Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Bungsu
"Tugas akhir ini membahas mengenai konsep dasar penentuan premi bersih dari reasuransi non proporsional yang merupakan aplikasi dari teori risiko khususnya pada model risiko kolektif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Maulidiah
"Pertumbuhan penduduk yang pesat diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata yang tidak terkontrol di daerah Bali Selatan berakibat pada persediaan air bersih yang kian menipis. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali saat ini mengembangkan proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan cakupan wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung. Proyek pembangunan SPAM ini membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi sehingga perlu adanya analisis berbasis risiko untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan proyek baik dalam aspek operasional maupun pendanaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Project Risk Management dengan pendekatan Value at Risk (VaR) untuk menghitung dampak risiko terhadap investasi. Output penelitian ini berupa model risiko finansial yang kemudian dianalisis untuk menyusun rekomendasi rencana penanganan risiko yaitu berupa keputusan untuk mencegah, mitigasi, atau menerima risiko yang mungkin akan terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga faktor risiko yang menjadi prioritas, risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar memiliki pengaruh yang paling besar terhadap nilai arus kas bersih proyek.

Rapid population growth aligned with the uncontrolled development of tourism facilities leads South Bali to the depletion of clean water supply. According to this condition, Bali Provincial Government is currently developing a drinking water supply project that will cover area of Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, and Klungkung. The construction of water supply system requires a high investment costs which then resulted in the need of risk-based analysis to reduce the likelihood of failure in both the operational and financial aspects of the project. The study was conducted by using Project Risk Management method with Value at Risk approach to calculate the impact of risks in project investment. The output of the research is a financial risk model which is then analyzed to develop a risk responses planning which provides an alternative decision whether to avoid, mitigate, or accept the risks that might occur. The analysis showed that of the three prority risk factors, exchange rate has the greatest influence on the net present value of the project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledi Khalidannisa
"Proyek EPC umumnya dilaksanakan pada pekerjaan kompleks dengan unsur uncertainty yang tinggi, untuk itu dilakukan kegiatan subcontracting sebagai kegiatan transfer risiko. Sayangnya, besarnya keterlibatan subkon khusunya pada pengendaliaan subcon piping menimbulkan risiko baru bagi pihak kontraktor terutama pada kinerja biaya. Oleh karena itu, dilakukan sebuah simulasi model risiko berbasis PMBOK 2013 yang menemukan bahwa angka rejection rates yang tinggi serta inspeksi yang tidak berjalan optimal merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan repon prefentive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan claim, reward system dan penyesuaian metode kerja. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan optimal bahkan terdapat respon yang belum diterapkan untuk itu dilakukanlah beberapa improvisasi.

EPC projects commonly used for the complex works that have many uncertainty, so subcontracting is one of alternatives that choosen as a risk transfer. Unfortunetly, the magnitude of involment subcontractor in EPC projects especially control piping subcont activity reliefs a new risk to main-contractor, mainlly impact to cost performance. Therefore,simulation risk modeling based PMBOK2013 was built and generate high percentage from rejection rates and low perfromance from inspection activity are the main risk. Furthermore, risk mitigation is prefentive action that most appropriate.Meanwhile,the most appropriate corrective action is doing the claim,reward system and construction method adaptation. Unfortunately,the following risk repson still not doing optimal,even the respon hasn’t been applied. So, there’re some improvitation that applied in controling procurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yopi Lutfiansyah
"Proyek kabel optik laut umumnya dilaksanakan pada pekerjaan kompleks dengan unsur uncertainty yang tinggi, untuk itu perlu dilakukan pengendalian terutama pada pengendalian waktu untuk meningkatkan pada kinerja waktu. Oleh karena itu, dilakukan sebuah evaluasi sistim pengendalian waktu dengan pendekatan resiko dan berbasis PMBOK 2013 yang menemukan bahwa keterlambatan proyek dan belum berjalan optimalnya pengendalian waktu merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan peningkatan skill man power pada penjadwalan. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan optimal bahkan terdapat respon yang belum diterapkan, untuk itu dilakukanlah beberapa improvisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atika Putri
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran rantai pasok dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model risiko rantai pasok pada industri kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan rantai pasok dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator risiko rantai pasok di industri kosmetik dari penelitian sebelumnya, kedua adalah metode CVI untuk melakukan validasi dari indikator yang telah diperoleh dari hasil literature review serta terakhir adalah DEMATEL berbasis ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. 20 indikator dalam 6 dimensi telah berhasil tervalidasi dari 36 indikator oleh 5 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai I-CVI sebesar 0,91. Dimensi pada risiko rantai pasok di industri kosmetik yang paling kuat pengaruhnya adalah dimensi pasokan dan logistik, sementara dimensi keuangan dinilai sebagai dimensi yang paling mudah terpengaruh.

The trend of using cosmetic products in Indonesia is not only exclusively for women but also has expanded for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded 797 domestic cosmetic companies from small, medium, and large scale, which increased compared to 760 companies in the previous year. The cosmetics industry's performance also grew by 5.59% in 2020 and contributed to foreign exchange for export with USD 317 million, increasing 15.2% compared to the previous year. Supply chain flow in business activities is undoubtedly a complicated issue to discuss because the activities, connections, and interrelationships between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to conceptualize a supply chain risk model in the Indonesian cosmetics industry to ensure the development of appropriate risk mitigation strategy. This research used qualitative data in a questionnaire assessment by experts, processed using a Content Validity Index (CVI) approach. This research used 3 methods, literature review for collecting supply chain risk indicators, CVI method for validating the indicators collected from literature review, and DEMATEL based ANP for find the weight and relation between each indicator and dimension. A total of 20 indicators in 6 dimensions have been successfully validated from 36 indicators by five experts in the cosmetics industry with an average I-CVI value of 0.91. The highest influence dimension in supply chain risk in cosmetic industry is the supply and logistic indicator, meanwhile the finance dimension is rated as the most easily affected dimension."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Yoseph Valentino
"Kesesuaian dan efisiensi komponen peralatan dan fasilitas minyak bumi perlu dipastikan kelayakan dan performanya agar operabilitas dapat berjalan sesuai dengan target dan mencegah agar tidak terjadinya yang berakibat kepada keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan aset perusahaan. Oleh sebab itu manajemen risiko perpipaan sangat penting untuk pemeliharaan aset sistem jaringan pipa yang tepat waktu dan efektif, termasuk jaringan pipa. Meskipun analisis RBI memberikan rencana inspeksi yang sangat baik dalam menganalisis risiko dari suatu sistem peralatan namun membutuhkan pengumpulan data yang ekstensif dan perhitungan yang detail. Sebagaimana disarankan dalam DNV-RP-G101 dan DNV-RP-F107, analisa awal kekritisan dapat dilakukan sebelum melakukan analisis RBI lengkap. Equipment Criticality Analysis (ECA) dapat menjadi acuan awal dalam penilaian pipa penyalur karena sifatnya yang sederhana dan dapat dieksekusi dengan cepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis kritikalitas pipa penyalur gasoline dan gasoil menggunakan kombinasi model penilaian risiko dengan Equipment Criticality Analysis (ECA) dan Inspeksi Berbasis Risiko serta memberikan rencana inspeksi terhadap nilai risiko. Dalam studi kasus dipilih dua segmen pipa dimana segmen KM 133+414 sampai KM 147+310 merupakan segmen yang lebih rentan karena mempunyai rating kemungkinan 4 sedangkan KM 147+533 sampai KM 152+800 memiliki rating kemungkinan 3, baik pada saat mengalirkan gasoline, maupun gasoil. Hasil kritikalitas dari masing-masing segmen adalah C2 yang merupakan kritikalitas sedang, sehingga segmen pipa penyalur diharapkan dapat menerima penilaian yang lebih menyeluruh. Strategi inspeksi dan pemeliharaan yang efektif kemudian disusun dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi insiden.

The suitability and efficiency of components of petroleum equipment and facilities needs to be ensured for their suitability and performance so that operability can run according to targets and prevent incidents that could impact safety, health, the environment and company assets. Piping risk management is therefore critical for the timely and effective maintenance of pipeline system assets, including pipelines, components, equipment and related spare parts. Although RBI analysis provides an excellent inspection plan for analyzing the risk of an equipment system, it requires extensive data collection and detailed calculations. As suggested in DNV-RP-G101 and DNV-RP-F107, a preliminary criticality analysis can be performed before performing a complete RBI analysis. Equipment Criticality Analysis (ECA) can be an initial reference in assessing distribution pipes because it is simple and can be executed quickly. This research aims to analyze the criticality of gasoline and gasoil distribution pipes using a combination of risk assessment models with Equipment Criticality Analysis (ECA) and Risk-Based Inspection as well as providing an inspection plan for risk values. In the case study, two pipe segments were chosen, where the KM 133+414 to KM 147+310 segment is the more vulnerable segment because it has a probability rating of 4, while KM 147+533 to KM 152+800 has a probability rating of 3, both when flowing gasoline and gasoil. The criticality result for each segment is C2 which is medium criticality, so the distribution pipe segment is expected to receive a more comprehensive assessment. An effective inspection and maintenance strategy is then developed with the aim of reducing the frequency of incidents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
So Yuan
"Perusahaan asuransi membutuhkan probabilitas ruin pada waktu hingga (finite time) untuk mengukur risiko kebangkrutan yang mungkin terjadi dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pengetahuan akan probabilitas ruin pada waktu hingga dan distribusi bersama dari waktu ruin dan defisit saat ruin bermanfaat bagi perusahaan asuransi untuk menerapkan strategi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi kemungkinan kebangkrutan dan meminimalkan dampaknya. Dalam skripsi ini, diformulasikan fungsi densitas probabilitas dari waktu ruin dan fungsi densitas probabilitas bersama dari waktu ruin dan defisit saat ruin pada model risiko Erlang(2), yakni model risiko pembaruan dengan jarak antarklaim berdistribusi Erlang(2), menggunakan teknik transformasi Laplace dan inversinya. Berdasarkan simulasi yang dilakukan untuk menganalisis distribusi waktu ruin dan distribusi bersama dari waktu ruin dan defisit saat ruin, diperoleh bahwa parameter model risiko Erlang(2) yang berpengaruh terhadap probabilitas ruin pada waktu hingga adalah parameter distribusi besar klaim individu, parameter distribusi jarak waktu antarklaim, laju pemasukan premi, dan nilai awal proses surplus. Probabilitas ruin pada waktu hingga bernilai semakin kecil pada saat besar klaim individunya semakin kecil, jarak antarklaimnya semakin lebar, nilai laju pemasukan klaim semakin besar, dan nilai awal proses surplus semakin besar. Dengan mengetahui formulasi probabilitas ruin pada waktu hingga, untuk suatu portofolio asuransi dengan distribusi besar klaim individu dan distribusi jarak antarklaim tertentu, perusahaan dapat meningkatkan laju pemasukan premi dan meningkatkan besar cadangan teknis untuk menurunkan probabilitas ruin waktu hingga mencapai tingkat solvabilitas yang diinginkan.

Insurance companies need finite time ruin probability to measure the risk of bankruptcy that may occur within a certain time period. Furthermore, knowledge of the finite time ruin probability and the joint distribution of the time of ruin and the deficit at ruin is beneficial for insurance companies in implementing the necessary strategies and measures to reduce the probability of bankruptcy and minimize its impact. In this undergraduate thesis, the probability density function of the time of ruin and the joint probability density function of the time of ruin and deficit at ruin in the Erlang(2) risk model, which is a renewal risk model under which claim inter-arrival times are distributed as an Erlang(2) distribution, is obtained using Laplace transformation and inversion techniques. Based on simulations carried out to analyze the distribution of the time of ruin and the joint distribution of the time of ruin and the deficit at ruin, it was found that the parameters of the Erlang(2) risk model that affects the finite time ruin probability are the distribution parameters of the individual claim amounts, the distribution parameters of the claim interarrival times, the premium rate, and the initial value of the surplus process. The finite time ruin probability decreases as the indiviual claim amounts decrease, the claim inter-arrival times increase, the premium rate increases, and the initial value of the surplus process increases. By knowing the formula for the finite time ruin probability, for an insurance portfolio with some distribution of individual claim amounts and claim inter-arrival times, the company can increase its premium rate and its reserves to reduce the finite time ruin probability to achieve the desired solvency level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library