Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cokorda Gde Bagus Darma Putra
Abstrak :
Komunikasi, khususnya komunikasi interprofesional antara dokter dengan perawat memainkan peranan penting dalarn keselarnatan pasien di rumah saldt. Banyak kejadian fatal dan tidak diinginkan merupakan akibat dari komunikasi yang tidak efektif antar pemberi layanan kesehatan. Joint Commission on the Accreditation af Healthcare Organizations (JCAHO) menyatakan perbaikan komunikasi antar profesi dalarn pelayanan kesehatan sebagai salah satu tujuan program keselamatan pasien. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa disamping aspek-aspek komunikasi yang umum diterima seperti keterbukaan, saling pengertian, ketepatan waktu, dan keakuratan informasi, maka model mental bersama dapat merdngkatkan efektifitas komunikasi. Sikap, pengetahuan, lingkungan, dinatnika interaksi, dan keterampilan individu dalam suatu tim dihipotesiskan mempengaruhi model mental bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan (beserta derajat lmbungan) antara model mental bersarna (tennasuk faktor-faktor yang mempengarahinya) dengan komunikasi efektif pada dokter dan perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan koantitatif dengan analisis jalur menggunnkan model persamaan terstruktur (structural equation modeling/SEM). ......Communication. especially interprofessional communication between physician and nurse, plays an important role in patient safety at hospital, Many adverse and sentinel events were the result of ineffective communication between health care providers. Joint Commission on the Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) adressed improvements of communication between professions in health care as one of their goals in patient safety. According to recent researches. besides traditional aspects of effective communication, such as openness, mutual underntanding, timely, and information accuracy; shared mental model could improve communication toward effectiveness, There has been hypothetized that attitude, knowledge, environment, interaction dynamics) and skills amongst team members could influence shared mentall. The aim of this research is to find the relationship along with its degree between shared mental model (including factorn that influence it) and effective communication in physicians and nurses interactions. This research used quantitative approach with path analysis using strnctutal equation modeling (SEM) method toward 188 respondents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33519
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teknokultur yang mengandung konsep saling-hubungan (feedback atau interdependent) antara teknologi dan kebudayaan mengindikasikan bahwa seorang lulusan Magister Teknokultur memahami benar makna saling-hubungan tersebut. Dengan demikian, materi kuliah pada program ini harus mewujudkan pemahaman tersebut. Fenomena teknokultur menyangkut dua aspek: struktur dan perilaku. Perilaku suatu fenomena ditentukan oleh strukturnya, yaitu struktur fisik dan struktur pembuatan keputusan. Keputusan yang dibuat manusia merupakan salah satu tahap penting dalam siklus tertutup proses belajar manusia akan fenomena yang menjadi fokus perhatiannya. Dalam proses belajar primitif, keputusan dihasilkan oleh suatu model mental yang didalamnya terdapat peran budaya. Kekurangannya adalah ketidakmampuan model mental membangun pemahaman yang lengkap akan keberadaan perilaku kompleksitas dinamis suatu fenomena teknokultur. Agar proses belajar efektif, model ini perlu dilengkapi dengan model eksplisit. Model eksplisit yang diperlukan adalah model yang dapat mengakomodasi konsep saling-hubungan dalam suatu fenomena teknokultur serta implikasinya terhadap pola kehidupan sosial. Paradigma System Thinking dan metodologi system dynamics dapat dipertimbangkan sebagai mata kuliah pada Prodi Magister Teknokultur ITB.
JSIO 13:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Fakhruroji
Abstrak :
Memasuki era teknologi informasi, penyebaran pesan agama (tausyah) menemukan pola baru, salah satunya dengan memanfaatkan layanan text messaging berbasis telepon seluler atau smartphone. Dengan menggunakan studi kasus, tulisan ini menyoroti layanan SMS Tauhid yang menggunakan jargon ?dakwah berbasis teknologi? dalam perspektif teknokultur sehingga menggambarkan SMS Tauhid sebagai salah satu fenomena teknoreligion. Dalam perspektif ini, fenomena teknoreligion tidak hanya dilihat sebagai fenomena teknologi yang menjadi solusi praktis agama agar tetap mendapat tempat bagi masyarakat modern, tetapi juga mengungkap peran teknologi dalam mewujudkan salah satu doktrin mendasar Islam sebagai missionary religion. SMS Tauhid memperlihatkan fenomena teknoreligion paling tidak dalam dua hal, yaitu pertama SMS Tauhid berpotensi memperluas peran teknologi media dalam menstrukturkan perilaku agama masyarakat modern, khususnya dalam memperoleh pesan agama. Kedua, SMS Tauhid menggambarkan fenomena ?pendelegasian? wewenang pihak otoritas agama atas teknologi sehingga menggambarkan relasi yang bersifat negosiatif antara agen manusia dan agen teknologi.
FSRD-ITB, 2015
303 JSIOTEK 14:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Qurrata Ayuni
Abstrak :
Sektor kesehatan merupakan bidang yang harus selalu beradaptasi untuk mengimbangi ilmu pengetahuan dan kesehatan yang berkembang secara cepat. Organisasi pembelajaran di sektor kesehatan dapat menjadi jawaban bagi permasalahan pada pencapaian pelayanan kesehatan di Indonesia, hal ini karena bentuk organisasi ini berfokus pada sumber daya manusia di dalamnya. Puskesmas sebagai salah satu organisasi pelayanan publik di bidang kesehatan diharuskan untuk selalu berubah dan beradaptasi mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana penerapan organisasi pembelajaran di puskesmas Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dengan desain studi kasus pada rentang waktu dari bulan November-Desember 2023. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara Focus Group Discussion terhadap 12 informan dari pegawai puskesmas, wawancara mendalam terhadap 3 informan dari kepala puskesmas, telaah dokumen, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi pembelajaran sudah diterapkan dengan cukup baik, meskipun masih terdapat hambatan pada penerapannya. Saran penelitian ini kepada puskesmas, yaitu menanamkan pentingnya rasa saling peduli diantara sesama pegawai, mencari informasi sebanyak mungkin terkait pelatihan dan seminar gratis untuk profesi-profesi yang belum memiliki anggaran, memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi dan memiliki kinerja yang baik, serta mempertahankan kualitas pelayanan yang baik. ......The health sector is a field that must always adapt to keep pace with health sciences that are developing rapidly. Learning organizations in the health sector can be the answer to the problem of achievement of health services in Indonesia, it is because this form of organization focuses on human resources in it. Public health center is required to always change and adapt to follow changes that occur in its work area. This study was aimed to identify the extent of the implementation of learning organizations in the Sidoarjo Regency health center. This research used qualitative data type with case study design in the time span from November-December 2023. The data collection method was carried out by means of Focus Group Discussion on 12 informants from public health center employees, in-depth interviews with 3 informants from the head of the public health center, document review, and observation. The results showed that the learning organization has been implemented quite well, although there are still obstacles to its implementation. This research suggestion to puskesmas, namely instilling the importance of mutual care among fellow employees, seeking as much information as possible related to free training and seminars for professions that do not have a budget, rewarding employees who excel and have good performance, and maintain good service quality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumeser, J.A.A.
Abstrak :
Penelitian ini dirancang untuk membuktikan bahwa awak kokpit penerbangan komersial mempunyai mental model yang mempengaruhi efektivitas kerja tim. Sampel penelitian adalah awak kokpit (pilot) yang masih terlibat di kegiatan tim selama 1 tahun terakhir (N=208 pilot). Pengolahan data menggunakan SPSS PASW STATISTIC 18 dan LISREL 8.72 dengan metode pengujian model fit dan signifikansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mental model awak kokpit dibangun oleh indikator-indikator trust, openness, realization dan interdependence (TORI) dan tidak dipengaruhi oleh usia awak kokpit. Dengan kata lain, semua awak kokpit mempunyai mental model TORI. Mental model tersebut mempengaruhi efektivitas tim kerja awak kokpit. Variabel ketiga yaitu faktor kepemimpinan dan faktor pembelajaran bersama-sama dengan mental model memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas tim kerja awak kokpit. Khusus bagi awak kokpit yang berpengalaman kerja lebih dari 11 (sebelas) tahun terbukti faktor kepemipinan (L=Leadership) menjadi bagian dari indikator mental model (TORIL). ......This study is designed to prove that commercial airline cockpit crew have mental models which influence the effectiveness of teamwork. Samples of the research were cockpit crew (pilots) who are still involved in team activities during the last 1 year (N = 208 pilot). SPSS PASW Statistics 18 and LISREL 8.72 was used for data processing with model fit and significance testing methods. The result shows that the mental models of the cockpit crew was built on the indicators of trust, openness, realization and interdependence (TORI) and was not influenced by the age of the cockpit crew. In other words, all cockpit crew showed adoption of the TORI mental model. These mental models affect the effectiveness of cockpit crew’s work teams. The third variable which is the leadership and learning factors together with the mental model provided a positive influence of the effectiveness of the cockpit crew’s work teams. In addition, especially for seasoned cockpit crew with more than 11 (eleven) years of work experience, it has been proven that the leadership factor (L = Leadership) is a part of the (TORI-L) mental model indicator.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Is practitioner interest in prescriptive authority an indicator of our increased adoption of a biological approach to mental health treatment? This exploratory survey examined the relationship between practitioners causal attributions for a subset of Diagnostic and statistical manual of mental disorders.
150 PPS 37 (2-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library