Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratno Wijaya
Abstrak :
Dengan meningkatnya pertumbuhan pembangunan infrastruktur dunia berdampak pada meningkatnya permintaan material konstruksi. Umumnya, material konstruksi berasal dari alam dan terus dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang jika dibiarkan maka akan terjadi kerusakan ekosistem dunia. Maka dari itu diperlukan material alternatif sebagai solusi, salah satunya adalah terak nikel yang dapat digunakan sebagai agregat. Terak nikel merupakan limbah dari produksi peleburan bijih nikel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan terak nikel sebagai agregat halus secara ekonomis. Adapun karakteristik yang diuji berupa karakteristik fisis (karakterisasi visual, karakterisasi agregat, dan karakterisasi morfologi mikro) dan karakterisasi kimiawi (karakteristik komposisi kimia, karakterisasi fasa dan karakterisasi pelindian beracun) serta karakteristik mortar dengan Portland Composite Cement (PCC) beragregat terak nikel. Adapun uji mekanis yang menjadi fokus analisis pada penelitian ini adalah nilai kuat tekan serta perilaku ekspansi dari mortar beragregat terak nikel. Variasi komposisi agregat terak nikel adalah 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan waktu curing selama 28 hari. Dari hasil pengujian kuat tekan, didapatkan nilai maksimum kuat tekan sebesar 31 MPa, pada komposisi 70%. Dari hasil uji pelindian beracun pada penelitian ini, terak nikel dinyatakan aman dan dapat digunakan sebagai agregat pada mortar. Selain itu, terak nikel masuk dalam kategori non-reaktif sehingga ekspansi pada mortar cenderung aman. Secara keseluruhan, tidak ditemukan adanya ekspansi yang signifikan pada mortar beragregat terak nikel, sebaliknya justru ditemukan adanya kecenderungan penyusutan. Meskipun agregat terak nikel didominasi dengan fasa amorfus dan memiliki kecenderungan reaktif, namun tingkat reaktifitas tersebut masih di bawah ambang batas. ......The increasing growth of world infrastructure development has an impact on increasing demand for construction materials. Generally, construction materials come from nature and continue to be exploited to meet development needs which, if left unchecked, will damage the world's ecosystems. Therefore, alternative materials are needed as a solution, one of which is nickel slag which can be used as an aggregate. Nickel slag is a waste from nickel ore smelting production. This study aims to analyze the use of nickel slag as a fine aggregate economically. The characteristics tested were physical characteristics (visual characterization, aggregate characterization, and micro-morphological characterization) and chemical characteristics (chemical composition characteristics, phase characterization and toxic leaching characterization) and mortar characteristics with Portland Composite Cement (PCC) with nickel slag aggregate. The mechanical test that is the focus of the analysis in this study is the value of the compressive strength and expansion behavior of the nickel slag aggregated mortar. Variations in the composition of nickel slag aggregate are 30%, 40%, 50%, 60% and 70% with a curing time of 28 days. From the results of the compressive strength test, the maximum value of the compressive strength is 31 MPa, at a composition of 70%. From the results of the toxic leaching test in this study, nickel slag was declared safe and could be used as aggregate in mortar. In addition, nickel slag is included in the non-reactive category so that expansion in mortar tends to be safe. Overall, no significant expansion was found in the nickel slag-aggregated mortar, on the contrary, a shrinkage trend was found. Although nickel slag aggregate is dominated by an amorphous phase and has a reactive tendency, the level of reactivity is still below the threshold.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sulastri Al Amin
Abstrak :
Presious Slag Ball adalah limbah dari industry baja dan Abu Sekam Padi adalah hasil limbah pertanian. Kedua limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan usaha agar presious slag ball dan abu sekam padi dapat menjadi material yang memiliki nilai ekonomi pada mortar. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur dan susut pada mortar. Dalam hal ini mortar menggunakan 2 (dua) tipe semen PCC yang berasal dari industri semen yang berbeda, yang kemudian dicampura dengan abu sekam padi dan presious slag ball dengan perbandingan 30% PCC : 25% ASP : 45% PSB. Standar penelitian ini mengacu pada standar ASTM. Dari penelitian ini dihasilkan nilai kuat tarik langsung mortar pada umur 28 hari berkisar antara 0.81-1.14 MPa untuk mortar dengan PCC type 1 dan 0.81-1.10 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 2, kuat tarik lentur pada umur 28 hari berkisar antara 2.33-2.70 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 1 dan 2.42-2.59 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 2, dan nilai susut mortar PCC tipe 1 dan tipe 2 sebesar 0.0083 dan 0.0078. Pada penelitian ini, nilai kuat tarik langsung dan kuat tarik lentur yang menngunakan abu sekam padi yang lebih kecil serta nilai susut mortar yang lebih besar dibandingkan dengan mortar tanpa abu sekam padi.
Precious Slag Ball is a waste of metal industry and Rice Husk Ash is a waste of agricultural activity. Both of those wastes are currently not used optimally. Therefore, there is an effort to use precious slag ball and rice husk ash to be a valuable economic material on the mortar. This research concerning about tensile strength, flexural strength and length change of mortar. This mortar using portland composite cement (PCC) with 2 (two) type which produced by 2 industries mixing with rice husk ash (RHA) and precious slag ball (PSB) in proportion of 30% PCC: 25 % RHA : 45% PSB. This Research is based on the ASTM standard. The results from this research give value of tensile strength when the mortar at 28 days is between 0.81-1.14 MPa for mortar with PCC type 1 and 0.81-1.10 MPa for mortar with PCC type 2, flexural strength of 28 days is between 2.33 -2.70 MPa for mortar with PCC type 1 and 2.42-2.59 MPa for mortar with PCC type 2, and Shrinkage for PCC type 1 and type 2 are 0.0083 and 0.0078. In this research, the tensile strength and flexural strength for mortar using RHA have smaller value and shrinkage have higher value than mortar without RHA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S26
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library