Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miskadi
Abstrak :
ABSTRAK
Lapas Narkotika adalah Lapas khusus bagi narapidana kasus narkoba. Narapidana narkoba tidak hanya sebagai pelaku kejahatan tetapi juga sebagai korban, sehingga mengalami ketegantungan. Karena itu, narapidana narkoba perlu mendapatkan pembinaan khusus. Mereka tidak hanya mendapatkan pembinaan bidang kepribadian dan kemandirian yang umum di Lapas, tetapi juga pembinaan rehabilitasi yaitu pemulihan kondisi fisik, mental-psikologis, dan sosial.

Motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan proses rehabilitasi. Proses meningkatkan motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi, dilakukan melalui program motivasional enhancement group counseling. Program ini sebagai penunjang dan satu kesatuan dengan program rehabilitasi yang telah ada di Lapas. Selain itu, program ini juga berperan dalam mengatasi ketimpangan jumlah dan kapabilitas petugas dengan narapidana.

Prinsip-prinsip dasar motivational enhancement adalah terapi melalui suatu pendekatan konseling yang berpusat pada narapidana untuk memulai perubahan perilaku dengan menolong narapidana untuk memecahkan masalah melalui peningkatan motivasi internal dan memandu menyusun langkah-langkah perubahan. Sementara itu, group counseling (konseling kelompok) memelihara pertumbuhan orientasi yang berfokus pada proses penemuan sumber-sumber kekuatan internal. Kelompok menyediakan empati dan dukungan yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana (atmosfer) kepercayaan untuk memulai sharing dan ekplorasi mengenai perubahan perilaku tersebut Motivational enhancement group counseling untuk meningkatkan motivasi narapidana mengikuti program rehabilitasi diharapkan berhasil membimbing narapidana agar dapat menyusun langkah-langkah perubahan untuk sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kembali menyalahgunakannya (relapse), sehingga tidak kembali menjadi narapidana (residivis).
2007
T 17813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miskadi
Abstrak :
ABSTRAK
Program Molivational Enhancement Group Counseling Untuk Meningkatkan Motivasi Narapidana Mengikuti Program Rehabilitasi Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cirebon?. (83 halaman + xiv halaman, 10 Tabel, 4 Gambar, dan 4 Lampiran). Lapas Narkotika adalah Lapas khusus bagi narapidana kasus narkoba Narapidana narkoba tidak hanya sebagai pelaku kejahatan tetapi juga sebagai korban, schingga mengalami ketegantungan. Karena im, narapidana narkoba perlu mendapatkan pembinaan khusus. Mereka tidak hanya mendapatkan pcmbinaan bidang kepribadian dan kemandirian yang umum di Lapas, tetapi juga pembinaan rehabilitasi yaitu pemulihan kondisi fisik, mental-psikologis, dan sosial. Motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan proses rehabilitasi. Proscs meningkatkan motivasi narapidana untuk mengikuti program rehabilitasi, dilakukan melalui program motivasional enhancement group counseling. Program ini sebagai penunjang dan satu kesatuan dengan program rehabilitasi yang telah ada di Lapas. Selain itu, program ini juga berperan dalam mengatasi ketimpangan jumlah dan kapabilitas pemgas dengan narapidana. Prinsip-prinsip clasar motivational enhancement adalah terapi melalui suatu pendekatan konseling yang berpusat pada narapidana untuk memulai petubahan perilaku dengan menolong narapidana untuk mernecahkan masalah melalui peningkatan motivasi internal dan memandu menyusun langkah-langkah perubahan. Sementara itu, group counseling (konseling kelompok) memelihara pertumbuhan orientasi yang berfokus pada proses penemuan sumber-sumber kekuatan internal. Kelompok menyediakan empati dan dukungan yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana (atmosfer) kepercayaan lmtuk memulai sharing dan el-rplorasi mengenai perubahan perilaku tersebut Motivational enhancement group counseling untuk rneningkatkan motivasi narapidana m gikuti program rehabilitasi diharapkan berhasil membimbing narapidana agar dapat menyusun langkah-langkah perubahan untuk sembuh dari ketergantungan narkoba dan tidak kombali menyalahgunakannya (relapse), sehingga tidak kembali menjadi narapidana.
2007
T34133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugihen, Tribowo Tuahta Ginting
Abstrak :
Merokok merupakan masalah kronik di Indonesia yang menyebabkan kematian tertinggi dan meningkatkan beban kesehatan. Saat ini belum ada terapi farmakologis yang tersedia di Indonesia untuk penatalaksanaan adiksi merokok. N-asetilsistein (NAC) merupakan salah satu modalitas yang terbukti dapat menjadi terapi pengganti pada beberapa studi jangka pendek. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian NAC sebagai terapi adjuvan pada MET (motivational enhancement therapy) dibandingkan dengan kombinasi MET dan plasebo. Penelitian ini adalah uji klinis terandomisasi tersamar ganda yang terdiri dari 2 tahap yaitu validasi kuesioner dan uji klinis. Subjek pada penelitian ini adalah perokok dewasa dengan konsumsi rokok tembakau setidaknya selama 6 bulan. Subjek adalah pasien adiksi merokok yang ingin berhenti merokok dalam tahap preparation atau action. NAC yang diberikan adalah 1800 mg, 2 kali sehari dalam 3 bulan, MET diberikan dalam terapi individu sebanyak 7 sesi dalam 3 bulan. Pemantauan dilakukan selama 3 bulan untuk menilai efektivitas klinis, laboratoris dan radiologis. Dengan metabolik pemeriksaan rasio n-asetilaspartat/kreatin dan rasio glutamat/kreatin pada Spektroskopi Resonansi Magnetik (MRS). Sebanyak 80 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Studi ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan kejadian abstinensia, gejala craving, gejala withdrawal, jumlah rokok yang dikonsumsi dan kadar nikotin, terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan kadar karbon monoksida di minggu ke-2 pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan bermakna pada rasio glutamat/kreatin kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada regio medial prefrontal korteks kiri dengan nilai p < 0,02 serta terdapat perbedaan bermakna pada rasio n-asetilaspartat/kreatin kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada regio serebelum bilateral dengan nilai p < 0,01. Sebanyak 63,7% subjek melaporkan efek samping dan efek samping terbanyak adalah diare. Penelitian ini memperhatikan adanya efektivitas NAC pada MET yang diperhatikan dengan adanya penurunan yang bermakna kadar CO minggu kedua, disertai dengan regulasi glutamat yang diperlihatkan dari rasio glutamat/kreatin yang bermakna di korteks prefontal medial kiri serta rasio n-asetilaspartat/kreatin yang meningkat di serebelum yang menunjukkan perbaikan sel di area kognitif dan reward. ......Smoking as a chronic problem in Indonesia causes one of the highest mortality rate and is a great national health burden. Currently, there is no pharmacological therapy available in Indonesia for the management of smoking addiction. N-acetylcysteine (NAC) is a modality that has been shown to be a substitute therapy in several short- term studies. This study aims to determine the effectiveness of NAC administration as adjuvant therapy in MET (motivational enhancement therapy) compared to the combination of MET and placebo. This study is a double-blind randomized clinical trial consisting of 2 stages, consisting of questionnaire validation and clinical trials. Subjects in this study were adult smokers with tobacco cigarette consumption for at least 6 months. Subjects were smoking addiction patients who wanted to quit smoking in the preparation or action stage. The NAC given was 1800 mg, 2 times a day in 3 months, MET was given in individual therapy for 7 sessions in 3 months. Monitoring was conducted for 3 months to assess clinical, laboratorial and radiological effectiveness. Metabolic examination included N-acetylaspartate/ creatin ratio and glutamate/creatin ratio on Magnetic Resonance Spectroscopy. A total of 80 subjects were included in this study. The study found that there was no difference in the incidence of abstinence, craving symptoms, withdrawal symptoms, number of cigarettes consumed and nicotine levels, there was a significant difference in the reduction of carbon monoxide levels at week 2 in the treatment group compared to the control group. And there was a significant difference in the glutamate/creatine ratio of the treatment group compared to the control group in the left medial prefrontal cortex region with a p value < 0.02 and there was a significant difference in the N-acetylaspartate/creatine ratio of the treatment group compared to the control group in the bilateral cerebellar region with a p value < 0.01. A total of 63.7% of subjects reported side effects and the most common side effect was diarrhea. This study noticed the effectiveness of NAC in MET which was noticed by a significant decrease in CO levels in week two, accompanied by glutamate regulation as shown by a significant glutamate/creatine ratio in the medial prefrontal cortex sinistra and an increased N- acetylaspartate/creatine ratio in the cerebellum which showed cellular improvement in cognitive and reward areas.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Indira Putri
Abstrak :
Adiksi Rokok (AR) saat ini termasuk dalam kelainan akibat penggunaan rokok yang masuk dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental-V (DSM-V). Peningkatan Konsumsi Rokok berdampak terhadap tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi orang lain. Terdapat tiga kendala utama untuk berhenti merokok yaitu faktor biologis atau fisiologis, psikologis dan perilaku serta lingkungan sosial. Adiksi rokok menyebabkan timbulnya gejala withdrawal yang membuat perokok sulit untuk berhenti merokok, disamping itu kebiasaan perilaku serta lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap perokok yang ingin berhenti. Akupunktur telinga dengan protokol The National Acupuncture Detoxification Association (NADA) telah terbukti dapat memperbaiki gejala withdrawal serta efektif untuk terapi berhenti merokok. Motivational Enhancement Therapy (MET) merupakan pendekatan yang memiliki prinsip psikologi motivasi dan dirancang untuk menghasilkan perubahan motivasi. Penelitian ini menilai efek terapi kombinasi akupunktur telinga (Protokol NADA) dengan MET terhadap perubahan klinis yang dievaluasi dengan menilai perbaikan skor Skala Ketergantungan Rokok (SKR), jumlah konsumsi rokok, dan skor motivasi University of Rhode Island Change Assesment (URICA) pada pasien dengan adiksi rokok. Tiga puluh enam pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok akupunktur telinga (Protokol NADA) dengan MET (n=18) dan kelompok akupunktur sham dengan MET (n=18). Kedua kelompok menerima sesi akupunktur yang sama, 2 kali per minggu selama 10x dan MET 1-2 kali per minggu selama 3 kali. Penilaian skor SKR, jumlah konsumsi rokok dan URICA dilakukan sebelum terapi, setelah akupunktur 10 kali dan MET 3 kali serta 7 hari setelah terapi terakhir. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada skor SKR, jumlah konsumsi rokok, dan URICA pada kelompok akupunktur telinga (Protokol NADA) dan MET dibandingkan dengan kelompok akupunktur sham dan MET. Skor SKR setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,001) dan 7 hari setelah terapi terakhir (p = 0,001). Jumlah konsumsi rokok setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,002) dan 7 hari setelah terapi terakhir (p = <0,001). Skor URICA setelah terapi akupunktur 10 kali (p = 0,004) dan 7 hari setelah terapi terakhir (p = <0,001). Penemuan ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi akupunktur telinga (Protokol NADA) dengan MET memberikan efek yang lebih baik terhadap perubahan klinis pada pasien adiksi rokok
Cigarette addiction (CA) is currently included in the disorder using cigarettes included in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V). Increased of cigarette consumption due to increased cigarette disease burden related to health, social, economic and environmental burdens not only for smokers but also for others. There are three main challenges to stop smoking, from biological or physiological, psychological and behavioral factors and social environment. Cigarette addiction causes withdrawal symptoms that make smokers difficult to stop smoking, eliminating environmental and social problems also greatly affect smokers who want to quit. Ear acupuncture with the National Detoxification Acupuncture Association (NADA) protocol has been shown to improve withdrawal symptoms and is effective for smoking cessation.. Motivation Enhancement Therapy (MET) is an approach that has a foundation of wisdom and designed to produce motivational changes. This study assessed the effect of combined ear acupuncture therapy (NADA protocol) using a Pyonex patch needle with MET on clinical changes evaluated with the Cigarette Dependency Scale (CDS) score, consumption amount of cigarettes, and University of Rhode Island Change Assessment (URICA) motivation score in patients with cigarette addiction. Thirty-six patients were randomly divided into two groups, the ear acupuncture groups (NADA protocol) with MET (n = 18) and sham acupuncture groups with MET (n = 18). Both groups received the same acupuncture session, 2 times per week for 10 times and MET 1-2 times per week for 3 times. The assessment of the CDS score, the number of cigarette consumption and URICA was done before therapy, after acupuncture 10 times and MET 3 times and 7 days after the last therapy. The results showed that there were significant differences in the CDS score, total cigarette consumption, and URICA in the ear acupuncture group (NADA Protocol) with MET compared to sham acupuncture with MET acupuncture group. SKR scores after acupuncture therapy 10 times (p = 0.001) and 7 days after the last therapy (p = 0.001). Total cigarette consumption after acupuncture therapy 10 times (p = 0.002) and 7 days after the last therapy (p = <0.001). URICA score after acupuncture therapy 10 times (p = 0.004) and 7 days after the last therapy (p = <0.001). These findings suggest that the combination of ear acupuncture (NADA protocol) with MET gives a better effect on clinical changes in cigarette addiction patients
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library