Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Salsabilla
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai DAS memicu terjadinya degradasi lingkungan. Perhitungan nilai erosi masih sulit dilakukan karena beberapa faktor seperti iklim, topografi, penggunaan lahan, dan aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai tingkat erosi serta produksi sedimen di DAS Komering 806.001 Ha , Sumatera Selatan menggunakan model hidrologi SWAT Soil and Water Assesment Tools . Model SWAT dipilih karena model ini dapat mensimulasikan model dengan data yang terbatas. Terdapat dua faktor intervensi dalam penelitian ini, yaitu: 1 Lahan dengan pertanian sawah, dan 2 Lahan dengan ladang dan kebun. Kedua faktor ini dipilih berdasarkan kebijakan yang ada di dalam wilayah penelitian. Penggunaan model SWAT menunjukan bahwa model ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai limpasan, erosi, dan produksi sedimen. HRU yang dominan di DAS Komering yaitu HRU kebun yang menyebar di setiap Sub-DAS di DAS Komering. Hasil proses SWAT membentuk 742 karakteristik HRU. Erosi tertinggi terjadi di Sub-DAS 53 dimana pada daerah ini HRU dominan kebun/3856/>45. HRU yang kompleks tidak berpengaruh terhadap bahaya erosi.
ABSTRACT
Changes in land use watershed led to environmental degradation. Estimation of soil erosion loss is often difficult due to the some factors such as climate, topography, land use, and human activities. This study aimed to predict soil erosion hazard and sediment yield using the Soil and Water Assesment Tools SWAT hydrological model. The SWAT was chosen because it can simulate model with limited data. The study area is Komering watershed 806.001 Ha in South Sumatera Province. There are two factors land management intervention 1 land with agriculture, and 2 land with cultivation. These factors selected in accordance with the regulations of spatial plan area. Application of the SWAT demonstrated that the model can predict surface runoff, soil erosion loss and sediment yield. The erosion risk for each watersheds can be classified and predicted its changes based on the scenarios which arranged. The dominant HRU is HRU with land cultivation. This HRU are spread throughout Komering watershed. There are 743 HRU in 56 sub basin. The highest erosion in sub basin 53 with code landcultivation 3856 45. There isn rsquo t correlation between complex HRU and erosion.
2017
T47004
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Emiyati
Abstrak :
Tesis ini membahas pola spasial Hydrologic Response Unit (HRU) pada 1997-2008 dan dampaknya terhadap aliran Daerah Aliran (DA) Ci Rasea. Pada penelitian ini digunakan model SWAT (Soil and Water Assesment Tool) berdasarkan perubahan penutup lahan untuk mendapatkan HRU dan debit aliran secara spasial dan temporal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola spasial HRU dipengaruhi oleh penutup lahan secara temporal yang berdasarkan pada perubahan jumlah dan luas HRU. Dalam periode 1997-2008, akumulasi aliran permukaan dan perubahan debit aliran secara temporal dipengaruhi oleh perubahan HRU.
Akumulasi aliran permukaan terbesar di DA Ci Rasea dipengaruhi oleh HRU tegalan yang ada pada daerah berjenis tanah liat dengan lereng agak miring. Sedangkan akumulasi aliran permukaan terkecil di DA Ci rasea dipengaruhi oleh HRU sawah yang ada pada daerah yang berjenis tanah lempung berpasir dengan lereng landai. Perubahan HRU tegalan menjadi HRU kebun campur pada daerah yang berjenis tanah liat dengan lereng agak miring dan HRU tegalan menjadi sawah pada daerah yang berjenis tanah lempung berpasir dengan lereng landai dapat mengurangi akumulasi aliran permukaan di DA Ci Rasea.
......
This thesis discussed the spatial pattern of Hydrologic Response Unit (HRU) in 1997-2008 and its impact on flow Ci Rasea watershed. In this study, SWAT (Soil and Water Assessment Tool) model, based on land cover changed, was used to get HRU and flow in spatially and temporally. The results shown spatial pattern of HRU temporally was affected by land cover which based on change of number and area of HRU. In period 1997-2008, accumulated surface runoff and the changing of flow were affected by changes of HRU in temporally.
The biggest accumulated surface runoff in DA Ci Rasea influenced by HRU of agriculture cropland which there on area of clay soil type with slope slightly oblique. While the smallest accumulated surface runoff in DA Ci Rasea influenced by HRU of paddy field which there on area of sandy loam soil type with a gentle slope. The changed of agriculture cropland HRU to be mixed cropland HRU on area which have clay soil type with slope at a slight angle and agriculture cropland HRU to be paddy field HRU on area which have sandy loam soil type with a gentle slope can decrease accumulated surface runoff in DA Ci Rasea.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31787
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Said Karim
Abstrak :
Daerah aliran sungai (DAS) Citanduy adalah salah satu dari enem DAS kritis dan prioritas penanganan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Sub-Das Citanduy Hulu dengan luas 270.918,26 ha terdapat permasalahan sedimen dan peneurunan kualitas air yang semangkin hari semangkin meningkat, sehingga memicu permasalahan lain seperti banjir. kekeringan dan kekurangan air baku serta permasalahan kesehatan penduduk sekitaryng memanfaatkan aliran air tersebut. Studiinin menerapkan model soil and water assessment tool (SWAT)...
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Badan Penelitian dan Pengembangan - Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library