Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Djedjen Achmad
Abstrak :
ABSTRAK
Beton pada umumnya terbuat dari bahan perekat Semen Portland yang banyak beredar di pasaran. Pemakaian semen tersebut bukan hanya untuk struktural saja, tetapi kadang-kadang dipakai juga untuk non struktural. Hal ini disebabkan semen merupakan bahan perekat hidrolis yang paling baik dibandingkan bahan perekat yang sejenis.
Pemakaian semen untuk non struktural merupakan pemborosan bahan, karena harga dari semen tersebut lebih mahal, sehingga harga bangunan pun menjadi naik. Apalagi akhir-akhir ini dimana semen sering menghilang dari pasaran yang menyebabkan harganya meningkat beberapa kali lipat.
Dalam penelitian ini dicoba untuk mencampurkan semen dengan fly ash dibuat menjadi beton kemudian dilakukan perawatan dengan uap. Karena dari beberapa penelitian telah dicoba bahwa semen yang dicampur dengan fly ash kuat tekannya pada umur tua, lebih dari 28 hari, kuat tekannya lebih tinggi dibandingkan pada beton tanpa fly ash yang dirawat normal ( direndam dalam air ). Dalam penelitian ini dicoba untuk mengetahui kuat tekan pada betonnya. Apakah dengan dirawat dalam uap kuat tekannya dapat dimajukan kurang dari 28 hari minimum sama dengan beton tanpa fly ash pada umur kurang dari 28 hari.
Dari beberapa penelitian kuat tekan, ternyata beton yang dicampur dengan fly ash 10 % dan 20 % dan dirawat dalam uap. Pada setiap pengujian, umur 3, 7, 14 ,dan 28 hari menunjukkan kuat tekannya meningkat. Tetapi sampai umur 28 hari belum ada yang sama atau melebihi kuat tekan beton tanpa menggunakan fly ash.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Achmad Irianto
Abstrak :
ABSTRAK
Beberapa peternak baik ternak kambing ataupun lembu kesulitan memberi pakan ternaknya dalam bentuk campuran atau hijauan dengan konsentrat, yang dikarenakan tidak memiliki alat pencampur pakan. Peternak memberi makan ternaknya dengan metode terpisah yaitu hijauan tersendiri setelah pemberian pakan konsentrat. Dengan demikian terjado ketidakseimbangan jumlah pakan yang diasup oleh ternak yang mengakibatkan ternak lambat berkembang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan alat atau mesin pencampur pakan yang dapat mencampur pakan secara sempurna dalam waktu yang singkat. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan berulang sebanyak empat ulangan dengan waktu lima menit 10 menit dan 15 menit dan 20 menit pada putara screw yang sama yaitu 60 rpm. Untuk kelompok percobaan I, sedangkan untuk kelompok percobaan II dilakukan lima kali pengulangan dengan waktu tetap dan kecepatan putar berubah dari 60 rp, 70 rpm, 80 rpm dan 90 rpm dan 100 rpm. Dari pengamatan visual diperoleh campuran terbaik pada penggunaan waktu 10 menit dan putaran 70 rpm.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:3 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library