Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zebua, Arkian
Abstrak :
Perguruan Tinggi memegang peranan penting dalam Pengembangan ilmu dan Teknologi yang sangat pesat pada saat ini; dan salah satu unsur penting dan malah terpenting dalam pengembangan ilmu dan teknologi tersebut adalah sumber daya manusia (pegawai) yang bekerja diperguruan tinggi, baik dosen maupun tenaga administrasi. Oleh sebab itu, perlu upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kinerja pegawai agar dapat menghasilkan yang terbaik. Dengan Latar belakang pemikiran tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah berapa besar pengaruh faktor motivasi (faktor motivator dan faktor hygiene, menurut teori Herzberg) terhadap kepuasan kerja pegawai UKI, faktor-faktor motivasi apa saja yang signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi pengajuan daftar pertanyaan kepada 256 responden (pegawai UKI) yang merupakan sampel dan melakukan studi kedalaman dengan wawancara kepada beberapa kelompok pegawai Berta kepada pegawai secara perorangan. Untuk mengolah data dan mendapatkan hasil penelitian, maka dilakukan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif dengan memberi skor setiap jawaban pertanyaan, kemudian menganalisis jawaban tersebut dengan menggunakan model analisis statistik (regresi berganda) dan dibantu oleh peralatan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor motivator dan faktor hygiene terhadap kepuasan kerja pegawai, baik terhadap pegawai secara keseluruhan, maupun terhadap pegawai administrasi ataupun pegawai edukatif. Apabila dilihat pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai administrasi maka ditemukan r2 = 0,522, atau hanya 52% dapat dijelaskan oleh 15 variabel faktor motivasi sebagai prediktor. Demikian halnya pengaruh faktor motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai edukatif dimana r2 = 0,811 atau 81% dapat dijelaskan oleh 15 variabel faktor-faktor motivasi sebagai prediktor; sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan pengaruhnya terhadap pegawai secara keseluruhan dimana r2 = 0,487 atau hanya 49% dapat dijelaskan kepuasan kerja pegawai UKI oleh 15 variable prediktor. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pada umumnya adalah faktor Hygiene, hanya satu faktor motivator dari 6 (enam) faktor motivasi yang signifikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai administrasi dan pegawai edukatif; sedangkan kepuasan kerja pegawai secara keseluruhan semuanya 6 (enam) faktor yang signifikan berpengaruh adalah faktor Hygiene dan bukan faktor motivator. Banyak alasan mengapa demikian, dan untuk itu disarankan antara lain agar faktor motivator yang menghantar kepada kepuasan kerja pegawai dikondisikan oleh UKI; sedangkan untuk faktor hygiene perlu disempurnakan antara lain sistem manajemen, gaya kepemimpinan, disiplin pegawai, pengembangan karier, kompensasi, kondisi kerja, memperjeias hubungan dalam bekerja serta memberi penghargaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Puji Hastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan program intervensi ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai jenisjenis plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan, meningkatkan selfefficacy, meningkatkan perilaku menggunakan wadah makanan dan minuman yang aman bagi kesehatan siswa SMPN 5 Tambun Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Modified Protection Motivation Theory (MPMT). Intervensi dilakukan melalui pelatihan, insentif dan pembentukan komunitas. Pengukuran dampak intervensi menunjukkan peningkatan self efficacy (0,836, p<0,05), perilaku menggunakan wadah makanan dan minuman yang aman bagi kesehatan (0,807, p<0.05). Hal tersebut membuktikan bahwa program intervensi dapat meningkatkan perilaku menggunakan wadah makanan dan minuman yang aman bagi kesehatan
ABSTRACT
The objective of this intervention program were to increase knowledge about the types of plastic and the dangers of using plastic for health, improving selfefficacy, improving behavior using food containers and drinks that are safe for the health of the students of SMPN 5 Tambun Selatan. The theory that is used in this research is Modified Protection Motivation Theory (MPMT). Interventions performed using through training, incentives and the establishment of the community. Measuring the impact of interventions showed an increase in selfefficacy (0.836, p <0.05), behavior using food and beverage containers safe for health (0, 807, p <0.05). It proves that intervention programs can improve behavior using food and beverage containers that are safe for health
2016
T46774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Ayusta Putri
Abstrak :
Perilaku sharenting adalah perilaku membagikan informasil detail mengenai anak di media sosial dalam bentuk foto, video, ataupun tulisan yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi anak. Fear appeal merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengurangi perilaku maladaptif daring. Dengan merujuk pada Protection Motivation Theory, penelitian ini berupaya untuk melihat dampak dari pemberian video berisi pesan fear appeal dalam menurunkan perilaku sharenting di kalangan orang tua. Intervensi dengan desain eskperimental ini dilakukan kepada kelompok intervensi (N = 15) dan kelompok kontrol (N = 15) dengan pengukuran perilaku sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pemberian video berisi pesan fear appeal terbukti secara signifikan meningkatkan threat appraisal (p<0,05) dan intensi mengurangi sharenting (p<0,05) pada kelompok intervensi. Sementara itu, pemberian video berisi pesan fear appeal tidak signifikan dalam meningkatkan coping appraisal (p>0,05) dan mengurangi perilaku sharenting (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa video fear appeal yang digunakan dalam intervensi ini berhasil memunculkan perubahan pada respons kognitif dan afektif, namun tidak pada respons perilaku. ......Sharenting could be defined as a behavior in which parents share detailed information about their children in the forms of photos, videos, or written posts on social media that can potentially cause harms to their children. Fear appeal is one of the techniques that can be used to reduce online maladaptive behavior. With reference to the Protection Motivation Theory, this study was carried out to examine the effect of fear appeal in reducing sharenting among parents. Intervention with experimental design was conducted to the experiment group (N = 15) and the control group (N = 15) with pre- and post-intervention behavior measurement. The results showed that the intervention using video with fear appeal message in the experiment group was effective in increasing threat appraisal (p<0,05) and intention to reduce sharenting (p<0,05), yet it was not effective in increasing coping appraisal (p>0,05) and reducing sharenting (p>0,05). These results indicated that the intervention using video with fear appeal message was able to bring about changes in cognitive and affective responses, but not in behavioral response.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Wirapradana
Abstrak :
Social engineering adalah ancaman digital non-teknis yang menargetkan aspek interaksi manusia untuk mengelabui korbannya dan mencapai suatu tujuan tertentu. Serangan social engineering seperti email phishing, link mencurigakan, atau impersonasi pihak terpercaya dapat menargetkan semua orang. Salah satu kelompok yang dapat menjadi korban social engineering adalah guru sekolah. Apabila guru sekolah menjadi korban social engineering, maka dampaknya bisa menjadi lebih buruk, karena terdapat kemungkinan guru memiliki data sensitif dirinya dan siswanya. Salah satu metode penanggulangan social engineering adalah melalui pembelajaran, baik secara mandiri maupun tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi guru untuk mempelajari social engineering. Protection motivation theory (PMT) digunakan sebagai basis teori. Penelitian ini akan menguji apakah variabel pada model PMT dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi guru untuk mempelajari social engineering. Model penelitian dibentuk melalui pembelajaran dari penelitian PMT dengan konteks social engineering terdahulu. Penelitian berhasil mendapatkan 204 responden valid berupa guru sekolah di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode PLS-SEM dibantu oleh aplikasi SmartPLS 3. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa pandangan guru mengenai konsekuensi dan kerentanan diri terhadap social engineering berhubungan secara positif dengan rasa khawatir guru terhadap ancaman social engineering. Namun, rasa khawatir tidak terbukti berhubungan positif dengan intensi guru untuk mempelajari social engineering. Selain itu, pandangan guru terhadap kemampuan belajar pribadi, efektifitas penanggulangan, serta rasa tanggung jawab pribadi guru terbukti berhubungan positif dengan intensi guru untuk mempelajari social engineering. ...... Social engineering is a digital, non-technical threat that target aspects of human interaction to fool it’s victim and achieve some purpose. Social engineering attacks such as phishing email, suspicious link, or impersonation of trusted entity may target anyone. One group of people that may fall victim to social engineering are school teachers. The effect of falling into social engineering in teacher might be more severe than usual, due to the teacher’s access to student’s and their own sensitive data. One method to understand social engineering is through studying it in personal or training setting. This research aims to determine the factors that affect teacher’s motivation in studying social engineering. Protection motivation theory (PMT) is used as the basis of theory. This research tests the variables of PMT models to determine whether PMT can be used to explain teacher’s motivation in studying social engineering. The research model is created by studying existing PMT research with social engineering context. This research is successful in obtaining 204 respondents which consisted of school teachers in Indonesia. Data analysis is done using PLS-SEM method assisted by SmartPLS 3 application. Hypothesis testing result proves that perceived severity and perceived vulnerabilities are positively related with fear. However, fear is not proven to be positively related with behavioral intention. self efficacy, response efficacy, and personal responsibility variables are also proven to be positively related with behavioral intention.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nela Regar Ursia
Abstrak :
Prokrastinasi telah lama dianggap sebagai perwujudan dari rendahnya self-control. Kemunculan teori motivasi temporal (TMT) sebagai suatu kerangka teoretis untuk menjelaskan prokrastinasi juga mendukung peran self-control dalam memunculkan perilaku prokrastinasi. Penelitian ini ingin menguji kesesuaian TMT dalam menjelaskan pola hubungan antara self-control dan prokrastinasi, baik secara umum maupun dalam pengerjaan skripsi. Subjek penelitian adalah 157 mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-control memiliki korelasi negatif dengan prokrastinasi umum (r=-0,663) dan skripsi (r=-0,504). Peran elemen-elemen TMT sebagai mediator menjadi terbukti ketika korelasi negatif tersebut melemah secara signifikan setelah dilakukan pengendalian terhadap ketiga elemen TMT. Sekalipun demikian, pelemahan yang lebih besar justru ditemukan ketika self-control yang dijadikan sebagai variabel mediator. Dugaan penyebab dan implikasi temuan terhadap kesesuaian TMT didiskusikan dalam badan tulisan.

Procrastination has long been regarded as reflection of low self-control. The emergence of temporal motivation theory (TMT) as a theoretical framework to explain procrastination also supports the role of self-control in bringing forth procrastination. This study aimed to test the suitability of TMT in explaining correlational pattern of self-control and procrastination, both in general and in thesis completion. Subjects were 157 psychology students working on their thesis. The results show that self-control has a negative correlation with general procrastination (r = -0.663) and thesis (r=-0.504). The role of TMT’s elements as mediators has been proven when the negative correlations weakened significantly after controlling for TMT elements. Nevertheless, a greater attenuation was actually found when self-control was used as the mediator variable. Alleged causes and implications of the findings are discussed.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Salsabila
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara push motivation, pull motivation, attitude, subjective norm dan behavioral intention intention untuk aktivitas wisata pada potensi pasar wisatawan Muslim. Adapun analisis utamanya akan dilakukan terhadap keseluruhan sampel, yang kemudian juga dilanjutkan dengan analisis terhadap dua kelompok yang didasarkan pada tingkat kepeduliannya terhadap aspek Islamic norms and practices (INP) saat berwisata. Responden yang memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap aspek INP saat berwisata dimasukkan ke dalam kelompok High INP, sedang responden yang memiliki tingkat kepedulian rendah terhadap aspek INP dimasukkan kedalam kelompok Low INP. Penelitian ini melibatkan 853 responden secara total. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling, yaitu dengan mengambil sampel masyarakat Muslim di Indonesia. Analisis data dilakukan menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling) dengan perangkat lunak AMOS. Hasil analisis menunjukkan bahwa push motivation dapat mempengaruhi calon wisatawan muslim untuk memiliki intensi berwisata. Jalur hubungan tersebut dapat ditemukan baik secara langsung, maupun melewati attitude yang nantinya mempengaruhi behavioral intention. Subjective norm juga ditemukan mempengaruhi intensi berwisata, khususnya pada kelompok responden yang memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap aspek Islamic norms and practices (INP). Hubungan antara pull motivation dan intensi berwisata tidak ditemukan pada penelitian ini
The purpose of this study is to analyze the relationship between push motivation, pull motivation, attitude, subjective norms and behavioral intention in terms of traveling for potential Muslim travelers. The main analysis will be carried out on the whole sample, which is then followed by an analysis of two groups based on their level of concern for Islamic norms and practices (INP) aspect when traveling. Respondents who have a high level of concern for INP when traveling are included in the High INP group, while respondents who have a low level of concern for INP when traveling are included in the Low INP group. This study involved 853 respondents in total. Convenience sampling techniques was used. Data analysis are performed using SEM (Structural Equation Model) method in AMOS. The results of the study show that push motivation can affect travel intention for potential Muslim Travelers in Indonesia. The relationship can be found directly or through an attitude that later affects the behavioral intention. Subjective norm is also found to affect the travel intention, especially in groups of respondents who have a high level of concern for Islamic norms and practices (INP). The relationship between pull motivation and travel intention is not found to be significant in this research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rifandy
Abstrak :
Tingkat keraguan dan penolakan terhadap vaksin Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi. Tercatat bahwa sekitar 30 - 40% responden pada survei penerimaan vaksin di Indonesia menyatakan ragu dan menolak untuk menerima vaksin Covid-19. Di sisi lain, tingkat keyakinan dan agama juga memiliki peranan penting dalam penerimaan vaksin di Indonesia. Edukasi mengenai Covid-19 dan vaksin Covid-19 melalui media sosial pemerintah menjadi salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai Covid-19 dan vaksin Covid-19. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kampanye Covid-19 dan vaksin Covid-19 pada media sosial pemerintah dalam mengedukasi dan memberikan kesadaran yang dapat mendorong niatan untuk menerima vaksin Covid-19. Antara April hingga Juni 2021, penelitian ini berhasil mengumpulkan total 507 data valid. Dipandu oleh Protection Motivation Theory (PMT), hasil penelitian ini menemukan bahwa kampanye kesehatan pada media sosial pemerintah dapat memengaruhi niatan masyarakat untuk menerima vaksin covid-19 melalui faktor PMT yaitu threat appraisal, dan efficacy belief. Hasil pengujian terhadap variabel keyakinan dan agama juga menemukan bahwa responden yang memiliki keyakinan bahwa vaksin mengandung zat yang dilarang oleh keyakinan/agama cenderung lebih terpengaruh oleh kampanye kesehatan untuk menerima vaksin Covid-19. Lebih lanjut, implikasi secara praktikal juga akan menjadi pembahasan pada penelitian ini. ......The level of doubt and rejection of the Covid-19 vaccine in Indonesia is still relatively high. It was noted that around 30-40% of respondents in the survey of vaccine acceptance in Indonesia expressed doubt and refused to receive the Covid-19 vaccine. On the other hand, the level of belief and religion also has an important role in the acceptance of vaccines in Indonesia. Education about Covid-19 and the Covid-19 vaccine through government social media is one of the ways the government uses to provide understanding and knowledge about Covid-19 and the Covid-19 vaccine. Therefore, the purpose of this research is to find out the role of the Covid-19 campaign and the Covid-19 vaccine on government social media in educating and providing awareness that can encourage intentions to receive the Covid-19 vaccine. Between April and June 2021, this study managed to collect a total of 507 valid data. Guided by the Protection Motivation Theory (PMT), the results of this study found that health campaigns on government social media can influence people's intentions to receive the COVID-19 vaccine through PMT factors, namely threat appraisal, and efficacy belief. The results of testing on the variables of belief and religion also found that respondents who believed that the vaccine contained substances prohibited by faith/religion tended to be more affected by the health campaign to receive the Covid-19 vaccine. Furthermore, practical implications will also be discussed in this study.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiqa Amini Mulia
Abstrak :
E-commerce selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, dimana salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan menganalisis data yang didapatkan dari pengguna. Penggunaan data dapat memastikan pengguna mendapatkan layanan yang lebih baik, namun juga dapat menimbulkan masalah pelanggaran privasi pada pengguna. Pelanggaran privasi ini dapat menyebabkan pengguna khawatir terhadap privasinya di e-commerce. Untuk mengatasi rasa khawatir pengguna akan privasi, terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor yang memengaruhi rasa khawatir tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi online privacy concern pada e-commerce di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan diolah dengan menggunakan metode CBSEM pada aplikasi AMOS 24.0. Jumlah responden valid yang didapatkan dari pengisian kuesioner adalah sebanyak 1.017 responden. Pengolahan data dilakukan berdasarkan tiga kelompok data, yaitu kelompok laki-laki, kelompok perempuan, dan kelompok gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang memengaruhi online privacy concern pada e-commerce di Indonesia adalah privacy awareness, previous online experience, dan privacy control, sedangkan faktor eksternalnya adalah information collection. Pengolahan data berdasarkan jenis kelamin menghasilkan faktor-faktor yang berbeda pada pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan hubungan positif antara online privacy concern dengan withholding personal information dan fabricating personal information ......E-commerce is always trying to improve its service quality, where one of the ways that are often used is analyzing data obtained from users. The use of data can ensure users get better service, but also can cause privacy violations to users. Violation of privacy can grow user's concern about privacy in e-commerce. To overcome the user's worry about privacy, the factors that influence that worry must be known. Therefore, this study aims to analyze the internal and external factors that influence online privacy concerns in e-commerce in Indonesia. Data collection was carried out by distributing questionnaires and processed using the CB-SEM method on the AMOS 24.0. The number of valid respondents obtained was 1,017 respondents. Data processing was carried out based on three data groups, namely men's group, women's group, and joint group. The results showed that internal factors that affect online privacy concerns in e-commerce in Indonesia are privacy awareness, previous online experience, and privacy control, while the external factor is information collection. Data processing by gender produces different factors in male users and female users. Also, the results of the study showed a positive relationship between online privacy concerns with personal information holding and fabricating personal information.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Shania
Abstrak :
Sebuah penyakit baru yang menyerang sistem pernafasan melanda seluruh dunia pada tahun 2020. Dengan karakteristiknya sebagai penyakit mudah menular, COVID-19 ditetapkan sebagai sebuah pandemi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia juga ASEAN. Salah satu klaster penyumbang kasus COVID-19 terbesar di Jakarta dan sekitarnya adalah klaster perkantoran/tempat bekerja. Pencegahan penularan COVID-19 sangat bergantung pada pelaksanaan protokol kesehatan oleh setiap individu. Individu yang tidak patuh akan protokol kesehatan berdampak pada peningkatan kasus COVID-19. Untuk dapat memahami perilaku kepatuhan dari karyawan di tempat bekerja, perlu dilakukan analisa mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan karyawan terhadap protokol kesehatan COVID-19. Hubungan faktor yang digunakan didasari oleh Protection Motivation Theory dan Theory of Planned Behavior. Pengolahan data penelitian dilakukan menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) yang dapat menangkap hubungan antar faktor. Responden pada penelitian merupakan karyawan white-collar dan blue-collar Jabodetabek yang masuk bekerja selama pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor understanding of COVID-19, trust in media, perceived severity, attitude, subjective norms, perceived behavioral control, dan intention memiliki pengaruh positif pada perilaku kepatuhan karyawan. ......A novel disease that attacks the respiratory system hit the entire world in 2020. With its characteristics as a highly contagious disease, COVID-19 is stated as a pandemic. Indonesia is one of the countries with the highest COVID-19 cases in the world as well as ASEAN. One of the clusters that contribute to the largest COVID-19 cases in Jakarta and its surroundings is the office/workplace cluster. Prevention of COVID-19 transmission is very dependent on the implementation of health protocols by each individual. Individuals who do not adhere to health protocols will lead to an increase in COVID-19 cases. In order to understand the compliance behavior of employees in the workplace, it is necessary to analyze the factors that influence this behavior. This study aims to analyze the relationship between factors that can influence employee compliance behavior with the COVID-19 health protocol. The relationship between the factors used are based on Protection Motivation Theory and Theory of Planned Behavior. Data was processed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) which can capture the relationship between factors. Respondents in the study were white-collar and blue-collar employees in Jabodetabek who came to work during the COVID-19 pandemic. The results showed that the understanding of COVID-19, trust in media, perceived severity, attitude, subjective norms, perceived behavioral control, and intention had a positive influence on employee compliance behavior
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatah Abdella Sutara
Abstrak :
ABSTRAK
Keamanan informasi merupakan isu penting bagi organisasi. Keamanan informasi di organisasi bukan hanya melakukan pengamanan dari sisi teknologi melainkan dari sisi pegawai. Pegawai yang dalam kegiatan sehari-hari mengelola informasi, membutuhkan pedoman untuk menghindari terjadinya insiden keamanan informasi. BPJS Kesehatan memiliki pegawai yang tersebar di seluruh kantor operasionalnya. BPJS Kesehatan membuat pedoman keamanan teknologi informasi karena menggangap informasi yang dikelola merupakan aset yang berharga. Penting pegawai BPJS Kesehatan untuk mematuhi pedoman tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pegawai untuk mematuhi pedoman keamanan teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan kombinasi Protection Motivation Theory PMT , General Deterrence Theory GDT dan Theory of Planned Behavior TPB . Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan analisis data kuantitatif. Responden kuesioner adalah pegawai BPJS Kesehatan.
ABSTRACT
Information security is an important issue for the organization. Information security in the organization is not only doing security from the technology side but from the employee side. Daily, Employees activities to manage information, need guidance to reduce the potential for information security incidents. BPJS Kesehatan has employees spread throughout its operational offices. BPJS Kesehatan establishes an information security policy because dealing with managed information is a valuable asset. It is important employees rsquo s BPJS Kesehatan to comply with these policy. The purpose of this study is to determine the factors that affect employees to comply with information security policy. This study uses a combination of Protection Motivation Theory PMT , General Deterrence Theory GDT and Theory of Planned Behavior TPB . Data collection by using questionnaires with quantitative data analysis. Respondent questionnaire is employees rsquo s BPJS Kesehatan.
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>