Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Gottdiener, Mark
"Summary:
This groundbreaking text, now in its fifth edition, utilizes an integrated sociospacial paradigm to consider the role of race, class, gender, environment, economics, culture, and politics on the development of metropolitan areas."
Boulder, Col.: Westview Press, 2015
307.764 GOT n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Karina Saputra
"Penelitian ini mengkaji pola perjalanan komuter pekerja di wilayah metropolitan Indonesia, dengan fokus pada perbedaan antara pekerja formal dan berusaha sendiri. Menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2018 dan 2019, studi ini menggunakan model regresi logistik biner untuk mengontrol variabel sosio-demografis seperti jenis kelamin, pendidikan, upah, kepemilikan kendaraan, dan lokasi metropolitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berusaha sendiri 1,256 kali lebih mungkin melakukan perjalanan ulang-alik lebih dari 30 menit dibandingkan pekerja formal. Pekerja yang berusaha sendiri cenderung memiliki perjalanan ulang-alik yang lebih lama, dipengaruhi oleh faktor seperti fleksibilitas pekerjaan dan struktur perkotaan. Struktur perkotaan di kota-kota utama seperti Jabodetabekpunjur menciptakan tantangan perjalanan yang unik dibandingkan dengan wilayah metropolitan lainnya. Penelitian ini menyoroti perbedaan signifikan antara daerah-daerah tersebut, serta menekankan perlunya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengalaman perjalanan ulang-alik bagi pekerja metropolitan. Studi ini menunjukkan bahwa perbaikan infrastruktur transportasi umum dapat secara signifikan mempengaruhi waktu perjalanan ulang-alik, menyediakan opsi yang andal dan tepat waktu bagi para komuter, serta mengurangi beban keseluruhan dari perjalanan ulang-alik.
This study examines the commuting patterns of workers in Indonesian metropolitan areas, focusing on the differences between employed and self-employed individuals. Utilizing data from the National Labor Force Survey (Sakernas) for 2018 and 2019, the study employs a binary logistic regression model to control for socio-demographic variables such as gender, education, wage, vehicle ownership, number of children, and metropolitan location. Findings indicate that self-employed workers are 1.256 times more likely to commute for more than 30 minutes compared to employed individuals. Self-employed workers tend to have longer commutes, influenced by factors like job flexibility and urban structure. The urban structure of primate cities like Jabodetabekpunjur creates unique commuting challenges compared to other metropolitan regions. This research underscores significant differences between these areas, highlighting the need for government policies to enhance the commuting experience for metropolitan workers. The study demonstrates that improvements in public transportation infrastructure could significantly influence commuting times, providing reliable and timely options for commuters and reducing the overall burden of commuting."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yohanes Nurcahyo Agung Wibowo
"Aglomerasi, konsentrasi spasial industri di suatu lokasi, dipercaya dapat meningkatkan produktivitas karena eksternalitas positif yang timbul darinya seperti limpahan informasi dan pengetahuan (knowledge spillover), input sharing, dan labor pooling. Penelitian ini mengkaji pengaruh aglomerasi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) terhadap produktivitas tenaga kerja. Efek aglomerasi diukur menggunakan output dan kepadatan tenaga kerja. Dengan menggunakan data panel dari 44 kota dan kabupaten di seluruh wilayah metropolitan di Indonesia dari 2009-2004, penelitian ini menunjukkan bahwa aglomerasi bersifat sebagai pedang bermata dua. Dalam hal share output, aglomerasi secara positif berkontribusi terhadap produktivitas tenaga kerja. Di sisi lain, dalam hal kepadatan tenaga kerja, aglomerasi menghasilkan dampak negatif pada produktivitas. Temuan-temuan ini mengindikasikan bahwa pemerintah harus memperluas klaster industri di daerah-daerah dengan tingkat populasi penduduk yang rendah, terutama di luar pulau Jawa, dengan menyediakan infrastruktur dasar seperti listrik, pelabuhan, dan jalan, sehingga pembangunan ini menciptakan kondisi ekonomi yang menguntungkan untuk investasi dan pengembangan industri daerah tersebut.
Agglomeration, the spatial concentration of industries in certain location, has been argued to improve productivity since it could provide positive externalities such as knowledge spillover, input sharing, and labor pooling. This paper examines the effect of large and medium manufacturing industry (LMI) agglomeration on labor productivity. Measuring the output and labor density as agglomeration effect by using 2009-2014 municipal panel data from 44 cities and regions across the metropolitan areas of Indonesia, this study shows that agglomeration is a double-edged sword. In terms of output share, agglomeration positively contributes to labor productivity. On the other hand, in terms of labor density, agglomeration results in a negative impact on productivity. These findings suggest the government should expand industrial clusters in less densely populated areas, especially outside the island of Java, by providing basic infrastructures such as electricity, ports, and roads, so that this development creates favorable economic conditions for investment and industrial development in such areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52002
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library