Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Kamilah
Abstrak :
Kitosan dan alginat merupakan polimer mukoadhesif dapat digunakan untuk sistem penghantaran obat target kolon. Kitosan memiliki sifat mukoadhesif untuk dapat berikatan dengan musin pada saluran pencernaan sehingga dapat memperlama waktu absorbsi obat. Uji adsorpsi musin pada mikrosfer digunakan untuk mengukur kekuatan sifat mukoadhesif dari mikrosfer kitosan-alginat. Mikrosfer diperoleh dengan metode gelasi ionik pada variasi konsentrasi komposisi kitosan-alginat dan variasi berat molekul kitosan. Uji adsorpsi musin pada mikrosfer kitosan-alginat dilakukan dengan metode Mucous Glycoprotein Assay dengan menggunakan reagen Periodic Acid dan Schiff. Dari hasil spektrofotometri visible didapatkan bahwa mikrosfer dengan berat molekul kitosan rendah dan variasi komposisi kitosan alginat 1:0 memiliki sifat mukoadhesif yang paling tinggi yaitu antara 58-86% musin teradsorb. Campuran polimer kitosan-alginat berpotensi untuk dijadikan sistem penghantaran obat mukoadhesif ...... Chitosan and alginate are polymer which has been widely used for drug delivery colon target. Mucoadhesive properties of chitosan can prolong time of drug absorption. Mucin adsorption on microspheres is used to measure the strength of the mucoadhesive properties of chitosan alginate microspheres. Microspheres obtained by ionic gelation method with ratio chitosan-alginate variation and chitosan molecular weight variation. The percentage of mucin adsorption on chitosan-alginate microspheres were determined by Mucous Glcycoprotein Assay using Periodic Acid and Schiff reagent. Visible Spectrophotometry showed that the microspheres with low molecular weight of chitosan and ratio chitosan alginate 1:0 has the highest mucoadhesive properties, between 58-86% mucin adsorption. Chitosan-alginate polymer has the potential to be used as a mucoadhesive drug delivery systems.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Suryani
Abstrak :
Uji daya lekat mukoadesif dari polimer eksipien sangat penting dalam pengembangan sediaan lepas lambat oral dengan sistem mukoadesif untuk meningkatkan ketersediaan hayati obat. Telah diteliti daya lekat mukoadesif granul yang dibuat menggunakan polimer gelatin dengan uji bioadesif in vitro dan wash off pada lambung dan usus tikus. Gelatin merupakan suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang berasal dari proses yang diasamkan dikenal sebagai gelatin Tipe A dan yang berasal dari proses yang dibasakan dikenal sebagai gelatin Tipe B. Penelitian ini mempelajari pengaruh berbagai kekuatan gel gelatin komersial tipe B terhadap sifat mukoadesifnya. Uji mukoadesif dilakukan pada konsentrasi pengenceran gel gelatin 7,14%, 3,66% dan 2,45% dengan kekuatan gel 328 g Bloom, 230 g Bloom dan 119 g Bloom. Hasil menunjukkan bawa formula granul gelatin dengan kekuatan gel 230 g Bloom yang memberikan kemampuan mukoadesif terbaik dengan perolehan persen perlekatan 100%.

Mucoadhesive test of polymer excipient is important for development of oral sustained release dosage form in mucoadhesive system to increase bioavailability of a drug. The study focused on mucoadhesive strength of gelatinus granules in stomach and intestine of rat using bioadhesive and wash off tests. Gelatin is a substance obtained from partially hydrolyzed collagen of skin, white cattle bones and animal bones. Gelatin derived from acid process is called type A gelatin and those from alkali process is called type B gelatin. This research studied the influence of various gel strength of type B gelatins, particularly their mucoadhesive characteristics. Mucoadhesive tests were performed at the concentration of 7.14%, 3.66%, and 2.45% and with gel strength of 328 g Bloom, 230 g Bloom and 119 g Bloom respectively. The results showed that granules formula with 230 g Bloom gel strength showed the best mucoadhesive strength, with adhesion percentage of 100%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gelatin kulit ikan nila merupakan hasil hidrolisis dari kolagen yang berasal dari kulit ikan nila yang kini sedang dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang dapat menambah nilai guna dari gelatin kulit ikan nila tersebut, salah satunya dalam bidang farmasi. Telah diteliti penggunaan gelatin kulit ikan nila yang dikombinasikan dengan derivat selulosa yaitu HPMC (Metolose 90SH-4000SR) dan CMCNa (CMC Daichi Japan) sebagai granul mukoadhesif. Granul dibuat secara granulasi basah dengan 5 formula berbeda. Daya lekat granul diteliti dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off pada lambung dan usus kelinci. Hasil menunjukkan bahwa semua formula masih melekat pada mukosa lambung dan usus setelah 10 menit pada uji bioadhesif in vitro. Uji wash off pada usus, formula granul yang mengandung HPMC dan gelatin kulit ikan nila (7:3) menunjukkan hasil paling baik yaitu masih menempel sebanyak 85%±1% pada menit ke-120. Uji wash off pada lambung tidak ada perbedaan signifikan dari tiap formula, empat formula hanya bertahan menempel di lambung hingga menit ke-30 saja, sedangkan formula granul pembanding positif (HPMC 100%) masih menempel di lambung pada menit ke-60 sebanyak 62%±2%.
Universitas Indonesia, 2007
S32591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Tanfil T.
Abstrak :
Kurkumin merupakan komponen utama yang terkandung dalam tumbuhan (Curcuma longa). Kurkumin diketahui memiliki beberapa sifat farmakologis. Salah satu khasiat farmakologis kurkumin adalah anti inflamasi yang diketahui dapat digunakan untuk mengobati stomatitis. Tumbuhan lain yang memiliki sifat farmakologis yang sama adalah Aloe vera, Aloe vera diketahui dapat memberikan efek penyembuhan pada stomatitis. Berdasarkan kemampuan dari Kurkumin dan Aloe vera, diharapkan dengan dikombinasikan antara keduanya maka dapat menjadi sebuah pilihan baru untuk terapi stomatitis yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek anti stomatitis kombinasi zat aktif dan hasil formulasi dalam bentuk gel mukoadhesif dari kurkumin dan Aloe vera pada stomatitis yang diinduksi pada tikus. Model penelitian in vivo menggunakan 5 kelompok tikus dengan masing-masing 6 ekor tikus (Sprague Dawley). Semua tikus menerima aplikasi induksi asam asetat 50% pada mukosa rongga mulut. Pemberian secara topikal kombinasi zat aktif maupun hasil formula gel mukoadhesif yang mengandung Kurkumin-β-siklodekstrin dan Aloe vera (1:2) menunjukkan waktu penyembuhan yang lebih baik dibandingkan kombinasi lainnya. Hasil histopatologi juga menunjukkan bahwa kombinasi Kurkumin-β-siklodekstrin dan Aloe vera (1:2) memberikan efek penyembuhan yang baik. Kombinasi Kurkumin-β- siklodekstrin dan Aloe vera (1:2) maupun gel mukoadhesif yang mengandung Kurkumin- β-siklodekstrin dan Aloe vera (1:2) menunjukkan hasil yang positif untuk penyembuhan sariawan yang diinduksi oleh asam asetat 50%. ......Curcumin is the main component contained in plants (Curcuma longa). Curcumin is known to have several pharmacological properties. One of the pharmacological properties of curcumin is anti-inflammatory which is known to be used to treat stomatitis. Another plant that has the same pharmacological properties is Aloe vera. Aloe vera is known to have a healing effect on stomatitis. Based on the ability of curcumin and aloe vera, it is hoped that the combination of the two can become a new option for better stomatitis therapy. The purpose of this study was to determine the anti-stomatitis effect of the combination of active substances and the results of the formulation in the form of a mucoadhesive gel from curcumin and Aloe vera on induced stomatitis in rats. The in vivo research model used five groups of rats with six rats each (Sprague Dawley). All mice received an induction application of 50% acetic acid to the oral mucosa. Topical administration of a combination of active substances and the results of a mucoadhesive gel formula containing curcumin-β-cyclodextrin and aloe vera (1:2) showed a better healing time than other combinations. Histopathological results also showed that the combination of curcumin-β-cyclodextrin and aloe vera (1:2) gave an excellent healing effect. The combination of curcumin-β-cyclodextrin and aloe vera (1:2), as well as a mucoadhesive gel containing curcumin-β-cyclodextrin and aloe vera (1:2), showed positive results for the healing of stomatitis induced by 50% acetic acid.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan pati yang mengalami modifikasi kimia dan fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikrosfer yang terbuat dari PPSS dan kombinasinya dengan polimer lain yaitu hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) dan Carbopol 974P dalam menahan pelepasan obat, serta menyelidiki kekuatan mukoadhesif dari formula yang mengandung PPSS. Mikrosfer yang mengandung propranolol hidroklorida sebagai model obat dibuat dengan metode semprot kering dan dikarakterisasi meliputi morfologi, uji perolehan kembali, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, kadar air, kekuatan mukoadhesif, dan pelepasan obat dalam medium klorida pH 1,2 dan fosfat pH 7,2. Mikrosfer yang terbuat dari PPSS 4% melekat paling kuat pada mukosa lambung dengan nilai yang tidak berbeda signifikan dengan mikrosfer HPMC 1%, sedangkan mikrosfer yang terdiri dari PPSS 4% dan Carbopol 974P 0,8% melekat paling kuat pada mukosa usus yang nilainya juga tidak berbeda signifikan dengan mikrosfer HPMC 1%. Uji pelepasan obat secara in vitro menunjukkan kombinasi PPSS dengan polimer lain dapat memperlambat pelepasan obat pada kedua medium.
Universitas Indonesia, 2009
S33068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rahman
Abstrak :
Penderita hipertensi didominasi oleh pasien berusia di atas 60 tahun dan sebagian dari mereka disertai dengan disfagia yang mengurangi kemampuan mereka untuk menelan. Kalium losartan sebagai agen antihipertensi dengan tingkat kebutuhan yang sangat tinggi hanya tersedia dalam bentuk tablet oral. Hal tersebut membuat sediaan kalium losartan berpotensi untuk dikembangkan ke dalam bentuk film bukal mukoadhesif lapis ganda agar mudah digunakan oleh pasien dengan disfagia. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi film bukal mukoadhesif lapis ganda kalium losartan dengan polimer berupa xanthan gum dan etilselulosa serta mengkarakterisasinya. Pada penelitian ini dibuat film bukal mukoadhesif lapis ganda kalium losartan dengan polimer xanthan gum dan etilselulosa menggunakan metode film casting, masing-masing bahan padat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian dicampurkan dan ditambah peliat. Film dibuat dengan 3 formulasi, yaitu menggunakan 0,1% (F1); 0,2% (F2); dan 0,3% (F3) b/v xanthan gum. Film yang terbentuk dikarakterisasi ketebalan, ketahanan pelipatan, kekuatan dan durasi mukoadhesif, serta profil pelepasannya. Film yang terbentuk memiliki ketebalan yang kurang dari 0,5 mm dengan ketahanan pelipatan melebihi 300 kali pelipatan untuk setiap formulasi. Kekuatan mukoadhesif film berada pada rentang 2,07 gF/cm2 (F1) hingga 3,48 gF/cm2 (F1) dan memiliki durasi mukoadhesi selama 9,77 (F1) hingga 14,70 jam (F3). Film F1 memiliki profil pelepasan paling cepat yang melepaskan 81,90% b/b kalium losartan dalam waktu 45 menit, sedangkan dua formulasi lainnya hanya melepas 75,01% (F2) dan 62,70% (F3) b/b. Penelitian ini menghasilkan film bukal mukoadhesif lapis ganda kalium losartan dengan xanthan gum dan etilselulosa dengan karakter fisik yang baik dan pelepasan yang cukup singkat. ...... Hypertension is dominated by patients aged over 60 years old and some of them have dysphagia that limiting their ability on swallowing. Losartan potassium as an antihypertensive agent with excessive demand is only available as oral tablet. For those reasons, the dosage form development of this drug as double layer mucoadhesive buccal film is potential to help patient with dysphagia. This study aimed to produce a double layer mucoadhesive buccal film containing losartan potassium with xanthan gum and ethylcellulose as polymers and to characterize it. In this study, the films were prepared using film casting method which carried out by dissolving each solid material in a suitable solvent, mixing it and adding the plasticizer. The films were made in 3 formulations with 0.1% (F1), 0.2% (F2), and 0.3% (F3) w/v of xanthan gum and being characterized by thickness, folding endurance, mucoadhesive strength and duration, and drug release profile. The film of all formulations had less than 0.5 mm in thickness with a folding endurance over 300 folds. The mucoadhesive strength of the films were in the range of 2.07 gF/cm2 (F1) to 3.48 gF/cm2 (F1) and had mucoadhesion duration from 9.77 (F1) to 14.70 hours (F3). The F1 film had the fastest drug release profile, releasing 81.90% w/w of losartan potassium within 45 minutes, while the others only released 75.01% (F2) and 62.70% (F3) w/w. In conclusion, losartan potassium double layer mucoadhesive buccal film with xanthan gum and ethylcellulose had produced with good characteristics and fast drug release.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Cecilia S.N.
Abstrak :
Kitosan, polimer alam yang berasal dari deasetilasi kitin adalah polimer yang memiliki sifat mukoadhesif yang baik, namun kelarutannya terbatas hanya dalam asam. Salah satu derivat kitosan, yaitu kitosan suksinat (KS) telah berhasil disintesis dengan tujuan meningkatkan kelarutan dan adhesifitasnya dalam suasana basa. KS hasil sintesis dikarakterisasi antara lain spektrum serapan inframerahnya, derajat substitusi dan kelarutannya dalam medium berbagai pH. KS kemudian digunakan sebagai polimer dalam sediaan mikrosfer mukoadhesif yang dibuat dengan teknik semprot kering. Mikrosfer yang diperoleh dari teknik semprot kering kemudian dievaluasi daya adhesifitasnya, ukuran partikel, bentuk permukaan, juga kemampuan penahanan obat secara in vitro. Dari hasil penelitian derajat substitusi sebesar 1,97 mol/gram, dan kelarutannya meningkat dalam suasana basa pH > 6,8. Saat digunakan sebagai polimer dalam sediaan mikrosfer mukoadhesif, substitusi gugus suksinil pada kitosan tidak menghilangkan sifat adhesifitas dari kitosan. Ukuran mikrosfer yang dihasilkan berkisar antara 15-26 µm dengan permukaan halus dan memiliki bagian yang mencekung pada sisinya. KS dalam mikrosfer dapat mengurangi pelepasan obat dalam susana asam, namun jumlah yang terlepas dalam suasana basa mencapai > 90% pada akhir jam ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa KS hasil sintesis telah berhasil meningkatkan kelarutan kitosan dalam suasana basa, dan dapat digunakan sebagai polimer dalam sediaan mikrosfer mukadhesif. ......Chitosan, a natural polymer which originated from a deacetylation of Chitin is a polymer. Chitosan has a good mucoadhesive character but it has limited solubility where its only soluble in acidic solution. One of the derivate, Chitosan Succinate (CS), has successfuly been synthesized in order to increase the solubility and to achieve the adhesive properties of chitosan in alkaline situation. The synthesized CS, was characterized chemically by determine its FT-IR spectra, the substitution degrees and by comparing its solubility in mediums with variety of pH. Thereafter, the CS was produced in mucoadhesive microsphere using spray dry technique. Thereafter, the obtained microsphere was evaluated by the adhesive properties, size of the particle, the form of the surface, and also the ability to hold drug release in vitro. From the result of the research, the substitution degrees is 1,97 mol/gram, and the solubility increased in a alkaline situation with pH > 6.8. When it is used as a polymer in mucoadhesive microsphere, substitution of succinyl group in the chitosan didn't eliminate the adhesive character from the chitosan. The size of the microsphere achieved was approximately between 15-26 µm with smooth surfaces and concave parts on its side. CS microsphere can decrease the release of drug in acidic situation, but the amount that is released in alkalinesituation can go up to > 90% within 8 hour. This study showed that the sinthesized CS has succeeded in increasing the solubility of chitosan in alkaline situation, and can be used as polymer in mucoadhesive microsphere.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S856
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library