Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noris Rahmatullah
"ABSTRAK
Proses konvensional untuk memproduksi biodiesel adalah transesterfikasi trigliserida dan alcohol dengan menggunakan katalis alkali. Proses ini memiliki beberapa kelemahan dari segi produk samping dan proses pemurnian. Untuk mengatasi masalah ini, katalis alkali dan alkohol dapat digantikan oleh enzim lipase dan alkil asetat. Beberapa penelitian melaporkan bahwa metal asetat dan etil asetat dapat digunakan sebagai donor alkil untuk sintesis biodiesel dari minyak kedelai menggunakan enzim Candida antactica lipase, Candida rugosa lipase and Porcine pancreatic lipase. Pada penelitian ini, kinetika dari reaksi interesterfikasi trigliserida dengan menggunakanmetil asetat dan berbagai jenis enzim dipelajari lebih lanjut. Model yang dibuat berdasarkan mekanisme Ping Pong Bi Bi. Model yang dibuat divalidasi/difitting dengan menggunakan data penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya.Model dapat menggambarkan interesterfikasi dari reaktan dan produk. Hasil dari penelitian ini adalah konstanta laju reaksi dari setiap reaksi. Secara keseluruhan, konstanta yang dihasilkan memiliki sensitifitas yang baik.

ABSTRACT
Conventional process to produced biodiesel is transesterification of triglycerides and alcohol in the presence of alkaline catalyst. This process has some problem in side product and purification process. To overcome this problem, alkaline catalyst and alcohol can be replaced with lipases and alkyl acetate. Some studies have been reported that methyl acetate and ethyl acetate can be used as alkyl supplier to synthesis biodiesel from soybean oil and fat using Candida antactica lipase, Candida rugosa lipase and Porcine pancreatic lipase. In this research, the kinetics of interesterification of triglyceride with methyl acetate and Candida antactica to produce biodiesel was further studied. The kinetic model based on reversible Ping Pong Bi Bi mechanism was constructed. The model was applied to the experimental results of interestesterification behavior done by others researchers. The model can describe the interesterification behavior of the reactants and products in their experimental results. The results from this research are kinetics constant for every reaction. Generally, kinetics constant have good sensitivity. "
Lengkap +
2009
T25900
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Akbar
"Masalah kelangkaan energi dan semakin mahalnya energi fosil di dunia membuat produk energi alternatif seperti biodiesel menjadi semakin menarik dan diperlukan. Hal ini telah mendorong dilakukannya banyak penelitian untuk mempelajari proses produksi biodiesel dan hal-hal lain yang melingkupinya. Biodiesel diproduksi terutama lewat proses transesterifikasi, yaitu reaksi antara minyak nabati dan alkohol dengan menggunakan katalis alkali, asam, ataupun enzim.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mempelajari variabel - variabel yang mempengaruhi jalannya reaksi transesterifikasi, tetapi usaha untuk memodelkan reaksi ini secara kinetika belum banyak tersentuh. Karena itu dalam penelitian ini akan coba dibuat suatu model kinetika reaksi transesterifikasi menggunakan mekanisme reaksi kimia bertingkat. Beberapa usaha pemodelan reaksi transesterifikasi yang telah dilakukan sebelumnya menggunakan metode yang spesifik terhadap jenis katalis reaksi yang digunakan. Sementara model reaksi bertingkat ini bersifat umum dan dapat diterapkan pada berbagai kondisi reaksi. Kevalidan model ini akan diuji lewat penerapan pada beberapa data penelitian transesterifikasi yang telah dipublikasikan sebelumnya di beberapa jurnal ilmiah.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa mekanisme reaksi bertingkat mampu untuk memodelkan reaksi transesterifikasi tetapi dengan tingkat keakuratan yang tidak terlalu baik. Dengan demikian, sepertinya model ini masih perlu disempurnakan lagi.

The energy scarcity problem and the raising price of fuel from fossil has made the need for an alternative energy product like biodiesel becomes greater. This need has motivated many scientist to do a research on biodiesel production. Biodiesel is produced through transesterification process where the vegetable oil and alcohol is reacted by means of alkali, acid, or enzyme catalyst.
There have been many researches conducted to study the variables which influence the transesterification process, but not so many efforts has been done to put this process kinetically into a model. For that reason, on this research, a kinetic model of the transesterification process is to be made using stepwise chemical reaction mechanism. The validity of this model will be tested through application of a couple of series of transesterification researches data which have already been published on some scientific journals before.
The result of the modeling shows that stepwise reaction mechanism is able to predict and model the transesterification reaction but not in fine accuracy. Thus, this stepwise model needs to be perfected.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Niko Alfredo
"Campuran iso-oktana dengan n-heptana merupakan bahan bakar acuan utama gasoline yang disebut juga sebagai PRF (primary reference fuel) dalam penentuan nilai RON (research octane number). Nilai RON pada PRF menyatakan n jumlah persen iso-oktana yang terkandung dalam campuran tersebut. Penelitian ini mengembangkan mekanisme kinetika kimia untuk reaksi oksidasi dan pembakaran PRF, yang dapat memprediksi produk antara yang dihasilkan, pengaruh komposisi iso-oktana dan n-heptana, tekanan, temperatur dan rasio ekivalensi. Model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran PRF yang dikembangkan memiliki rentang validitas yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya. Model kinetika reaksi yang diperoleh divalidasi dengan menggunakan data percobaan yang diperoleh untuk profil konsentrasi dari eksperimen Dagaut dkk. [1] pada reaktor jet-stirred untuk RON 10, 50, 70, dan 90 yang dilakukan pada rentang temperatur 550 K - 1150 K, tekanan 10 atm dan rasio ekuivalen 1. Selain itu juga dilakukan validasi terhadap waktu tunda ignisi (ignition delay time) dengan menggunakan data percobaan Fieweger dkk. [3] pada reaktor shock tube pada variasi RON 0, 60, 80, 90, dan 100. Dengan tekanan operasi 40 atm dan rasio ekuivalen 1. Secara umum, hasil validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika mampu mereproduksi hasil percobaan dengan baik. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi yang paling penting dan relevan dalam kondisi tersebut. Hasil simulasi reaktor jet-stirred menunjukkan bahwa kondisi optimum pembakaran sempurna terjadi pada PRF dengan nilai RON 90 pada tekanan 10 atm, dan temperatur 1200 K dan campuran stoikiometri. Kemudian, hasil simulasi shock tube menunjukkan bahwa ignisi tercapai dengan cepat pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi.

Iso-octane and n-heptane mixture known as Primary Reference Fuel were use as reference for gasoline in determining Research Octane Number (RON). The nominal after RON shows the mole percentage of iso-octane in the mixture. This research aim to make mechanisms of chemistry kinetics to react oxidation and combustion iso-octane and n-heptane mixture, knows ignition delay times, pollutant that is possibly and temperature influence, pressure and equivalence ratio at reaction of oxidation and combustion iso-octane. To reach all purpose, required an oxidation chemistry kinetics model and combustion of iso-octane and n-heptane mixture which totally causing has wide validity spread and representative to an actual condition of oxidation and combustion. Model kinetics obtained, through calculation, were validated by using attempt data obtained for profile concentration from Dagout experiments at reactor jet-stirred on RON 10, 50, 70 and 90, range temperature 550 K-1150 K, pressure at 10 atm and equivalence ratio 1,0. And also Fieweger experiments at shock tube for ignition delay times profile with range temperature 550-1150 K, pressure 40 tm and equivalence ratio 1,0. Generally, result of validity of mechanisms indicates that kinetics model has reproduced result of attempt carefully. Sensitivity analysis result in each operating condition of combustion can identify reactions most important and relevant under the condition. Result of simulation of jet-stirred reactor indicates that optimum condition of a perfect combustion for RON 90 happened at initial pressure 10 atm and temperature 1200 K at stoichiometric mixture. Then, result of simulation shock tubes indicates that ignition is reached swiftly at high initial pressure and temperature."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49810
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cepi Supriyadi
"Gasolin merupakan bahan bakar kendaraan bermotor sebagai penyumbang pencemaran udara paling besar akibat produk pembakaran yang dihasilkannya. Oleh karena itu, dilakukan usaha untuk meminimalisasi pencemaran yang dihasilkan yaitu dengan melakukan rekayasa proses oksidasi dan pembakaran terhadap komponen penyusunnya yang salah satunya adalah sikloheksana. Rekayasa dari proses oksidasi dan pembakaran itu sendiri meliputi kajian terhadap waktu tunda ignisi dan profil konsentrasi spesi sehingga diperoleh prediksi waktu tunda ignisi dan profil konsentrasi pada berbagai kondisi operasi.
Model kinetika reaksi sikloheksana yang digunakan dalam proses rekayasa divalidasikan terhadap data percobaan Lemaire dkk dalam rapid compression machine untuk waktu tunda ignisi pada rentang temperatur 650 - 900 K, tekanan 8 atm dan 12,5 atm dengan rasio ekivalensi stoikiometri dan data percobaan dari El Bakali dkk dan Voisin dkk dalam jet-stirred reactor untuk profil konsentrasi spesies pada rentang temperatur tinggi (750 - 1150 K), rasio ekivalensi , tekanan 10 atm, residence time nya 0,5 detik serta meggunakan 99% N2 sebagai diluen.
Secara umum, validasi mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika telah mereproduksi hasil percobaan dengan baik. Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan pada setiap kondisi operasi pembakaran dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi yang paling penting dan relevan dalam kondisi tersebut. Hasil simulasi jet-stirred menunjukkan bahwa profil konsentrasi spesi memberikan produk pembakaran yang baik pada tekanan dan temperatur tinggi (25 atm dan 1100 K) untuk campuran stoikiometri. Begitu juga dengan hasil simulasi rapid compression machine menunjukkan bahwa ignisi tercapai pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi (25 atm dan 1100 K).

Gasoline as a vehicle fuel is the largest contributor for air pollutions that caused by the combustion product. Therefore, it can be done for minimizing a pollution with make an oxidation and combustion engineering process toward cyclohexane as a gasoline component. The oxidation and combustion engineering process including ignition delay time and concentration profile of species. So we will get the ignition delay time and the concentration profile of species predictions for various operating conditions.
The kinetics model mechanisms used in an oxidation and combustion engineering process was validated toward the experiment data Lemaire et al in rapid compression machine for ignition delay time with stoichiometric mixtures, range temperature 650 ' 900 K, pressure 8 atm and 12.5 atm and then the experiment data El Bakali et al and Voisin et al in jet-stirred reactor for the concentration profile of species in high-temperature regimes (750 ' 1150 K), with equivalence ratios , the residence time is 0.5 second and at 99% dilution by nitrogen.
Generally, result of validity mechanisms indicates that kinetics model has reproduced result of attempt carefully. Sensitivity analysis result in each operating condition and combustion can identify most important reactions and relevant under the condition. Simulation result of jet-stirred reactor indicates that the species concentration profile of perfect combustion product happen at high initial pressure and temperature (25 atm and 1100 K) for stoichiometric mixture. Then, result of simulation rapid compression machine indicates that ignition is reached by swiftly at high initial pressure and temperature (25 atm and 1100 K).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51907
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Agsanto
"Bahan bakar gasolin mengandung ratusan hingga ribuan campuran hidrokarbon. Dalam hal ini bahan bakar gasolin memiliki fraksionasi hidrokarbon C4-C12 yang akan bereaksi secara beragam dengan oksigen dalam udara untuk membentuk karbondioksida, karbon monoksida dan uap air sebagai produk akhir sehingga perlu dilakukan pengoptimalan pembakaran yang terjadi di ruang bakar yang menghasilkan daya energi lebih besar dengan konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Disamping itu pencemaran gas buang yang tidak sempurna menjadi berkurang.
Penelitian ini bertujuan mempelajari prilaku hidrokarbon parafin undekana (C11H24) dengan menggunakan acuan profil dekana yang diperuntukan untuk mempelajari sifat kimia pembakaran undekana yaitu dengan cara memahami kinetika kimia pembakaran sebagai prilaku tunggal yang terkandung dalam bahan bakar, sehingga dapat mengetahui prilaku bahan bakar tersebut dan dalam mengembangkan model kinetika kimia pembakaran dan oksidasi undekana dengan menggunakan konsep aturan Muharam.
Model kinetika undekana yang diperoleh melalui pengembangan dari model dekana, melakukan verifikasi model kinetika dekana sebagai sub komponen model kinetika undekana dengan menggunakan data percobaan yang diperoleh untuk profil ignition delay times dari eksperimen Pfahl et al. pada reaktor shock tube dengan rasio bahan bakar 0,5 - 2, rentang temperatur 700 K - 1300 K, tekanan 13,5 bar dan 50 bar.
Secara umum, hasil pengembangan mekanisme menunjukkan bahwa model kinetika telah mereproduksi hasil percobaan dengan baik dan dilakukan simulasi Jet Stirred menunjukkan bahwa ignisi tercapai pada tekanan dan temperatur awal yang tinggi. Begitu juga dengan simulasi Shock Tube menunjukkan bahwa profil konsentrasi spesi memberikan produk pembakaran yang baik pada tekanan dan temperatur tinggi untuk campuran Lean Fuel.

Gasoline fuel contain hundreds hydrocarbon mixture. Gasoline fuel mechanism keeps hydrocarbon C4-C12 fractional part which will give various react to the oxygen in the air to form carbondioxide, carbonmonoxide and H2O as the final production. Then, it will produce bigger energy to the economize on gasoline fuel consumption. Beside that, a pollution of incomplete gas exhaust could be minimized.
This research is aimed to study the C11H24 behavior as one of gasoline fuel composition, which applies modelling reference of decane and intended for studying of decane combustion. Way by understanding, A combustion of chemical kinetic as a single mechanism in fuel. To develop a kinetic model of chemical combustion undecane by applying a simple rule of muharam concept.
Model of undecane kinetic is taken from decane model development, to verify decane kinetic model as sub component of undecane kinetic model by applying of the existing experiment data to form a profile of ignition delay times from pfahl et al experiment at a jet stirrer by the ratio of fuel is about 0.5-2.0, temperature range is about 700-1300 K, pressure is about 13.5 and 50 bar.
Generally, a result of mechanism development shows a kinetic model does a reproduction of well experiment output and it is done by jet stirred practice and show an ignition will reach the former high pressure and temperature. A simulation of shock tube likewise shows that a concentration profile gives a well combustion production in high prsssure and temperature of lean fuel mixture.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Amida
"Sintesis biodiesel menggunakan alkil asetat sebagai pengganti alkohol telah dilakukan oleh beberapa peneliti, alkil asetat mampu untuk mempertahankan aktivitas dan stabilitas biokatalis selama reaksi berlangsung. Model kinetika untuk sintesis biodiesel menggunakan biokatalis juga telah banyak disusun. Namun model yang telah ada belum mampu mendeskripsikan dengan tepat perilaku setiap komponen yang terlibat untuk memproduksi biodiesel.
Penelitian ini, merupakan suatu pemodelan matematis untuk mempelajari mekanisme kinetika reaksi sintesis biodiesel menggunakan biokatalis pada berbagai kondisi operasi tertentu. Mekanisme pemodelan reaksi bertingkat reversibel dan irreversibel dilakukan. Model kinetika ini dilakukan terhadap data hasil penelitian sintesis biodiesel secara enzimatis yang diperoleh dari skripsi, maupun jurnal ilmiah. Melalui pemodelan tersebut, dilakukan fitting terhadap data yang diperoleh melalui percobaan pada berbagai kondisi tertentu dalam rangka mencari parameterparameter kinetika. Parameter kinetika yang didapat, diestimasi secara numerik menggunakan bahasa pemprograman Fortran.
Hasil penelitian didapatkan bahwa model yang digunakan untuk sintesis biodiesel dengan mekanisme reaksi bertingkat reversibel maupun irreversibel mampu menjelaskan dengan baik perilaku kinetika reaksi setiap komponen yang terlibat dan juga pengaruh dari konsentrasi mula-mula reaktan yang digunakan serta konsentrasi biodiesel yang dihasilkan pada suatu kondisi tertentu selama reaksi berlangsung. Sehingga, hasil pemodelan yang diperoleh menjadi sangat efektif dalam memprediksikan kondisi yang sesuai untuk memperoleh efisiensi sintesis dari produk biodiesel yang diinginkan.

Biodiesel synthesis using alkyl acetate for substitute alcohol has been done by scientiests, alkyl acetate can support activities and stabilities biocatalyst since reaction occurs. Kinetic model for biodiesel synthesis using biocatalyst has been constructed. Nevertheless, that models cannot well describe behavior of all component involve to produce biodiesel. In this research, done a mathematical modeling describes study about kinetic model of biodiesel synthesis using biocatalyst under various operating conditions. The mechanism reversible and irreversible consecutive reaction model done.
This modeling study was applied to the experimental results data from several paper and scientific journal of biodiesel synthesis. The simulation modeling was done by fitting the model equations with the experimental result data in order to obtain the kinetic parameters. Several parameter have been found, were estimated by software Fortran.
The results of simulation model for the synthesis of biodiesel using reversible and irreversible consecutive reaction mechanism well described behavior reaction kinetic of all component involve and also the effect of the initial concentrations of reactans and biodiesel on the entire process of biodiesel synthesis. So that, the model can predict the appropriate conditions for the efficient production of biodiesel.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyarmanto
"Lignoselulosa merupakan biomassa yang keberadaanya di alam sangat melimpah dan mempunyai potensi menjadi sumber energi alternatif menggantikan sumber daya fosil yang ketersediannya semakin lama semakin berkurang. Salah satu contoh lignoselulosa yang cocok untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif di Indonesia adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan total gula pereduksi beserta dengan model kinetika reaksinya pada proses hidrolisis TKKS menggunakan katalis asam padat (Amberlyst TM-15).
Hasil eksperimen dari proses pretreatment TKKS secara alkali didapat kenaikan kadar komponen selulosa sebesar 49,86% dan penurunan kadar komponen hemiselulosa dan lignin sebesar 60,77% dan 41,44% dari TKKS awal. Sedangkan pada proses hidrolisis TKKS didapat yield total gula pereduksi optimum pada kondisi temperatur 150oC dan konsentrasi substrat 15 %(w/v) selama 120 menit dengan perolehan sebesar 3,32% (w/w).
Hasil prediksi perilaku konsentrasi substrat (Cs) dan produk (Cg) dengan variasi temperatur dan konsentrasi substrat dengan model kinetika Saeman lebih menggambarkan perilaku konsentrasi substrat dan produk hasil eksperimen bila dibandingkan dengan model kinetika katalis heterogen. Adapun nilai rata-rata Sum of square of error (SSE) yang didapat dari model kinetika tersebut menghasilkan nilai yang relatif rendah, yaitu 0,11685, sehingga pemodelan kinetika yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima.

Lignocellulose is a biomass which their existances are very abundant in the nature and have the potential to become an alternative energy source replace the availability of fossil resources which existance is more reduced. One example of a suitable lignocellulose to be utilized as an alternative energy source in Indonesia is oil palm empty fruit bunch (EFB). This research aims to generate a total reducing sugars along with a model of the reaction kinetics on hydrolysis process EFB using solid acid catalyst (Amberlyst TM-15).
Experiment result from EFB pretreatment with alkali obtained increasing of cellulose component content in the amount of 49,86% and decreasing of hemicellulose and lignin components content as 60,77% and 41, 44% from initial EFB. While on EFB hydrolysis obtained optimum yield of total reducing sugars is at 150oC temperature conditions and the feed concentration 15 %(w/v) for 120 minutes with the acquisition of 3.32% (w/w).
The results of the behavior prediction of substrate concentration (Cs) and the product (Cg) with temperature variation and the concentration feed with more Saeman kinetics model describing the behavior of substrate and product concentrations when compared with the experimental results kinetics models of heterogeneous catalysts. The value of Sum of square of error (SSE) is obtained from the kinetics model produces a relatively low value (0.11685), thus modeling the kinetics proposed in this study can be accepted.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Mahendra Nur
"ABSTRACT
Pemodelan kinetika oksidasi dan pembakaran bahan bakar LGV (campuran propana dan butana) dilakukan untuk menghasilkan reaksi pembakaran yang representatif untuk LGV. Model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi waktu tunda ignisi, serta pengaruh temperatur, komposisi campuran, tekanan, dan rasio ekuivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran bahan bakar LGV. Model baru untuk bahan bakar LGV dikembangkan berdasarkan model mekanisme Vollmer yang telah valid. Pengembangan model dilakukan dengan menggabungkan dua mekanisme Vollmer yang masing-masing menggunakan bahan bakar propana (C3H8) dan butana (C4H10) menjadi suatu mekanisme baru yang digunakan untuk bahan bakar LGV. Mekanisme reaksi yang telah dikembangkan, kemudian disimulasi dengan variasi tekanan awal, temperatur awal, dan rasio ekuivalensi. Perangkat lunak yang digunakan adalah Chemkin 3.7.1. Hasil simulasi menunjukkan waktu tunda ignisi paling cepat terjadi pada komposisi bahan bakar 0% propana dan 100% butana, tekanan awal 10 atm, temperatur awal 1500 K, dan campuran stoikiometri (Φ = 1) sebesar 0,011 milidetik. Waktu tunda ignisi paling lambat terjadi pada komposisi bahan bakar 50% propana dan 50% butana, tekanan awal 2 atm, temperatur awal 1100 K, dan campuran rich fuel (Φ = 2) sebesar 16,1 milidetik.

ABSTRACT
Modeling of kinetical oxidation and combustion of LGV fuel (mixture from propane and butane) is conducted to develop a reaction mechanism which representative for LGV. The model can be used to predict the ignition delay time‟s profile, and effect of temperature, mixture composition, pressure, and equivalence ratio to oxidation and combustion reaction of LGV fuel. New model for LGV fuel is developed based on Vollmer‟s valid model mechanisms. Model development is done by combining two Vollmer‟s mechanisms each for propane (C3H8) and butane (C4H10) fuel to a new mechanism which can be applied for LGV fuel. The developed mechanism will be used for simulation of variation of initial pressure, initial temperature, and equivalence ratio. The software that used in this research is Chemkin 3.7.1. Simulation‟s result indicate that the fastest ignition delay times occurred in 0.11 miliseconds on following conditions: 0% propane and 100% butane fuel composition, initial pressure 10 atm, initial temperature 1500K and stoichiometric mixture (Φ = 1). The slowest ignition delay times occurred in 16.1 miliseconds on following conditions: 50% propane and 50% butane fuel composition, initial pressure 2 atm, initial temperature 1100K, and fuel rich mixture (Φ = 2)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilka Miladian Tinas
"Pemodelan Kinetika Oksidasi dan Pembakaran Campuran Dimetil Eter (DME)-Propana dilakukan untuk mempelajari karakteristik pembakaran bahan bakar campuran DME dan propana (C3H8). Model kinetika oksidasi dan pembakaran campuran DME-propana terdiri dari 295 spesies dan 1584 reaksi elementer. Validasi model kinetika yang dikembangkan pada penelitian ini telah dilakukan menggunakan data percobaan waktu tunda ignisi yang dilakukan oleh Erjiang Hu dkk. Model kinetika yang dikembangkan memberikan kesesuaian yang baik terhadap data percobaan. Simulasi menggunakan model kinetika untuk mendapatkan profil waktu tunda ignisi dilakukan pada tekanan 2, 10, 40 bar; temperatur 550-1500K; rasio ekivalensi 0,5-2 dan komposisi DME 0-100%.
Hasil simulasi menunjukkan meningkatnya tekanan, waktu tunda ignisi akan semakin cepat, hal ini berlaku untuk semua rasio ekivalensi dan komposisi DME. Pengaruh penambahan DME pada waktu tunda ignisi campuran DME-propana sensitif terhadap konsentrasi bahan bakar. Semakin besar komposisi DME dalam campuran, waktu tunda ignisi semakin cepat. Waktu tunda ignisi campuran DMEpropana pada daerah temperatur 550-1000K menunjukkan adanya daerah NTC (Negative Temperature Coefficient) yaitu daerah dimana temperatur meningkat, laju reaksi oksidasi dan pembakaran menurun memperlambat terjadinya ignisi. Pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi campuran DME-propana cukup besar pada daerah NTC. Pada temperatur dibawah dan diatas daerah NTC, pengaruh rasio ekivalensi terhadap waktu tunda ignisi sangat kecil.

Kinetic modeling of the oxidation and combustion of Dimethyl Ether (DME)-Propane mixtures is conducted to study the combustion characteristic of the fuel mixture of DME and propane (C3H8). Kinetic model of the oxidation and combustion of DME-propane mixture consists of 295 species and 1548 elementary reaction. Validation of kinetic model developed in this study has been carried out using the experimental data of ignition delay time by Erjiang Hu et.al. Kinetic model developed provides good agreement to the experimental data. The simulation using kinetic model to produce ignition delay time profile conducted at pressure 2, 20, 40 bar; temperature 550-1500K; equivalence ratio 0,5-2 and DME blending ratio 0-100%.
The result shows that with the increase of pressure, ignition delay time decrease for all equivalence ratio and DME blending ratio. The effect of DME addition on ignition delay time of DME-propane mixtures is sensitive on the fuel concentration. Increasing DME blending ratio, the faster the ignition delay time. Ignition delay time DME-propane mixtures at temperature 550-1000K show the NTC (Negative Temperature Coefficient) region, which the increasing of temperature, the rate of oxidation and combustion reaction decrease, inhibit the ignition. Effect of equivalence ratio on ignition delay time DMEpropane mixtures is quite large in NTC region. At temperature below and above the NTC region, the effect of equivalence ratio on ignition delay time is small.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Kristanda Suwignjo
"Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan kinetika untuk sintesis Fischer Tropsch dengan tekanan operasi mencapai 20 bar dengan variasi rasio H2/CO 1,0 hingga 2,1 serta penambahan logam rhenium sebagai promotor. Mekanisme adsorpsi isotermis Langmuir digunakan untuk menyusun model kinetika. Pemodelan kinetika sintesis Fischer Tropsch dengan katalis kobalt berpenyangga alumina yang sudah ada saat ini sesuai untuk tekanan kurang dari 10 bar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme reaksi yang sesuai adalah mekanisme insersi CO dengan reaksi hidrogenasi komponen COs oleh Hs sebagai tahap penentu laju. Persamaan model yang sesuai untuk mekanisme tersebut mengandung 3 konstanta, yaitu konstanta kesetimbangan tahap adsorpsi asosiatif reaktan CO (K1), konstanta kesetimbangan tahap adsorpsi disosiatif reaktan H2 (K2), dan konstanta laju tahap hidrogenasi COs oleh Hs (k3). Kenaikan rasio H2/CO menyebabkan rata-rata penurunan nilai K1 dan K2 masing-masing sebesar 53-94% dan 13-82% serta kenaikan k3 sebesar 73-421% pada model kinetika tersebut. Kenaikan rasio H2/CO menyebabkan peningkatan konversi reaktan dan selektivitas komponen produk CH4. Sementara, penambahan logam rhenium tidak menyebabkan perubahan nilai konstanta pada model kinetika tersebut (%selisih nilai konstanta lebih kecil dari 10%). Penambahan logam rhenium (0,05%Re-12%Co/Al2O3) memberikan pengaruh sebagai promotor struktural, yaitu hanya meningkatkan jumlah active site melalui peningkatan dispersi katalis kobalt sehingga konversi meningkat namun selektivitas produk tetap. Variasi rasio umpan H2/CO dan penambahan logam rhenium (0,05%Re-12%Co/Al2O3) tidak menyebabkan perubahan mekanisme reaksi.

This research will build-up a kinetic model for Fischer Tropsch synthesis using alumina supported cobalt catalyst operated in 20 bar with variation of H2/CO syngas ratio from 1.0 to 2.1 and also addition of rhenium metal as promoter in cobalt catalyst. Langmuir isothermic adsorption mechanism is a common method to build-up a kinetic model. Existing kinetic model of Fischer-Tropsch synthesis using alumina supported cobalt catalyst is valid for operating pressure less than 10 bar.
The result of this research showed that CO insertion mechanism with hydrogenation step of COs by Hs component as the rate-limiting step is valid for this Fischer Tropsch synthesis condition. Kinetic equation for this mechanism consists of 3 constants, equilibrium constant for assosiative adsorption for CO reactant (K1), equilibrium constant for dissociative adsorption for H2 reactant (K2), and rate constant for hydrogenation COs by Hs (k3). Higher H2/CO ratio will averagely decrease K1 and K2 by amount 80% and 40 %, respectively, and increase k3 by amount 168 % in those kinetic equation. Higher reactant conversion and CH4 product selectivity is resulted in higher H2/CO syngas ratio. Addition of rhenium metal (0.05%Re-12%Co/Al2O3) give effect as structural promoter, which only increase active site amount through the increase of cobalt catalyst dispersion. Rhenium promoter in cobalt catalyst only increase reactant conversion but not change the product selectivity. Variation of H2/CO syngas feed ratio and addition of rhenium metal (0.05%Re-12%Co/Al2O3) will not change the reaction mechanism occurred.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>