Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Umi Nafingah
"Sumatra merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak produk dari aktivitas tektonik dari bawah permukaan bumi. Salah satu produk dari aktivitas tektonik tersebut merupakan keberadaan struktur patahan pada wilayah tersebut. Keberadaan struktur patahan pada wilayah tersebut akan menyebabkan adanya zona labil. Zona patahan akan mudah mengalami goncangan serta berpotensi menimbulkan bencana. Salah satu bencana yang berasosiasi dengan keberadaan zona patahan yaitu gempa bumi. Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi kemungkinan keberadaan patahan-patahan di wilayah Sumatra bagian Utara yang berpotensi menimbulkan bencana. Dalam penentuan keberadaan patahan, data yang digunakan merupakan data satelit gravitasi dengan metode MS-SVD (Multi Scale - Second Vertical Derivative) untuk membantu dalam mengindikasi dan mengkarakterisasi keberadaan patahan. Penelitian ini dikonfirmasi menggunakan metode FHD (First Horizontal Derivative) dalam menentukan keberadaan patahan wilayah tersebut. Dari penentuan tersebut terdapat 55 patahan dan karakterisasinya yang digunakan untuk mengetahui potensi bencana pada wilayah tersebut. Selain itu, untuk mengetahui potensi kerawanan bencana yang ditimbulkan, digunakan 2D forward modelling berdasarkan kontras densitas bawah permukaan wilayah tersebut.

Sumatra is one of the islands in Indonesia that has many products of tectonic activity from below the earth's surface. One of the products of tectonic activity is the presence of fault structures in the region. The presence of fault structures in the region will cause the presence of unstable zones. Fault zones will be easily shaken and potentially cause disaster. One of the disasters associated with the existence of fault zones is earthquakes. This research is expected to identify the possible existence of faults in the northern part of Sumatra that have the potential to cause disasters. In determining the existence of faults, the data used is gravitational satellite data by MS-SVD (Multi Scale - Second Vertical Derivative) method to assist in indicating and characterizing the existence of faults. The study was confirmed using FHD (First Horizontal Derivative) method in determining the presence of faults in the region. There are 55 faults and their characterization is used to determine the potential for disaster in the region. In addition, to find out the potential disaster insecurity caused, 2D forward modelling is used based on the contrast of density below the surface of the region"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Annisa
"Sesar Lembang dikategorikan sebagai sesar aktif dengan laju pergerakan 3-4 mm/tahun. Pergerakan sesar aktif dapat memicu terjadinya gempa bumi, yang dapat membahayakan penduduk yang tinggal sekitarnya. Bandung Barat merupakan salah satu daerah yang cukup padat penduduk, karenanya keberadaan Sesar Lembang ini berpotensi menimbulkan suatu bencana. Untuk meminimalisir efek bencana maka dilakukan karakterisasi Sesar Lembang dan identifikasi potensi bahaya Sesar Lembang. Penelitian ini menggunakan data satelit gravitasi (GGMPlus). Proses pengolahan data awal dilakukan dengan menjalankan upward continuation untuk menghasilkan peta CBA menjadi beberapa kedalaman, dan dilakukan proses SVD. Data slicing diambil dari peta SVD. Metode MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) digunakan untuk mengetahui karakteristik Sesar Lembang. Hasil slicing yang didapatkan terdapat 18 patahan dengan besar dan arah dip yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan 2D forward yang bertujuan untuk mendapatkan model lapisan bawah permukaan agar kita dapat mengetahui potensi rawan bencana pada daerah penelitian. Dari hasil model bawah permukaan diketahui terdapat empat jenis estimasi batuan penyusun bawah permukan, yaitu tufa pasir dengan estimasi densitas sebesar 1.8 gr/cc, tufa batuapung dengan estimasi densitas 1.85 gr/cc, breksi lava dengan estimasi densitas sebesar 2.68 gr/cc, dan batu gamping massif dengan estimasi densitas sebesar 2.7 gr/cc.

The Lembang Fault is categorized as an active fault with a movement rate of 3-4 mm/year. The movement of active faults can trigger earthquakes, which can endanger the people living in the vicinity. West Bandung is one of the areas that is quite densely populated, therefore the existence of the Lembang Fault’s has the potential to cause a disaster. To minimize the effects of the disaster, the Lembang Fault characterization and identification of the potential hazards of the Lembang Fault were carried out. This study uses satellite gravity data (GGMPlus). The initial data processing is carried out by running upward continuation to produce a CBA into several depths, and the SVD. The slicing is taken from the SVD. The MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) method is used to determine the characteristics of the Lembang Fault. The slicing obtained are 18 faults with dip varying modeling is carried out forward which aims to obtain a model of the subsurface layer so that we can find out the disaster-prone potential in the research area. From the results of the subsurface model, it is known that there are four types of estimated subsurface rocks, namely sand tuff with an estimated density of 1.8 gr/cc, pumice tuff with an estimated density of 1.85 gr/cc, lava breccia with an estimated density of 2.68 gr/cc, and massive limestone with an estimated density of 2.7 g/cc."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library