasil keterangan warga. Aspal yang sobek serta tembok yang retak menjadi salah satu contohnya. Penelitian mengenai zona rawan subsidence di komplek perumahan Cluster Tranquility Depok menggunakan metode seismik refraksi dan Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW) pada dua lintasan. Pada lintasan 1, analisis didukung oleh data geolistrik dari penelitian sebelumnya. Akuisisi data seismik refraksi dilakukan pada lintasan sepanjang 75 meter dengan 14 titik pukulan berinterval 6 meter, sedangkan akuisisi MASW menggunakan lintasan 33 meter dengan 12 pukulan palu untuk menghasilkan data profil 2D. Data dari kedua metode tersebut digunakan untuk menghitung nilai Poisson Ratio sebagai parameter analisis subsidence. Hasil seismik refraksi menunjukkan bahwa lapisan tanah pada lintasan 1 dan 2 di dominasi oleh unconsolidated layer atau tanah lapuk dengan kecepatan 200 – 350 m/s . Data MASW di kedua lintasan juga menunjukkan nilai kecepatan geser (Vs) <175 m/s yang mengindikasikan jenis tanah lapuk. Sedangkan nilai Poisson Ratio pada lapisan 1 dan 2 mengindikasikan lapisan tanah lempung jenuh (saturated clay) dan juga silt dengan rentang nilai 0.3-0.4. Diperkirakan jenis tanah di kedua lintasan merupakan tanah urukan. Data ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa lapisan atas lintasan 1 berupa sedimen tidak terkonsolidasi namun adanya sesar tidak terkonfirmasi di penelitian ini.
The Tranquility Cluster housing estate in Depok has shown indications of land subsidence from residents' testimonies. Torn asphalt and cracked walls are one example. Research on subsidence-prone zones in the Tranquility Cluster housing complex in Depok used refraction seismic and Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW) methods on two tracks. On track 1, the analysis was supported by geoelectric data from previous research. Refraction seismic data acquisition was carried out on a 75-metre long track with 14 punch points at 6-metre intervals, while MASW acquisition used a 33-metre track with 12 hammer blows to generate 2D profile data. Data from both methods are used to calculate the Poisson Ratio value as a subsidence analysis parameter. Refraction seismic results show that the soil layer in trajectories 1 and 2 is dominated by unconsolidated layer or weathered soil with velocities of 200 - 350 m/s. MASW data in both tracks also show shear velocity (Vs) values <175 m/s which indicates the type of weathered soil. Meanwhile, the Poisson Ratio values in layers 1 and 2 indicate saturated clay and silt with a value range of 0.3-0.4. It is estimated that the soil type in both tracks is backfill soil. This data is in line with the results of previous research which states that the top layer of track 1 is unconsolidated sediment but the presence of faults was not confirmed in this study. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library