Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teddy Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Karya akhir ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil risiko masmgmasing reksadana saham, membandingkan peringkat reksadana saham berdasarkan kinerja Sharpe, Treynor dan Fama serta mempelajari korelasi yang terjadi pada imbal hasil (return) dengan tolak ukur yang telah ditentukan. Penelitian ini cukup penting untuk memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai reksadana saham kep.ada para investor serta kepada manager investasi pengelola reksadana untuk meningkatkan kinerja portofolio yang ditawarkan kepada masyarakat.

Dalam karya akhir ini digunakan bantuan metode ARCH/GARCH untuk mendapatkan model yang lebih akurat serta untuk mendapatkan komponen yang . akan digunakan dalam analisa kinerja berikutnya. Analisis kinerja dilakukan dengan bantuan metode Sharpe, Treynor dan Fama decomposition.

Metode ARCH/GARCH pada penelitian ini juga digunakan untuk melakukan analisis volatilitas pada masing-masing reksadana saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat volatilitas dengan cepat dapat kembali ke tingkat yang stabil dalam waktu yang singkat.

Dari proses pengolahan data diperoleh hasil bahwa hampir semua reksadana saham dapat dimodelkan dengan GARCH(l,l). Kecuali reksadana Bima, Danareksa Mawar, Panin Dana Maksima serta GTF Sentosa yang hanya dapat dimodelkan dengan ARCH.

Dari hasil penelitian hubungan NAB terhadap IHSG menunjukkan bahwa semua reksadana saham mempunyai korelasi yang positif dimana imbal hasil dari NAB akan mengikuti pergerakan dari IHSG. Model yang paling akurat adalah dimiliki oleh reksadana Bahana Dana Prima sedangkan validitas terendah dimiliki oleh GTF Agresif.

Hasil pengukuran kinerja dengan ketiga metode tersebut diatas selama periode pengukuran menunjukkan bahwa reksadana Phinisi Dana Saham (HZPHSE) mempunyai nilai indeks yang paling tinggi untuk ketika pengukuran tersebut sedangkan nilai indeks yang paling rendah juga memiliki oleh reksadana yang sama yaitu oleh reksadana Arjuna (UPARJE). Peringkat kinerja untuk masing-masing metode pengukuran cenderung sama terutama untuk metode Sharpe dan Fama (Net Selectivity).

Dalam penelitian ini juga didapat temuan bahwa portofolio dengan beta tinggi (lebih besar dari 1) tidak secara otomatis menghasilkan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan portofolio yang mempunya1 beta lebih kecil seperti ditunjukkan oleh reksadana Master Dinamis.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang diperoleh maka dalam pengukuran suatu portofolio metode pengukuran kinerja menggunakan Metode Sharpe dan Fama (Net Selectivity) dapat digunakan untuk melakukan perhitungan kinerja secara bersama-sama karena memberikan hasil yang relatifkonsisten (sama) dalam hasil peringkatnya. Untuk lebih akuratnya penelitian ini maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang membedah lebih detail periode tersebut diatas dengan membaginya ke dalam sub periode -sub periode yang lebih pendek (misal 1 tahun) sehingga akan diperoleh profil serta kinerja yang lebih detail serta dapat dilihat apakah ada pola berulang/konsisten untuk masing-masing reksadana saham tersebut selama periode pengukuran.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yogaswara
Abstrak :
The growing interest in bonds has created a need for a method to evaluate performance of bond portfolios. The method of evaluation is called fixed income performance attribution. This paper will present fixed income performance attribution using the Campisi Model, how to use it and how to analyze the results. PT XYZ, a professional fund managing company, will be used for the test case.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina
Abstrak :
ICU Rumah Sakit Pusat Pertamina merupakan salah satu ICU dengan kapasitas besar yang terdapat di Indonesia. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap, standar operasional prosedur maupun jumlah serta kompetensi tenaga kerja yang bekerja didalamnya membuat instalasi ini dapat disetarakan dengan ICU tersier yaitu ICU pada level tertinggi yang biasanya terdapat pada rumah sakit rujukan atau pendidikan yang mampu mengatasi berbagai macam kondisi kritis pasien karena lengkapnya fasilitas yang dimiliki. Akan tetapi ICU RSPP ini masih perlu mendapatkan perhatian lebih demi tujuan pelayanan yang optimal kepada pasien sesuai dengan visi dan misi RSPP kedepan. Melihat sumber daya dan kesempatan yang ada, maka pilihan model open pada sistem tata laksana pasien di ICU yang diterapkan selama ini dinilai sudah kurang sesuai hal ini disebabkan karena masih tingginya angka mortalitas, dokter intensivis maupun anestesi yang masih membagi waktunya dengan pembiusan di ruang operasi, panjangnya rantai pengambilan keputusan terapi dan masih bercampurnya antara pasien yang sungguh-sungguh membutuhkan ICU dengan pasien yang belum sepenuhnya memerlukan tindakan intensive. Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan model manajemen pasien yang dianggap lebih sesuai, efisien dan efektif bagi pasien maupun untuk rumah sakit. Metoda yang dipilih adalah Focus Group Discussion (FGD), indepth interview dan observasi karena topik yang diangkat merupakan topik yang sangat khusus dan belum banyak penelitian tentang ICU di Indonesia, juga karena sedikitnya waktu responden untuk dapat berkumpul serta metoda ini dapat memberikan jawaban yang lebih kaya karena adanya interaksi responden. Peneliti juga melakukan studi banding di 2 (dua) rumah sakit top referral di Jakarta dan Surabaya. ICU RSPP memiliki sumber daya yang cukup besar yaitu 1 orang tenaga intensivis dan 3 orang tenaga anestesi yang siap mengikuti pelatihan intensivis, tenaga paramedis yang telah mendapat sertifikat intensive care sebanyak 75% dan terdapat 19 macam keahlian spesialis serta kapasitas jumlah tempat tidur sebanyak 22 buah membuat ICU RSPP pantas disetarakan dengan ICU tersier. Bukan hanya itu, standar prosedur tata laksana pasien telah disusun sesuai dengan semi-close model, hanya pelaksanaannya yang belum sesuai. Dari hasil FGD dan indepth interview didapatkan bahwa sebagian besar peserta FGD menyatakan komposisi tempat tidur ICU saat ini masih kurang dan perlu adanya pemisahan fungsi ICU seperti ICCU dan ICU anak. Sedangkan dari hasil indepth interview menyatakan sebagian besar jumlah tempat tidur ICU sudah cukup dan sebagian kecil menyatakan kurang, dengan terbanyak menyatakan perlu adanya pemisahan. Tentang jumlah dan kompetensi tenaga kerja sebagian besar peserta FGD menyatakan jumlah tenaga kerja dan kompetensinya dinyatakan cukup, sedangkan sebagian kecil menyatakan kurang. Untuk pertanyaan ini sengaja hanya ditanyakan pada kelompok FGD dikarenakan kelompok FGD adalah personil yang bekerja di unit ICU RSPP. Sedangkan kelompok indepth interview adalah kelompok dokter spesialis yang mengirimkan pasien ke ICU, sehingga penilaian atas kebutuhan jumlah tenaga kerja di kelompok ini kurang relevansinya. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang siapakah yang berwenang menentukan penilaian kritis pasien yang masuk ke ICU, pada kelompok FGD seluruhnya menyatakan dokter intensivis yang berwenang sekaligus mengukuhkan perlunya kehadiran dokter intensivis tersebut di ICU. Sedangkan kelompok indepth interview sebagian besar menyatakan dokter intensivis yang berwenang, dan sebagian kecil menyatakan dokter ruangan-lah yang berwenang. Untuk menemukan jawaban pada pertanyaan apa yang lebih baik antara open model atau close-model pada kelompok FGD peneliti menggunakan teknik bertanya melalui bagaimana penentuan pasien masuk dan siapa yang bertanggung jawab, seluruh informan FGD menyatakan dokter intensivis dalam semi-close model ICU-lah yang terbaik. Sedangkan kelompok indepth interview sebagian besar menyatakan close model atau paling tidak semi-close adalah yang lebih baik dan sebagian kecil menyatakan open model-lah yang lebih cocok. Pada jawaban responden yang sebagian kecil tersebut ketika digali tentang kompetensi dokter yang merawat pasien kritis, keseluruhannnya menjawab dokter intensivis-lah yang lebih berkompeten akan tetapi pemilihan manajemen di ICU tetap diinginkan open model dengan asumsi dokter yang merawat sejak awal lebih memahami penyakitnya. Selanjutnya harapan dan saran untuk perbaikan ICU mendatang seluruh dari informan FGD maupun responden pada indepth interview menyatakan perlu adanya perbaikan yang didukung oleh adanya kebijakan dari manajemen rumah sakit. Sedangkan hasil studi banding yang telah peneliti lakukan di 2 (dua) rumah sakit top referral didapatkan hasil indikator yang lebih rendah dari hasil di Rumah Sakit Pusat Pertamina dikarenakan sebagai rumah sakit rujukan terakhir, kondisi pasien yang dirujuk seringkali berada dalam keadaan terminal atau sangat buruk. Tentu saja kondisi ini membuat angka harapan hidup pasien menjadi lebih kecil. Bila melihat kondisi kegawatan pasien yang dirawat di ICU kiranya perlu suatu nilai standar yang disepakati bersama oleh persatuan dokter intensive care sebagai tolok ukur hasil kinerja medis yang dapat dievaluasi setiap bulan atau setiap tahun. Nilai standar ini dapat pula dijadikan sebagai target pencapaian keberhasilan suatu upaya pertolongan kritis pasien. Nilai standar dapat diambil dari nilai skor kritis pasien yang digunakan untuk menilai keadaan awal pasien sebelum pasien masuk ICU. Dari keseluruhan hasil kegiatan penelitian ini di dapatkan kesimpulan bahwa pilihan semi-close model ICU menjadi pilihan yang paling sesuai yaitu dengan menempatkan dokter spesialis intensivis sebagai captain di ICU yang bekerja sama berkolaborasi dengan dokter spesialis yang merawat pasien tersebut sebelumnya.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas model antrian yang ada pada sietim pelayanan Apotik Rumah Sakit Pusat Pertamina dengan menggunakan analisa teori antrian model Saluran Pelayanan Eanda. Dengan analisa teori antrian model Saluran Pelayanan Banda, dapat. diketahui apakah sistim pelayanan yang ada di apotik sudah mencapai keadaan yang optimal=
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Pambudi
Abstrak :
Sistem aliran persediaan bahan baku adalah suatu sistem yang kompleks. Dapat dikatakan bahwa tldak ada sistem persediaan yang serupa antara satu perusahaan dengan yang lainnya karena setiap sistem memiliki karakteristik masing-masing yang membedakan satu dengan yang lainnya. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki sistem persediaan dengan karakteristik khusus jenis botol yang bersifal retumable, tetapi sampai saat ini belum ada peneliiian yang berkaitan dengan karakteristik retumabfe dari suatu material yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar proses pengambilan keputusan_ Hal ini menyebabkan kajian ilmiah dalam pengembangan model dan formulasi persediaan diperlukan untuk mendapatkan pemahaman atas sistem persediaan dengan karakteristik retumable. Pemanfaatan model matematis untuk mendapatkan pemahaman mengenai pola keadaan persediaan botol kosong returnable pada lnlinya dijalankan dengan melalui clua tahapan. Tahapan pertama yang dilalui adalah identihkasi variabel dan parameter yang mempengaruhi keadaan persedlaan botol kosong di dalam setiap titik rantai aliran persecliaan, karena penentuan variabel dan parameter yang kurang tepat hanya akan mengaburkan model dari keadaan nil. Tahapan kedua adalah penentuan hubungan matematis antar faktor-faktor yang telah dipilih sebelumnya. Setelah hubungan-hubungan ini dipahami, pamilihan keputusan untuk menjaga ekuilibrium sistem akan menjadi jauh Iebih mudah, sehingga optimallsasi peredaran botol kosong dapat dlpenuhl. Proses perancangan formula model matematis menghasilkan suatu model yang diharapkan dapat meramalkan keadaan nil keadaan persediaan botol kosong dan menjelaskan kaitan karakteristik retumable dengan keadaan persediaan botol.
Material flow in supply system is a complex system. Differences in suppiy system characteristics between one company and another wifi always be found anywhere, PT. Coca-Cola Amatil indonesia has a unique characteristic in most of its packaging materiat. Unlike conventionai materfai, returnable characteristic found in giass Dottie as packaging materiat have a high durabitity and can be used severat times before it iost its economic vaiue_ Untortunatety, there are aimost hard to tind scientitic study reta ted to the returnabie characteristic that can be used as toots for decision-making. Mathematical modeling method used to understand suppty system of returnabte hottie, consisted of two main phases. The tirst phase is identification and understanding of variabies and parameters invotved aiong materiai Suppiy tines in the system. The second phase is dehningg every chosen factors and reiationships are defined in mathematicai terms. Conducted mathematical modeling process develop a symbolic model that quite representative to the real system condition. This modet expected to be used to understand the relationship between the returnable bottle characteristic and the inventory level in the existed supply system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiana Yulia Sunardi
Abstrak :
ABSTRAK
Fokus penelitian ini terletak pada pengaruh daya tarik yang dimiliki oleh Tamara sebagai selebritis sebagai model dalam iklan Lux terhadap pengambilan keputusan pembelian sabun Lux oleh ibu-ibu rumah tangga. Penggunaan selebritis sebagai model iklan dimaksudkan untuk menghubungkan ketenaran dan kemenarikan penampilan fisik model tersebut dengan produk. Namun demikian ketenaran yang dimiliki oleh selebritis bukan merupakan jaminan keberhasilan kampanye periklanan, dan belum tentu pula dapat memacu khalayak mengambil keputusan pembelian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang menggambarkan daya tarik yang dimiliki oleh Tamara Blezinsky sebagai selebritis yang menjadi model dalam iklan Lux dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian sabun Lux oleh ibu-ibu rumah tanga. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di wilayah Jakarta Timur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diedarkan dan diisi oleh responden. Sedangkan untuk menganalisa data dilakukan melalui pengamatan berdasarkan persentase jawaban responden. Hal-hal yang ditemukan di lapangan adalah bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan menengah ke atas, dan tidak melakukan tindakan pembelian produk Lux. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitan ini adalah daya tarik selebritis sebagai model iklan bukan merupakan jaminan untuk menaikkan penjualan suatu produk tertentu. Selebritis memang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menanamkan brand awareness tetapi memiliki kemampuan yang rendah dalam memacu khalayak untuk melakukan tindakan pembelian. Saran yang dapat diberikan adalah meneliti kembali iklan yang digunakan baik dari segi konsep maupun dari segi kreatif. Kemudian diadakan focus group discussion atau pre-test untuk menguji efektivitas iklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Handoko Wignyowargo
Abstrak :
Penelitian ini ingin me lihat apakah ~ terdapat ) perbedaan pe nilaian terhada p karakteristik model i klan oleh khalayak pada tiga j enis model yang d ita mpilkan dalam c=-.: . iklan testimonial, yaitu model ~~~.j. ty, model Expert dan model Ordinary People . Karakteri s tik itu adalah berdasar pad a model VisCAP yang terdiri dari Visibil ity, Credibility (Expertise dan Objectivity), Attraction (Similarity dan Likability) serta Power. Penelitian ini merupakan eksperimen lapangan dengan disain hanya sesudah tanpa kontrol~ PenguJian hipotesa dilakukan dengan Analysis of Variance dari Kruskal-Wallis. Dilakukan pembandingan berganda untuk. ~~lihat perbedaan-perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok eksperimen. Dari u~sur . dan subunsur karakteristik , hasil pengujian menyatakan· perbedaan hanya pada .Visibi 1 i ty, .E~pe rtise, Likabi lity, Attraction dan VisC AP~ Kesimpu _lannya adalah mod e l Celebrity l ebih tihggi I ',1 nilainya di banding model Expert pad a karakteristik d. L,..ika bil ity dan Attract ion d a n tidak berbeda pad a Visi bil ity serta ~isCAP. Terhadap model Ordinary People, mode l Ce lebrity lebih ti nggi n ilainya pada Visibili ty, · Likabi i ty, dan VisCAP d a n tid a k berbeda pada At traction ·' dan E>:pertise. · Model Expert lebih t i ngg i nil ainya terhadap model Celebrity pada Expertise, dan bernilai sama pada VisCAP. Terhadap model Or.cinary People model E ~pert lebih tinggi ' . pada Visibi l i ty, Ex~er.tise dan VisCAP, dan berniiai s ama pada Likability dan Attr a c tion. Penelitian ini mehyimpul kan model Ordinary People .tidak memiliki nilai lebih dibanding model Celebrity dan model Expert
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S4055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieska Indah Astuti
Abstrak :
Model regresi Poisson tampak tak berhubungan (seemingly unrelated Poisson regression model, SUPREME) merupakan suatu model yang terdiri dari beberapa persamaan dimana variabel-variabel dependen dalam tiap persamaan menyatakan data terhitung (count data) dengan distribusi dari variabel dependen diberikan nilai variabel independen adalah Poisson. Diantara persamaan-persamaan tersebut terdapat keterkaitan satu sama lain yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antar error dari setiap persamaan yang diindikasikan dengan terdapatnya paling sedikit satu variabel independen yang sama dalam setiap persamaan. Penaksiran parameter dari model regresi Poisson tampak tak berhubungan dilakukan dengan menggunakan metode maksimum likelihood dengan pendekatan Newton-Raphson. Model regresi Poisson tampak tak berhubungan akan memberikan taksiran parameter yang lebih efisien dibandingkan dengan model regresi Poisson apabila terdapat korelasi antar error dari setiap persamaan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S27760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacson, Robert L.
Australia: Thomson, 2001
362.2 JAC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>