Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Gema tragedi monas yang terjadi pada 1 Juni lalu masih terdengar.Kini persidangan untuk memastikan langkah hukum bagi pelaku kekerasan dari Laskar Pembela Islam (LPI) terhadap peserta aksi dami Aliansi Kebangsaan untuk kebebesan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) terus digelar.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan
ABSTRACT
Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do.
2016
S66884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Hapsari Lavandya
Abstrak :
ABSTRAK
Taman Monas, bagian dari Kawasan Monumen Nasional, merupakan taman tempat penduduk Jakarta hingga masyarakat dari luar daerah berekreasi dan berwisata. Pengunjung biasa bersantai di taman ini setelah mengunjungi Tugu Nasional. Selain berekreasi, pemerintah atau warga boleh mengadakan festival atau pesta rakyat di sekitar Taman Monas tersebut. Terdapat 429 acara, termasuk festival, yang telah diadakan pada tahun 2018, seperti perayaan hari nasional, acara keagamaan, hingga festival malam tahun baru (data Unit Pengelola Kawasan Monas). Sayangnya, beberapa festival tersebut memberikan dampak kerusakan lingkungan pada Taman Monas, khususnya pada vegetasinya. Hal tersebut membatasi kemudahan pengunjung yang ingin berekreasi setelah festival berakhir. Vegetasi memiliki resiliensi yang membutuhkan waktu cukup lama, tergantung jenis vegetasinya, untuk kembali seperti semula padahal Taman Monas harus segera kembali memfasilitasi rekreasi warga. Oleh sebab itu, pengelola turut mempengaruhi resiliensi vegetasi pada Taman Monas. Penulisan ini fokus kepada resiliensi vegetasi dalam merespon kerusakan oleh festival dan pengajuan saran berbasis desain untuk mengantisipasi isu tersebut. Penulisan ini menggunakan metode observasi lapangan dan data kuantitatif dari pengelola Kawasan Monas. Setelah data diolah, dapat disimpulkan bahwa tingkat resiliensi vegetasi sebagian besar dipengaruhi oleh manusia, khususnya pengelola di Taman Monas dan pengelolaan membutuhkan usaha dan biaya lebih. Untuk itu, penulisan ini juga mengajukan solusi berbasis desain sehingga kerusakan yang disebabkan oleh festival menurun.
ABSTRACT
Taman Monas, part of the National Monument Area, is a park where residents of Jakarta and tourist from another region do recreation and history tourism activity. Regular visitors relax in this park after visiting Tugu Nasional. In addition to recreation, the government or residents may hold festivals or pesta rakyat around Taman Monas. There were 429 events, including festivals, which have been held in 2018, such as national day celebrations, religious events, or the New Year's Eve festival (National Monetary Area Management Unit data). Unfortunately, some of these festivals made environmental damage to the National Monument Park, especially on its vegetation. This limits the ease of visitors who want to recreation after the festival ends. Vegetation has a resilience that takes quite a long time, depending on the type of vegetation, to return to its original state even though Taman Monas must immediately return to facilitate the recreation of residents. Therefore, managers also influence the resilience of vegetation in Taman Monas. This writing focuses on the resilience of vegetation in responding to damage by the festival and submitting design-based suggestions to anticipate the issue. This writing uses site observation methods and quantitative data from managers of the National Monument Area. After the data has been processed, it can be concluded that the level of resilience of vegetation is largely influenced by humans, especially managers in Monas Park and management need more effort and costs. For this reason, this paper also proposes a design-based solution so that the damage caused by the festival decreases.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
Abstrak :
Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan. ......Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of ??Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, ??showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Median Hardiv Nugraha
Abstrak :
Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki banyak potensipemasukan anggaran negara. Salah satu cara untuk meningkatkan pemasukanmelalui sektor pariwisata adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi agardapat menarik lebih banyak wisatawan yang datang. Pemanfaatan teknologitersebut adalah dengan menggunakan smart tourism. Implementasi smart tourismyang digunakan pada pariwisata di Indonesia, khususnya untuk objek wisataMonumen Nasional (Monas) adalah dengan memanfaatkan aplikasi telepon pintarberbasis Visual Question Answering (VQA) untuk memberikan informasi detailmengenai objek pariwisata yang sedang diamati dari kamera ponsel. Fokus dariskripsi ini adalah untuk menghasilkan model latihan dengan akurasi deteksi objekyang baik. Hasil dari proses latihan model akan dijadikan sebagai model untukdeteksi objek yang ada di sekitar Monas yang akan digunakan untuk melakukan VQA. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar Monas besertaobjek-objek sekitarnya sebanyak 600 gambar dengan label kelas sebanyak 25 kelasobjek. Jaringan yang digunakan untuk melakukan deteksi objek adalah denganmenggunakan YOLO dan RetinaNet, dimana nantinya kedua jaringan ini akandilakukan komparasi dengan mencari skor akhir dari hasil evaluasi kedua modelyang telah dihasilkan. Dengan menggunakan dataset orisinil, pada jaringan YOLO mean average precision (mAP) yang didapatkan dengan rentang nilai confidencelevel threshold 0,1 sampai 0,9 berkisar antara 60,77% sampai 71,99%, sedangkanuntuk jaringan RetinaNet mAP yang didapatkan berkisar antara 72,18% sampai92,98%. Dengan menggunakan dataset augmentasi, pada jaringan YOLO mAPyang didapatkan berkisar antara 52,51% sampai 93,72%, sedangkan untuk jaringanRetinaNet mAP yang didapatkan berkisar antara 23,8% sampai 56,19%. Untuk skorArea Under Curve (AUC) pada dataset orisinil sebesar 0,99 dan 0,96 pada datasetaugmentasi. Berdasarkan hasil eksperimen ini dapat disimpulkan model YOLOdapat mendeteksi lebih baik dibandingkan dengan RetinaNet dan datasetaugmentasi dapat menghasilkan deteksi gambar lebih baik dibandingkan dengandataset orisinil. ...... Tourism sector has become one of the most potential income for some countires.One of the way to increase income from tourism sector is to implement informationtechnology so it can attract more tourists to come. The technology that can beimplemented is smart tourism. One of the smart tourism implementations forIndonesia tourism, especially for Monumen Nasional (Monas) tourism destinationis mobile based Visual Question Answering (VQA) application that can providedetailed information about tourism object from mobile phone camera. Focus of thisthesis is to produce training model with good detection accuracy. The result of themodel training process will be used as model for object detection model that willbe used for doing VQA. Dataset that will be used for this research are 600 picturescontaining Monas and 25 surrounding objects called class. The networks that willbe used for object detection is using YOLO and RetinaNet, where both of thesenetworks will be compared each other by searching the accuracy from evaluationmetric from both networks. By using original dataset, in YOLO network the meanaverage precision (mAP) score is between 60.77% to 71.99% with 0.1 to 0.9confidence level threshold range and in RetinaNet network the mAP score isbetween 72.18% to 92.98%. By using augmented dataset, in YOLO network themAP score is between 52.51% to 93.72% and in RetinaNet network the mAP scoreis between 23,8% to 56,19%. The Area Under Curve (AUC) score for originaldataset is 0.99 and 0.96 for augmented dataset using YOLO network. Based on theevaluation result, YOLO can detect objects better than RetinaNet and augmenteddataset can produce better detection than original dataset.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Afifah Wulandari
Abstrak :
Kawasan bersejarah melalui berbagai proses restorasi dan revitalisasi, bertujuan untuk menguatkan citranya di tengah-tengah kemajuan teknologi. Meski jarang disadari, urban lighting atau pencahayaan urban adalah salah satu elemen yang paling berpengaruh terhadap aktivitas manusia di malam hari. Pencahayaan urban dapat menjadi salah satu kunci agar kawasan bersejarah dapat mempertahankan atau bahkan memperkuat citranya pada malam hari. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memahami peran pencahayaan urban pada kawasan bersejarah dan pengaruhnya terhadap citra yang ditangkap oleh pengunjung. Metode yang dilakukan adalah studi teori pada literatur, serta observasi lapangan dan survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan warna dan teknik pencahayaan yang menyorot detail dari suatu elemen dapat menonjolkan karakter elemen tersebut dan menguatkan citranya. Kesinambungan pada pencahayaan urban yang membentuk sebuah cerita dan tujuan akan memperkuat citra kawasan bersejarah. ......Historical sites have gone through various process of restoration and revitalization to strengthen its image. As the technology advances, urban lighting has become one of the elements that influences human activity at night. It is one of the key elements to help historical sites keep or even strengthen their image at night. This research aims to help people understand the role of urban lighting in historical sites and how it influences the image captured by visitors. The methods used in this thesis are theoretical studies by literatures, field observation, and survey. The result shows how application of colors and other lighting techniques that highlight details of an element in the site would bring out its character and strengthen its image. Integrated urban lighting that creates a story of the site will bring out more identity and strengthen the image of the historical site.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Muhammad Akmal Alwee
Abstrak :
Monumen Nasional adalah sebuah monumen yang merepresentasikan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda, Monumen ini dibangun di masa presiden soekarno yang mana pada saat itu ditujukan untuk menyatukan bangsa Indonesia, agar rakyat Indonesia mempunyai satu kebanggaan yang sama. Monumen ini terletak di Kota Jakarta yang menjadi ibu kota Indonesia, secara tidak langsung Monas menjadi identitas Indonesia dan Kota Jakarta dengan statusnya sebagai bangunan cagar budaya Nasional. Penggunaan Monas saat ini sesuai dengan tujuan awal yaitu, menceritakan tentang bangsa Indonesia itu tersebut. Namun belakangan ini muncul sebuah gagasan bahwa area Monas dan jalan Medan Merdeka akan digunakan sebagai area sirkuit untuk ajang balapan Formula E yang mana peserta akan mamacu mobil elektrik nya dengan kecepatan tinggi dan memberikan kampanye mobil listrik ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan apakah Monas layak untuk menyelenggarakan event yang sangat berbeda dari tujuan awal fungsi monas. Tujuan tulisan akademik ini adalah untuk mengamati dan membahas mengenai isu apropriasi Monas yang akan digunakan untuk event balapan mobil tersebut. Hasil dari bahasan mengenai isu appropriasi ini akan menjadi sebuah saran, seberapa layak monas digunakan untuk ajang balapan mobil tersebut. ......The National Monument is a monument that represents the struggle of the Indonesian people against Dutch colonialism. This monument was built during the Soekarno era, which at that time was intended to unite the Indonesian people. This monument is located in the city of Jakarta, which is the capital of Indonesia. Indirectly Monas becomes the identity of Indonesia and the City of Jakarta with its status as a National cultural heritage building. The current use of Monas is in accordance with the original purpose, namely, to talk about the Indonesian nation. However, recently an idea emerged that the Monas area and the Medan Merdeka road would be used as a circuit area for the Formula E race where participants would drive their electric cars at high speed and provide an environmentally friendly electric car campaign for the Indonesian people. This raises a question whether Monas is appropriate to hold events that are very different from the original purpose of the Monas function. This academic paper aims to observe and discuss the issue of Monas appropriation to be used for the car race event. The results of this discussion on the issue of appropriation will be a suggestion, how appropriate Monas is used for the car racing event.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Putriani
Abstrak :
ABSTRAK KPR Griya Monas merupakan salah satu fasilitas kredit yang ditawarkan oleh Bank DKI untuk pembelian hunian baru maupun bekas, pembelian ruko atau rukan, dan refinancing. Strategi kampanye komunikasi pemasaran terpadu KPR Griya Monas Bank DKI ?Rumah Sendiri? menekankan daya tarik emosional dan daya tarik rasional untuk meningkatkan kesadaran khalayak sasaran terhadap KPR Griya Monas Bank DKI. Dengan mengumpulkan data di pasar yang ada maka diharapkan terhimpun sebagai dasar pertimbangan untuk membuat suatu program perencanaan komunikasi terpadu untuk KPR Griya Monas Bank DKI. Di tengah pasar KPR yang persaingannya semakin ketat, hingga saat ini KPR Griya Monas belum menjadi Top of Mind di benak konsumen. Maka tujuan komunikasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran khalayak sasaran terhadap produk ini. Dengan biaya kampanye sebesar Rp11,736,322,400,00,!selama 5 bulan kampanye yang dimulai dari Januari hingga Mei 2016. Untuk itu kelancaran kampanye ini juga akan diawasi serta dievalusi untuk melihat bagaimana efektivitas kampanye ini.
ABSTRACT Griya Monas housing loan is one of the credit facility that offered by Bank DKI whether for purchasing new or second residence, shophouse or home office and refinancing. Integrated marketing communication campaign strategy of Bank DKI Griya Monas housing loan "Rumah Sendiri" emphasizes on emotional and rational enticement to raise awareness of the target audience for the housing loan. By collecting the data in existing market, it is expected that the collected data becomes the basis to create an integrated marketing communication planning program for Bank DKI Griya Monas housing loan. In the midst housing loan's market which is getting strict, the Griya Monas housing loan hasn't became the top of mind on consumer's mind. So the purpose of this communication is to improve consumer's awareness about the product. With the amount of Rp 11,736,322,400 as the campaign cost, during 5 months of the campaign which is started from January to May 2016. Therefore, the campaign successful will also be monitored and evaluated to see the effectiveness of this campaign.
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Adella Nuralya
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai nilai-nilai budaya yang terlihat pada salah satu pekan raya di Jakarta, yaitu Pekan Raya Jakarta (PRJ), khususnya selama masa penyelenggaraannya di Lapangan Monas. Pasar malam dan pameran telah menjadi salah satu tempat hiburan yang diminati masyarakat di Jakarta. Pada masa kolonial tahun 1920-an, terdapat pasar malam di Batavia yang dikenal dengan nama Pasar Gambir. Seiring perkembangannya, jenis pasar malam yang serupa dengan Pasar Gambir dihidupkan kembali untuk masyarakat Jakarta. Acara tersebut adalah Pekan Raya Jakarta yang telah eksis sejak tahun 1968. PRJ mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat sehingga dijadikan acara tahunan tetap. Walaupun dinamakan Pekan Raya Jakarta, PRJ tidak hanya menampilkan budaya Jakarta, akan tetapi kerap kali menampilkan keberagaman budaya Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apa saja keberagaman budaya Indonesia yang telah direpresentasikan oleh Pekan Raya Jakarta selama masa perayaannya di Lapangan Monas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, serta historiografi. Tahapan pertama yaitu heuristik didapatkan berbagai buku yang berkaitan dengan PRJ, surat kabar yang didapat dari Perpustakaan Nasional RI Salemba, dan berbagai artikel jurnal. Berdasarkan metode sejarah yang telah dilakukan, didapat hasil penelitian berupa adanya representasi keberagaman budaya Indonesia di PRJ yang dapat dilihat dari arsitektur kedaerahan pada paviliun, pertunjukkan tari daerah, lomba kedaerahan, serta makanan khas daerah yang dijual di PRJ. ......This article explains the diversity of Indonesian cultural values represented at one of the fairs in Jakarta, that is Pekan Raya Jakarta (PRJ), especially during its celebration at Monas Square. Night markets and fairs have become popular entertainment venues for the people of Jakarta. During the colonial era in the 1920s, there was a night market in Batavia known as Pasar Gambir. Over time, a similar type of night market to Pasar Gambir was held again in Jakarta. The event is PRJ, which has been held since 1968. PRJ received great enthusiasm from the public and became an annual event. Although named the Pekan Raya Jakarta, PRJ not only showcases Jakarta’s culture but frequently displays the diversity of Indonesian culture. The purpose of this research is to identify the diversity of Indonesian culture represented by the PRJ during its celebration at Monas Square. This research uses historical research methods consisting of four stages: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. In heuristics, obtained various books related to PRJ, newspapers from the National Library of Indonesia in Salemba, and various journal articles. Based on the historical methods applied, this article finds that PRJ represents the diversity of Indonesian culture which can be seen from regional architecture in pavilions, traditional dance performance, regional competitions, and regional foods sold at PRJ.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library