Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albar Abshar Muhamad
"Latar Belakang: Model cetakan gigi memiliki peranan penting dalam bidang prostodonsia untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan. Model yang saat ini sering digunakan adalah model konvensional. Model tersebut mempunyai beberapa kekurangan yaitu kemungkinan hilang dan rusak, membutuhkan tempat penyimpanan dan menyulitkan komunikasi dengan laboratorium. Perkembangan teknologi khususnya CAD/CAM diharapkan mampu mengatasi kekurangan tersebut dengan penggunaan intraoral scanner (IOS). IOS mampu menghasilkan model digital dengan cara pemindaian secara langsung di dalam mulut dan menghasilkan file dengan format standard tesselation language (STL). File ini kemudian dapat dicetak menggunakan 3D printer dengan teknik stereolithography (STL) menjadi model 3D printing. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan akurasi antara pengukuran langsung pada pasien, model konvensional, digital, dan 3D printing kasus kelas III Kennedy. Metode: Penelitian observasi analitik dengan desain studi potong lintang. Total sampel sebanyak 9. Dilakukan pengukuran masing-masing variabel sebanyak 3 kali kemudian diambil nilai reratanya. Pengukuran langsung pada pasien dijadikan kontrol dan dibandingkan dengan pengukuran pada model konvensional yang dicetak dengan PVS, model digital, dan 3D printing. Pengukuran dilakukan pada lebar mesiodistal, tinggi servikooklusal/insisal gigi dan lebar span edentulus. Dilakukan pengukuran langsung pada pasien, model konvensional dan 3D printing dengan digital calliper sedangkan model digital menggunakan piranti lunak Trios. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Saphiro Wilk dan uji Kruskal Wallis. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) pada seluruh pengukuran dibandingkan dengan kontrol dan juga antara variabel yang berbeda. Kesimpulan: Penggunaan IOS dalam menghasilkan model digital yang kemudian dicetak menggunakan 3D printer dapat menjadi alternatif pembuatan model kerja dalam menentukan diagnosis dan perawatan pasien dalam bidang prostodonsia.

Background: Models play a crucial role in the field of prosthodontics for determining diagnosis and treatment plans. The conventional model is frequently used, but it has some drawbacks, such as the possibility of loss and damage, the need for storage space, and difficulties in communication with laboratories. Technological advancements, especially in CAD CAM, aim to address these limitations by utilizing intraoral scanners (IOS). IOS can produce digital models by scanning directly inside the mouth and generating files in standard tessellation language (STL) format. These files can then be printed with a 3D printer using stereolithography (STL) techniques to create a 3D printed model. Objective: To determine the accuracy differences between direct measurements on patients, conventional models, digital models, and 3D printed models in Class III Kennedy cases. Method: An analytical observational study with a cross-sectional design was conducted. A total of 9 samples were measured three times each and the mean value will be anyalzed. Direct measurements on patients were used as controls and compared with conventional models printed with PVS, digital models, and 3D printing. Measurements included mesiodistal width, cervico-occlusal/ incisal height of teeth, and edentulous span width. Direct measurements on patients, conventional models, and 3D printing used digital calipers, while digital models used Trios software. Statistical tests, including the Shapiro-Wilk test for data normality and the Kruskal-Wallis test for data analysis, were performed in this study. Results: There were no significant differences (p > 0.05) in all measurements compared to the control and among different variables. Conclusion: The use of IOS to produce digital models, subsequently printed with a 3D printer, can be an alternative for model fabrication in determining diagnosis and patient treatment in prosthodontics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yasmine Kusuma
"Latar Belakang: Replika kondisi asli gigi geligi dan jaringan mulut sangat penting dalam prosedur rehabilitasi dengan gigi tiruan. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pencetakan dan dilanjutkan dengan pengecoran, sehingga didapatkan model. Pencetakan dapat dilakukan dengan teknik konvensional dan digital. Pencetakan dengan teknik konvensional sering menimbulkan keterbatasan seperti ketidaknyamanan saat prosedur pada pasien. Teknologi digital berbasis komputer telah mengalami kemajuan yang cukup pesat seperti extraoral scanner, intraoral scanner, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, unit laser sintering dan mesin milling. Intraoral scanner memindai gambaran intraoral pasien yang selanjutnya ditransfer ke komputer dan diproses untuk mendapatkan model digital dengan format data berupa standard tessellation language (STL). Teknologi tersebut memungkinkan pembuatan gigi tiruan dengan alur kerja digital. Akurasi sebuah cetakan dan model sangat penting dalam kedokteran gigi restoratif. Akurasi terdiri dari trueness yang mengacu pada seberapa dekat nilai objek referensi dengan objek yang akan diuji dan precision mencerminkan kemampuan dalam produksi objek secara berulang secara presisi. Namun, penelitian analisis akurasi antara teknik pencetakan konvensional dan digital secara in vivo masih sangat terbatas. Tujuan: Mengetahui perbedaan akurasi dari nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital yang dievaluasi secara 3D dengan teknik superimposisi menggunakan perangkat lunak analisis 3D. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain observasi analitik secara studi potong lintang. Besar sampel sebanyak 9. Pada seluruh sampel dilakukan pencetakan dengan polyvinylsiloxane (PVS) sebanyak 5 kali dan pemindaian intraoral menggunakan IOS Cerec Omnicam sebanyak 5 kali. Model konvensional dibuat dari dental stone kemudian dilanjutkan dengan proses digitalisasi menggunakan EOS inEos X5. Seluruh data dilakukan superimposisi untuk membandingkan secara 3D menggunakan perangkat lunak Geomagic Control X. Pada penelitian ini dilakukan uji statistic Saphiro Wilk untuk mengetahui normalitas data, dilanjutkan dengan uji Independent T-test untuk menganalisis data. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) untuk nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital. Kesimpulan: Pencetakan menggunakan IOS mampu menghasilkan
model digital yang akurasinya dapat diterima secara klinis.

Background: Replicating the original condition of the teeth and oral tissues is very important in rehabilitation procedures with dentures. This can be achieved by taking impression and continuing with casting, so that a model is obtained. Impression can be done using conventional and digital techniques. Impression using conventional techniques often causes limitations such as discomfort during the procedure for patients. Computer-based digital technology has progressed quite rapidly, such as extraoral scanners, intraoral scanners, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, laser sintering units and milling machines. The intraoral scanner scans the patient's intraoral image which is then transferred to a computer and processed to obtain a digital model with data format in the form of standard tessellation language (STL). This technology enables the creation of dentures with a digital workflow. The accuracy of an impression and model is very important in restorative dentistry. Accuracy consists of trueness which refers to how close the reference object value is to the object to be tested and precision reflects the ability to produce objects repeatedly with precision. However, research into accuracy analysis between conventional and digital model in vivo is still very limited.Objective: Knowing the difference in accuracy of trueness and precision values in conventional models and digital models evaluated in 3D with superimposition techniques using 3D analysis software. Method: This research was conducted with an analytical observation design using a cross-sectional study. The sample size was 9. All samples were printed with polyvinylsiloxane (PVS) 5 times and intraoral scanning using IOS Cerec Omnicam 5 times. Conventional models are made from dental stone and then followed by a digitalization process using EOS inEos X5. All data was superimposed to compare in 3D using Geomagic Control X. Results: There is no significant difference (p>0.05) for the trueness and precision values in the conventional model and digital model. Conclusion: Impressions using intraoral scanner is capable of producing digital models whose accuracy is clinically acceptable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library