Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariz Angling Al Rasyid
"LATAR BELAKANG: Inseminasi intrauterin atau IIU adalah salah satu tata laksana dari infertilitas. Pencucian spermatozoa dengan metode density gradient centrifugation atau DGC dilakukan untuk memisahkan spermatozoa yang dapat digunakan untuk IIU. Pencucian spermatozoa dapat berpengaruh pada aktivitas dinein ATPase, yang berperan dalam motilitas, namun nilai pasti dari aktivitas dinein ATPase pada spermatozoa astenozoospermia sebelum dan setelah pencucian DGC belum diketahui
METODE: Pada sampel yang telah diperoleh dari 6 partisipan laki-laki astenozoospermia, dilakukan analisis semen dengan merujuk pada guideline WHO tahun 2010, preparasi fraksi aksonem, penentuan kadar protein, serta pengujian aktivitas spesifik dinein ATPase yang dilakukan sebelum dan setelah dilakukannya pencucian spermatozoa dengan metode DGC. Aktivitas spesifik dinein ATPase diukur dengan melihat kemampuannya melepaskan fosfat dari ATP. Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer nanodrop, dan dilakukan uji statistik berupa uji t berpasangan atau uji Wilcoxon untuk melihat derajat kemaknaan, dengan nilai p<0,05 menandakan hasil yang bermakna.
HASIL: Ditemukan adanya peningkatan rerata dari konsentrasi, morfologi, kelajuan, dan persentase spermatozoa motil progresif pada kelompok astenozoospermia setelah DGC dibandingkan dengan sebelum DGC. Aktivitas spesifik dinein ATPase juga mengalami peningkatan yang bermakna pada kelompok setelah DGC dibandingkan dengan kelompok sebelum DGC.
KESIMPULAN: Setelah pencucian spermatozoa dengan menggunakan metode DGC, terjadi peningkatan aktivitas spesifik dinein ATPase dan peningkatan persentase spermatozoa motil progresif

BACKGROUND: Intrauterine insemination, also known as IIU, is one of the treatments used for infertility. Sperm washing procedure is used to separate motile spermatozoa that are going to be used for intrauterine insemination. One of the methods used in sperm washing is the density gradient centrifugation or DGC, which could affect the activity of dynein ATPase, which is important for sperm motility. Therefore, this study is conducted to find out the effect of sperm washing with DGC method to the specific activity of dynein ATPase.
METHODS: Samples obtained from 6 male participants with asthenozoospermia were analyzed according to WHO’s 2010 guideline, followed by axoneme fraction preparation, protein level measurement, and dynein ATPase specific activity test were performed before and after sperm washing with DGC method. Dynein ATPase specific activity is measured by its ability to free phosphate from ATP. Sample protein level is measured by using the nanodrop spectrophotometer. Paired t-test or Wilcoxon signed-rank test were performed to see the degree of significant, with p-value<0,05 indicates a statistically significant result.
RESULT: There was an increase of concentration, morphology, velocity, and motility of spermatozoa between asthenozoospermia group before and after sperm washing with DGC method. There is also a significant increase in the specific activity of dynein ATPase before and after sperm washing with DGC method.
CONCLUSIONS: After sperm washing procedure with DGC method, there is a significant increase in dynein ATPase specific activity and the percentage of motile progressive spermatozoa.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Pratiwi
"ABSTRAK
Infertilitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, dan penyebabnya bukan hanya dari faktor wanita namun juga dari faktor pria. Jumlah sperma yang rendah atau kualitas sperma yang jelek merupakan penyebab utama terjadinya infertilitas pada pria. Rendahnya kualitas sperma ditandai dengan rendahnya motilitas sperma, jumlah sperma dan kelainan morfologis sperma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan konsentrasi, motilitas dan morfologi sperma. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien klinik fertilitas ldquo;X rdquo; Jakarta. Sampel sebanyak 985 orang pria yang merupakan pasangan dengan masalah infertilitas yang melakukan pemeriksaan analisis sperma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang merokok memiliki peluang 1,018 kali lebih tinggi untuk memiliki konsentrasi sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok, dan memiliki peluang 1,074 kali lebih tinggi untuk memiliki motilitas sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok serta memiliki peluang 1,166 kali lebih tinggi untuk memiliki morfologi sperma abnormal dibandingkan yang tidak merokok.

ABSTRACT
Infertility is one of public health rsquo s problem. Determinant of infertility is not just from female factors but also from male factor. Poor sperm quality is a major cause of male infertility. The purpose of this study was to determine the correlation of smoking with concentration, motility and sperm morphology. The design of this study was cross sectional using secondary data from medical records of Klinik Fertilitas X Jakarta. A sample consist of 985 men with infertility issues who performed sperm analysis. The results showed that men who smoked had an odds to have abnormal sperm concentrations 1,018 times higher than those who did not smoke, and had an odds to have abnormal sperm motility 1,074 times higher than those who didn rsquo t smoke, as well as a 1,166 times higher odds of having abnormal sperm morphology than who didn rsquo t smoke."
2017
S68854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library