Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Lestiyono
Abstrak :
The growth of modern retail in the last of 5 years was marked with entering of some foreign modern retails in Indonesia, they make a competition in retail business expands very fast. These conditions was marked with changing of buying pattern from traditional market to modern market that so much give and provide amenity to the consumer and also level of potential market in Indonesia. Frequency of promotion activity, special price, bonus buys, and easy to pay with free interest rate will become one of interesting alternative offer for consumer, more familiar with one stop shopping concept. It also happened for furniture business in Indonesia. Olympic as market leader of knockdown furniture tries to make adapt with all changes in the market. By building distribution network through modern store that directly related to end user (Furnimart) that gives good solution about home furniture decorations, so it's can compete to the other modern retail in Indonesia market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26521
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, G. P. Washinthon
Abstrak :
Industri ritel modern yang berkembang pesat saat ini sedikit banyak akan mempengaruhi struktur pasar dan persaingan di Industri tersebut. Perkembangan yang begitu pesat selain diakibatkan oleh perubahan perilaku berbelanja masyarakat, juga diakibatkan oleh perubahan kebijakan pemerintah pada industri tersebut. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 yang lalu, bisa disebut sebagai awal dari perubahan yang secara menyeluruh pada industri ritel modern Indonesia. Mengacu kepada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan IMF, maka pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan keppres No.99 Tahun 1998 yang selanjutnya diperbaharui dengan Keppres No.96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanaman modal. Dengan terbitnya keppres ini membuat pemodal-pemodal asing dalam Industri ritel tertarik untuk berivestasi di Indonesia. Industri ritel yang semakin diramaikan oleh pemodal asing, mengacu kepada salah satu teori pada Organisasi Industri mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur (structure), perilaku (conduct) dan kinerja (performance) industri ritel modern. Atas dasar hal diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antara struktur, perilaku terhadap performance pada perusahaan ritel modern yang sudah gopublik yang merupakan bagian dari industri ritel modern. Oleh karena kondisi makro ekonomi juga turut menentukan intensitas industri ritel modern, maka pada penelitian ini juga akan melibatkan indikator makro ekonomi sebagai salah satu yang mempengaruhi kinerja industri ritel modern. Indikator yang digunakan adalah tingkat inflasi dan PDB Indonesia. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri ini baik dalam bentuk perusahaan berbadan hukum maupun perusahaan perseorangan, akan mengakibatkan kesulitan untuk mendapatkan data yang diperlukan. Olen karena kesulitan tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan-perusahaan ritel modern yang sudah go-publik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, dengan membuat model persamaan regresi linear berganda yang dianalisa dengan metode kuadrat Lerkecil biasa (method of ordinary least square, OLS), dengan menggunakan program Eviews 3.0 sebagai alat Bantu pengolahan data. Data yang digunakan untuk masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun terikat adalah data dalam bentuk time series yang dibuat dalam triwulanan, untuk periode waktu dari triwulan pertama tahun 1998 sampai dengan triwulan tiga tahun 2005. Secara umum hasil yang diperoleh adalah bahwa struktur dan perllaku perusahaan mempengaruhi performans dengan sifat yang sama pada seluruh perusahaan yang diteliti, tetapi dengan besaran yang berbeda-beda. Sementara variabel makro tidak semua secara signifikan mempengaruhi kinerja (performance) perusahaan. Ada kinerja yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan PDB, ada juga yang tidak sama sekali. Yang menarik dan membutuhkan kajian lebih lanjut adalah, bahwa variabel struktur (pangsa pasar) justru lebih besar mempengaruhi kinerja perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki pangsa pasar terkecil. Sementara pada perusahaan dengan pangsa pasar paling besar, variabel struktur (pangsa pasar) hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam menentukan variasi kinerja (performance) perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Satria Utama
Abstrak :
Perkembangan teknologi digital telah mendorong peritel untuk beralih dari saluran ritel berupa gerai fisik menjadi gerai online. Namun demikian, core retail competencies tetap sama dan sebuah survei oleh Oxford Institude of Retail menunjukkan bahwa sebagian besar peritel masih menganggap gerai fisik sebagai saluran ritel terpenting. Ketika penelitian yang berkaitan dengan sikap dan intensi pembelian konsumen ritel sangat penting untuk memastikan profitabilitas dan pertumbuhan peritel ritel, di Indonesia, penelitian dengan topik ini masih sangat langka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh 1 self-congruity, retailer awareness, retailer association, dan retailer perceived quality terhadap sikap konsumen terhadap peritel dan 2 sikap konsumen terhadap peritel terhadap intensi pembelian. Penelitian dilakukan di Indonesia, tepatnya di wilayah Jabodetabek, kepada 211 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa self-congruity, retailer awareness, dan retailer association memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap sikap konsumen terhadap peritel. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap peritel secara positif mempengaruhi intensi pembelian mereka. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti merekomendasikan kepada peritel, terutama department store, untuk mengembangkan strategi pemasaran yang bertujuan menciptakan imej yang sesuai dengan imej diri konsumen self-congruity , meningkatkan kesadaran konsumen awareness , dan menawarkan atribut dan karakteristik retailer association yang digemari konsumen. ......Research related to retail consumers attitude and purchase intention is imperative to ensure retailers profitability and sustainable growth. In Indonesia, however, it remains a rare research subject. This study aims to determine the impact of 1 self congruity, retailer awareness, retailer association, and retailers perceived quality on consumers attitudes toward retailers and 2 consumers attitudes toward retailers on their purchase intention. The study was conducted in Indonesia, precisely in Jabodetabek area, to 211 respondents. The results show that self congruity, retailer awareness, and retailer association have significant positive impacts on consumers attitudes toward retailer. The results also indicated that consumers attitude toward retailers positively influences purchase intentions. Based on these results, researcher recommend retailers, especially department stores, to develop marketing strategies aimed at creating images that are congruent or in line with consumers self image self congruity , enhancing consumer awareness, and offering attributes and characteristics retailer association favored by consumers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramhadtu Prasaditama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kompetitif dari ritel kecil dan independen di kota Bekasi terhadap hadirnya ritel modern terorganisasi (minimarket). Sikap respon kompetitif yang ditunjukkan oleh ritel kecil dan independen dilihat dari keragaman strategi fungsional dan strategi bisnis yang dijalankan, dan dengan mengklasifikasikan peritel kedalam kelompok strategi, dan akhirnya dengan menilai kinerja dari kelompok strategi yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan data survei dari 170 toko kelontong di kota Bekasi. Analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor untuk mencari keragaman strategi yang ada, dan analisis kluster untuk mencari kelompok strategi yang ada, serta uji non-parametric ANOVA Kruskal Wallis untuk mengetahui kinerja kelompok strategi. Penelitian ini menemukan adanya kelompok strategi di antara ritel kecil dan independen di kota Bekasi dan memiliki perbedaan kinerja terhadap hadirnya ritel modern. ...... The objective of this study is to decipher the competitive response of small, independent retailer in Bekasi to Organized retail (Minimart). The competitive behaviour is comprehended in terms of pattern of retail functional and business strategies, further classifying the retailers into strategic groups, and finally by assessing the performance of this strategic groups. this study is based on survey of 170 retailer shop in Bekasi city. Factor Analysis is used to find the pattern of strategy, and Cluster Analysis is used to find strategic groups, and Non-Parametric ANOVA Kruskal Wallis to find the performance of strategic groups. The result show that strategic groups exist among small independent retailer in Bekasi city and had different performance to organized modern retailer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Agung Pratama
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, pelaku ekonomi swasta memiliki peranan cukup penting dalam menjalankan proses perkembangan perekonomian suatu negara. Tidak mengherankan bila proses perkembangan perekonomian lebih banyak diserahkan kepada swasta untuk mengelola dan menjalankannya, sehingga peran aktif dan inisiatif para pelaku usaha swasta sangat dibutuhkan dalam era globalisasi ekonomi saat ini. Salah satu akibat dari globalisasi perdagangan adalah dengan meningkatnya Toko retail di Indonesia sejak 1980-an. Toko Retail mulai bermunculan dengan bentuk yang lebih modern atau yang disebut dengan pasar ritel modern. Pemerintah melalui Menteri Perdagangan Republik Indonesia telah mengamanahkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Peraturan presiden Nomor 112 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor No. 70/MDAG/ PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan 6. Peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor 56/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor No. 70/M-DAG/PER/12/2013 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan perundang – undangan tersebut bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri khususnya pada toko retail modern. Namun pada kenyataanya, Permendag 56/2014 yang baru diterbitkan ini mengalami berbagai kritikan terutama dari pelaku industry. 2. Indonesia sebagai Negara anggota World Trade Organization (WTO) dan telah meratifikasinya dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Pemerintah Indonesia di dalam merumuskan Pasal 22 UU Perdagangan, Permendag 70/2013 dan Permendag 56/2014 ini juga melihat dari prinsip – prinsip Perdagangan WTO.
ABSTRACT
In the current era of economic globalization, the private economic actors have an important role in carrying out the process of economic development of a country. Not surprisingly, the process of economic development more left to the private sector to manage and run, so that the active role and initiative of private entrepreneurs is needed in the current era of economic globalization. One consequence of the increasing globalization of trade is with retail shops in Indonesia since the 1980s. Retail stores began popping up with a more modern form, or the so-called modern retail market. The Government through the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia has mandated Act - Act No. 7 of 2014 on Trade, president Regulation No. 112 On Planning and Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores, Trade Minister Regulation No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores and 6. The Regulation of Trade Minister of the Republic of Indonesia Number 56 / M-DAG / PER / 9/2014 on Amendment to the Regulation of the Minister of Trade No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores. Laws - laws aim to increase the use of domestic goods, especially in modern retail stores. But in fact, the recently published Regulation 56/2014 is subjected to various criticisms, especially from industrialists. Indonesia as a State member of the World Trade Organization (WTO) and has been ratified by Law - Act No. 7 of 1994 About On Ratification of the Agreement Establishing the World Trade Organization (the Agreement Establishing the World Trade Organization). Indonesian government in formulating Article 22 of the Law of Commerce, Regulation 70/2013 and Regulation 56/2014 also see from the principle - the principle of the WTO Trade., In the current era of economic globalization, the private economic actors have an important role in carrying out the process of economic development of a country. Not surprisingly, the process of economic development more left to the private sector to manage and run, so that the active role and initiative of private entrepreneurs is needed in the current era of economic globalization. One consequence of the increasing globalization of trade is with retail shops in Indonesia since the 1980s. Retail stores began popping up with a more modern form, or the so-called modern retail market. The Government through the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia has mandated Act - Act No. 7 of 2014 on Trade, president Regulation No. 112 On Planning and Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores, Trade Minister Regulation No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores and 6. The Regulation of Trade Minister of the Republic of Indonesia Number 56 / M-DAG / PER / 9/2014 on Amendment to the Regulation of the Minister of Trade No. No. 70 / M-DAG / PER / 12/2013 on Guidelines for Management and Development of Traditional markets, Shopping Centers and Modern Stores. Laws - laws aim to increase the use of domestic goods, especially in modern retail stores. But in fact, the recently published Regulation 56/2014 is subjected to various criticisms, especially from industrialists. Indonesia as a State member of the World Trade Organization (WTO) and has been ratified by Law - Act No. 7 of 1994 About On Ratification of the Agreement Establishing the World Trade Organization (the Agreement Establishing the World Trade Organization). Indonesian government in formulating Article 22 of the Law of Commerce, Regulation 70/2013 and Regulation 56/2014 also see from the principle - the principle of the WTO Trade.]
2015
T44302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Logawa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas permasalahan antara peritel modern dengan pemasok. Masalah ini muncul oleh karena item-item trading term yang dipersyaratkan oleh peritel pada pemasok bertambah dari tahun ke tahun, membebani pemasok. Peritel menganggap Peraturan Menteri Perdagangan No. 53 Tahun 2008 melanggar asas kebebasan berkontrak. Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif, ditujukan kepada pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku ritel di Indonesia pada umumnya, pelaku ritel modern khususnya. Lemahnya posisi pemasok terhadap bargaining power yang dimiliki peritel modern menyebabkan pemasok tidak mempunyai kekuatan untuk menolak item-item persyaratan perdagangan yang tidak disetujuinya. Hal tersebut menyebabkan item-item persyaratan perdagangan terus bertambah. Posisi yang tidak seimbang antara pemasok dan peritel modern, menyebabkan Pemerintah melakukan campur tangan melalui Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan No, 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Anggapan bahwa Peraturan Menteri Perdagangan No, 53 Tahun 2008 melanggar asas kebebasan berkontrak, tidak dapat dibenarkan.
ABSTRACT
This study discusses the problem between modern retailer and supplier. The issue appeared because of trading term's items that is required by the retailers increasing from year to year, burdening suppliers. Retailers presume that regulation of the Minister of Trade Number 53 of 2008 is violated the principle of freedom of contract. This study used normative legal research, addressed to the statutory approach and a case approach. This study is expected to be useful for the retailer in Indonesia in general, and modern retailers in particularly. The weak position of the suppliers against the retailer is caused the suppliers has no power to refuse the trading term's that not approved by the suppliers. This causes the trading term's items continue increasing. Unbalanced position between the supplier and modern retailer causes the government to intervene through Presidential Regulation Number 112 of 2007 concerning Management and Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores and Regulation of the Minister of Trade Number 53 of 2008 concerning Guidelines for Management and Development of Traditional Markets, Shopping Centers and Modern Stores. The notion that regulation of the Minister of Trade Number 53 of 2008 violates the principle of freedom of contract, cannot be justified.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library