Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abu Soleh
Abstrak :
Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium glutamat yang merupakan asam amino nonessensial yang dapat bersifat eksitotoksik. Terdapat dugaan bahwa glutamat berpotensi menyebabkan peningkatan stres oksidatif di hati dengan mekanisme yang sama dengan eksitotoksisitas karena reseptor glutamat juga ditemukan di hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MSG terhadap peningkatan stres oksidatif pada hati tikus (Rattus norvegicus) jantan. Parameter yang diukur adalah kadar MDA, GSH, dan aktivitas spesifik katalase sebagai penanda adanya stres oksidatif. Sebanyak 27 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi dalam 3 kelompok: kelompok kontrol (diberi akuades), kelompok P1A (diberi MSG 4g/KgBB), dan kelompok P2A (diberi MSG 6g/KgBB). Perlakuan diberikan melalui sonde selama 30 hari. Pengambilan sampel hati dilakukan pada hari ke-31. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kadar MDA pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol, p≤0,05, tetapi pada kadar GSH terjadi penurunan yang tidak berbeda bermakna dibandingkan kelompok kontrol, (p≥0,05). Aktivitas spesifik katalase, juga terjadi penurunan yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol, p≥0,05. Penelitian ini menunjukan bahwa pemberian MSG dengan dosis 4g/KgBB dan 6g/KgBB selama 30 hari menyebabkan terjadinya peningkatan stres oksidatif pada hati tikus (Rattus norvegicus) jantan yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar MDA. ...... Monosodium glutamate (MSG) is the sodium salt of glutamate which is a nonessential amino acid that may cause exicytotoxicity. There are allegations that glutamate could potentially increase an oxidative stress in the rat's liver by the same mechanism with exicytotoxicity because of glutamate receptors are also found in the liver. This study aims to determine the effect of MSG on oxidative stress in the rat's liver. The level of MDA and GSH were measured as the marker of oxidative stress, and also specific activity of catalase. 27 albino rat's (Rattus norvegicus) were divided into 3 groups: control group (distilled water), and 2 treatment groups, P1A (treated with MSG 4g / KgBW), and P2A (treated with MSG 6g / KgBW). The treatment was carried out for 30 days. On day 31 the liver were collected after euthanasia of the rats. The results showed there were increased levels of MDA in the treatment groups compare to control significantly, p≤0,05, but the decreased of GSH levels were not significantly different than the control group, (p≥0,05). The specific activity of catalase, also a decreasing but not significantly different compared to control group, p≥0,05. This study showed that the administration of MSG with a dose of 4g / KgBW and 6g / KgBW for 30 days led to an increased in oxidative stress on the liver of rats (Rattus norvegicus) which is indicated by elevated levels of MDA.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Niken Oktovina
Abstrak :
Monosodium glutamat (MSG) yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan telah di gunakan sejak pertengahan abad yang lalu. Sekarang telah beredar dalam merek dagang bumbu penyedap masakan Timbul dugaan bahwa gejala-gejala yang disebut Chinese Restaurant Syndrome MRS) disebabkan oleh MSG. Hal ini membuat MSG diragukan keamanannya. Penelitian ini bertujuan untuk men getahui apakah MSG yang dimakan diserap oleh darah dapat dibedakan dengan asam glutamat (Glu) yang sudah terdapat dalam darah. Identifikasi glutamat dilakukan secara kromatografi krtas dengan teknik ci Usi menurun q menggunakan berbaqai campuran elun. Pemeriksaan di lakukan terhadap sampel Glu dn MSG standard dalam pelarut etanol 70%, serta sampel drah in vitro dan in vivo. Tidak ditemukan perbedaan bntuk bercak dan nilai if antara Glu dan MSG pad larutan standard, beqitu pula yang ada pada sapei darah in vitro maupun in vivo, in Menurut FR WIROSUJANTO (1984) gejala-gejala CR5 yang disebabkan oleh MSG, mirip dengan gejala-gejala hipertensi yang disebabkan oleh kadar natrium yang tinggi dalam darah. Namun dari hasil identifikasi natrium secara kroinatografi kertas, haik yang dilakukan terhadap sampel darah in vitro maupun in vivo tidak ditemukan perbedaan. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan, bahwa HSG yang masuk ke dalam tubuh dan diserap oleh darah, tidak dapat dibedakan dari Glu yang ada dalam darah. Hal ini menunjukkan, MSG diserap oleh darah dalam bentuk ion glutamat, sehingga tidak dapat dibedakan dengan ion giutamat eridogen. menurut FELKERS (1981), penyebab CRS bukan MSG melainkan defisiensi vitamin B 6 intraseluler.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Aktivitas gerakan separatis Papua terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk melalui aksi yang dilakukan di dunia internasiona. Tulisan ini bagian dari riset yang dilakukan tahun 2014. Dengan pengumpulan data di Jakarta dan Papua, Melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan ahli dan para pemangku kepentingan yang beragam...
KAJ 19:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Yohani Sukawan
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Monosodium glutamat (MSG) adalah garam monosodium dengan asam glutamat yang sering digunakan sebagai bahan penyedap masakan untuk merangsang selera makan. Penggunaan MSG secara berlebihan terutama oleh ibu-ibu yang sedang menyusui, dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif terhadap anak yang disusuinya. Pada penelitian hewan percobaan dalam perioda neonatal telah ditemukan bukti bahwa MSG dapat menyebabkan kerusakan pada hipotalamus, fungsi reproduksi, dan beberapa organ lainnya. Hasil pengamatan tersebut menimbulkan pemikiran untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian MSG melalui ASI terhadap fekunditas anaknya yang betina. Dosis MSG pada penelitian ini adalah 4800, 9600, 12000, dan 14400 mg/kg BB/hari melalui pencekokkan pada induk mencit betina galur Swiss Webster selama menyusui anaknya (21 hari). Parameter yang dinilai adalah jumlah anak (F2), jumlah korpus luteum (F1) umur 90 hari, dan jumlah folikel (Fl) umur 90 hari. Sebagai parameter tambahan adalah berat badan lahir (F2), berat badan (F 1) umur 90 hari, dan berat ovarium (Fl) umur 90 hari. Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah anak (F2) yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat penurunan jumlah korpus luteum (Fl) umur 90 hari yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 4800 dan 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Adanya kenaikan berat badan (F1) umur 90 hari yang bermakna (P<0,05) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 4800 dan 9600 mg/kg BB/hari, dan sangat bermakna (P<0,01) pada kelompok yang diberi perlakuan dengan MSG dosis 12000 dan 14400 mg/kg BB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan jumlah folikel (F1) umur 90 hari, berat badan lahir (F2), dan berat ovarium (Fl) umur 90 hari tidak mengalami perubahan yang bermakna (P>0,05). Kesimpulan yang didapat dari basil penelitian ini adalah pemberian MSG dengan dosis 4800 sit :114400 mg/kg BB/hari secara oral pada induk mencit betina galur Swiss Webster selama menyusui (21 hari) dapat menurunkan fekunditas anaknya yang betina.
ABSTRACT Monosodium glutamate (MSG), a monosodium salt with sodium acids, has become widely used in food cooking as a taste-active ingredient. Excessive usage of MSG by women who is breast feeding their infant are being afraid of having negative effects to the infant. The experimental study on animal within neonatal period indicated that MSG may cause a severe damage of hypothalamus, reproductive function, and some other vital organs. Those findings give an idea to carry out an investigation on the effects of MSG administration through mother milk on the fecundity of female breast fed infant. MSG administration in this investigation are of doses of 4800, 9600, 12000, and 14400 mg/kg body weight/day done orally to female Swiss Webster strain mice during breast feeding (21 days). The main parameter observed are the total number of new born mice (F2). number of corpus luteum (F 1) at 90 days of age, and the number of follicle (F 1) at 90 days of age, whilst the additional parameter are the body weight of new born mice (F2) at 1 day of age, body weight (F 1) at 90 days of age, and the weight of ovaries (Fl) at 90 days of age. Results of Study and Conclusions : The results of study indicated that a significant decrease (P<0,05) of the number of new born mice (F2) was occurred on a group treated by MSG of 9600 mg/kg body weight/day, and a very significant decrease (P<0,01) on groups treated by MSG of 12000 and 14400 mg/kg body weight/day compared with the group of control. The were significant decreases (P<0,05) on groups treated by MSG of 4800 and 9600 mg/kg body weight/day, and very significant decreases (P<0,01) on groups treated by MSG of 12000 and 14400 mg/kg body weight/day compared with the group of control. There were no significant changes (P>0,05) in the number of follicle (F I) at 90 days of age, body weight of new born mice at 1 day of age, and weight of ovaries (F1) at 90 days of age. This study concluded that, MSG administration of the doses of 4800 up to 14400 mg/kg body weight/day orally on female Swiss Webster strain mice during breast feeding (21 days) may decrease the fecundity of female new born mice.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Dias Rizaldy
Abstrak :
ABSTRAK
Status United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai pengamat di Melanesian Spearhead Group (MSG) melambangkan pengakuan internasional dari negara-negara Melanesia. Berdasarkan tinjauan pustaka, tidak banyak penelitian yang mencoba mengeksplorasi respons Indonesia tentang internasionalisasi konflik Papua Barat, lebih khusus dari perspektif Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pemisahan diri dan pencegahan pengakuan entitas Papua Barat di ranah internasional oleh Indonesia. Untuk menganalisis fenomena ini, penulis menggunakan konsep kontra-pemisahan & pengakuan yang pendekatannya berasal dari perspektif liberalisme. Penelitian ini menemukan bahwa kegigihan dalam melindungi integritas nasionalnya dan banyaknya diplomasi yang dilakukan adalah kunci dari kurangnya dukungan internasional yang diberikan kepada entitas Papua Barat. Selain itu, tidak adanya dukungan dari negara-negara kekuatan utama meningkatkan peluang keberhasilan bagi Indonesia dalam mencegah pengakuan internasional terhadap entitas de facto.
ABSTRACT
The status of the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) as an observer in the Melanesian Spearhead Group (MSG) symbolizes international recognition from Melanesian countries. Based on a literature review, not much research has tried to explore Indonesia's response to the internationalization of the West Papua conflict, more specifically from an Indonesian perspective. This study aims to analyze the process of secession and prevention of recognition of West Papuan entities in the international sphere by Indonesia. To analyze this phenomenon, the author uses the concept of counter-separation & recognition whose approach is derived from the perspective of liberalism. This research found that persistence in protecting its national integrity and the amount of diplomacy undertaken is the key to the lack of international support given to West Papuan entities. In addition, the lack of support from major power countries increases the chances of success for Indonesia in preventing international recognition of de facto entities.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Andika
Abstrak :
Monosodium Glutamat (MSG) sudah lama dikenal sebagai bahan penambah rasa gurih pada makanan. MSG yang beredar luas dimasyarakat diproduksi secara industri menggunakan senyawa Asam Glutamat. Asam Glutamat dari MSG ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk sintesis katalis SiO2-AA-Glutamat. Katalis ini dimanfaatkan sebagai katalis heterogen pada sintesis senyawa 1,8-dioxohidriacridin dan turunan senyawa Polihidroquinolin. Beberapa penelitian telah dilakukan penggunaan katalis SiO2-AA-Glu karena merupakan katalis yang ramah lingkungan dan dapat dihasilkan dengan yield tinggi. Dua senyawa yang akan disintesis dapat dipercaya sebagai sumber penting berbagai senyawa yang memiliki fungsi biologi dan farmakologi yang baik termasuk sumber antioksidan. Pada penelitian ini digunakan MSG sebagai sumber asam Asam Glutamat dalam pembuatan katalis SiO2-AA-Glu yang ramah lingkungan dan ekonomis yang digunakan dalam sintesis senyawa 1,8-dioxohidroacridin dan senyawa turunan Polihidroquinolin. Optimasi yang dilakukan pada penelitian kali adalah memberi variasi terhadap senyawa benzaldehid (benzaldehid dan hidroksi benzaldehid), jumlah katalis SiO2-AA-Glu, Suhu dan waktu, kondisi optimasi yang didapat diharapkan dapat digunakan pada penelitian selanjutnya. Selama reaksi berlangsung akan dimonitoring menggunakan KLT dan dikarakterisai. Setelah sintesis berhasil dilakukan maka akan diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. ...... Monosodium Glutamate (MSG) has long been known as a savory flavor enhancer in foods. MSG is widely circulated in the community industry using Glutamic acid compounds. Glutamic acid from MSG is expected to be used for the synthesis of SiO2-AA-Glutamate catalyst. This catalyst is utilized as a heterogeneous catalyst in the synthesis of 1,8-dioxohidriacridin compounds and derivatives of polyhydroquinoline compounds. Several studies have done the use of SiO2-AA-Glu catalyst as it is an environmentally friendly catalyst and has high yield results. Two compounds to be synthesized can be trusted as an important source of various compounds that have good biological and pharmacological functions including antioxidant sources. In this study used MSG as a source of acid Glutamic acid in the manufacture of environmentally friendly and economical SiO2-AA-Glu catalysts used in the synthesis of 1,8-dioxohidroacridin compounds and polyhydroquinoline derivatives. The optimization of the present study was to vary the benzaldehid compounds (benzaldehid and hydroxy benzaldehyde), the amount of SiO2-AA-Glu catalyst, Temperature and time, the available conditions can be used in next research. During the reaction will be monitored using TLC and characterized. After synthesis successfully done then will happen antioxidant activity by using DPPH method.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover