Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Asrianingtyas
"Dehidrozingeron merupakan sebuah analog kurkumin hasil isolasi dari tanaman jahe Zingiber officinale yang memiliki aktivitas farmakologis yang cukup luas, diantaranya adalah antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi, dehidrozingeron masih belum digunakan sebagai obat karena efeknya belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh senyawa baru yang diperoleh dari dehidrozingeron melalui modifikasi pada bagian a,b-karbonil menjadi sebuah cincin pirazol serta menambahkan gugus basa Mannich morfolin yang diharapkan mempunyai aktivitas yang lebih baik.
Sintesis dilaksanakan melalui 2 tahapan. Tahap pertama, kondensasi dehidrozingeron dengan fenil hidrazin hidroklorida dengan merefluks dalam asam asetat glasial. Tahap kedua, substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa hasil tahap 1 melalui pereaksian dengan formaldehid dan morfolin dengan merefluks dalam etanol. Senyawa hasil sintesis tahap 1 dan 2 dimurnikan secara kromatografi lapis tipis KLT preparatif, diuji kemurniannya dengan KLT, dan dilakukan elusidasi struktur dengan menggunakan spektrofotometri FT-IR, spektrometri 1H-NMR, dan spektrometri 13C-NMR.
Berdasarkan hasil elusidasi, disimpulkan bahwa senyawa tahap 1 adalah 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol dengan rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan yakni 15,87 dan 6,74 . Senyawa tahap 2 yang terbentuk adalah senyawa 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubstitusi basa Mannich morfolin pada posisi orto dari gugus hidroksi dengan rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan yakni 51,91 dan 15,57.

Dehydrozingerone is a curcumin analogue isolated from ginger Zingiber officinale which has wide variety of pharmacological activities, such as antiinflammation and antioxidant. However, dehydrozingerone has not been used as a drug yet because the effect has not optimal yet. The aim of this study is to obtain a new compound that obtained from dehydrozingerone by modification of a,b carbonyl moiety to obtain a pyrazole ring as well as adding morpholine mannich base which is expected to have better activity.
Synthesis was done through two phases. First phase, condensation reaction between dehydrozingerone and phenylhydrazine hydrocloride by reflux in glacial acetic acid. Second phase, morpholine mannich base was substituted to the new compound from phase 1 through reaction with formaldehyde and morpholine by reflux in ethanol. Product compound from phase 1 and 2 was purified by preparative TLC, then elucidated with FT IR spectrophotometry, 1H NMR and 13C NMR spectrometry.
Based on elucidation results, it was concluded that compound of phase 1 is 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazole 5 yl phenol with 15,87 crude yield value and 6,74 pure yield value. Compound of phase 2 is substituted 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazole 5 yl phenol with morfolin mannich base in the orto position of the hydroxy group with 51,91 crude yield value and 15,57 pure yield value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Diana Pratiwi
"Inflamasi adalah respon fisiologis normal dari tubuh yang terjadi ketika tubuh diserang oleh agen infektif, respon stimulasi atau ketika terkena faktor fisik, perubahan kimia atau traumatis. Lini pertama dalam terapi inflamasi adalah obat antiinflamasi golongan non-steroid (AINS), akan tetapi pada penggunaannya dapat menimbulkan berbagai efek samping. Inflamasi timbul karena adanya metabolisme arakidonat yang menghasilkan produk lipoksigenase (leukotrien). Salah satu inhibitor kuat untuk menghambat jalur lipoksigenase adalah asam nordihidroguaiaretik (NDGA). Selain NDGA, terdapat senyawa dehidrozingeron yang merupakan konstituen dari jahe (Zingiber officinale) yang mempunyai aktivitas antiinflamasi. Namun senyawa dehidrozingeron bioaktivitas gugus fenolik yang kurang baik sehingga perlu dilakukan modifikasi struktur. Modifikasi struktur pada dehidrozingeron dilakukan dengan substitusi basa Mannich morfolin. Hasil modifikasi struktur dari dehidrozingeron tersebut kemudian disintesis dengan menghasilkan rendemen murni sebesar 35,11%. Senyawa hasil sintesis kemudian diuji aktivitas antiinflamasinya menggunakan metode inhibisi enzim lipoksigenase secara in vitro. Hasil IC50 yang diperoleh pada senyawa uji adalah 284,16 µM yang menunjukkan aktivitas relatifnya sebesar 0,95 kali daripada aktivitas NDGA yang dapat diartikan bahwa senyawa dehidrozingeron-morfolin masih kurang poten dibandingkan NDGA namun menunjukkan potensi interaksi terhadap enzim lipoksigenase.

Inflammation is a normal physiological response that occurs when the body has been attacked by physical factors, chemical factors, or infective agents. The first line of inflammatory therapy is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID). However, NSAID causes various side effects. Inflammation is generated from arachidonic acid metabolism which produces leukotrienes. One of the strongest inhibitor lipoxygenases is nordihydroguaiaretic acid (NDGA). Besides that, there is dehydrozingerone compound which is a constituent of ginger (Zingiber officinale) which has anti-inflammatory activity. However, dehydrozingerone can not be approved as a drug that needs modification in structure. Structural modification of dehydrozingerone was carried out by substitution of morpholine Mannich base. The modified structure of dehydrozingerone was then synthesized by producing a pure yield of 35.11%. The compound was then tested for anti-inflammatory activity using in vitro lipoxygenase enzyme inhibition method. The IC50  of the compound was 284.16 μM which showed 0.95 times than NDGA activity. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddyhan Suhargo
"Dehidrozingeron adalah analog kurkumin hasil isolasi dari jahe Zingiber officinale yang diketahui memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Walaupun begitu, dehidrozingeron masih belum diakui sebagai obat karena efeknya yang belum optimal. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi struktur melalui reaksi Mannich yang diketahui dapat meningkatkan aktivitas farmakologis senyawa.
Sintesis dilaksanakan dengan dua metode. Metode pertama dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol antara vanilin dan aseton, dilanjutkan dengan reaksi Mannich menggunakan morfolin dan formaldehid. Rendemen crude dan rendemen murni yang dihasilkan pada masing-masing tahap adalah 76,94 dan 32,48 serta 51,83 dan 19,71. Metode kedua dilakukan dengan mensintesis vanilin morfolin dengan reaksi Mannich, dilanjutkan dengan kondensasi aldol menggunakan aseton. Rendemen crude yang dihasilkan adalah 51,19 dan 35,99.
Hasil sintesis metode 1 diuji kemurniannya melalui uji KLT dan pengujian jarak lebur. Senyawa dielusidasi dengan spektrofotometri FT-IR, spektrofotometri UV-Vis, spektrometri 1H-NMR, spektrometri 13C-NMR serta MS. Setelah itu, dilaksanakan studi aktivitas antiinflamasi secara in vitro dan in silico. Uji in vitro dilakukan dengan teknik denaturasi albumin.
Hasil IC50 yang diperoleh untuk senyawa uji adalah 12.261 M yang menunjukkan aktivitasnya lebih rendah 0,65 kali daripada natrium diklofenak. Nilai ?G yang diperoleh melalui AutoDock lebih rendah daripada dehidrozingeron, yakni sebesar -6,94 kkal/mol dan -6,78 kkal/mol untuk target COX-1 dan COX-2.

Dehydrozingerone is a curcumin analogue isolated from ginger which is known to have a variety of pharmacological activities. However, dehidrozingeron isn rsquo t acknowledged as a drug yet as the effect is not optimal. Therefore, structure modification via Mannich reaction that is known to increase the pharmacological activities is then performed.
Synthesis is done in two methods. The first method is done by reacting vanillin and acetone, followed by Mannich reaction using morpholine. Crude yield and pure yield obtained from each step is 76,94 and 32,48 , and 51,83 and 38 respectively. The second method is done by synthesizing vanillin morpholine first, followed by aldol condensation using acetone. Crude yield obtained from each step is 51.19 dan 39.95.
The compound is then evaluated for purity by TLC and melting point determination, elucidated with FT IR and UV Vis spectrophotometry, 1H NMR and 13C NMR spectrometry and MS. After that, antiinflammatory activity is studied by in vitro and in silico methods. In vitro assay is done using albumin denaturation technique.
The IC50 result is 12.261 M, showing the activity to be 0.63 times lower than diclofenac sodium. G value from AutoDock is lower than dehydrozingerone, which is 6,94 kkal mol and 6,78 kkal mol for the COX 1 and COX 2.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Yuliana
"[Kurkumin merupakan senyawa multipoten yang terdapat dalam tanaman kunyit. Tanaman kunyit banyak terdapat di Indonesia dan negara Asia lainnya. Kunyit sering digunakan sebagai bahan jamu, bumbu masakan, dan perwarna makanan. Meskipun kurkumin telah menunjukkan banyak manfaat, kurkumin masih belum diakui sebagai senyawa obat. Hal ini disebabkan bioavailabilitas kurkumin buruk. Salah satu alasan buruknya bioavailabilitas kurkumin adalah kelarutan kurkumin pada cairan biologis rendah dan stabilitasnya kurang baik. Usaha untuk meningkatkan bioavailabilitas kurkumin telah dilakukan, salah satunya adalah dengan melakukan sintesis analog kurkumin. Substitusi basa Mannich pada senyawa organik dapat meningkatkan kelarutan senyawa tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, senyawa derivat Mannich dihidropirimidin-2-on kurkumin dicoba untuk disintesis. Percobaan sintesis ini dilakukan melalui tiga tahap reaksi, yaitu (1) sintesis 4,6-dimetil-2-hidroksipirimidin HCl, (2) sintesis dihidropirimidin-2-on kurkumin, dan (3) Substitusi basa Mannich pada dihidropirimidin-2-on kurkumin. Sintesis tahap (1) dilakukan dengan merefluks urea dan asetil aseton dalam pelarut etanol pada suhu 70oC memperoleh rendemen 77,59%; tahap (2) dilakukan dengan merefluks senyawa 4,6-dimetil-2-hidroksipirimidin HCl dengan vanilin dalam campuran pelarut etanol dan toluena pada suhu 100oC memperoleh rendemen 94,81%; tahap (3) dilakukan dengan mengaduk senyawa dihidropirimidin-2-on kurkumin dalam pelarut asam asetat glasial pada suhu 70oC. Dari hasil elusidasi struktur diketahui bahwa produk senyawa sintesis tahap (3) belum diperoleh.

, Curcumin is a multipotent compound contained in turmeric. Turmeric is widely
available in Indonesia and other Asian countries. Turmeric is often used as a
medicinal, seasoning, and food coloring. Although curcumin has shown many
benefits, curcumin is still not recognized as medicinal compounds. This is due to
poor bioavailability of curcumin. The reasons for poor bioavailability of curcumin
are the low solubility of curcumin in biological fluids and poor stability. Attempts
have been done to improve the bioavailability of curcumin, one of which is to
perform synthesis of curcumin analogues. Mannich base substitution in organic
compounds can increase the solubility. Based on that idea, Mannich derivatives of
compounds dihydropyrimidine-2-one tried to be synthesized. This synthesis
experiments conducted through three reaction steps, namely (1) the synthesis of
4,6-dimethyl-2-hydroxypyrimidine HCl, (2) synthesis of dihydropyrimidine-2-one
curcumin, and (3) substitution Mannich bases on dihydropyrimidine-2-one
curcumin , Synthesis stage (1) conducted by refluxing urea and acetyl acetone in
ethanol at 70°C obtained 77.59% yield; Step (2) is carried out by refluxing the
compound 4,6-dimethyl-2-hydroxypyrimidine HCl with vanilin in a solvent
mixture of ethanol and toluene at 100oC obtained 94.81% yield; Step (3) carried
out by stirring dihydropyrimidine-2-one curcumin compound in glacial acetic acid
solvent at 70°C. From the elucidation results, it is known that the product of
synthesis stage (3) has not been obtained.]
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Nindya Putri
"Kurkumin merupakan senyawa bahan alam yang memiliki berbagai aktivitas biologis
seperti antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi aplikasi klinis kurkumin masih belum
optimal karena profil farmakokinetiknya yang buruk seperti bioavaibilitas yang rendah,
metabolisme yang cepat, dan buruknya stabilitas kimia (Rajasekaran, 2011). Oleh
karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan
modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi struktur
kurkumin menjadi beberapa senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik
(AKMA) (5a-f) dan AKMA yang tersubstitusi basa Mannich morfolin (7a-f) yang
diharapkan mampu meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sintesis
dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dan kedua dilakukan dengan melibatkan reaksi
kondensasi Claisen-Schmidt, sedangkan tahap ketiga dengan reaksi Mannich.
Kemurnian setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 diuji menggunakan Kromatografi
Lapis Tipis dan penetapan jarak lebur. Struktur setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan
3 dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR, spektrometri 1H-NMR dan 13CNMR,
dan HR-MS. Setiap senyawa hasil sintesis ini terbukti memiliki aktivitas
antiinflamasi dan antioksidan, namun dengan aktivitas yang masih di bawah standard
dan senyawa pembanding. Senyawa 7c (IC50=25,26 μM) dan 7d (IC50=26,27 μM)
terbukti memiliki aktivitas yang hampir sama dengan standard Na-diklofenak
(IC50=20,35 μM) dan senyawa pembanding siklovalon (IC50= 22,38 μM). Selain itu,
senyawa 5d (IC50= 68,91 μM) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang hampir sama
dengan siklovalon (IC50= 72,04 μM). Substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa
AKMA terbukti dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi, akan tetapi dapat
menurunkan aktivitas antioksidan

Curcumin is a natural active product that has various pharmacological activities such as
anti-inflammatory and antioxidant. However, the clinical application of curcumin is still
not optimal because of the poor pharmacokinetic profiles such as low bioavailability,
rapid metabolism, and poor chemical stability (Rajasekaran, 2011). Therefore, to
increase the curcumin pharmacological activity, it is necessary to modify the chemical
structure of curcumin. In this study, structure modification of cyclovalone into
asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin (AMACs) (5a-f) and asymmetric
monocarbonyl analogs of curcumin substituted Mannich base of morpholine (7a-f) are
expected to enhance its anti-inflammatory and antioxidant activity. Synthesis was
conducted in 3 stages. The first and second stages were done by the Claisen-Schmidt
condensation reaction to obtain compound 5a-f, while the third stage was by the
Mannich reaction to obtain compound 7a-f. The purity of the synthesized compounds
were tested using Thin Layer Chromatography and determination of the melting range.
The synthesized compounds were characterized by FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, and HRMS.
All the synthesized compounds showed lower activity than symmetrical MAC,
cyclovalone. Compound 7c and 7d exhibited a potent anti‐inflammatory activity
(IC50=25,26 μM and 26,27 μM, respectively), which almost comparable to cyclovalone
(IC50=22,38 μM) and the standard diclofenac sodium (IC50=20,35 μM). All the
synthesized compounds showed lower antioxidant activity than the symmetrical MAC,
cyclovalone and quercetin. However, compound 5d showed antioxidant activity, which
is comparable to cyclovalone (IC50=72,04μM). The substitution of morpholine Mannich
base in AMACs has been shown to enhance anti-inflammatory activity, but may
decrease antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library