Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Novita Budi Sulistyarini
Abstrak :
Struktur modal adalah kombinasi antara dana yang berasal dari pinjaman (eksternal, non-pemilik) dengan dana yang berasal dari modal pemilik. Ada banyak teori mengenai struktur modal, diantaranya teori Modigliani-Miller dan teori pecking order, yang berusaha menjelaskan mengenai perilaku perusahaan dalam menentukan struktur modalnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang diidentifikasi ikut berperan penting dalam menentukan komposisi struktur modal adalah faktor pajak.
Teori MM dan teori pecking order memberikan kesimpulan yang bertolak belakang mengenai pengaruh profitabilitas terhadap debt ratio sehubungan dengan adanya pengaruh pajak dan tax shield. Menurut teori MM, profitabilitas akan memiliki hubungan searah dengan debt ratio, sedangkan menurut pecking order theory, profitabilitas memiliki hubungan terbalik dengan debt ratio-nya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan debt ratio-nya untuk masing-masing tahun dan seeara gabungan untuk tahun 2002-2004 serta untuk mengetahui teori mana yang berlaku.
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa profitabilitas (ROA) memiliki hubungan yang negatif/berbanding terbalik dengan debt ratio (DER). Sebingga diindikasikan bahwa teori yang berlaku di Indonesia adalah pecking order theory.
Penelitian dilakukan dengan mengambil 50 sampel perusahaan non keuangan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar, yang tercatat di Bursa Efek Jakarta selama periode 2002-2004 dan memenuhi seluruh kriteria yang ditentukan.
Pengolahan data dilakukan dengan dua jenis pengujian, yaitu dengan regresi tahunan dan regresi panel. Dari seluruh pengujian pada penelitian ini, baik regresi tahunan maupun panel, kecuali untuk tahun 2002, dapat disimpulkan bahwa ROA memiliki hubungan yang negatif dengan DER. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa path periode 2002-2004 teori pecking order berlaku untuk perusahaan-perusahaan besar di Bursa Efek Jakarta dalam mengambil keputusan mengenai struktur modal sehubungan dengan adanya pajak.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17447
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dali Sadli Mulia
Abstrak :
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi domestik di indonesia. Lingkungan kompetisi yang monopoli akan segera berubah menjadi lebih kompetitif dengan berlakunya UU no 36 tahun 2000 yang mengatur skema industri jasa telekomunikasi di Indonesia.
Dalam memenuhi kebutuhan dana investasi, selain sumber dana internal, perusahaan mendapatkan pinjaman dalam skema two-step loans dan pemenintah dan melakukan penawaran saham di tahun 1995. Untuk menghadapi kondisi kompetisi maka perusahaan melakukan perubahan strategi dengan perluasan usaha yang meliputi phone, mobile, video, internet dan services (PMVIS) dengan melakukan investasi Iangsung maupun pembentukan anak perusahaan / afiliasi. Selain itu perusahaan diharuskan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan sesuai dengan tuntutan perubahan skema industri jasa telekomunikasi dengan melaksanakan transaksi jual beli usaha dengan PT INDOSAT senilai US$ 1,5 milyar. Rencana investasi perusahaan yang diproyeksikan hingga tahun 2006 adalah senilai Rp 43,25 triliun.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dana maka perusahaan memerlukan strategi pendanaan yang tepat dengan tujuan selain kebutuhan dana lerpenuhi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan dapat membuat perhitungan target struktur modal yang oplimal, Strategs pendanaan diĆorrnulasjkan berdasarkan hash perhitungan target struktur modal dengan menentukan struktur modal yang memiliki weighted average cost of capital dengan nilai yang paling kecil.
Dengan mempertimbangkan kepentingan investor asing dan lokal maka hasil perhitungan struktur modal yang optimal adaiah pada saat perusahaan memiliki rasio debt/equity 50:50. Hal ini menjadi dasar dalam penentuan strategi pendanaan untuk melakukan perubahan struktur modal eksisting yang memiliki rasio debt/equity 40:60 dengan fund raising berupa pinjaman senilai Rp 5,66 triliun di tahun 2001. Mengingat perusahaan diarahkan untuk Iebih beradaptasi pada ikiim kompetisi maka sumber dana pinjaman pun tidak mengandalkan pada skema two-step loans.
Dengan perhitungan dan asumsi yang relevan maka perubahan struktur modal tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan dana investasi hingga tahun 2006 sekaligus meningkatkan nilai perusahaan yang semuta Rp 45,58 triliun menjadi Rp 54,42 triliun. Dan hasil analisa sensitivitas didapatkan bahwa penurunan 5% dan pendapatan perusahaan akan mengakibatkan perusahaan kekurangan dana untuk pembiayaan investasi mulai tahun 2003.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4732
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library