Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilian Pryski Waskitho Adi
Abstrak :
Bentuk talus makroalga dan faktor lingkungan dapat memengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman mikroalga epifitik. Sementara itu, penelitian tentang kelimpahan dan keanekaragaman mikroalga epifitik di Muara Binuangeun belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian tentang kelimpahan dan keanekaragaman mikroalga epifitik pada makroalga, serta menganalisa pengaruh faktor lingkungan dan bentuk talus makroalga terhadap kelimpahan mikroalga epifitik pada makroalga di rataan terumbu Muara Binuangeun. Sampel mikroalga epifitik pada makroalga diambil dari 4 stasiun penelitian yang dipilih berdasarkan keberadaan makroalga. Hubungan mikroalga epifitik dengan bentuk talus makroalga diuji menggunakan uji Chi Square, sedangkan pengaruh parameter lingkungan dengan kelimpahan mikroalga epifitik diuji dengan uji korelasi Spearman. Kelimpahan mikroalga epifitik tertinggi terdapat makroalga berdaging dengan permukaan kasar, seperti Sargassum. Sementara itu, keanekaragaman mikroalga epifitik tertinggi terdapat pada Turbinaria. Mikroalga epifitik yang memiliki asosiasi dengan bentuk talus makroalga adalah Amphora. Amphora berasosiasi positif dengan bentuk talus berdaun. Parameter lingkungan yang cenderung berkorelasi kuat dengan kelimpahan mikroalga epifitik yaitu DO dan salinitas. ...... Macroalgae form and environmental parameters may affect the abundance and diversity of epiphytic microalgae. Meanwhile, research on the abundance and diversity of epiphytic microalga in Muara Binuangeun has naver been done. Therefore, this research was conducted to determine abundance and diversity of epiphytic microalgae on macroalgae, and analized the effect of environment factor and macroalgae form to abundance of epiphytic microalgae on macroalgae in Muara Binuangeun reef flat. Samples of epiphytic microalgae were taken from 4 station which selected based on macroalgae presence. The relationship between epiphytic microalgae and macroalgae form was tested using Chi Square test, whereas effect of environmental parameter on the abundance of epiphytic microalgae tested using Spearman test. The highest abundance of epiphytic microalgae found in Sargassum and the highest diversity of epiphytic microalgae found in Turbinaria. Epiphytic microalgae that has associations with macroalgae form is Amphora. Amphora has positively associated with foliose macroalgae. Environmental parameters tend to be strongly correlated with abundance of epiphytic microalgae are DO and salinity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica
Abstrak :
Penelitian mengenai keragaman mikroalga epifitik di Ciliwung wilayah perbatasan Depok sampai Jakarta Selatan telah dilakukan pada bulan Agustus hingga Desember tahun 2017. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan keragaman epifitik pada setiap lokasi penelitian dan hubungan dengan parameter lingkungan di setiap lokasi penelitian. Sampel diambil secara purpose random sampling agar dapat mempresentasikan hasil penelitian. Hasil identifikasi sampel diperoleh 28 jenis mikroalga epifitik dengan 5 divisi terdiri atas divisi Chlorophyta, Bacillariophyta, Cyanophyta, Rhodophyta dan Euglenophyta. Frekuensi kehadiran mikroalga epifitik berkisar antara 163-606 jenis mikroalga. Frekuensi kehadiran jenis mikroalga tertinggi pada lokasi pertama yaitu Jembatan Panus dibandingkan dua lokasi lain, sedangkan frekuensi kehadiran jenis mikroalga terkecil di lokasi 3 yaitu TB. Simatupang.
Research on analysis The diversity of Epiphytic microlagae in Ciliwung of border Depok until Jakarta Selatan was conducted on Agustus and December 2017. The aims of this study was to describe the uniformity of epiphytic miroalgae from research site and the relationship of environmental parameters at each research sites. Samples were taken purposive random sampling. The indentification result of sample obtained 28 spesies, 5 division consist of divisions of Chlorophyta, Bacillariophyta, Cyanophyta, Rhodophyta and Euglenophyta.The presence frequency of epiphytic microalgae ranges from 163 to 606 cells. The highest frequency of presence of microalgae type in the first location is Panus Bridge compared to two other locations, while the smallest type of microalgae presence at location 3 is TB. Simatupang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library