Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Kalya Putri
"Latar Belakang: Pengembangan teknologi digital pada pembuatan restorasi indirek memungkinkan utilisasi alur kerja digital penuh dengan akurasi tinggi. Pembuatan model kerja melalui pemindaian intraoral disebut sebagai alternatif prosedur perawatan restorasi indirek, selain metode konvensional menggunakan material cetak polyvinyl siloxane. Metode: Dilakukan pembuatan model kerja preparasi onlay MOD gigi 46 menggunakan material cetak PVS, IOS Primescan, dan IOS Medit i700 Wireless. Model kerja yang dibuat menggunakan PVS didigitisasi menggunakan pemindai ekstraoral inEos X5. Model referensi dipindai dengan InEos X5 sebagai acuan. Selanjutnya model virtual yang dihasilkan disuperimposisi menggunakan Geomagic Control X untuk pengukuran trueness dan precision melalui perhitungan nilai RMS. Hasil nilai RMS kemudian dihitung secara statistik menggunakan SPSS 26. Hasil: Nilai trueness dan precision paling baik didapat dari model virtual yang dihasilkan dengan Primescan, diikuti Medit i700 Wireless, kemudian PVS. Kesimpulan: Pemindaian intraoral dapat menghasilkan akurasi model kerja yang tinggi. Meskipun terdapat perbedaan bermakna di antaraya, ketiga modalitas pembuatan model kerja menghasilkan akurasi yang dapat diterima secara klinis, yaitu di bawah 100 mm.
Background: The development of digital technology in dentistry allow the manufacture of indirect restoration through the full digital workflow with high accuracy. The use of intraoral scanner is said to be an an alternative method in indirect restoration treatment aside the conventional protocol using polyvinyl siloxane impression material. Method: The MOD onlay preparation in tooth 46 is fabricated using 3D printed resin material. Stone model is acquired using polyvinyl siloxane material, then digitized using InEos X5 extraoral scanner. 3D virtual model is made using Primescan AC and Medit i700 Wireless. The reference model is scanned by InEox X5. The virtual model is superimposed in Geomagic Control X software for trueness and precision assessment using RMS method. RMS score are statistically compared using SPSS 26. Result: The best trueness and precision score is achieved by Primescan AC, followed by Medit i700 Wireless, then PVS group. Conclusion: Intraoral scanning promised a good accuracy compared to the conventional method. Even if there are statistical significance between the numbers, all modalities show clinically accepted accuracy below 100 mm ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Imelda Aisah
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat motivasi kerja dan tingkat keterikatan kerja antara pekerja dengan model kerja hybrid dan non-hybrid di Jakarta. Hipotesis utama yang diajukan adalah bahwa pekerja dengan model kerja hybrid akan memiliki tingkat motivasi kerja dan tingkat keterikatan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja dengan model kerja non-hybrid. Partisipan penelitian ini terdiri dari 321 pekerja dalam rentang usia 18-45 tahun di Jakarta, dengan kategori kelompok hybrid sebanyak 115 partisipan dan kelompok non-hybrid sebanyak 206 partisipan. Metode yang digunakan adalah desain penelitian komparatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen pengukuran Motivation at Work Scale (MAWS12) dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) yang valid serta reliabel. Hasil pengujian statistik dengan Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok hybrid dan non-hybrid dalam tingkat motivasi kerja serta tingkat keterikatan kerja (p < 0,05). Implikasi dari hasil ini adalah pentingnya penerapan model kerja hybrid sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi kerja dan keterikatan kerja.
This study aims to compare the levels of motivation at work and work engagement among employees with hybrid and non-hybrid work models in Jakarta. The main hypothesis proposed is that employees with hybrid work model will have higher levels of motivation at work and work engagement compared to those with non-hybrid work model. The participants of this study consisted of 321 workers aged 18-45 years in Jakarta, with 115 participants in the hybrid group and 206 participants in the non-hybrid group. A comparative research design was utilized in this study. Data collection was conducted using valid and reliable instruments, Motivation at Work Scale (MAWS-12) and Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9). The findings of the study using Mann-Whitney statistical method indicate that there are significant differences between the hybrid and non-hybrid groups in terms of motivation at work and work engagement (p < 0.05). The implications of these results highlight the importance of implementing hybrid work model as a strategy to enhance motivation at work and work engagement among employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library