Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guerra, Lucas H.
Rockport, MA: Rockport Publishers, 1997
724.91 GUE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Suryani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berdoa terhadap motif berkorban dengan moderator authenticity pada dewasa muda yang sedang berpacaran. Mengingat pentingnya kepuasan dan kestabilan hubungan dalam berpacaran, penelitian mengenai motif berkorban, berdoa, dan authenticity dinyatakan mempengaruhi kedua hal tersebut secara independen. Penelitian eksperimental ini kemudian diteliti untuk melihat arah hubungan dari ketiga variabel tersebut. 71 partisipan berusia 20-39 tahun menjalani penelitian selama sembilan hari dengan dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen berdoa untuk pasangan dan kelompok kontrol berpikir positif untuk pasangan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat ukur berdoa, motives of sacrifice dan authenticity. Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi PROCESS dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1 Terdapat pengaruh berdoa terhadap motif berkorban pada individu dewasa muda yang berpacaran b=-2,42. ...... The purpose of this research is to examine the effect of prayer on motives of sacrifice moderated by authenticity among dating young adults. Given the importance of satisfaction and relationship stability in dating, research on the motives of sacrifice, prayer, and authenticity is affected independently of both satisfaction and relationship stability. This experimental research is then examined to see the direction of three variables. 71 participants aged 20 39 years joined a nine day study with two study groups experimental group prayer for partner and control group positive thoughts for partner. Instruments used in this study are prayer, motives of sacrifice and authenticity scale. Analysis of research using PROCESS regression analysis with the result as follows 1 There was significant effects of prayer on motives of sacrifice among dating young adults b 2,42.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hariyanto
Abstrak :
Pembunuhan pada hakekatnya bertentangan dengan norma hukum dan norma agama, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat. Meskipun demikian tetap saja ada sebagian anggota masyarakat yang melakukan tindak kejahatan tersebut. Dan ironisnya minat para pemerhati masalah-masalah sosial di Indonesia untuk mengkaji fenomena pembunuhan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat nampak masih kurang. Padahal sebagai fenomena sosial, pembunuhan merupakan topik yang sangatlah menarik dan perlu dikaji secara luas dan mendalam. Kenyataan inilah yang mendorong penulis untuk rrengangkat permasalahan tersebut sebagai topik dalam tesis. Telaah teoritis mengacu kepada trend pembunuhan sebagai transaksi yang disengaja karya David F. Luckenbill sebagai kerangka pemikiran utama. Sedangkan gagasan Lonnie H. Athens dan Marvin E. Wolfgang sebagai teori penunjang. Metode, tipe dan pendekatan penelitian yang digunakan untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran penelitian adalah metode studi kasus, dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Agar data dapat terkumpul sesuai dengan yang diharapkan, maka digunakan beberapa cara pengumpulan data, antara lain adalah dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap empat puluh dua pelaku pembunuhan yang saat ini sedang menjaiani masa pidananya di beberapa Lapas yang menjadi lokasi penelitian (yaitu : Lapas Cipinang Jakarta, Lapas Bogor, Lapas Anak, Lapas Pemuda dan Lapas Wanita Tangerang) diperoleh gambaran bahwa peristiwa pembunuhan itu merupakan akibat dari suatu perselisihan atau konflik antar pribadi yang kian memuncak di antara pelaku dengan korban. Interaksi sosial yang berakhir dengan pembunuhan ini umumnya berlangsung dalam enam tahapan menurut urutan waktunya. Temuan ini nampaknya relatif bersesuaian dengan kerangka pemikiran yang digunakan dalam tesis ini. Tahap pertama, menggambarkan bahwa proses interaksi tersebut umumnya dibuka (diawali) oleh korban dengan cara melakukan : serangan terhadap pelaku atau memprovokasi secara verbal atau isyarat fisik yang benada penghinaan terhadap pelaku. Menurut data yang terkumpul ditemukan bahwa tindakan korban tersebut di artikan oleh pelaku umumnya ditafsirkan sebagai tindakan yang mengancam dan membahayakan jiwanya, dan seringkali juga dianggap sebagai penghinaan terhadap kehormatan dan keluarga diri pelaku. Kemudian dengan berlandaskan pada hasil interprelusi ini pada pelaku umumnya, lalu menyusun-rencana tindakan balasan (umumnya berupa tindak kekerasan) yang bersifat patensial, belum menerapakan tingkah laku nyata. Rencana tindakan kekerasan oleh pelaku ini umumnya pada akhirnya direalisir dalam bentuk tindak kekerasan nyata pada tahapan interaksi berikutnya saat perilaku korban tidak dapat ditolerirnya. Tahapan ini sering disebut sebagai-tahapan kedua interaksi. Pada tahap berikutnya, yakni tahap ketiga, pelaku merespon provokasi korban demi menyelamatkan harga diri dan kehormatannya. Respon pelaku unmumnya berupa tanggapan verbal yang menghina korban, dan, terkadang juga daIam bentuk serangan fisik terhadap korban. Tahap keempat, yang mencerminkan respon korban terhadap reaksi balik pelaku pada tahap sebelumnya, memperlihatkan bahwa korban, umumnya menerima tantangan verbal ataupun serangan fisik pelaku dengan memberikan ekspresi verbal yang menantang balik maupun dengan melakukan serangan fisik berikutnya. Pada tahap ini tampak jelas bahwa audiens yang ada di sekitar tempat kejadian umumnya aktif mendukung matangnya perselisihan antara pelaku-korban hingga berakhir dengan pembunuhan. Dengan adanya kesepakatan kerja secara implisit ataupun eksplisit antara pelaku dengan korban bahwa kekerasan merupakan cara yang paling tepat untuk rnenyelesaikan konflik di antara mereka dan adanya senjata serta dukungan dari audiens, maka pada tahap kelima ini, keduanya terlibat perkelahian nyata yang kemudian berakhir dengan kematian korban. Tahap keenam yang merupakan tahap penutup interaksi menggambarkan bahwa setelah korban tewas umumnya pelaku melarikan diri, terlebih bila hubungan antara korban dengan pelaku hanya sebatas kenalan apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun bila korban adalah sanak keluarganya sendiri, umumnya pelaku segera menyerahkan diri kepada polisi. Pada tahap ini audiens pun umumnya segera melaporkan peristiwa pembunuhan yang terjadi kepada polisi. Namun tetap harus disadari bahwa tahapan interaksi seperti ini tidak berlaku untuk kasus-kasus pembunuhan berikut ini : pembunuhan karena kekerasan kolektif primitif; pembunuhan yang bermotif politik; pembunuhan karena motif bayaran (yang dilakukan oleh pembunuh bayaran); dan pembunuhan dimana pelakunya mengidap kelainan jiwa, misalnya paranoid.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gong, Ning, compiler
Beijing: China International Press, 2009
SIN 736.7051 GON c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kipnis, Jeffrey
Abstrak :
Jeffrey Kipnis's writing, thinking, and teaching casts architecture as both an intellectual discourse and a lived, affective experience. His essays on contemporary architects are less about making critical judgments than about explication, exegesis, and provocation. In these eleven essays, written between 1990 and 2008, he considers projects, concepts, and buildings by some of the most recognized architects working today, with special attention to the productions of affect. He explores "intuition" in the work of Morphosis, "exhilaration" in Coop Himmelb(l)au, "freedom" in the work of Rem Koolhaas and OMA, "magic" in Steven Holl's buildings, and "anxiety" in Rafael Moneo's writing about contemporary architecture. Kipnis's deft integration of art, critical theory, philosophy, pop culture, classical music, and science -- what the volume's editor Alexander Maymind calls "ancillary material"--Into a rigorous architectural theory and criticism makes A Question of Qualities an exemplar of a new way to write about architecture. It is also a distinct pleasure to read. Kipnis transcends the fractious intellectual climate in architecture, stepping outside the boundaries mandated by the vast specialized criteria that the discipline now claims to address. The essays in this volume demonstrate a style of writing that is not so much about architecture as it is an affect of architecture itself
Leiden: Brill, 2013
724.6 KIP q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hall, James
London: John murray, 1995
R 704.9 HAL i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hiroko Jodi Brigitte Laura Amanda
Abstrak :
Romantisme di tempat kerja merupakan fenomena umum di dalam organisasi, namun perilaku ini masih dianggap tabu atau sensitif untuk diteliti di Indonesia. Sedangkan sudah cukup banyak penelitian yang menuliskan dampak negatif maupun positif dari hubungan romantis di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi niat seseorang untuk menjalin hubungan romantis di tempat kerja, dilihat dari motif (cinta dan pekerjaan) dan jenis kebijakan (ketat, peringatan, tidak ada kebijakan) yang ada di perusahaan. Secara total, 268 karyawan Indonesia berusia 20-40 tahun yang bekerja minimal enam bulan di sebuah perusahaan berpartisipasi dalam metode vignette menggunakan eksperimental faktorial 2x3 within subject dengan memberikan 6 buah skenario kepada seluruh peserta yang sama. dan untuk analisis data, kami menggunakan ANOVA terukur berulang. Hasil penelitian menemukan bahwa perbedaan tipe kebijakan di perusahaan dapat mempengaruhi niat seseorang dalam melakukan hubungan romantis di tempat kerja. Semakin ketat aturan dan semakin berat hukumannya, semakin kecil kemungkinan seseorang terlibat dalam percintaan di tempat kerja. Namun, pada motif ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis motif dan niat seseorang dalam percintaan di tempat kerja. Terakhir, interaksi antara motif dan kebijakan tidak cukup signifikan untuk memprediksi niat seseorang untuk terlibat dalam percintaan di tempat kerja. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, implementasi kebijakan masih memiliki peran penting dalam mengurangi dampak negatif asmara di tempat kerja. Variabel lain masih dapat dimasukkan untuk penelitian selanjutnya untuk melihat faktorfaktor yang mempengaruhi niat seseorang dalam percintaan di tempat kerja. ......Romance in the workplace is a common phenomenon in organizations, but this behavior is still considered sensitive to be investigated in Indonesia. This study aims to predict a person's intention to have a romantic relationship at work, seen from the motives (love and work) and types of policies (strict, warning, no policy) that exist in the company. In total, 268 Indonesian employees aged 20-40 years who worked at least six months in a company participated in the 2x3 factorial experimental vignette method, and for data analysis, we used repeated measured ANOVA. The study results found that several types of company policies determine a person's intention to have romance at work. The stricter the rules and the heavier the punishment, the less likely a person will engage in romance at work. However, on the motive, it was found that there was no difference between the types of motives and one's intentions in a workplace romance. Finally, the interaction between motives and policies is not significant enough to predict a person's intention to engage in romance at work. Therefore, it can be concluded that in Indonesia, the implementation of policies still has an essential role in reducing the negative impact of romance in the workplace. Other variables can still be included for future research to see the factors that influence a person's intentions in a workplace romance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kawulusan, Geraldus Tirta Pratama
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh berdoa terhadap motif berkorban dalam hubungan dimoderasi oleh authenticity pada 21 individu dengan orientasi homoseksual. Pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan durasi berdoa selama tujuh hari, alat ukur motives of sacrifice oleh Impett, Gable, Peplau 2005 , dan alat ukur authenticity yang digunakan oleh Impett dkk. 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdoa tidak mempengaruhi kedua motives of sacrifice, authenticity tidak mempengaruhi motives of sacrifice dan authenticity tidak memperkuat ataupun memperlemah pengaruh antara berdoa dan motives of sacrifice pada individu dengan orientasi homoseksual.
This study was conducted to see the Effects of Prayer on Motives of Sacrifice Moderated by Authenticity Among 21 Homosexuals. Measurements of variable were performed using the length of participant rsquo s prayer during seven days of experiments, motives of sacrifice inventory used by Impett, Gable, and Peplau 2005, and one item authenticity used by Impett dkk. 2013. The results show that prayer does not have an effect on both motives of sacrifice, authenticity does not have an effect on motives of sacrifice, and authenticity does not strengthen nor weaken the effect of prayer on motives of sacrifice among homosexuals.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brookfield, Stephen D.
San Fransisco: Jossey-Bass Pub., 1991
374.973 BRO u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musfiroh
Abstrak :
Sebagai negara dengan perekonomian yang berada di ranking keenam belas di dunia pada tahun 2018, kerjasama perdagangan internasional merupakan hal penting bagi Indonesia. Kerjasama perdagangan internasional pada awalnya hanya difokuskan pada negara-negara yang menjadi mitra dagang utama saja, baik dalam skala global maupun regional seperti ASEAN. Pada perkembangannya, Indonesia juga membuka diri dengan menjalin kerjasama perdagangan bebas atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan negara lain di luar kawasan yaitu Chile yang terletak di kawasan Amerika Latin. Akan tetapi jika ditinjau dari perdagangan internasional, nilai perdagangan antara Indonesia dan Chile tidak signifikan dibanding dengan negara lainnya yang berada di kawasan tersebut seperti Brazil dan Argentina. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa Indonesia justru menjalin kerjasama perdagangan bebas dengan Chile dalam skema Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA)? Melalui pendekatan kualitatif (studi literatur dan wawancara) dengan menggunakan teori pemilihan Mitra FTA oleh Solis dan Katada (2008), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motif keterlibatan Indonesia dalam IC-CEPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tiga motif atas keterlibatannya dalam IC-CEPA. Pertama, motif ekonomi, yakni untuk mendapatkan akses pasar bagi produk manufaktur khususnya produk unggulan alas kaki dan menghindari adanya trade diversion. Kedua, motif politik yaitu untuk meningkatkan status Indonesia melalui upaya menjadi trade hub bagi kawasan Amerika Latin di Asia Tengara. Ketiga, motif leverage yakni untuk meningkatkan kapasitas Indonesia di sektor pertanian mengingat Chile merupakan salah satu negara memiliki sistem pengelolaan sektor pertanian yang terbaik di dunia. ......As a country with sixteenth economic ranking in the world (2018), international trade is important for Indonesia. The cooperation is initially focused on countries which become the main trading partners, both on a global and regional scale such as ASEAN. On its development, Indonesia also opened up by establishing a Free Trade Cooperation (FTA) or Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) with other countries outside the region such as Chile in which it's located in Latin America. However, in terms of international trade, the total value of trade between Indonesia and Chile is small and unlike the trading with other countries in the same region. This matter then raises question, why Indonesia establish free trade cooperation with Chile in the Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) scheme? Through a qualitative approach (literature study and interview) using the theory of FTA partner selection by Solis and Katada (2008), this study aims to analyze the Indonesian motives behind its involvement and its decision to sign the IC-CEPA cooperation with Chile. The results of this study find that Indonesia has three motives for its involvement in IC-CEPA. First, economic motives, those are the need to export its manufactured products, particularly footwear and to avoid trade diversion. Second, political motive, that is to improve Indonesia's status through its efforts by becoming a trade hub for the Latin America countries in Southeast Asian regions. Third, leverage motive, that is to build Indonesia's capacity in the agricultural sector, considering that Chile is one of the countries with the best agricultural sector management system in the world.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>