Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meyda Astria
Abstrak :
ABSTRAK Produksi aspal dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan batuan Aspal Buton (asbuton) yang ketersediannya sangat melimpah. Batuan ini dimanfaatkan dengan mengekstraksi CaCO3 yang merupakan komponen dominan (72,9%) pada asbuton. Kalsium karbonat (CaCO3) dapat larut dalam H2CO3. Kelarutan kalsium karbonat dapat ditingkatkan dengan penambahan co-solvent MgCl2. Co-solvent ini meningkatkan kekuatan ion sehingga dapat meningkatkan kelarutan kalsium karbonat. Ekstraksi CaCO3 dalam asbuton dilakukan dengan batch. Reaktor diinjeksikan CO2 untuk menghasilkan larutan H2CO3 dalam air. Ekstraksi dilakukan dengan variabel bebas suhu, tekanan, konsentrasi co-solvent, laju alir gas CO2, dan rasio asbuton terhadap pelarut. Variabel yang diukur sebagai variabel terikat adalah massa CaCO3 terlarut. Hasil penelitian menunjukkan padatan kalsium karbonat terlarut pada kondisi optimal suhu 70°C, tekanan 3 bar, laju alir gas CO2 0,4 liter/menit, konsentrasi co-solvent 1 M, dan rasio pelarut-asbuton 0,02 g/ml. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa aspal yang terkandung sebesar 57,5%, kalsium karbonat 27%, dan 22,5% pengotor dan memiliki massa jenis 1,26 g/ml.
ABSTRACT Bitumen production can be increased by utilizing Natural Buton Asphalt Rock which is available as abundant source. Calcium carbonate in this rock as dominant component (72%) is extracted due to its presence as impurity. Calcium carbonate is able to dissolve in H2CO3. The solubility of CaCO3 can be augmented by adding co-solvent MgCl2. This co-solvent increases ionic strength thus solubility product constant increases as well. The extraction is carried out as batch process. Carbon dioxide is injected to reactor containing water to produce H2CO3. Process variables in this experiment are temperature, pressure, co-solvent concentration, CO2 flowrate, and ratio of asbuton and solvent. Dependent variable is mass of CaCO3 dissolved. Result shows optimal condition achieved at 70°C, pressure 3 bar, CO2 flowrate 0,4 liter/menit, concentration 1 M, and ratio 0,02 g/ml. Bitumen produced contains 57,5% of CaCO3, 27% of asphaltene, and 22,5% of impurities. The density is 1,26 g/ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Alfiandri
Abstrak :
Isatin (indoline-2,3-dione atau indole -1H-2,3-dione merupakan produk alami yang banyak ditemukan pada tanaman yang bergenus Isatis dan pada Couropita guiananci aub. Isatin dan senyawa turunannya memiliki berbagai aktivitas biologis seperti senyawa anti kanker, anti jamur, anti oksidan, anti diabetes, anti HIV, pelindung saraf, anti inflamasi, analgesik. Pada penelitian ini, dilakukan proses sintesis dari senyawa turunan isatin dengan berbagai variasi prekusor dan penggunaan MgCl2 sebagai katalis. Prekusor utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Isatin dan Lawson (1,4 naphtoquinon) serta variasi prekusornya berupa malononitril, hidrazin, fenil hidrazin, dan etil asetoasetat. Hasil sintesis dari masing-masing variasi diisolasi untuk mendapatkan produk murni dan dilakukan karakterisasi FT-IR. Untuk karakterisasi NMR dilakukan hanya untuk produk variasi 1 dan variasi 3. Massa produk yang didapatkan setelah diisolasi yakni variasi 1 sebesar 0.0378 gram; variasi 2 sebesar 0.0232 gram; variasi 3 sebesar 0.0494 gram; variasi 4 sebesar 0.0266 gram. Berdasarkan hasil NMR yang dilakukan, produk variasi 1 dan variasi 3 bukan merupakan produk yang diharapkan. Prediksi struktur dari produk variasi 1 memiliki rumus molekul C11H7N3O dengan m/z 197 ......Isatin (indoline-2,3-dione or indole -1H-2,3-dione) is a natural product which is found in many plants with the genus name of Isatis and in Couropita guiananci aub. Isatin and its derivatives have various biological activities such as anti-cancer, anti-fungi, anti-oxidants, anti-diabetes, anti-HIV, neuroprotective, antiinflammatory, and analgesic. In this study, the synthesis process of isatin derivatives with various precursors was carried out and the use of MgCl2 as a catalyst. The main precursors used in this study were Isatin and Lawson (1,4 naphtoquinone) and its precursor variations in the form of malononitrile, hydrazine, phenyl hydrazine, and ethyl acetoacetate. The synthesis results of each variation were isolated to obtain a pure product and performed FT-IR characterization. and variation 3. The mass of the product obtained after being isolated for variation 1 is 0.0378 grams; variation 2 is 0.0232 grams; variation 3 is 0.0494 grams; and variation 4 is 0.0266 grams. Based on the results of the NMR, the product of variation 1 and variation 3 was not the expected product. The predicted structure of the product variation 1 has the molecular formula C11H7N3O with m / z 197
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reski Lepong Bulan
Abstrak :
Liposom sebagai pembawa obat (drug carrier) merupakan salah satu produk teknologi nano yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas obat, menurunkan efek sampingnya serta meningkatkan keamanannya jika digunakan dalam jangka panjang. Liposom dapat dibuat dari berbagai komponen lipid, misalnya kombinasi lesitin dan tetraeter lipid (TEL). Kombinasi lesitin dan TEL merupakan komposisi yang belum pernah diuji tentang stabilitas secara kimia baik in vitro maupun in vivo. Liposom ini mengandung lesitin/fosfatidilkolin kuning telur (egg yolk phosphatidyl choline) dan TEL (tetra eter lipid) 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas liposom EPC-TEL2,5 yang telah disonikasi dan diberikan larutan NaCl dan MgCl2. Parameter yang dilihat adalah ukuran diameter liposom ≤ 100 nm dan >100 nm. Liposom di katakan stabil bila ukuran diameter tidak berubah jumlahnya setelah pemaparan larutan NaCl dan MgCl2 dari waktu ke waktu. Hasil dan Kesimpulan : tidak stabilnya liposom EPC TEL 2,5 % berdiamer ≤ 100 dan > 100 yang telah disonikasi dan diberikan lautan NaCl PH7 dan MgCl2 PH7 dari waktu ke waktu. ......In Vitro stability test of tetra eter lipid liposome (EPC-TEL 2,5) as new formulation drug carrier with sonication method and addition of NaCl PH 7 and MgCl2 PH 7 350 mOsmol. Liposome as a drug carrier is one of the nanotechnology products which is now being developed to increase drug effectivity, to decrease drug adverse effects, and to increase its safety in long term use. Liposome can be made from lipid components, such as combination between lecithin and tetraeter lipid (TEL) . The newest combination was made from egg yolk phosphatidylcholine and TEL 2,5 mol% from Thermoplasma acidophilum and named EPC-TEL 2,5. This combination has never been tested before, especially its chemical stability (in vitro and in vivo). This research main purpose is to test liposom EPC-TEL2,5 stability after it given sonication and exposed with Nacl and MgCl2. The Object to analyze is only liposome with ≤ 100 nm dan >100 nm diameter. It will be clasified as stable if the diameter doesn't change or change with specific scale after exposed with NaCl and MgCl2 from time to time. Conclusion: liposome that has > 100 nm and liposome that has ≤ 100 nm diameter after it given sonication and exposed with Nacl and MgCl2 is not stable from time to time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyda Astria
Abstrak :
Produksi aspal dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan batuan Aspal Buton (Asbuton) yang ketersediannya sangat melimpah. Aspal dapat diproduksi dengan melarutkan CaCO3 (kalsium karbonat) yang merupakan komponen pengotor dominan dari Asbuton. Penelitian sebelumnya menggunakan berbagai asam sebagai pelarut. Akan tetapi, proses tersebut menghasilkan limbah yang tidak ramah lingkungan. Kalsium karbonat dapat larut dalam H2CO3. Kelarutan kalsium karbonat dalam larutan H2CO3 dapat ditingkatkan dengan penambahan MgCl2 karena larutan ini memiliki ion bervalensi dua yang dapat meningkatkan kekuatan ion. Kekuatan ion akan meningkatkan salinitas dan konstanta kelarutan CaCO3. Pelarutan CaCO3 dilakukan menggunakan autoclave dengan pemanas dan dibantu dengan sonikator. Variabel yang diukur adalah padatan karbonat yang terlarut dan massa jenis aspal serta pengurangan padatan kalsium karbonat dalam aspal menggunakan uji massa jenis dan uji FTIR. Hasil penelitian menunjukkan padatan kalsium karbonat terlarut pada kondisi optimum suhu 90 °C, tekanan 2 bar, laju alir gas CO2 0,4 l/menit, konsentrasi larutan garam 0,5 M dan waktu ekstraksi 80 menit. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa aspal yang terkandung adalah sebesar 57,5% dengan kandungan kalsium karbonat sebesar 27% dan massa jenis 1,26 g/ml.;
Bitumen Production can be increased by utilizing Buton Asphalt Rock (Asbuton) which is available as abundant source. Bitumen can be produced by dissolving CaCO3 (calcium carbonate) that is considered as impurity of Asbuton. In previous research, weak acid is used as solvent. Nevertheless, it produces non eco-friendly waste. Calcium carbonate is able to dissolve in H2CO3. Calcium carbonate solubility can be augmented by addition of MgCl2 solution because it has bivalent ion which can increase ionic strength. Ionic strength increased leads to augmentation of salinity and solubility constant of CaCO3. Calcium carbonate extraction is performed using autoclave, heater, and sonicator. Measured variable is percentage of dissolved carbonate and bitumen density. Degradation of carbonate group will be examined by FTIR test and density test. The result shows that calcium carbonate is dissolved at optimal condition: temperature 90 °C, pressure 2 bar, CO2 flow rate 0,4 liter/min, concentration of brine solution 0,5 M, and extraction time 80 minutes. Bitumen produced contains asphaltene and calcium carbonate 57,5% and 27% respectively with density 1,26 g/ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venessa
Abstrak :
Dewasa ini, penelitian mengenai pembawa obat (drug carrier) telah banyak dilakukan antara lain liposom. Liposom dibuat untuk mempermudah obat masuk ke dalam organ atau reseptor sasaran. Liposom yang saat ini sedang dikembangkan adalah liposom yang dibuat dari kombinasi antara fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidil Choline / EPC) dan tetraeter lipid 2,5 mol % dari archaebacterium Thermoplasma acidophilum, yang sering disebut liposom EPC-TEL 2,5. Walaupun terbukti terdistribusi dengan baik pada organ, liposom EPC-TEL 2,5 belum teruji kestabilannya secara kimia, sehingga liposom hasil sonikasi selama 60 menit perlu diuji kestabilannya terhadap pemaparan garam yang terdapat di dalam darah seperti MgCl2. Parameter kestabilan adalah tidak bertambahnya jumlah dan diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil dan Kesimpulan: Tidak terjadi peningkatan jumlah liposom yang berukuran lebih dari 100 nm secara bermakna setelah diamati pada hari ke-0, 7, 30, 60, dan 90. Dapat disimpulkan bahwa liposom EPC-TEL 2,5 hasil sonikasi tetap stabil dalam larutan MgCl2 150 mOsm pH 7 hingga 90 hari penyimpanan pada suhu 4 ºC.
Recently, researches about drug carriers have been long developed, such as liposome. Liposome is formulated for drug could reach the organ target or receptor target easily. Liposome could made from combination Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and Tetraether Lipid (TEL) 2,5 mol% from the archaebacterium Thermoplasma acidophilum which is called EPC-TEL 2,5. The distribution of liposome EPC-TEL 2,5 to many organs has proven, but it is not tested chemically yet, so that liposome after 60 minutes of sonication should be tested by exposure selected salt which is commonly found in blood such as MgCl2. The stability parameters were the diameter of liposome and the amounts of liposome larger than 100 nm were constant. There was no significant change or increased in MgCl2 150 mOsm pH 7 solution at 4 ºC of amount of liposome which sizes were greater than 100 nm after observation at day 0, 7, 30, 60, 90. Could be assumed that liposome EPC-TEL 2,5 still stable in MgCl2 150 mOsm pH 7 solution until 90 days of incubation at 4 ºC.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09057fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Listiarini
Abstrak :
Dalam formulasi obat, pembawa obat (drug carrier) memegang peranan penting karena diharapkan dapat meningkatkan efektivitas obat dan keamanan. Di lain pihak, dapat menurunkan efek samping bila digunakan dalam waktu lama. Salah satu bahan pembawa obat yang sedang dikembangkan akhir-akhir ini adalah liposom. Liposom dengan formulasi EPCTEL 2,5 yang berasal dari fosfatidilkolin kuning telur dan Tetra Eter Lipid 2,5 mol % telah terbukti menunjukkan distribusi dalam organ yang lebih baik.2 Akan tetapi, stabilitas liposom tersebut secara kimia belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas liposom EPC-TEL 2,5 yang telah disonikasi dan diberikan larutan MgCl2 350 mOsmol pH 7. Parameter yang dilihat adalah ukuran diameter liposom ≤100 nm dan >100 nm. Liposom dikatakan stabil bila ukuran diameter tidak berubah jumlahnya setelah pemaparan larutan MgCl2 dari waktu ke waktu. Hasil dan kesimpulan yang didapatkan pada uji ini adalah jumlah liposom sonikasi tidak stabil pada diameter ≤100 sampai akhir penelitian. Sedangkan jumlah liposom pada diameter >100 tidak dilakukan perhitungan analisis data karena data jumlah liposom diameter >100 pada hari ke-0 tidak ada.1-3 ......Stability Test of Sonication Liposome Tetra Eter Lipid (EPC-TEL 2,5) with MgCL2 350 mOsmol PH 7 Exposure at 40 Celcius. Drug delivery in drug formulation have an important role because it will increase drugs effectivity and safety. On the other side, also decrease drug’s side effect if it is used for a long time. Recently, one of drug carrier products which is developed is liposome. Liposome with EPC-TEL 2,5 formulation from egg-yolk phosphatidylcholine and Tetra Eter Lipid 2,5 mol % has been proved to show better distribution in organs.2 But, the stability of liposome is never tested chemically. This research main purpose is to test liposome EPC-TEL 2,5 stability after it given sonication and exposed with MgCL2 350 mOsmol pH 7. The object to analyze is only liposome with ≤ 100 nm and > 100 nm diameter. It will be clasified as stable if the diameter doesn’t change after exposed with MgCL2 from time to time. The result and conclusion from this test is the amounts of sonication liposome isn’t stable in diameter ≤ 100 until the end of researching. While, the amounts of sonication liposome in diameter > 100 wasn’t counted data analysis because there is nothing the amounts of liposome diameter >100 at the first researching.1-3
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Helmawan
Abstrak :
Karbon berukumn antara 0,063 mm dan 0,125 mm terbuat dari tempurung kelapa, diaktifkarn dengan Iarutan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1,2,3,4,5,6,9, 12,24 dan 43 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik selama 5-6 jam. Karbon aktif dengan aktivator MgCl2 merupakan adsorben terbaik untuk memucatkan dan meningkatkan kualitas minyak goreng curah (Crude Palm Oil-CPO, tradisional). Hasil-hasil yang diperoleh adalah: 1. Kejernihan minyak sebesar 3 NTU (sebelumnya 10 NTU), dengan pembanding minyak Delima (DEPKES No : 231309026037) sebesar 2 NTU menjadikan minyak lebih jernih. 2. Kandungan asam Iemak bebas adalah 0,17 % (sebelumnya 0,474 %), pembanding 0,125 %. Batas rnaksimum untuk kandungan asam lemak bebas menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah 5 %. 3. Berkurangnya kandungan asam lemak bebas dalam minyak menyebabkan berkurangnya gejala batuk, dan tidak terdapatnya lapisan tipis pada lidah sewaktu dikonsumsi. 4. Bilangan Peroksida yang menurun, dari sebesar 2,41 % menjadi 0,97 %, pembanding 0,68% dengan batas maksimal yang keluarkan oleh BSN sebesar 6 %, menyebabkan minyak tidak mudah rusak walaupun mengalami kontak Iangsung dengan oksigen di udara. 5. Bilangan asam dan derajat asam yang semula sebesar 0,223 dan 0,398 berkurang menjadi 0,05 dan 0,09, dengan besar pembanding yaitu 0,045 dan 0,079. 6. Perbandingan luas permukaan, volume, pori dan ukuran pori karbon sebelum/karbon sesudah aktivasi adalah 9.39/256.6 m2/gram, 0.003239/0.1225 cc/gram dan 6.581/10.12 A.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Asrini Noor
Abstrak :
Liposom telah diteliti dan dikembangkan selama bertahun-tahun sebagai pembawa obat yang mampu menurunkan dosis obat dengan cara meningkatkan efektivitas obat dan menurunkan efek samping sistemik pada terapi jangka panjang. Liposom, disebut juga gelembung lemak, merupakan partikel koloid yang terdiri dari molekul-molekul fosfolipid sebagai konstituen utama. Walaupun kandungan lemaknya dapat bervariasi, banyak formulasi yang menggunakan produk sintesis fosfolipid alami, terutama fosfotidilkolin. Salah satunya adalah formulasi baru liposom yang merupakan kombinasi dari fosfatidil kolin kuning telur (Egg yolk Phosphatidyl Choline/EPC) dan tetraeter lipid (TEL) 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dikenal dengan nama liposom EPC-TEL 2,5. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji stabilitas liposom EPCTEL 2,5 setelah sonikasi selama 60 menit dan pemaparan larutan elektrolit, yakni NaCl dan MgCl2 150 mOsm pH 7 serta penyimpanan pada suhu 4oC selama tiga bulan. Parameter kestabilan yang diukur adalah tidak bertambahnya jumlah dan diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm. Hasil dan Kesimpulan: Tidak ditemukan peningkatan jumlah dan diameter liposom yang berukuran lebih dari 100 nm secara bermakna setelah pengamatan pada hari 0, 7, 30, 60, dan 90 baik pada pemaparan NaCl pH 7 maupun MgCl2 pH 7 dibandingkan kontrol.
Liposome has been studied and developed for many years as drug carrier which is able to reduce the dose of certain drugs by improving drug?s efficacy with lesser systemic side effects particularly in long term therapy. Liposome is colloid particles composed of phospholipids molecules as main constituent. Although its lipid component can be made from different combinations, many formulations use natural phospholipids products. The new formulation of liposome is a combination of Egg yolk Phosphatidyl Choline (EPC) and tetraether lipid (TEL) 2,5 mol % from Thermoplasma acidophilum which is known as liposome EPC-TEL 2,5. The aim of this study was to test the chemical stability of liposome EPC-TEL 2,5 after 60 minutes of sonication and addition of electrolyte solution, NaCl and MgCl2 150 mOsm pH 7 and refrigerated at 4oC for three months. The stability parameter was that the amount and diameter of liposome larger than 100 nm did not increase or it would be considered unstable due to aggregation and fusion. The amount and diameter of liposome particles greater than 100 nm did not show significant change or increase after refrigeration at 4oC and observation at day 0, 7, 30, 60, and 90 in group NaCl pH7 and MgCl2 pH 7 compared to control group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
S09055fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library