Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susiana Andriyani
"ABSTRAK
Teknik biotransformasi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses kimia biasa, antara lain : substrat spesifik, regiospesifik, stereospesifik dan kondisi reaksi yang lunak. Aplikasi teknik biotransformasi di antaranya adalah dalam penyediaan bahan baku obat steroid. Sebagai contohnya biotransformasi progesteron menjadi llα-hidroksiprogesteron. llα-hidroksiprogesteron merupakan
suatu senyawa antara dalam sintesis kortison.
Penelitian ditujukan untuk mengetahui kemampuan Rhizopus stolonifer PDN-IJ melakukan reaksi biotransformasi progesteron menjadi l1 α-hidroksiprogesteron dalam media tetes (molase) .
Untuk mendapatkan kondisi biotransformasi yang optimum dilakukan percobaan dengan variasi : waktu penambahan substrat, waktu inkubasi, pH, suhu, konsentrasi substrat dan laju pengocokan.Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dan diuji dengan analisis variansi satu arah dengan tingkat kepercayaan 95 %. llα-hidroksiprogesteron yang dihasilkan dianalisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi biotransformasi adalah pada waktu penambahan substrat setelah 14 jam inokulasi kapang, waktu inkubasi 24 jam, pH awal media 4,3, suhu inkubasi 30 °C , konsentrasi substrat progesteron 0,7 g/L dan laju pengocokan 120 goyangan/menit. ll-hidroksiprogesteron yang dihasilkan adalah 47,8 % transformasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Alodia
"Ekstrak kering yeast dapat dihasilkan melalui fermentasi Saccharomyces cerevisiae. Molase merupakan media alternatif yang dapat digunakan untuk fermentasi. Kandungan gula yang tinggi didalamnya dapat mengoptimalkan pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Tujuan penelitian ini adalah optimasi produksi esktrak kering yeast menggunakan molase sebagai media fermentasi dan analisis kadar β-glukan dan glukomanan menggunakan Kromatografi Cair Tingkat Tinggi (KCKT) dengan detektor indeks bias dan secara enzimatik. Sumber karbon, nitrogen, dan fosfat dioptimasi pada media molase. Diperoleh hasil optimum sumber karbon pada konsentrasi 14%, sumber nitrogen 0,18 gr urea, dan sumber fosfat 0,054 gr NPK. Analisis pada kromatografi menggunakan kolom C18-Fenil dan kondisi analisis yang optimum, yaitu menggunakan fase gerak asetonitril-DI Water (70:30) dengan laju alir 1,0 mL/menit. Hasil rata-rata kadar β-glukan dan glukomanan pada ekstrak kering yeast masing-masing 34,703% dan 6,466%. dengan KCKT; 43,48% dan 0,96% dengan enzimatik. Untuk standar ekstrak kering yeast rata-rata kadar β-glukan dan glukomanan masing-masing 30,626% dan 29,336% dengan KCKT; 40,53% dan 59,14% dengan enzimatik.

Dry yeast extract can be produced by fermentation of Saccharomyces cerevisiae. Molasses is an alternative media that can be used for the fermentation. High sugar level in molasses can optimize the growth of Saccharomyces cerevisiae. The purpose of this study was optimization of dry yeast extract production using molasses as a fermentation media and the determination of β-glucan and glucomannan levels by High Performance Liquid Chromatography (HPLC), with a refractive index detector, and enzymatic method. The carbon, nitrogen, and phosphate sources are optimized on molasses media. The optimum results obtained from carbon sources at a concentration of 14%, nitrogen sources 0.18 gr urea, and phosphate sources 0.054 gr NPK. Analysis by chromatography using the C18-Phenyl column with the optimum analysis conditions, which was mobile phase using acetonitrile-DI Water (70:30) with a flow rate 1.0 mL/min. The average level of β-glucans and glucomannan on self-produced dried yeast extract were 34.703% and 6.466% by HPLC, 43.48% and 0.96% by enzymatic. On the dried yeast extract standard are 30.662% and 29.336% by HPLC, 40.53%, and 59.14% by enzymatic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria
"

Surfaktan ester sukrosa telah berhasil disintesis dari molase dan limbah minyak jelantah. Sintesis surfaktan ester sukrosa telah dilakukan melalui reaksi transesterifikasi antara metil ester dan molase. Metil ester telah didapatkan dari minyak jelantah melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis homogen basa NaOH dengan yield sebesar 78,67% dan kadar metil ester 99,59%. Reaksi transesterifikasi metil ester dan molase telah dilakukan menggunakan pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) dan katalis Na2CO3 sebanyak 13 mol% ester dengan variasi rasio mol molase terhadap metil ester 3:1, 5:1, dan 8:1 pada suhu 90oC selama 4 jam. Surfaktan ester sukrosa yang dihasilkan adalah sukrosa mono-linoleat dan sukrosa mono-oleat yang dikarakterisasi menggunakan instrument analisis LC-MS. Surfaktan ester sukrosa dihasilkan paling banyak pada rasio mol molase terhadap metil ester 8:1.


Sucrose ester surfactants have been successfully synthesized from molasses and waste cooking oil waste. Synthesis of sucrose ester surfactants was carried out through a transesterification reaction between methyl esters and molasses. Methyl ester has been obtained from waste cooking oil through a transesterification reaction using a homogeneous base catalyst NaOH with a yield of 78.67% and FAME content of 99.59%. Transesterification reactions of methyl esters and molasses have been carried out using dimethyl sulfoxide (DMSO) as solvent and Na2CO3 as catalyst as much as 13 mol% of esters with variations of molasses to methyl ester mole ratio 3:1, 5:1, and 8:1 at 90oC for 4 hours. The sucrose ester surfactant produced were sucrose mono-linoleic and sucrose mono-oleic which were characterized using LC-MS analysis instruments. Sucrose ester surfactants with highest production produced at molasses to ester mol ratio of 8: 1.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Riani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase
terhadap kemampuan Aspergillus flavus UICC 360 dalam menghasilkan
lovastatin. Proses fermentasi dilakukan dalam medium Czapek?s Dox Broth
(CDB) modifikasi dengan perlakuan variasi konsentrasi molase (0 g/L, 55 g/L, 60
g/L, 65 g/L, 70 g/L, 75 g/L, 80 g/L, dan 85 g/L) selama 7 hari pada suhu ruang
(27--30˚C) dengan kecepatan agitasi 90 rpm. Ekstraksi senyawa lovastatin
dilakukan dengan pelarut etil asetat. Pengujian ekstrak lovastatin dilakukan
dengan metode difusi agar cara cakram terhadap Candida albicans UICC Y-29.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata indeks penghambatan tertinggi
sebesar 0,49 ± 0,07 diperoleh dari ekstrak lovastatin dengan perlakuan molase 70
g/L. Analisis uji Least Significant Difference (LSD) (P < 0,05) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh nyata perlakuan konsentrasi molase terhadap
kemampuan A. flavus UICC 360 dalam menghasilkan lovastatin. Analisis
kualitatif dan kuantitatif lovastatin dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) menunjukkan keberadaan senyawa lovastatin pada perlakuan molase 70
g/L dengan waktu retensi sama dengan lovastatin standar, yaitu 4,5 menit dengan
kadar 1,1 mg/L.

ABSTRACT
This research was carried out to determine the effect of concentration variation of
molasses on the ability of Aspergillus flavus UICC 360 to produce lovastatin. The
fermentation process was carried out using Czapek's Dox Broth (CDB) containing
variation of molasses concentrations (0 g /L, 55 g /L, 60 g/L, 65 g/L, 70 g/L, 75
g/L, 80 g/L, and 85 g/L) for 7 days at room temperature (27--30˚C) with agitation
speed of 90 rpm. Extraction of lovastatin was done with ethyl acetate solvent.
Lovastatin extracts were tested using agar disc diffusion method against Candida
albicans UICC Y-29. The result revealed that the highest inhibition index of 0.49
± 0.07 was obtained from lovastatin extracts-treated molasses 70 g/L. Analysis
using Least Significant Difference (LSD) (P < 0.05) indicated that there was
significant difference on the ability of A. flavus UICC 360 to produce lovastatin at
different molasses concentration. Qualitative and quantitative analysis of
lovastatin using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) proved that
lovastatin was present at 70 g/L molasses with the same retention time to
lovastatin standard, which was 4.5 minutes, at concentration of 1.1 mg/L."
2016
S65359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library