Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoel Priatama
Abstrak :
Kehadiran layanan ridesourcing transportasi mobil online menyebar secara luas dan sangat cepat karena dukungan teknologi dan berbagai pelayanan yang ditawarkan. Penggunaan layanan ridesourcing dianggap sebagai moda transportasi baru yang berpengaruh terhadap perubahan pola perjalanan penumpang maupun moda transportasi saat ini, khususnya penggunaan mobil pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor pengaruh pemilihan moda antara mobil pribadi dan layanan ridesourcing di DKI Jakarta, membentuk model pemilihan moda antara mobil pribadi dan layanan ridesourcing di DKI Jakarta, dan mengestimasi potensi perpindahan permintaan demand dari mobil pribadi ke layanan ridesourcing di DKI Jakarta. Identifikasi dan analisis faktor pengaruh dilakukan dengan melakukan studi literatur, metode Analisis Faktor, metode pembobotan Skala Likert, dan Analytichal Hierchy Process. Pembentukan model pemilihan moda dilakukan dengan teknik stated preference untuk membentuk model logit binomial dengan mempertimbangkan beberapa faktor pengaruh yang didapatkan sebelumnya. Estimasi potensi perpindahan moda dilakukan dengan melihat nilai willingness-to-pay WTP dari pengguna mobil pribadi di DKI Jakarta untuk layanan ridesourcing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan moda antara mobil pribadi dan layanan ridesourcing dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas, waktu tempuh, dan biaya perjalanan. Willingness-to-pay pengguna mobil pribadi untuk mau berpindah ke layanan ridesourcing dengan waktu tunggu kedatangan layanan ridesourcing 5 menit adalah Rp5.400,00/km pada jam sibuk dan Rp4.400,00/km pada jam sibuk. Tarif rata-rata layanan ridesourcing saat ini adalah Rp7.350,00/km pada jam sibuk dan Rp4.500,00/km pada jam sibuk. ...... The presence of ridesourcing service transportation network companies ndash TCNs is widespread and very fast due to technology support and various services offered. The use of ridesourcing service is considered a new mode of transportation that affects changes in passenger travel patterns as well as the current mode share of transportation, especially the use of private cars. This study aims to identify and analyze the factors that influence the selection of modes between private car and ridesourcing service in DKI Jakarta, establish a mode choice model between private car and ridesourcing service in DKI Jakarta and to estimate the potential of demand shifting from private car to ridesourcing service in DKI Jakarta. Identification and analysis of influence factors is done by conducting literature study, Factor Analysis method, Likert Scale weighting method, and Analytichal Hierchy Process. The mode choice model is developed by the stated preference technique to form binomial logit model by taking into account the previous generated influence factors. Estimation of potential for mode shifting is done by calculating the willingness to pay WTP of private car users in DKI Jakarta for ridesourcing service. The results show that the mode choice between private car and ridesourcing service is influenced by traffic conditions, travel time, and travel cost. Willingness to pay of private car users to switch to ridesourcing service with waiting time on the arrival of ridesourcing service is 5 minute is Rp5,400.00 km for peak hours and Rp4,400.00 km for off peak hours. The average current fare for ridesourcing service are Rp7,350.00 km for peak hours and Rp4,500.00 km for off peak hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Farhani Ramadhan
Abstrak :
Guna menyediakan layanan yang dapat mempermudah mobilisasi untuk warga Kota Depok serta mengurangi kemacetan di kota tersebut, pemerintah Kota Depok merencanakan untuk menyediakan layanan berbasis rel Cibubur-Pondok Cina (LRT Cibubur-Pondok Cina). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan potensi permintaan, menganalisis tarif yang paling sesuai, membuat model yang paling sesuai, dan menganalisis tingkat potensi permintaan dari penyelenggaraan LRT Cibubur-Pondok Cina. Metode analisis yng digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model logit binomial dengan pembangunan fungsi utilitas melalui pendekatan analisis regresi logistik. Proses pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan metode survei Revealed Preference dan Stated Preference. Kuesioner tersebut kemudian diuji menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Data yang didapatkan dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok data. Setiap kelompok data dilakukan uji korelasi dengan metode Rank Spearman dan dilakukan pula metode Stepwise untuk menentukkan variabel bebas yang masuk ke dalam pemodelan. Setelah itu, dilakukan proses pembentukan fungsi utilitas, uji kelayakan, dan uji validasi serta dilakukan pemilihan model terbaik. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap potensi perminataan LRT Cibubur-Pondok Cina adalah Biaya 1 Kali Perjalanan, Tarif LRT, dan Penghematan Waktu, dengan tarif yang paling sesuai menurut preferensi responden adalah sebesar Rp10.000,00. Model yang digunakan dalam menentukan potensi permintaan diantaranya U = -0.472 + 0.289X11, U = 5.944 - 1.503X16, dan U = 1.328 - 0.309X17. Potensi permintaan penyelenggaraan LRT Cibubur-Pondok Cina berdasarkan preferensi tarif sebesar Rp10.000,00 adalah 80.77%. ......In order to provide services that can facilitate mobilization for Depok City residents and reduce congestion in the city, the Depok City government plans to provide Cibubur-Pondok Cina rail-based services (Cibubur-Pondok Cina LRT). This study aims to analyze the most influential factors in determining potential demand, analyze the most suitable tariff, create the most suitable model, and analyze the level of potential demand for the implementation of the Cibubur-Pondok Cina LRT. The analytical method used in this study is to use a binomial logit model with the construction of a utility function through a logistic regression analysis approach. The data collection process was carried out by distributing questionnaires using the Revealed Preference and Stated Preference survey methods. The questionnaire was then tested using validity and reliability tests. The data obtained were grouped into several data groups. Each group of data was tested using the Rank Spearman method and the Stepwise method was also used to determine the independent variables included in the modeling. After that, the process of forming a utility function, feasibility test, and validation test is carried out and the best model is selected. Based on the data processing that has been done, it is known that the variables that have the most influence on the potential demand for the Cibubur-Pondok Cina LRT are the Cost of 1 Trip, LRT Tarrifs, and Time Savings, with the most suitable tariff according to respondents' preferences being IDR 10,000.00. The models used in determining potential demand include U = -0.472+0.289X11, U = 5.944-1.503X16, and U = 1.328-0.309X17. The potential demand for the implementation of the Cibubur-Pondok Cina LRT based on tariff preferences of Rp10,000.00 is 80.77%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfaizs Vi Afkara
Abstrak :
Minat masyarakat terutama pengguna MRT untuk berjalan kaki pada awal atau akhir perjalanan terhadap stasiun MRT masih tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengenali pengaruh perubahan preferensi atribut yang mempengaruhi kemungkinan dan jarak seseorang memilih berjalan kaki dibandingkan moda BRT dan ojek di awal atau akhir perjalanannya. Data yang diperoleh dengan Teknik stated preference dianalisa dengan discrete choice analysis menggunakan pendekatan model logit binomial selisih dengan 2 skema, berjalan kaki dengan BRT dan berjalan kaki dengan ojek. Persepsi jarak pria dan wanita akan memilih berjalan kaki dibandingkan kedua moda alternatif ketika jarak terhadap stasiun MRT berturut-turut 629 meter dan 593 meter dan jika dibandingkan dengan lokasi kawasan perkantoran dan pemukiman berturut-turut adalah 689 meter dan 547 meter. ......The interest of the community, especially MRT users to walk at the beginning or end of the journey to the MRT station is still relatively low.The purpose of this study was to recognize the effect of changes in preference attributes that affect the likelihood and distance of someone choosing to walk compared to BRT and ojek modes at the beginning or end of their journey. Data obtained using stated preference techniques were analyzed by discrete choice analysis using a binomial logit model approach with 2 schemes, walking with BRT and walking on a motorcycle taxi. The distance between men and women will choose to walk compared to others alternative mode when the distance to MRT stations are 629 meters and 593 meters respectively and when compared to area the perception of the distance between office and residence area are 689 meters and 547 meters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library