Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handian Herbaskoro
"Metode Euler Deconvolution dapat diterapkan ke dalam data gravitasi untuk memprediksi kedalaman suatu struktur geologi. Reid 2003 menemukan bahwa dengan menggunakan structural index 0 dapat mendeteksi patahan pada data gravitasi. Berbagai model sintetik dibuat dengan memvariasikan kedalaman, kemiringan dan geometri patahan. Dari pengolahan model sintetik dihasilkan respon Euler Deconvolution yang dapat menentukan patahan tegak 90O secara akurat. Euler Deconvolution diaplikasikan ke dalam data gravitasi lapangan panas bumi "O". Kontur CBA Complete Bouguer Anomaly dan kontur anomali residual yang diuji menghasilkan respon yang dapat memetakan patahan pada daerah penelitian. Pengelompokkan kedalaman dilakukan untuk mempermudah klasifikasi kedalaman dangkal, kedalaman menengah dan kedalaman dalam. Interpretasi patahan menunjukkan kecocokan dengan dinding kaldera tua yang terdapat pada daerah penelitian. Hasil interpretasi patahan juga menunjukkan kecocokan dengan manifestasi mata air panas pada daerah penelitian. Pengujian Euler Deconvolution pada data gravitasi dapat memberikan informasi struktur bawah permukaan lapangan panas bumi.

Euler Deconvolution method could be applied for processing the gravity data to predict the depth of geological structure. Reid 2003 exhibited the use of 0 structural index in detecting fault in gravity data. Various synthetic models were made by varying the fault depth, fault slope and fault geometry. From processing of synthetic model, the response of Euler Deconvolution determining upright fault 900 was accurately generated. Euler Deconvolution method was applied to the gravity data of "O" geothermal field. CBA Complete Bouguer Anomaly contour and residual anomaly contour which were examined exhibited response which mapping the faults in the research area. The grouping of depth was done to simplify the classification of shallow depth, intermediate depth and deep depth. Fault interpretation indicated compatibility with old caldera wall found in research area. The result of fault interpretation also denoted compatibility with hot springs manifestation in research area. Euler Deconvolution examination in gravity data could provide the information of subsurface structure of "O" geothermal field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hasrianti
"ABSTRAK
Penentuan struktur patahan dalam eksplorasi sangat penting karena struktur patahan berasosiasi dengan permeabilitas tinggi yang umumnya adalah reservoar. Dalam penelitian ini dilakukan studi komparasi penetuan struktur patahan menggunakan metode FHD dan HVDM yang diaplikasikan pada model sintetik gravitasi dan data riil gravitasi. Identifikasi struktur patahan pada FHD dan HVDM ditunjukkan dengan nilai maksimum, dimana FHD didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat turunan pertama arah horizontal X dan turunan pertama arah horizontal Y sedangkan HVDM didapatkan dari akar penjumlahan kuadrat horizontal, vertical dan diagonal coefficient dari proses DWT 2 dimensi. Berdasarkan hasil model sintetik gravitasi, FHD lebih baik menentukan struktur patahan dibandingkan dengan HVDM sedangkan untuk data riil gravitasi respon FHD dan HVDM memiliki respon yang hampir sama. Pada data riil gravitasi, tidak dapat ditentukan metode mana yang lebih baik dalam menetukan struktur patahan karena tidak adanya data geofisik lain sebagai data pendukung dalam menggambarkan struktur bawah permukaan di daerah penelitian ?Y?.

ABSTRACT
Fault structure determination during exploration is crucial since it associates with high permeability that, in general, called reservoir. Through this research, comparative study of fault structure determination using FHD and HVDM methods which are applied toward gravity synthetic model and gravity real data has been conducted. Identification of fault structure on FHD and HVDM are shown by maximum value, which FHD resulted from root sum square of horizontal X first derivative and horizontal Y first derivative meanwhile HVDM is obtained by horizontal, vertical and diagonal coefficient root sum square of 2-Dimensional DWT. Based on the result of gravity synthetic model, FHD could determine fault structure in a better way than HVDM whereas on gravity real data FHD and HVDM have a slightly similar response. On gravity real data, the better way to determine fault structure could not be concluded because there is no another geophysics data provided as supporting data to portray subsurface structure at research area "Y"."
2016
S65344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Josua Gregory
"Metode MT merupakan metode geofisika yang umum serta unggul yang digunakan dalam eksplorasi panasbumi saat ini. Namun metode ini memiliki tantangan dalam menentukan secara pasti dimana zona konduktif pada suatu daerah melalui hasil inversi 2-D maupun 3-D akibat dari sifat gelombang elektromagnetik (EM) untuk menginduksi lapisan yang bersifat konduktif, sehingga penetrasi gelombang EM menjadi kecil. Tantangan lain yang muncul adalah upaya meningkatkan rasio kesuksesan dalam tahap drilling (drilling success ratio) pada eksplorasi panasbumi. Target drilling erat kaitannya dengan zona rekahan (fracture). Secara umum zona fracture pada sistem panasbumi berasosiasi dengan sesar yang terisi material ataupun fluida yang akan memiliki resistivitas yang rendah atau bersifat konduktif. Dengan menggunakan fungsi transfer geomagnetik atau disebut juga dengan tipper (induction arrows), yaitu fungsi transfer yang menghubungkan medan magnet vertikal (z) terhadap medan magnet horizontal (x dan y) serta diintegrasikan dengan hasil inversi MT, kita dapat menentukan keberadaan anomali konduktif. Analisis induction arrows pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software WinGlink. Software ini dapat menampilkan arah panah induksi beserta besar panahnya. Induction arrows pada WinGlink dapat ditampilkan dan dianalisis dalam dua tampilan, yaitu Maps induction arrows untuk menganalisis secara lateral dan Pseudo-Section induction arrows untuk menganalisis secara vertikal. Analisis induction arrows serta inversi 2-D telah diaplikasikan pada data riil (Lapangan-X). Hasil analisis induction arrows serta inversi 2-D pada data riil (Lapangan-X), telah sukses diaplikasikan untuk mengetahui posisi struktur utama serta memetakan persebaran anomali konduktif.

The MT method is an excellent geophysical method commonly used in geothermal exploration. However, the method presents a challenge in pinpointing the conductive zone in an area based on either 2-D or 3-D inversion result, as a consequence of the tendency of electromagnetic (EM) waves to induce currrent in a conductive layer, which leads to low penetration of MT waves into that layer. Another challenge is in improving the drilling success ratio of the geothermal exploration process. The Drilling target is heavily affected by fracture zones. Generally, the fracture zones in a geothermal system are associated with faults containing conductive materials or fluids will having low resistivity. Using the geomagnetic transfer function, also called the tipper (induction arrows), which is a transfer function that correlates the vertical (z direction) magnetic field to horizontal (x and y direction) magnetic fields, along with MT inversion results, we can determine the location of conductive anomaly. Analysis of Induction arrows on this research done on the software WinGlink. This software can display the direction and magnitude of the induction arrow. In WinGlink, Induction arrows can be displayed and analyzed in two viewing modes, namely the Maps of induction arrows for lateral analysis and Pseudo-Section of induction arrows for vertical analysis. Analysis of induction arrows with 2-D inversion, has been successfully applied to real data (X-Field) in locating the main structure and mapping the distribution of the conductive anomalies.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library