Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faris Ahmad
Abstrak :
Untuk mengatasi kemacetan yang terjadi pemda DKI merencanakan membangun suatu system transportasi masal Mass Rapid Transit . Identifikasi faktor-faktor dominan dalam menentukan elevasi jalur MRT merupakan acuan penting dalam proses penentuan jalur MRT yang sistematis, berintegrasi dan berkesinambungan. Dilakukan proses penyebaran kuisioner validasi pakar dan responden dari pihak stakeholder MRT Jakarta. Lalu dilakukan analisis rata-rata faktor yang berpengaruh dominan. Kemudian dilakukan validasi pakar dan pembahasan detail dari 10 faktor-faktor dominan tertinggi. ...... Identification of the dominant factors in determining the elevation of the MRT lines is an important benchmark in the process of determining the MRT track systematic, integrated and sustainable. Do the validation questionnaire respondents from the experts and stakeholders MRT. Then the average analysis of factors influencing dominant. Then do the validation expert and detailed discussion of the 10 highest dominant factors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abby Dwiputra Lukman
Abstrak :
Setelah dibangunnya transportasi masal yang baru, perlu diketahui dampaknya terhadap pengguna kendaraan pribadi roda dua. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan probabilitas perpindahan ke MRT, Ability to pay dan willingness to pay, dan Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas perpindahan pengguna kendaraan roda dua ke MRT Fase 1 (Lebak bulus – Bundaran HI). Metode survei yang digunakan adalah survei stated preference. Survei dilakukan hanya di 4 stasiun MRT yaitu stasiun Lebak bulus, stasiun Fatmwati, stasiun Dukuh atas, dan stasiun Bundaran HI. Data dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan metode regresi logistik dengan bantuan software SPSS untuk mendapatkan probabilitas  perpindahan. Hasil dari probabilitas perpindahan akan maksimal didapatkan pada saat pilihan penghematan waktu 15 menit dengan tambahan biaya sebesar Rp 8.000 yaitu 93,15 % dan probabilitas perpindahan terkecil adalah pada saat pilihan penghematan waktu 5 menit dengan tambahan biaya Rp 15.000 yaitu sebesar 0.31%. selain itu didapatkan juga faktor-faktor yang berpengaruh adalah penambahan biaya, penghematan waktu, waktu tempuh perjalanan, dan pendapatan. Didapat juga hasil dari willingness to pay sebesar Rp 8.250 untuk penghematan waktu 10 menit, dan dan ability to pay sebesar Rp 24.500. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dengan memberikan harga yang dan penghematan waktu yang tepat yaitu harga yang lebih mahal Rp 8.000 dan waktu yang lebih cepat 15 menit, maka MRT dapat menjadi pilihan moda transportasi bagi 93,15 % pengguna kendaraan pribadi roda dua. ......After the construction of a new mass transportation, it is important to know the impact on the users of private two-wheeled vehicles. The purpose of this study is to obtain the probability of the movement to the MRT, Ability to Pay and Willingness to Pay, and the factors that influence the probability of the transfer of two-wheeled vehicle users to MRT Phase 1 (Lebak Bulus - HI Roundabout).  The survey method used a stated preference survey. The survey was conducted only in 4 MRT stations, they are Lebak bulus station, Fatmwati station, Dukuh atas station, and Bundaran HI station. Data from the results of the study were processed using logistic regression
methods with the help of SPSS software to obtain probability of the movement. The results of the maximum transfer probability will be obtained when the time saving option is 15 minutes with an additional cost of Rp 8.000 which is 93.15% and the smallest transfer probability is when the time saving option is 5 minutes with an additional cost of Rp 15.000 which is 0.31%. in addition it was also found that the factors that influence are the addition of costs, time savings, travel time, and income. Also obtained results from Willingness to Pay of Rp 8.250 for a 10-minute time savings, and Ability to Pay of Rp 24.500. The conclusion that can be drawn is that by providing the right price and time savings that is a more expensive price of Rp 8.000 and a faster travel time of 15 minutes, the MRT can be the choice of transportation mode for 93.15% of two-wheeled private vehicle users.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Theophilus Artha
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis dampak konstruksi dan jumlah penumpang MRT Jakarta terhadap tingkat polusi DKI Jakarta yang dihitung melalui ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara). Penelitian menggunakan regresi data panel pada data harian di 5 SPKU (Stasiun Pengukur Kualitas Udara) di setiap wilayah Jakarta. Hasil penelitian menemukan bahwa jumlah penumpang MRT belum signifikan mempengaruhi ISPU, sedangkan kegiatan konstruksi MRT Jakarta mampu menurunkan ISPU, terutama konstruksi bawah tanah memiliki pengaruh yang lebih besar. Secara umum, kegiatan Operasi MRT Jakarta belum berdampak pada ISPU secara signifikan di awal-awal pembukaan MRT dan masa COVID. Penelitian juga menemukan bahwa semakin jauh jarak antara SPKU dari MRT Jakarta, semakin tinggi tingkat ISPU di wilayah tersebut, menunjukkan bahwa akses ke transportasi public berhubungan dengan Tingkat polusi suatu area. ......This study analyzes the impact of construction and ridership of the Jakarta MRT on DKI Jakarta's pollution levels as measured by the Air Pollution Standard Index (ISPU). The study used panel data regression on daily data at 5 AQMS (Air Quality Measurement Stations) in each region of Jakarta. The results found that the number of MRT passengers has not significantly affected the ISPU, while the Jakarta MRT construction activities are able to reduce ISPU, especially underground construction has a greater influence. In general, the number of Jakarta MRT passengers has not significantly impacted ISPU in the early days of MRT opening and the COVID period. The study also found that the greater the distance between SPKUs from the Jakarta MRT, the higher the level of ISPU in the area, suggesting that access to public transportation is related to the pollution level of an area.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Rasyida
Abstrak :
Kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya. Terdapat berbagai jenis kepemimpinan, salah satunya kepemimpinan transformatif yang dibahas di dalam skripsi ini. Skripsi ini membahas mengenai kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta dalam kebijakan Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta pada periode 2017-2019. MRT merupakan moda transportasi umum massal yang baru diluncurkan di DKI Jakarta pada tahun 2019 setelah mulai diinisiasi pada tahun 1985. Keberadaan MRT diharapkan dapat menurunkan jumlah pengguna transportasi pribadi, sehingga pada akhirnya bisa berkontribusi untuk menanggulangi masalah yang telah lama ada di DKI Jakarta, yaitu kemacetan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori transformational leadership seperti yang dikemukakan oleh Bass (2003), yaitu empat komponen transformational leadership yang terdiri dari idealized influence, inspirational motivation, individual consideration, dan intellectual stimulation. Dengan metode kualitatif, hasil analisis data menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta merefleksikan atribut transformational leadership dalam kebijakannya mengenai MRT Jakarta. ......Leadership is how a leader influence their followers. There are various types of leadership, one of which is transformational leadership which discussed in this theasis. This thesis discussed the leadership of the DKI Jakarta Governor regarding Mass Rapid Transit (MRT) policy. MRT is a mass public transportation mode that was only launched in 2019 after it was initiated since 1985. The existence of MRT is expected to reduce the number of private transportation users, so that it can contribute to overcome the long-standing problem in DKI Jakarta, traffic congestion. The theory used in this study is the theory of transformational leadership as proposed by Bass (2003), namely the four components of transformational leadership which consisted of idealized influence, inspirational motivation, individualized consideration, and intellectual stimulation. Using qualitative methods, the results of the data shows that the Governor of DKI Jakarta reflects the attributes of transformational leadership in his policy regarging Jakarta MRT.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umaya Indah Syafitri
Abstrak :
Kemacetan adalah salah satu masalah urgent yang ada di ibukota dan menuntut untuk segera diselesaikan. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah tersebut, namun keterbatasan tanah untuk pembangunan menuntut harus diadakannya pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada pembangunan MRT di Kota Administrasi Jakarta Selatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengadaan tanah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan postpositivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan MRT belum berjalan secara efektif sehingga progresnya lambat. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengadaan tanah antara lain yaitu aktor pengadaan tanah, tujuan pengadaan tanah, metode sosialisasi, dan kompensasi yang diberikan.
Congestion is one of the urgent issue in the capital and demanded to be immediately resolved. The development of Mass Rapid Transit (MRT) is expected to be a solution over the issue , but limited ground for development forced the government to do new job, land acquisition. This research aimed to analyze how the implementation of land acquisition for the public interest on the construction of Mass Rapid Transit (MRT) in South Jakarta and to analyse the factors that influence of land acquisition process. This research using qualitative method with postpositivisme as the approach. The result showed that the implementation of land acquisition for MRT project has not been effectively so that the progress too slow. It caused by several factors such as the actor of land acquisition, the purpose of land acquisition , the method of socialization, and the compensation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harist Kusuma
Abstrak :
ABSTRAK
Transportasi umum berbasis kereta sekarang telah menjadi tulang punggung transportasi massal di kota besar, dan sebagian besar operasinya diintegrasikan dengan sistem angkutan massal lainnya seperti bus dan waterway. Jakarta adalah kota besar yang memiliki kekurangan di transporasi massal, sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas harian dengan kendaraan pribadi untuk membantu mereka untuk pergi ke suatu tempat dan menghindari transportasi umum karena kekurangan luas area layanan dan integrasi transportasi umum. Salah satu alasan nya adalah kurangnya sistem transportasi massal, contohnya adalah lokasi shelter. Lokasi shelter penting untuk integrasi sistem transportasi umum. Masyarakat akan memilikih transportasi umum apabila asal dan tujuan rutinitas harian mereka dekar dengan shelter dan shelternya terintegrasi dengan transportasi umum lainnya untuk akses yang mudah di kota.
ABSTRAK
Railway based public transport is now become the backbone of mass transportation in big city, and most of the operation is being integrated with another mass transportation system such as bus and waterway. Jakarta is a big city with lack of good public transportation system, most people do they daily routine activity with private vehicle to help them getting somewhere within city area and avoid public transport due to lack of coverage and integration of mass transportation. One of the reason is lack of mass transportation system, the example is shelter location. The location of shelter is important for good integrated public transport. People will chose public transport if their daily routine origin and destination is near the shelter, and the shelter is easy to access and can be integrated with other form of public transport for ease of access around the town.
2016
S64219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Diantorio Putri
Abstrak :
ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta adalah salah satu transportasi kota yang ada di DKI Jakarta. MRT Jakarta muncul sebagai jawaban atas permasalah transportasi di Jakarta yang meliputi kemacetan, keakuratan jadwal, dan kenyamanan. Dari segi kemacetan, MRT Jakarta unggul karena memiliki jalur yang tidak beririsan dengan jalan raya. Proses operasional MRT tidak dipengaruhi kemacetan dan tidak menyebabkan kemacetan. Dari segi keakuratan jadwal, MRT Jakarta telah mengeluarga janji berupa target headway yang cukup singkat. Headway adalah interval kedatangan kereta. Dari segi kenyamanan, MRT Jakarta memiliki kualitas kereta yang cukup tinggi namun hal ini belum dapat memastikan tingkat kenyamanan MRT Jakarta, mengingat banyak faktor yang memengaruhi tingkat kenyamanan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan MRT Jakarta berdasarkan kepadatan penumpang dan keakuratan jadwal kedatangan. Penulis menggunakan perangkat lunak ProModel 7.5 untuk melakukan simulasi atas 12 kebijakan yang telah dirancang berdasarkan tiga variabel kontrol, yaitu jumlah rangkaian kereta, jumlah kereta per rangkaian, dan headway. Dengan mempertimbangkan kepadatan penumpang dan pemenuhan target headway, kebijakan terbaik untuk peak hour adalah menggunakan 14 rangkaian kereta dengan 6 kereta per rangkaian untuk headway 5 menit, dan untuk off-peak hour menggunakan 7 rangkaian kereta dengan 8 kereta per rangkaian untuk headway 10 menit.
ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta is one of the new urban transportation in Greater Jakarta area. MRT Jakarta appear as an answer for Jakarta rsquo s transportation problem, such as congestion, schedule accuracy, and level of comfort. MRT Jakarta rsquo s track is separated from highways, so it wouldn rsquo t impacted by congestion nor leads to congestions. MRT Jakarta has publish the headway target to promise the schedule accuracy. Headway is the interval time between train arrivals. MRT Jakarta has a high quality rolling stock, but this couldn rsquo t indicates MRT Jakarta overall level of comfort, since this level of comfort is affected by many factors. Therefore this research goal is to analyze MRT Jakarta level of comfort by considering passenger density and its headway target fulfillment. The researcher uses ProModel 7.5 to simulate 12 optional policies. This 12 optional policies are made of combined three control variable, which are train set, car number, and headway. By considering the passenger density and headway target fulfillment, the best specification for peak hour is 14 train set and 6 cars for each set with 5 minutes headway and for off peak hour is 7 train set and 8 cars for each set with 10 minutes headway.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Putri Cahaya
Abstrak :
Beroperasinya MRT Fase I dengan rute dari stasiun Lebak Bulus menuju stasiun Bundaran HI di Jakarta yang dimulai pada Bulan Mei 2019 memberikan harapan agar bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. MRT awalnya menerapkan tarif gratis, kemudian dikenakan tarif diskon pada bulan April 2019 dan pada tanggal 13 Mei 2019 tarif dinaikkan 100%. MRT akan dikembangkan ke fase II dan III pada tahun 2020 hingga tahun 2024. Perencanaan ini membutuhkan evaluasi MRT fase I yang saat ini sedang beroperasi, untuk melihat elastisitas permintaan penumpang terhadap perubahan tarif MRT. Penelitian ini menggunakan data asal-tujuan pada jumlah penumpang yang berasal dari semua stasiun MRT Jakarta untuk melihat dampak perubahan tarif ganda pada 13 Mei 2019. Perbandingan jumlah penumpang dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah tanggal ketika tarif berubah melalui pendekatan Regression Discontinuity Design (RDD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan jumlah penumpang sebesar 11,3% yang menyiratkan elastisitas permintaan penumpang dalam jangka pendek yaitu -0,0086. Perkiraan ini menunjukkan permintaan MRT bersifat inelastis seperti yang ditemukan dalam literatur terbaru dari elastisitas permintaan angkutan rel (harga sendiri) di Australia (Litman, 2017).
Phase I MRT operations with a route from Lebak Bulus station to the Bundaran HI station in Jakarta starting in May 2019 give hope to reduce congestion in Jakarta. MRT applies free fare at the start of operations, then is subject to discounted rates in April and on May 13, 2019 fares are raised 100%. The development of the MRT will continue to phases II and III in 2020 to 2024. This planning requires an evaluation of the phase I MRT which is currently operating, to see the elasticity of passenger demand for changes in MRT fare. This study uses origin destination (O-D) data on the number of passengers originating from all Jakarta`s MRT (Mass Rapid Transit) stations to see the effect double fare change on May 13, 2019. It compares the passengers at time before and after the date when the fare changes with  Regression Discontinuity Design (RDD) approach. The estimates show that there was a decrease in passenger numbers by 11,3% which implies the short-response demand elasticity of 0,0086. This estimate shows MRT demand is inelastic as found in the latest literature on the elasticity of rail transport demand (own price) in Australia (Litman, 2017).
Depok: Universitas Indonesia, 2020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin Rizaldi
Abstrak :
ABSTRAK
Kepadatan kendaraan bermotor semakin lama semakin dikeluhkan oleh warga Jakarta karena waktu tempuh untuk mencapai tujuan menjadi semakin lama. Target pemerintah DKI Jakarta untuk membangun sistem transportasi massal saat ini sedang dilaksanakan. Salah satu sistem yang dibangun oleh pemerintah DKI Jakarta adalah MRT (Mass Rapid Transit) berbasis rel. Pembangunan MRT akan memberi dampak terhadap ruang kota yang dilintasinya. Sebagaimana yang ditunjukkan dari preseden berbagai kota di dunia, pemerintah DKI juga berharap MRT akan mendorong konsep pengembangan Transit-Oriented Development (TOD). Actant dalam teori sastra adalah orang atau makhluk atau benda yang bermain dalam satu set peran aktif dalam suatu narasi.. Dalam konteks dunia maya, actant dapat dikaitkan dengan keberadaan teknologi internet yang dapat memproduksi ruang, mempermudah aktivitas manusia, membantu manusia bekerja jarak jauh, mengendalikan pergerakan orang dan barang dan meningkatkan nilai ekonomi ruang. Dalam hal ini aktan bergerak untuk memproduksi hal-hal tersebut. Selain teknologi internet, dimensi sosial juga berpengaruh terhadap ruang kota dengan manusia sebagai pelakunya. Kedua elemen, yaitu aktan dan dimensi sosial akan menjadi penggerak perubahan ruang kota pasca pembangunan MRT. Tujuannya untuk mencapai konsep TOD yang mendorong kepadatan secara proporsional, fungsi yang bercampur, sirkulasi dan ruang publik yang berorientasi kepada pejalan kaki, dan peningkatan kualitas lingkungan hijau.
ABSTRACT
The number of vehicles has been increasing rapidly. This caused Jakarta citizen takes a longer time to reach their destination due to the high traffic. The Government of DKI Jakarta is developing mass transportation systems which is currently being implemented. One of them is MRT (Mass Rapid Transit) rail-based that could impact the cities that would be passed-through. Like many other cities in the world, the government believe that MRT would eventually grow into the development of Transit- Oriented Development (TOD) as well. Actant is person or creature or object that have an active role in narrative. In cyberspace, the movement of actant can be related with the presence of internet technology to create space, accommodate human activities, support people to work remotely, control the movement of people and goods, and enhance the economic value of space. Besides of Internet technology, social dimensions influence the urban space with humans as actor as well. Both actant and social dimension will be the ?agent of change? in the urban space after the final phase of MRT development. The aim is to achieve TOD concepts which lead to the proportional density of citizen, mixed functions, the pedestrians-oriented circulation and public spaces, and the improvement of environmental quality issues.
2016
T49679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunnisa Muthi`Ah
Abstrak :
Pada konstruksi MRT Jakarta, pekerjaan tunnelling dilakukan dengan menggunakan alat Tunnel Boring Machine TBM . Salah satu tahap awal pada pelaksanaan pekerjaan terowongan menggunakan TBM adalah pembangunan fasilitas sementara TBM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko pada fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek MRT, dampak dan penyebabnya, serta tindakan yang dapat dilakukan terhadap faktor-faktor risiko tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui survey kuesioner dan wawancara. Kemudian, data tersebut diolah menggunakan uji-uji stastistik dan analisis kualitatif risiko. Hasil penelitian ini didapatkan lima faktor risiko fasilitas sementara TBM yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Faktor risiko tertinggi pada fasilitas sementara TBM adalah ketidaksejajaran sumbu TBM dengan back anchor. ...... Within Jakarta MRT construction, tunnelling work done by using a Tunnel Boring Machine TBM . One of the early stages of the implementation tunnelling work using a TBM is the construction of temporary facilities for TBM. This research has purposes to identify risk factors of temporary facilities for TBM that influence time performance of MRT project, its cause and effects, and also treatment or response that can do for that risk factors. The research was conducted by collecting data through a survey questionnaire and interview. Then, evaluated by statistics test and qualitative risk analyze. The result of this research is acquired five risk factors of temporary facilities for TBM that influence to time performance of MRT project. The highest risk of temporary facilities for TBM is misalignment of TBM axis with back anchor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>