Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Tatiana
Abstrak :
Membran polipropilen adalah membran mikrofiltrasi dengan sifat hidrofobik yaitu takut dengan air. Untuk menghasilkan kinerja yang baik maka membran ini harus diubah menjadi hidrofilik dengan merendamnya dalam propan. Selain itu untuk mendapatkan kinerja membran yang optimum maka dibutuhkan kondisi operasi yang optimum. Dengan tekanan yang tinggi akan dihasilkan fluks atau jumlah penneat yang tinggi namun kemumian yang rendah karena menurunnya selektivitas membran. Untuk mengatasi masalah utama dalam proses yaitu laju fouling dan polarisasi konsentrasi sorta tluks yang rendah perlu ditentukan desain alat pross mikrofiltrasi yang tepat Serta tekanan dan waktu perendaman yang optimum untuk digunakan dalam proses pemurnian air danau dengan teknologi membran menggunakan membran polipropilen hollow fiber sehingga diharapkan fluks membran dan faktor separasi bemilai tinggi. Sistem proses mikrofiltrasi yang dipilih adalah Sistem resirkulasi untuk mengurangi efek laju fouling dan polarisasi konsentrasi yang tinggi, modul ho/low fiber untuk meningkatkan fluks pemmeat dengan luas permukaan uang besar dan aliran cross flow untuk penyapuan akumulasi zat terlarut pada permukaan membran dan mencegah fouling serta polarisasi konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu perendaman maka semakin turun fluks permeat namun persen rejksi semakin meningkat. Semakin tinggi tekanan maka Huks permeat bertambah narnun person rejeksi menurun. Waktu perendaman membran dalam propanol yang optimum adalah I0 menit. Sedangkan tekanan optimum yang dipilih yaitu 0.1316 bar untuk menghasilkan fluks yang tinggi namun persen rejeksi yang cukup baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Gumilar
Abstrak :
Air baku yang terdapat di alam tidak semuanya memenuhi persyaratan air bersih yang bisa digunakan sesuai dcugan persyaralan yang dilelapl-;an. Kcbululian akan air bersih bagi kehidupan manusia mendorong untuk diremukannya berbagai teknologi pengolahan air, Salah satunya adalah teknologi rnembran mikrofiltrasi. Melodc unluk meningkalkan elbklifilas koagulasi dan kincrja membran mikrofiltrasi adalah deugau mellanlbalikali hahan hanlu koagulan (L`f1{J'{lfIff'(2'Hf ffffllv) dan penyesuaian pl-I air urnpan sesuai dengan kondisi kerja optimum koagulasi Pada penelitian ini koagulan yang digunakan adalah Aluminum sulfat (Al2(SO4)3_l8H;O) dan bahan bantu koagulan berupa zeolit alam Lampung, dengan variasi perbandingan closis tertentu. Tujuan penelitian adalah untuk mcngetahui pengaruh penambahan zeolit dan kondisi pH air umpau terhadap efektifitas koagulasi menggunakan koagulan alum sulfat, serta menentukan perbandingan dosis alum:zeolit dan pH operasi optimum untuk proses koagulasi. Efektiitas koagulasi cendenmg meningkat seiring dengan penambahan zeolit hingga mencapai perbandingan dosis alum : zeolit optimum (l:4). Sedangkan, kondisi pH air umpan mempengaruhi kondisi kerja optimlun koagulan Aluminum sulfat, sehingga akan mempengaruhi efektifitas koagulasi dan kinerja membran. Dari hasil penelitian didapatkau bahwa untuk koagulan (A|;(SO4)3_l8H3O) dengan dosis 50 ppm, penambahan zeolit dengan perbandingan alum:zeolit sebesar l:4, meningkatkan efektiiitas koagulasi llingga mencapai 52 % unluk penyisihan (removal) TDS dan 48 % umuk penyisillan COD-nya. Sedangkan untuk pengaruh pH umpan terhadap efektifitas koagulasi didapat bahwa pada pl-l 7 efektifitas koagulasi, menggunakan dosis alum-zeolit optimum, mencapai 50 % untuk penyisihan TDS dan 46 %lu\l11k penyisilian COD-nya_ Fluks permeat yang diperolcli sebesar 0,013 |n3f1n2:’ja1n_ Persentase penyisihan TDS dan COD dalam proses mikrofiltrasinya ialah 37 % dan 24 %. Selain itu, penelitian ini juga melillal pengaruh zeolil terhadap penyisilian logam Ca dan Mg yang terdapat dalam air Lunpan. Unmk perbandingan dosis allun-zeolit optimum (l:4), persentase penyisilian logam Ca sebesar 7,5 % dan logam Mg sebesar 17 %
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barnie Yansen Wahani
Abstrak :
ABSTRAK
Limbah fotografi merupakan limbah cair yang banyak mengandung logam terlarut. Kandupan terbesamya adalah logam perak yang merupakan salah satu logam yang berharga. Untuk itu perlu dicari cara untuk mengambil logam perak tersebut agar dapat dimanfaatkan kembali. Dengan memberi perlakuan kimia dan proses pemisahan yang tepat merupakan salah satu metode untuk mengambil logam perak tensebut. Metode ini dapat mengambil logam perak dari limbah fotografi hinga ± 98% (dari ± 4700 ppm menjadi ± 100 ppm). Penelitian ini diawali dengan memberi perlakuan kimia terhadap limbah fotografi, yaitu dengan mereaksikan limbah tersebut dengan kalium hidroksida (KOH) dan natrium klorida (NaCl) untuk membentuk padatan perak. Tahapan ini dilakukan dengan beberapa variasi pH (9, 10 dan 11) untuk mengusir amonnia (NH3) yang membentuk senyawa kompleks dengan perak. Lalu dipisahkan dengan mikrofiltrasi untuk menyaring padatan tersebut. Hasil dari pemisahan menunjukkan bahwa pada pH 11 untuk mencapai ± 100 ppm hanya membutuhkan satu kali proses, sedangkan untuk pH 9 clan 10 mernbutuhkan dua kali proses. Hal ini dikarenakan pada pH yang tinggi NH3 lebih mudah terlepas dari ikatannya dan berbentuk gas. Sedangkan peraknya berikatan dengan ion halida (CV) membentuk endapan (AgC1).
2000
S50861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryzki Abror
Abstrak :
Seawater Reverse Osmosis (SWRO) merupakan teknologi desalinasi yang paling populer di dunia untuk memenuhi permintaan air bersih yang tinggi. Namun, beberapa masalah dalam operasi SWRO terjadi, yaitu penurunan kinerja membran akibat pencemaran. Pencemaran pada membran umumnya disebabkan oleh salinitas tinggi dan kandungan organik dalam air laut. Oleh karena itu, untuk memenuhi standar kualitas, teknologi pretreatment diperlukan untuk meningkatkan kualitas air dan mengurangi beban kerja SWRO. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknologi pretreatment yang cocok, dengan memeriksa efisiensi penghilangan parameter-parameter dalam air menggunakan membran ultrafiltrasi dan mikrofiltrasi. Dalam penelitian ini, air feed diperoleh dari air laut yang telah diolah. Percobaan menggunakan membran Ultrafiltrasi berukuran pori rata-rata 0,01 mikron polikarbonat track-etched (PCTE) dan membran mikrofiltrasi polikarbonat (PC) berukuran pori 0,2 mikron, masing-masing dengan metode filtrasi dead-end dan nilai fluks konstan pada 60 L/m².jam dan 120 L/m².jam. Pemilihan membran polikarbonat didasarkan pada beberapa keunggulan, seperti daya tahan tinggi dan ketahanan terhadap bahan kimia. Parameter kualitas air seperti kekeruhan, total padatan terlarut (TDS), konduktivitas, oksigen terlarut (DO), zat organik (UV274), dan chemical oxygend demand (COD) diamati untuk menentukan kinerja masing-masing jenis membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operasi membran ultrafiltrasi mampu menghilangkan kekeruhan dan COD dalam jumlah yang tinggi dengan persentase penghilangan masing-masing sebesar 88 ± 4% dan 97 ± 1%. Selain itu, efisiensi penghilangan yang lebih rendah ditemukan untuk DO, TDS, UV274, dan konduktivitas menggunakan membran ultrafiltrasi. Dibandingkan dengan mikrofiltrasi, membran ultrafiltrasi terbukti sebagai pretreatment yang menjanjikan untuk SWRO dengan retensi parameter yang diukur lebih tinggi dan kinerja filtrasi membran yang lebih baik pada fluks 120 L/m².jam. ......Seawater Reverse Osmosis is the most popular desalination technology in the world to meet high clean water demand. However, several problems in SWRO operations occurs, namely the decrease in membrane performance due to fouling. Fouling on the membrane is generally caused by high salinity and organic content in seawater. Therefore, to meet quality standards, pre-treatment technology is needed to improve water quality and reduce the workload of SWRO. This study aims to determine the suitable pre-treatment technology, by examining the removal efficiency of parameters in water using Ultrafiltration and microfiltration membranes. In this study, feed water was obtained from treated seawater. The experiment employed an average pore size of 0.01 micron polycarbonate track etched (PCTE) ultrafiltration membrane and 0.2 micron polycarbonate (PC) microfiltration membrane, respectively, with a dead-end filtration method and constant flux values at 60 L/m².h and 120 L/m2.h. The choice of polycarbonate membrane is based on several advantages, such as high durability and chemical resistance. Water quality parameters such as turbidity, total dissolved solid (TDS), conductivity, dissolved oxygen (DO), organic substances (UV274), and chemical oxygen demand (COD) were observed to determine the performance of each membrane types. The results showed that the operation of ultrafiltration membranes able to remove high amount of turbidity and COD with 88 ± 4 % and 97 ± 1 % removal percentage. Moreover, less efficiency removal was found for DO, TDS, UV274 and conductivity employing ultrafiltration membrane. In comparison to microfiltration, Ultrafiltration membrane was revealed as promising pretreatment for SWRO with higher retention of measured parameters and better membrane filtration performance at 120 L/m2.h.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Najmuddin Zahir
Abstrak :
Peningkatan produksi biomassa Chlorella vulgaris dengan perlakuan mikrofiltrasi pada sirkulasi aliran medium kultur sebagai bahan baku biodiesel telah dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan produksi biomassa dengan perlakuan mikrofiltrasi mempunyai produksi biomassa 2.12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan filter spons biasa, dan 2.54 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pencahayaan intensitas tetap tanpa filter. Kemampuan biofiksasi CO2 dengan perlakuan mikrofiltrasi memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi yaitu sebesar 95.17%. Kandungan lipid yang dihasilkan pada penelitian ini bernilai 30.15%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan esensial lainnya dan menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris hasil kultivasi pada penelitian ini mempunyai potensi yang baik sebagai bahan baku biodiesel. ......Enhanced biomass production of Chlorella vulgaris by microfiltration treatment in circulation flow of medium culture as biodiesel feedstock was investigated. From research that have conducted, the production of biomass that obtained with microfiltration treatment have biomass production 2.12 times higher than sponge filter treatment and 2.54 times higher than remain intensity illumination without filter. The ability of biofixation with treatment microfiltration have the highest efficiency value that is equal to 95.17%. The lipid content from this research is equal to 30.15%. This value is larger if compered with other essential content and shows that the cultivation of Chlorella vulgaris in this research has a good potential as biodiesel feedstock.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aditya
Abstrak :
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan oksigen terlarut yang dapat mencemari perairan. Oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi metode koagulasi-flokulasi dan mikrofifltrasi untuk mengolah limbah cair industri tahu. Koagulan yang digunakan pada penelitian ini adalah PAC dan membran yang digunakan adalah keramik. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pH limbah 6 hingga 9; tekanan pada proses mikrofiltrasi 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pH 7 pada tahap koagulasi-flokulasi dan tekanan 1 bar pada proses mikrofiltrasi. Kombinasi proses ini menghasilkan penyisihan COD sebesar 71 , TSS sebesar 98 dan kekeruhan sebesar 97.
The wastewater generated from tofu plant still contains suspended solids and oxygen dissolved that can contaminate water. Therefore, the levels must be lowered before being discharged. This study aims to look at the performance of combination of coagulation flocculation and microfiltration for treating wastewater from tofu plant. Coagulant will be used in this study is PAC and the membrane will be used is ceramic. Variations are made on this study that wastewater pH of 6, 7, 8 and 9 microfiltration pressure of 0,5 bar, 1 bar and 1,5 bar. The best result were obtained from this research that pH 7 is the optimum condition for coagulation flocculation process and 1 bar is the optimum condition for microfiltration. This combination resulted 71 removal of COD, 98 of TSS and 97 of turbidity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Klara Talenta
Abstrak :
Pencemaran logam berat pada badan air yang merupakan sumber air baku menjadi isu penting dalam teknologi pengolahan air bersih. Saat ini, sebagian besar pengolahan air bersih masih mempergunakan metode konvensional yaitu koagulasi-flokulasi-sedimentasi (KFS). Akan tetapi, metode tersebut belum cukup efektif dalam menyisihkan logam berat dari air baku. Sementara itu, teknologi membran filtrasi diketahui mampu menyisihkan molekul hingga ion termasuk logam berat. Salah satu logam berat yaitu tembaga (Cu) dengan konsentrasi tinggi sebesar 0,07 mg/L yang melebihi batas baku mutu PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terkandung dalam sedimen Danau Salam Universitas Indonesia (UI). Oleh karena itu, diperlukan sebuah studi untuk mengkaji efisiensi penyisihan logam Cu dan dosis optimum dari koagulan pada proses KFS serta proses kombinasi dengan ultrafiltrasi (UF) dan mikrofiltrasi (MF). Pada seri pertama eksperimen, air Danau Salam yang mengandung 2 ppm tembaga dalam bentuk tembaga (II) sulfat digunakan sebagai umpan. Eksperimen jar test dan filtrasi vakum dilakukan pada skala laboratorium pada tekanan konstan 0,7 bar menggunakan membran filter PES 0,03 m dan glass microfiber 1,2 m. Parameter kualitas air berupa kekeruhan, Total Dissolved Solid (TDS), dan Cu terlarut, diuji di setiap percobaan untuk mengetahui kinerja sistem KFS dan kombinasi (KFS-UF dan KFS-MF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,55 ± 0,14% Cu dieliminasi melalui proses KFS-UF dan 76,45 ± 0,64% Cu melalui KFS-MF pada dosis alum optimum 70 mg/L. Meskipun demikian, dosis koagulan alum dapat dikurangi hingga ±50% (30 mg/L) dengan tetap memperoleh penyisihan Cu yang tinggi, yaitu sebesar 88,2 ± 1,13% melalui proses KFS-UF dan 87,35 ± 1,84% melalui KFS-MF. ......Heavy metal pollution in water bodies, which are the source of raw water, is an essential issue in water treatment. Currently, most water treatment plants operate by using conventional methods, i.e., coagulation-flocculation-sedimentation (CFS). However, this method is less effective in removing heavy metals. Meanwhile, membrane filtration methods are able to remove pollutants effectively from water, even ions, including dissolved metals. Heavy metals copper (Cu) in the sediments of Lake Salam of Universitas Indonesia (UI) was found at higher concentrations of 0.07 mg/L in comparison to the Government Regulation No. 22 of 2021 on Implementation of Environmental Protection and Management. Therefore, a study is needed to examine the efficiency of Cu removal in the CFS process combined with ultrafiltration (UF) and microfiltration (MF) at the optimum alum dose. In the first series of experiments, Lake Salam water containing two ppm copper in the form of copper (II) sulfate was used as feed. Jar test and vacuum membrane filtration experiments were performed at a laboratory scale at a constant pressure of 0.7 bar using 0.03 μm PES and 1.2 μm glass microfiber membrane filter. Water quality parameters, such as turbidity, Total Dissolved Solid (TDS), and dissolved Cu, were tested in each experiment to determine the performance of the CFS and hybrid systems (CFS-UF and CFS-MF). The results showed that 80.55 ± 0.14% of Cu were eliminated through the CFS-UF process and 76.45 ± 0.64% Cu through CFS-MF in the optimum alum dose of 70 mg/L. However, the coagulant dosage can be reduced to ±50% (30 mg/L) while still obtaining high Cu removal, which was 88,2 ± 1,13% through the CFS-UF process and 87.35 ± 1.84% through CFS-MF.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Perolehan produk pangan probiotik sebagai flavor gurih (savory) memungkinkan konsumsi probiotik secara inovatif. Seasoning berprebiotik adalah pekatan/konsentrat hasil pemurnian biomassa probiotik yang mengandung Bakteri Asam Laktat (BAL) dari campuran lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus dan metabolitnya dengan subtrat berupa kacang merah terfermentasi oleh kapang rhizopus-PL19 sebagai kaldu nabati....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library