Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Corry Naftali
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang bagaimana media social digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan, khususnya popularitas. Dengan kemudahan untuk meraih popularitas via media sosial, public dengan mudah menjadi microcelebrity mdash;orang yang mudah mendapatkan perhatian publik menggunakan media sosial. Di Indonesia, Karin Novilda, yang dikenal sebagai Awkarin, telah meraih popularitas menggunakan posting di media sosial, yaitu Instagram dan YouTube. Tujuan dari research ini adalah untuk menentukan bagaimana Awkarin menggunakan Instagram dan YouTube sebagai alat untuk menjadi microcelebrity, dan bagaimana popularitas berpengaruh bagaimana ia menggunakan media sosial.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan content analysis untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan beberapa aspek, dan menganalisa Instagram dan Youtube Awkarin, telah ditentukan bagaimana Awkarin menggunakan media sosial untuk mendapatkan dan mempertahankan popularitasnya sebagai microcelebrity.

ABSTRACT
The research is about how Social Networking System SNS has been used by a person to gain more advantage mdash popularity. By easily gaining popularity through SNS platforms, people are easier to become a microcelebrity mdash people who gets public attention in everyday life using SNS. In Indonesia, Karin Novilda, or famously known as Awkarin, has gained popularity towards her regular posts in several SNS platforms, such as Instagram and YouTube. The aim of this research is to determine how Awkarin uses Instagram and YouTube in order to become a microcelebrity, and how the popularity changes the way she uses these platforms.The research is a qualitative research, with content analysis as its approach of data collection. By considering several aspects, and analysing both Awkarin rsquo s Instagram and YouTube accounts, it is determined how Awkarin uses SNS in order to gain and maintain her popularity as a microcelebrity. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pradipa Perdana Rasidi
"Diskusi mengenai hubungan antara dunia fisik (offline) dengan dunia virtual (online) dalam kajian antropologi digital cenderung menyederhanakannya menjadi dua oposisi: antara keduanya adalah dua dunia yang saling bertumpukan, atau dua dunia yang terpisah sama sekali. Kajian ini, dengan mengambil kasus platform media sosial Twitter, berusaha berargumen bahwa fisik dan virtual memang berkelindan, tetapi keduanya merupakan dua bilik berbeda, yang mana dapat berinteraksi satu sama lain. Melalui metode etnografi virtual yang melibatkan baik keterlibatan di ranah fisik maupun di ranah virtual, tesis ini berusaha menunjukkan itu dengan memfokuskan perhatian pada penciptaan tempat virtual pada platform Twitter yang dihuni oleh microcelebrity (orang yang meraih ketenaran melalui internet) kelas menengah Jakarta. Sebagai tempat, vis-a-vis ruang yang abstrak, Twitter yang diuniversalkan oleh perusahaan perancangnya menjadi lokal lantaran huniannya oleh warga Jakarta, menghasilkan suatu proses dialektis interlokalitas. Tesis ini berpijak pada analisis fenomenologi Heideggerian untuk membingkai pengalaman bermedia sosial sebagai proses penciptaan tempat. Tumpuan penciptaan tempat virtual dalam proses ini adalah fitur linimasa (timeline) di Twitter, yang dianalisis sebagai cara mengewejantahkan mutuality of being dengan berelasi secara sosial dan algoritmis.

The discussion regarding the relationship between physical world (offline) with virtual world (online) in digital anthropology tends to be painted as two polar opposites: either the two are collapsing worlds, or completely separate worlds. By taking the case of Twitter social media platform, this study attempts to argue that, while acknowledging the entangled relation between the physical and virtual, the two worlds remain as two separate domains, which are still able to interact with each other. Through virtual ethnographic methods that involve participation in both physical and virtual sphere, this study attempts to elaborate the argument by focusing on the production of virtual place on Twitter, dwelled by Jakartan middle class microcelebrities (people who acquired fame through internet). As a place, vis-a-vis the notion of abstract space, the Twitter that is universalized by its designer is turned into a local form through the inhabitation of Jakartans, creating a dialectical process of interlocality. This study is based on Heideggerian phenomenology to frame the experience of social media as a production of place. To analyze this process, I focus on the timeline feature of Twitter, which I see as an explication of sociality and algorithmic forms of mutuality of being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library