Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Bagus Irwan Ruswandi
"Konsumsi minuman berpemanis gula atau Sugar Sweetened Beverages terus meningkat di seluruh dunia dan dihubungkan dengan peningkatan berat badan dan obesitas pada anak. Studi Diet Total-Survei Konsumsi Makanan Individu SDTSKMI di Indonesia menunjukkan bahwa minuman berpemanis gula terutama minuman serbuk dan minuman kemasan cair merupakan terbanyak dikonsumsi pada semua kelompok umur termasuk balita. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman berpemanis gula sugar sweetened beverages terhadap status gizi balita di Indonesia dengan menggunakan studi cross sectional. Data konsumsi minuman berpemanis gula sugar sweetened beverages merupakan data sekunder hasil survei SDT-SKMI Indonesia 2014. Responden penelitian sebanyak 7717 balita dengan kelompok umur bayi 0-6 bulan, 7-11 bulan, 12-35 bulan dan 36-59 bulan. Prevalensi gizi berat-kurang sebesar 16.7 dan prevalensi gizi lebih sebesar 2.5. Proporsi balita mengonsumsi minuman berpemanis gula sebesar 42.6 dan konsumsi minuman cairan tertinggi pada balita umur 36-59 bulan sebesar 35.0. Terdapat hubunganbermakna antara konsumsi minuman berpemanis gula dengan status gizi kurang dan buruk dengan nilai p sebesar 0.004 dan OR 3.762 1.545-9.161 setelah dikontrol pendidikan ibu, total energi dan interaksi antara konsumsi minuman berpemanis gula dengan pendidikan ibu. Beberapa variabel yang berhubungan dengan status gizi yaitu ibu yang berpendidikan rendah OR = 2.524 ; 95 CI1.627-3.917 ; ibu yang berpendidikan sedang OR = 1.808 ; 95 CI 1.139-2.870 dan balita dengan AKE sangat kurang OR = 1.919 ; 95 CI 1.462-2.519. Ibu balita hendaknya membatasi balitanya untuk mengonsumsi minuman berpemanis gula jika asupan energi dan zat gizi dari makanan utama belum terpenuhi. Perlu ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan program gizi terkait dengan pendidikan gizi dan promosi gizi seimbang bagi masyarakat khususnya ibu balita.

Consumption of sugar sweetened beverages continues to increase worldwide and it's associated with weight gain and obesity in children. Total Diet Study Individual Food Consumption Survey SDT SKMI in Indonesia shows that sugar sweetened beverages, beverages powder and beverage packaging liquid is the most consumed in all age groups including infants. The aim of this study is to determine consumption of sugar sweetened beverages and its association with nutritional status in Indonesia children by using a cross sectional study. Data consumption of sugar sweetened beverages is a secondary data survey from SDTSKMI Indonesia in 2014. The study subjects were 7717 infants with infant age groups 0 6 months, 7 11 months, 12 35 months and 36 59 months. The prevalence of under weight is 16.7 and over nutrition prevalence 2.5. Proportion of sugar sweetened beverages consumption is amount 42.6 and the highest liquid beverage consumption at age 36-59 months amounted to 35.0. There is a significant relationship between the consumption of sugar sweetened beverages with nutritional status under weight with p value 0.004 and OR 3.762 95 CI 1.545 9.161 after controlled by variable maternal education, total energyand the interaction between the consumption of sugar sweetened beverages with maternal education. Variables were significant to nutritional status are maternal with less educated OR 2.524 95 CI 1.627 3.917 maternal with middle educated OR 1.808 95 CI 1.139 2.870 and infants with less energy intake OR 1.919 95 CI 1.462-2.519. Mothers should limit their toddler's intakeon sugar sweetened beverages if the intake of total energy diet and nutrition balance not fulfilled. There still needs an effort from the government to improve nutritional programs such as nutrition education and promotion of balanced nutrition for society, especially mothers."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rainy Fathiyah
"Prevalensi masalah kesehatan yang berhubungan dengan minuman berpemanis gula seperti obesitas dan DM tipe 2 mengalami peningkatan walaupun sudah ada kebijakan pengendalian minuman berpemanis gula. Saat ini, Pemerintah berencana meningkatkan fungsi cukai sebagai penerimaan negara dan pengatur barang konsumsi, untuk mewujudkannya dengan memperluas barang kena cukai pada minuman berpemanis gula. Minuman berpemanis gula adalah minuman yang diberi tambahan gula dan mempunyai nilai kalori dan nutrisi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan data primer melalui wawancara mendalam terhadap informan terpilih dilengkapi data sekunder dari telaah dokumen berupa peraturan, jurnal ilmiah, data hasil riset, buku, dan media lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kebijakan, peran aktor kebijakan, lingkungan strategis dan konteks kebijakan yang mempengaruhi formulasi kebijakan cukai minuman berpemanis gula di Indonesia.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proses formulasi kebijakan cukai minuman berpemanis gula dipengaruhi oleh faktor diantaranya para aktor kebijakan, lingkungan strategis dan konteks kebijakan. Peran, persepsi, komitmen dari aktor kebijakan mempengaruhi proses formulasi kebijakan cukai minuman berpermanis gula. Aspek kesehatan-hukum merupakan dasar pertimbangan dalam mewujudkan kebijakan cukai sedangkan faktor politik merupakan merupakan kunci bagi sebuah kebijakan untuk dapat diwujudkan menjadi hukum positif. Agar pengendalian obesitas dan DM tipe 2 menghasilkan daya ungkit yang maksimal, disarankan pembentukan kebijakan cukai minuman berpemanis gula dilakukan secara komprehensif yaitu gabungan pendekatan fiskal (penerapan cukai) dan non fiskal. Merekomendasikan kepada Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan agar menyiapkan berbagai upaya untuk memperkuat posisi dan peranannya dalam menyiapkan strategi komunikasi politik dan komunikasi publik serta advokasi kebijakan agar kebijakan cukai ini mampu laksana di lingkungan Pemerintah, industri minuman ringan dan masyarakat.

The prevalence of health problems related to sugar sweetened beverages such as obesity and type two diabetes mellitus has increased despite the existing policy to control sugar sweetened beverages. At present, the Government plans to improve the function of excise as state revenue and regulating consumer goods, to realize this by expanding exciseable goods on sugar-sweetened beverages. Sugar sweetened beverages are beverages that are added sugar and have caloric and nutritional value. This is qualitative study with primary data through in-depth interviews with selected informants supplemented by secondary data from document review in the form of regulations, scientific journals, research data, books and other media. This study aims to analyze the policy process and role of policy actors, the strategic environment and the policy context those apect that influence sugar sweetened beverage tax policy formulation in Indonesia. In this study, it was found that the process of Sugar Sweetened Beverages Tax Policy Formulation was influenced by policy actors, strategic environment and policy context. The roles, perceptions, and commitments of policy actors influence process of formulating Sugar Sweetened Beverages Tax Policy. The health-law aspect are the basis for consideration in realizing excise policy while the political factor is the key for a policy to be transformed into positive law. In order to control obesity and diabetes mellitus type 2 produce maximum leverage, it is recommended that the establishment of a sugar sweetened beverage tax policy formulation be carried out comprehensively, consist of combination of fiscal (tax) and non-fiscal approaches. Recommend to the Ministry of Finance, Ministry of Industry, Ministry of Health to prepare various efforts to strengthen their position and role in preparing a strategy for political and public communication as well as policy advocacy so that this sugar sweetened beverages tax policy can be implemented within the Government, soft drink industry and society."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library