Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Natamado
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi khalayak dalam menonton tayangan mistis. Lebih jauh lagi, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apa yang memotivasi seseorang untuk menonton tayangan mistis di televisi dan bagaimana pemenuhan kebutuhan yang didapat setelah menontonnya, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi tayangan mistis baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain, tingkat kepercayaan terhadap hal-hal mistis, tingkat ketakutan terhadap hal mistis, tingkat membahas hal mistis dengan teman, frekuensi pengalaman pribadi dengan hal mistis, tingkat persepsi keberadaan hal mistis di lingkungan, tingkat ketertarikan akan karakteristik program acara tayangan mistis, tingkat kepuasan yang diharapkan dari konsumsi tayangan mistis yang akhirnya mempengaruhi tingkat kepuasan yang diperoleh setelah menonton tayangan mistis, Adapun tayangan mistis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Program acara Dunia Lain, Gentayangan , Percaya Nggak Percaya, Ekspedisi Alam Gaib, dan Info Supranatural. Teori yang digunakan adalah Uses and Gratification yang menyatakan bahwa khalayak memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan media dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dimana kebutuhan yang ada dapat timbul dari berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 100 responden dengan populasi remaja pelajar SMU Negri di Jakarta dan pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling. Sedangkan yang menjadi sampel adalah siswa SMUN 14 Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang berisikan indikator-indikator yang telah melalui prosedur operasionalisasi konsep yang diturunkan pada tingkat variabel lalu dimensi baru kemudian indikatorindikator yang sifatnya riil. Sebelum dilakukan uji regresi yang kemudian dilanjutkan dengan path analysis, semua indikator diuji validitas dan relianilitasnya. Semua indikator pada semua variabel lulus uji reliabilitas namun ada beberapa penyesuaian dengan operasioanl konsep terhadap variabel tingkat konsumsi, karena pada uji validitas indikator-indikatornya menyebar namun masih bisa dapat didefmiskan. Hasil analisa dan interpretasi menunjukkan bahwa variabel tingkat ketertarikan akan karakteristik program acara memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat kepuasan yang diharapkan dari menonton tayangan mistis di televisi dan tingkat konsumsi tayangan mistis itu sendiri. Juga terbukti bahwa kepuasan yang diharapkan mempengaruhi tingkat kepuasan yang didapat dari menonton tayangan mistis.
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
Abstrak :
ABSTRAK
Minat penulis terhadap persoalan ini sesungguhnya bukan baru saja terbentuk. Sejak Iebih dari lima tahun yang Ialu, penulis bersama beberapa rekan telah mendirikan Pusat Pengembangan Tasawuf Positif llMaN. Sejak pertama kali dicanangkan, pusat ini memang memfokuskan perhatian pada pengembangan tasawuf-mistisisme Islam-yang di samping tidak antiaktivitas-duniawi, juga bersifat rasional dan memiliki apresiasi terhadap sains. Pelekatan kata ?positif" sebagai ajektif bagi kata ?tasawuf" memang dimaksudkan untuk menekankan aspek-aspek tersebut di atas seraya membedakannya dengan jenis tasawuf yang secara negatif menyangkai rasionalitas dan sains. Dalam rangka itu, tugas penulisan disertasi, sebagai persyaratan untuk meraih gelar doktor ini, penulis anggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan minat penulis itu ke tataran ilmiah yang Iebih tinggi.

Minat penulis juga didorong oleh kenyataan, sejauh pengetahuan penulis, bahwa selama ini belum ada studi khusus mengenai masalah ini, khususnya yang terkait dengan (perbandingan antara) pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger yang menjadi fokus disertasi ini. Kalaupun selama ini sudah ada studi yang membandingkan antara pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger, kesemuanya berfokus pada pembandingan aspek ontologis kedua filosof. Lebih dari itu, pemikiran Heidegger yang disoroti pun terbatas pada Heidegger awal. Fokus disertasi ini pada gagasan Heidegger tentang berpikir (thinking)-yang menandai pemikiran Heidegger Ianjut-ini kiranya sekaligus dapat mengkaji apa yang disebut- sebut sebagai ?pembelokan" (tuming)? yang disebut-sebut telah terjadi dalam pemikiran tokoh ini di masa-masa yang Iebih belakangan dalam hidupnya.

Rumusan Masalah
Disertasi ini secara khusus akan menyoroti persoalan pengalaman mistis dilihat dari sudut pandang epistemologi Mulia Shadra untuk kemudian dibandingkan dengan hal yang sama dalam gagasan Heidegger tentang berpikir (denken).
Seperti akan diungkapkan dalam subbab konsep-konsep dasar di bawah ini, ada cukup bahan yang menunjukkan betapa pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger, yang terpisah oleh dua budaya yang berbeda dan masa yang merentang sepanjang lebih dari tiga abad itu, terdapat cukup butir-butir mendasar yang bisa diperbandingkan. Selain dari ontologi keduanya yang sama-sama memajukan kajian atas ada (being atau wujud) sebagai poros filsafat, dalam aspek epistemologi pun tergambar jelas adanya kesejajaran-kesejajaran mendasar. Yakni, sifatnya yang bukan saja mentransendensikan pendekatan diskursif-analitis, melainkan malah mengandalkan pada metode iluminatif, kalau tak malah sepenuhnya mistis. Facia Mulia Shadra, hal ini mengambil bentuk teorinya tentang pengetahuan presensial, sedangkan pada Heidegger pada gagasannya tentang berpikir (denken) yang memujikan pemahaman poetik.

Beberapa pertanyaan kunci yang hendak dijawab dalam penelitian disertasi ini adalah:
1. Mungkinkah menjelaskan pengalaman mistis, yang biasanya dianggap tidak terperikan, melalui bahasa dan aturan-aturan berpikir yang bisa diverifikasi secara publik, khususnya dalam kerangka epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir; dan, jika bisa, seperti apa bentuknya?
2. Adakah kemungkinan bagi alternatif metode perolehan pengetahuan yang bersifat mistis?
3. Adakah sifat-sifat atau unsur-unsur mistis dalam pemikiran Heidegger, khususnya yang kemudian?
4. Apa sajakah kesejalanan-kesejalanan dan perbedaan-perbedaan antara epistemologi mistis Mulla Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir?

Tujuan Penelitian
1. Melanjutkan kajian intelektual tentang hakikat pengalaman mistis yang, betapapun juga, dirasakan masih sangat kurang-sekaligus mengkaji kemungkinan alternatif metode perolehan pengetahuan (knowledge acquisition) yang bersifat mistis, melalui penelitian atas epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
2. Menggali Iebih jauh sifat mistis pemikiran Heidegger.
3. Mencari titik-titik kesejalanan dan juga perbedaan antara epistemologi mistis Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Memperkaya upaya-upaya dialog antara pamikiran Barat dan Timur, khususnya islam.
2. Mendukung upaya pengembangan spiritualisme atau mistisisme yang menghargai rasionalitas dan, dengan demikian, membantu mencegah penyalahgunaannya oleh para pseudomistik untuk membodohi masyarakat yang mengikutinya.
3. Khusus dalam hubungannya dengan kajian atas gagasan Heidegger tentang berpikir yang bersifat poetik, memperkaya bahan-bahan bagi analisis Iiterer (kesusastraan) terhadap karya-karya sastra-baik yang nyata-nyata mengambil bentuk puisi maupun prosa-yang menggunakan bahasa-bahasa yang benar-benar bersifat poetik- imajinatif dan nonproposisional, yang menandai banyak di antara karya-karya sastra modern dan pascamodern.
2004
D650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Endraswara, 1964-
Abstrak :
Sex in Javanese culture and mysticism
Yogyakarta: Narasi, 2006
613.907 SUW r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Trinanda
Abstrak :
Mitos telah menjadi inspirasi karya fiksi di seluruh dunia. Mitos dengan kisah-kisah fantastis dan mistis dapat membuat kisah yang menarik sehingga dapat memikat pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mitos Korea yang muncul dalam novel "The Girl Who Fell Beneath the Sea" karya Axie Oh. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis kutipan dialog dan penggambaran cerita untuk menentukan keberadaan mitos dalam novel. Temuan penelitian menunjukkan bahwa novel ini mengandung berbagai mitos Korea, seperti dewa laut, dewi wanita dan anak, imugi, kirin, dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai mitos Korea dalam fiksi fantasi modern dan memberikan kontribusi terhadap studi literatur tentang adaptasi mitologi dalam karya tulis kontemporer. ......Myths have inspired works of fiction throughout the world. Myths with its fantastical and mystical stories can create interesting stories that can captivate readers. This research aims to examine the Korean myths that have appeared in the novel “The Girl Who Fell Beneath the Sea" by Axie Oh. This research was carried out by analyzing dialogue and describing stories to determine the presence of myths in the novel. Research findings show that this novel contains various aspects of Korean myths, such as the sea god, goddess of women and children, imugi, kirin, and so on. It is hoped that this research can broaden insight into Korean myths in modern fantasy fiction and contribute to literary studies regarding mythological adaptations in contemporary written works.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Filsafat empirik John Lock dan fisika Newton menjadi jiwa Eropa dalam membangun sains dan teknologi. Produk-produknya mempermudah kehidupan, hingga manusia semakin yakin bahwa hanya fenomena empirik yang layak dijadikan pijakan untuk memaknai kehidupan. Maka dunia modern hidup dengan jiwa yang mengandung dua unsur berlawanan. Manusia modern enggan ke gereja yang dianggap penuh mitos, sementara positivisme-materialisme tidak punya visi filosofis yang dapat mencerahkan rohani. Dilema ini coba dipecahkan eksistensialisme, dengan menyangkal eksistensi Tuhan dan mengagungkan kebebasan. Akibatnya manusia modern menjadi penguasa tunggal dunia, tanpa punya visi metafisis. Hidupnya berkutat seputar materi dengan jeritan rohani yang kian nyaring mengekspresikan kehampaan makna hidup. Negara kita juga mengalami krisis spiritual, ditunjukkan dengan meningkatnya kuantitas, kualitas, dan modus operandi tindak kemungkaran. Selama ini Tuhan didengar hanya dengan telinga, dipelajari dengan otak, dan disebut dengan lisan tanpa pernah singgah dalam hati. Sebab itu kaum sufi mengajak kita untuk menghidupkan kembali visi metafisis dan mistis.
JTW 1:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Perwira Yudha Wijasa
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S5924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjono Widijanto
Abstrak :
Artikel ini mengkaji kumpulan cerpen Godlob karya Danarto dan novel Cala Ibi karya Nukila Amal dari sudut pandang realisme magis. Realisme magis dipahami sebagai gaya estetetik yang mengandung unsur-unsur magis bercampur aduk dengan realitas. Dalam realisme magis wilayah mistis dan realitas empiris diperlakukan sejajar karena yang fantasi dan supranatural mengakar pada realitas kultural dan historis. Kajian dalam tulisan ini berdasarkan pandangan bahwa teks sastra pasti akan terpengaruh oleh kultur masyarakat dan pengarangnya. Muatan makna yang terdapat di dalam karya sastra akan dipengaruhi dan ditentukan oleh kosmologi budaya, nila-nilai, norma, konvensi sosial budaya atau bahkan ideologi pengarangnya. Metode dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis yang menunjukkan kadar realisme magis dalam cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Godlob dan dalam novel Cala Ibi karya Nukila Amal. Dalam kumpulan crpen Godlob karya Danarto maupun novel Cala Ibi Nukila Amal dapat ditemukan ciri-ciri realisme magis, yakni elemen yang tidak dapat direduksi, dunia fenomenal, keraguan-keraguan yang menggoyahkan, penggabuangan antara yang magis fantasi dengan realitas dan rusaknya batas, ruang, waktu dan identitas. Dalam cerpen-cerpen Danarto, realisme magis berlandaskan mistisisme Jawa berupa konsep-konsep sangkan paraning dumadi, mulihmulanira, dan manunggaling kawula-gusti, sedangkan dalam novel Cala Ibi, realisme magis berdasarkan mitos-mitos historis Ternate, dan sufisme Islam dengan konsep wahdatul wujud.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Pujaharja
Abstrak :
Naskah ini memuat teks mengenai gambaran watak atau perilaku manusia pada umumnya. R. Pujaharja menyalin teks ini dengan memberikan penjelasan arti dari masing-masing watak, disertai uraian panjang-lebar dalam bentuk deskripsi. Isi teks diperikan menjadi sembilan pembahasan, yakni (1) doracara tuwin temen, bohong dan jujur; (2) kesed tuwin sregep, malas dan rajin; (3) wngkot tuwin ambangun turut, keras kepala dan penurut; (4) sembrana tuwin ngatos-atos, kurang hati-hati dan hati-hati; (5) drengki tuwin burus, dengki dan baik hati; (6) cethil tuwin loma, kikir dan penderma; (7) buteng tuwin sareh, senang marah dan sabar; (8) brangasan tuwin lembah manah, tidak mengenal tata-krama dan halus budi pekerti; (9) murka tuwin nrimahan, loba-tamak dan dapat menerima keadaan. R. Pujaharja dikenal sebagai pemerhati sastra Jawa, khususnya dalam masalah ajaran mistis-religius, yakni yang memuat persoalan-persoalan batin dalam konteks kehidupan dunia. Untuk mengetahui karya-karya R. Pujaharja lainnya, dapat diperiksa dalam FSUI/BA.29. Serat Warnaprana ini merupakan salah satu hasil karyanya, selesai disalin pada tahun 1923 di Surakarta. Satu salinan yang sama dikoleksi pula oleh FSUI dengan nomor PW.159 (hanya PW.158 yang dimikrofilm). Pada tahun 1925, penerbit Tan Khoen Swie di Kediri telah menerbitkan karangan Pujaharja ini dalam edisi cetak. Edisi cetak tersebut dapat dilihat pada koleksi FSUI dengan nomor C.74. Dalam naskah ini ditemui pula teks yang berbeda, dengan susunan terbalik, mengurut dari halaman terakhir Serat Warnaprana. Teks tersebut berisi Lampahan Bondan Rambatan
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.158-B 12.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pratiwi
Abstrak :
Skripsi ini berisi pembahasan tentang aspek-aspek mistis yang terdapat dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta. Aspek-aspek mistis tersebut terdapat dalam simbol, dan mitos yang terkait dengan upacara Adang tersebut. Penelitan ini bertujuan untuk mencari makna yang terkandung dalam setiap aspek mistisnya. Dengan teori religi Koentjaraningrat peneliti menggunakan jalan interpretasi untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis menyatakan bahwa makna simbolis mistis dalam upacara Adang di Kasunanan Surakarta adalah adanya konsep legitimasi spiritual raja, yakni Paku Buwono.
This paper contains of review of mystical aspects in Adang ceremony in Kasunanan Surakarta. The mystical aspects are exist in symbol and myth that link with Adang ceremony. This research are aimed to find the meaning that exist in every mystical aspect. Moreover, researcher use the interpretation to find the meaning that are exist through Koenjtaraningrat religion theory. The results is found that TMSOAC.INKS, there is the king spiritual legitimacy concept, Paku Buwono.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library