Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Derry Luthfi Yudhi
Abstrak :

Lawson merupakan senyawa bahan alam golongan naftokuinon yang dapat diperoleh dari tanaman pacar kuku (Lawsonia inermis) yang merupakan tanaman asli benua Afrika Utara dan Asia. Lawson memiliki gugus fungsi berupa gugus diketon dan enol yang dapat membentuk senyawa heterosiklik yang memiliki bioaktivitas. Salah satu senyawa heterosiklik tersebut adalah senyawa golongan spirooksindol. Telah disintesis senyawa spirooksindol dari lawson menggunakan reaksi multikomponen dengan perlakuan penambahan katalis maupun tanpa penambahan katalis. Pengukuran aktivitas katalisasi terbaik pada jumlah penambahan katalis tertentu dilakukan terhadap penggunaan katalis homogen L-prolin dan katalis heterogen metal–organic framework berbasis zirkonium dengan ligan H2NDC termodulasi L-prolin (Zr-NDC-Pro) untuk mengetahui jumlah rendemen yang dihasilkan. Hasil katalisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis L-prolin optimum pada penambahan katalis sebanyak 3% b/b dengan persen rendemen sebesar 49,05%, sedangkan Zr-NDC-Pro optimum pada penambahan katalis pada jumlah yang lebih sedikit, yaitu 1% b/b dengan persen rendemen sebesar 47,43%, mengindikasikan bahwa Zr-NDC-Pro lebih unggul pada penambahan jumlah katalis yang lebih sedikit pada pembentukan senyawa spirooksindol.

 


Lawsone is a naphthoquinone-class natural product that could be obtained from native Northern Africa and Asia’s plant, henna tree (Lawsonia inermis). Lawsone has a diketone and enol functional group which can form heterocyclic compounds with some bioactivities. One of the examples of the heterocyclic compounds is spirooxindole. Spirooxindole had been synthesized from lawsone using a multicomponent reaction with and without adding catalysts to the reaction. Determination of the catalytic activity had been conducted toward L-proline homogeneous catalyst and zirconium-based metal–organic framework modulated by L-proline heterogeneous catalyst (Zr-NDC-Pro) in order to know the amount of yield generated from the reaction. The catalytic result indicated that the usage of L-proline as a catalyst showed optimum activity on 3% w/w which generated 49.05% yield, whereas Zr-NDC-Pro showed optimum activity on 1% w/w which generated 47.43% yield, indicated that Zr-NDC-Pro had high catalytic activity toward less amount of catalyst at the formation of the spirooxindole than L-proline.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horlock, John Harold
New York: McGraw-Hill, 1978
352.051 HOR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Antoro
Abstrak :
ABSTRAK
Pada skripsi ini akan dibahas mengenai unjuk kerja modulasi kode trellis (TC) 4 - state 8-PSK dengan adanya interferensi jamak, dimana sinyal interferensi didekati sebagai sinyal dan bukan sebagai noise. Model kana! fading yang digunakan adalah Nakagami untuk sinyal utama dan flat Rayleigh untuk sinyal interferensi.

Beberapa persamaan telah diperoleh guna melakukan evaluasi unjuk kerja yang dinyatakan sebagai bit error rate (BER). Dari hasil diperoleh bahwa unjuk kerja BER TC 8-PSK tanpa interferensi lebih baik deripada TC 8-PSK dengan interferensi.Unjuk kerja BER TC 8-PSK dengan interferensi lebih baik apabila interferensi didekati sebagai noise dibandingkan dengan apabila interferensi didekati sebagai sinyat non Gaussian. Sedangkan , pada kana!fading Nakagarni, unjuk kerjanya akar semakin baik jika parameter fading Nakagami (m) semakin besar. Pada nilai perarneter fading yang sama, unjuk kerja TC 8-PSK semakin buruk jika jumlah sinyal interferensi semakin banyak. Selarjutnya unjuk kerja TC 8-PSK semakin baik jika besamya signal to interference ratio (SIR) semakin besar.
2001
S39861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmah
Abstrak :
ABSTRAK
Permintaan akan transmisi sinyal kecepatan dan berkualitas tinggi semakin meningkat, kini para ahli persisteman sedang mencari performance yang lebih sederhana dan lebih konsisten. Optik terpadu sekarang secara komersil sudah ada dan digunakan dengan efek yang dapat ditoleransi untuk keperluan-keperluan tersebut dan sedang diintegrasikan dengan cakupan yang luas peralatan komunikasi.

Modulator optis terpadu dengan modulasi langsung dioda laser berfrekuensi GHz dalam transmitter menyediakan teknik yang sederhana untuk menghasilkan sinyal chirp-free untuk telekomunikasi fiber optik. Akan tetapi upaya untuk terus melakukan penelitian terus dilakukan untuk terus diperoleh penghasil sinyal yang lebih baik beriring dengan berjalannya waktu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang sistem perekam suara berbantuan komputer. Sistem dirancang untuk bekerja pada IBM PC/XT atau kompatibelnya.

Teknik modulasi yang digunakan dalam rancangan ini adalah teknik Modulasi Delta Adaptif. Bahasan mencakup teori dasar dari pengkodean sinyal suara sampai pada rancangan perangkat keras dan perangkat lunaknya. Prinsip kerja dari modulasi delta itu beserta pengaruh proses kuantisasinya.

Rancangan perangkat keras berbentuk kartu yang akan dipasang pada slot ekspansi komputer, dan terdiri dari dekoder-dekoder modulator delta, rangkaian pembangkit pulsa, rangkaian filter, rangkaian dekoder alamat dan rangkaian pelengkap lainnya. Rancangan perangkat lunaknya terdiri dari dua program utama, yang masing-masing berfungsi untuk merekam dan main-ulang. Program menggunakan bahasa rakitan 8088 (8088 assembly language). Dalam pembahasan perangkat lunak diberikan juga diagram-alir untuk kedua program.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Benny Tasman Permana
Abstrak :
Penggabungan teknik modulasi dan pengkodean yang disebut modulasi terkode trellis (trellis coded modulation, TCM) yang meningkatkan kemampuan sistem transmisi digital tanpa meningkatkan daya yang ditransmisikan atau lebar pita yang dibutuhkan. Dengan menggunakan trellis coded asymmetric 8-PSK (TC-A8-PSK), akan didapatkan nilai bit error probability yang lebih baik bila dibandingkan dengan trellis coded symmetric 8-PSK. Pada skripsi ini dianalisa trellis coded asymmetric 8-PSK dengan menggunakan metode kejadian kesalahan pertama (first error event method) untuk mendapatkan modulasi yang optimal pada kanal berfading dan kanal Additive White Gaussian Noise (AWGN) dengan disertai cochannel interference. Dari hasil diperoleh bahwa unjuk kerja dari trellis coded asymmetric 8-PSK akan lebih baik bila dibandingkan dengan unjuk kerja dari trellis coded symmetric 8-PSK. Unjuk kerja dari trellis coded asymmetric 8-PSK dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jumlah interferer, parameter fading m, signal to interference ratio (SIR), dan jumlah kondisi dari pengkodean trellis. Semakin banyak jumlah interferer akan menyebabkan unjuk kerja TC asymmetric 8PSK semakin buruk. Sedangkan semakin besar nilai SIR dan jumlah kondisi dari pengkodean trellis akan menyebabkan unjuk kerja TC asymmetric 8PSK semakin baik.
2000
S39162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Febriansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Unjuk kerja modulasi korfe trellis 8 phase shift keying (TC BPSK) dengan teknik diversitas ruang maximal ratio combining (MRC) dan selection diversity combining (SDC) pada kanal fading Nakagami telah ditunjukkan sebelumnya [9], dimana perhitungannya masih menggunakan pandekatan Chernoff bound yang memberikan hasil yang kurang sempuma. Pada skripsi ini akan dibahas unjuk kerja TC BPSK dengan teknlk diversitas ruang MRC pada kanal fading Nakagami yang dianalisa secara eksak untuk membenkan hasil yang lebih teliti serta pengaruh jumlah cabang diversitas L dari antena penerima.

Beberapa persamaan telah diperoleh guna melakukan evaluasi unjuk kerja yang dinyatakan sebagal bit error rate (BER). Dari hasil analisa yang diperoleh terlihat bahwa unjuk kerja BER TC BPSK dengan teknik diversitas ruang MRC yang dianalisa secara eksak jauh lebih baik daripada perhitungan yang menggunakan pendekatan Chernoff bound. Pada kanal fading untuk antenna independen maupun berkorelasi, unjuk kerjanya semakin baik jika parameter fading Nakagami m semakin besar. Sedangkan, pada kanal fading untuk antena berkorelasi, unjuk kerjanya akan semakin baik dengan semakin kecilnya koefisien korelasi p kanal fading antar antena.

Hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa teknik diversitas merupakan teknik yang efektif untuk mengurangi pengaruh fading yang dalam, dimana unjuk kerjanya akan semakin baik dengan meningkatnya jumlah cabang diversitas L serta pengaruh jumlah cabang diversitas L lebih signifikan untuk meningkatkan unjuk kerja jika dibandingkan dengan parameter fading m
2001
S39852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Adhyasa Pradigta Cahaya Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Tomoterapi memiliki pola iradiasi heliks yang akan membentuk junction dan membuat pola distribusi dosis terganggu. Variasi pola distribusi dosis yang disebabkan oleh pola iradiasi heliks disebut ripple atau thread effect. Nilai thread effect sangat dipengaruhi oleh nilai pitch dan nilai faktor modulasi. Nilai pitch optimal telah dipelajari oleh Kissick et al, yang sama dengan 0,86 / n di mana n adalah bilangan bulat. Selanjutnya, pengaruh faktor modulasi terhadap nilai thread effect telah dipelajari oleh Mingli Chen et al. Dalam penelitian ini, dua jenis target digunakan, target sederhana dan target kompleks, penambahan kasus yaitu adanya dose interrupt, dua jenis scanner yaitu EPSON 10000 XL dan VIDAR, serta dua jenis dosis, dosis tunggal dan Simultaneous Integrated Boost (SIB) dengan variasi pitch dan nilai faktor modulasi. Untuk nilai pitch, kami memvariasikannya dari 0,287; 0,35; hingga 0,43, sedangkan kami menggunakan variasi 2; 2,2; 2,5; 2,8; dan 2,9 untuk faktor modulasi. Hasilnya menunjukkan bahwa target kompleks memiliki nilai ripple sekitar 1%-2% lebih rendah daripada target sederhana. Selain itu, area dosis tinggi memiliki nilai ripple sekitar 0,5%-3% lebih rendah daripada area dosis rendah saat menggunakan SIB. Untuk gamma indeks didapat nilai >99% ketika menggunakan DQA Station dan >70% ketika menggunakan Film QA Pro untuk kriteria 3%/3mm. Dari hasil ini kami menemukan bahwa thread effect sangat dipengaruhi bentuk target, dan besarnya nilai dosis yang digunakan untuk kasus SIB. Selaint itu, posisi film sangat berpengaruh ketika menggunakan EPSON 10000XL dibanding ketika menggunakan VIDAR. Pada kasus interrupt dose, waktu terjadinya gangguan tidak terlalu mempengaruhi distribusi dosis.
ABSTRACT
Tomotherapy has a helical irradiation pattern that will form a junction and made interfere dose distribution pattern. The variation of dose distribution pattern where it caused by the helical irradiation pattern is called ripple pattern or thread effect. Thread effect value is strongly influenced by the pitch and modulation factor value. The optimal pitch value has been studied by Kissick et al, which is equal to 0.86/n where n is integer. Furthermore, the effect of modulation factor against thread effect value has been studied by Mingli Chen et al. In this study, two types of targets were used, simple target and complex target, addition of cases namely dose interrupt, two types of scanners, EPSON 10000XL and VIDAR, and two types of doses, single dose and Simultaneous Integrated Boost (SIB) with varied pitch and modulation factor value. For the pitch value, we varied from 0.287, 0.35, to 0.43, whereas we used variation of 2, 2.2, 2.5, 2.8, and 2.9 for the modulation factor. The results show that complex target have ripple values around of 1%-2% lower than simple target. In addition, high doses area have ripple values around of 0.5%-3% lower than low doses area when using SIB. For gamma index, the value is >99% when using DQA Station and >70% when using Film QA Pro for criteria 3%/3mm. From this result we found that thread effect was influenced by target form and doses value used for SIB cases. After that, the position of film is very influential when using EPSON 10000 XL compared to when using VIDAR. In the case of an interrupt dose, the timing of the interference does not significantly affect the dose distribution.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Owen, Frank F.E.
New York: McGraw-Hill, 1982
621.380.413 OWE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>