Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Arif Maritza
Abstrak :
Pulau Jawa merupakan salah satu bagian penting dari kompleks geologi Indonesia dan memiliki sejarah geologi yang sangat kompleks. Salah satu wilayah di Jawa yang terkena dampak dari aktivitas tektonik tersebut adalah Jawa Tengah. Mengingat Jawa Tengah sendiri merupakan Provinsi dengan penduduk ketiga terbanyak di Indonesia, maka diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terjadi akibat aktivitas tektonik tersebut terutama terhadap potensi bencana alam, khususnya gempa bumi. Penelitian ini menggunakan metode gravitasi dengan data gravitasi Topex. Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 7 sesar di daerah penelitian dengan kedalamanan zona regional sedalam 15,37 km dan kedalaman zona residual sedalam 1,45 km. Penelitian ini juga dapat memetakan daerah dengan risiko bencana gempa bumi yang tinggi, yaitu daerah di sekitar Sesar Opak. ......Java Island is one of the important parts of the geological complex of Indonesia and has a very complex geological history. One of the regions in Java affected by tectonic activities is Central Java. Considering that Central Java itself is the third most populous province in Indonesia, research is needed to identify the geological structures resulting from these tectonic activities, especially regarding the potential for natural disasters, particularly earthquakes. This research uses the gravity method with Topex gravity data. The research results indicate that there are at least 7 faults in the study area with a regional zone depth of up to 15.37 km and a residual zone depth of 1.45 km. This research can also map areas with high earthquake disaster risk, particularly the areas around the Opak Fault.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmin
Abstrak :

ABSTRAK
Metode Gravitasi digunakan dalam menghitung distribusi peijalanan untuk mengetahui pergerakan asal - tujuan perjalanan, yang merupakan masukan penting dalam perencanaan transportasi perkotaan.

Metode ini digunakan dengan cara mendistribusi bangkitan peljalanan yang timbul pada tiap zona yang diperhitungkan. Selain itu diperlukan pula fungsi pemisah antar zona yang ditampilkan dalam bentuk mairik pemisah antar zona. Fungsi pemisah terbagi atas dua cara yaitu ; Fungsi Kuasa dan Fungsi Eksponen_

Dari Hasil Study literatur diketahui bahwa metode gravitasi terdiri atas : - Metode kendala tunggal keluaran( Single Constrained ) - Metode lcendala tunggal tarikan ( Single Constrained ) - Metode kendala ganda ( Double Constrained )

Hasil programasi didapatkan suatu program perhitungan distribusi peijalanan metode gravitasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.
1997
S35526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Adhiatha Herlambang
Abstrak :
Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu solusi dari pemanasan global. CCS adalah metode yang melibatkan pemisahan CO2 dari industri dan sumber energi, memindahkannya ke penyimpanan, dan mengisolasinya dari atmosfer untuk jangka waktu yang lama. Lapangan Supat, Sumatera Selatan merupakan salah satu lapangan migas mature yang dapat digunakan untuk penyimpanan CO2 di Indonesia. Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui berapa banyak volume CO2 yang dapat disimpan pada Formasi Talang Akar, Lapangan Supat. Dengan memanfaatkan data anomali residual dan metode inversi Occam serta Singular Value Decomposition (SVD), dimungkinkan untuk melakukan pemodelan inversi tiga dimensi dan memperkirakan volume CO2. Formasi Talang Akar diasumsikan didominasi oleh batu pasir dengan porositas yang saling berhubungan. Volume efektif kemudian dapat dihitung dengan mengalikan bulk volume dengan kisaran porositas batu pasir (15-30%). Peta Anomali Bouguer Lengkap memberikan rentang nilai anomali Bouguer antara 42 mGal dan 46 mGal. Berdasarkan grafik analisis spektrum, batas kedalaman anomali adalah 2.0996 kilometer di bawah permukaan, sedangkan batas kedalaman anomali residual adalah 0.9524 kilometer di bawah permukaan. Teknik pemisahan anomali yang digunakan adalah Polynomial Trend Surface Analysis dengan orde yang digunakan adalah orde pertama. Volume efektif CO2 yang dapat disimpan di Lapangan Supat berkisar antara 1.73-4.42 km3.  Namun perhitungan tersebut overestimate, di mana volume efektif yang secara estimasi kasar didapatkan dengan kisaran nilai 0.010813-0.027625 km3.  Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengurangi ketidakpastian terkait litologi, kedalaman formasi, dan struktur. ......Carbon Capture and Storage (CCS) technology is one solution to global warming. CCS is a method that involves separating CO2 from industrial and energy sources, transferring it to storage, and isolating it from the atmosphere for long periods of time. The Supat Field, South Sumatra is one of the mature oil and gas fields that could be used for CO2 storage in Indonesia. The gravity method is used to determine how much volume of CO2 can be stored in the Talang Akar Formation, Supat Field. By utilizing residual anomaly data and the Occam and Singular Value Decomposition (SVD) inversion method, it is possible to model in three dimensions and estimate the volume of CO2. The Talang Akar Formation is dominated by sandstone with interconnected porosity. The effective volume can then be calculated by multiplying the bulk volume by the range of sandstone porosity (15-30%). The Complete Bouguer Anomaly Map provides a range of Bouguer anomaly values between 42 mGal and 46 mGal. Based on the spectrum analysis graph, the anomaly depth limit is 2.0996 kilometers below the surface, while the residual anomaly depth limit is 0.9524 kilometers below the surface. The anomaly separation technique used is Polynomial Trend Surface Analysis with the order used is first order. The effective volume of CO2 that can be stored in the Supat Field ranges from 1.73 to 4.42 km3. However, the calculation is an overestimate, where the effective volume which is roughly estimated is obtained with a value range of 0.010813-0.027625 km3. Further studies are needed to reduce uncertainties regarding lithology, formation depth, and structure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayyan Sabil Asy`Tama
Abstrak :
Sesar Sumatera merupakan salah satu sesar aktif di Pulau Sumatera yang terbagi menjadi beberapa segmen salah satunya segmen Sianok. Segmen Sianok memiliki nilai sliprate 14mm/tahun dan gempa terbesar pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan M 7. Metode gravitasi digunakan karena dapat memetakan kondisi bawah permukaan bumi secara lateral sehingga dapat mengidentifikasi struktur geologi di bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi sesar Sumatera Segmen Sianok dan sekitarnya, dan mengestimasi potensi kebencanaan sesmik berbasis data gravitasi satelit ggmplus yang disediakan oleh Curtin University. Dengan menggunakan FHD dan SVD data gravitasi maka dapat diidentifikasi keberadaan, posisi dan jenis sesarnya. Metode MS-SVD merupakan metode dimana terdapat data SVD pada beberapa ketinggian berbeda. Hal ini didapatkan melalui kontinuasi keatas kemudian ketinggian kontinuasi dikonversi menjadi kedalaman sehingga dapat diketahui nilai sudut dip dan arah dip sesar. Dilakukan juga 2D forward modelling untuk melihat model lapisan bawah permukaan dengan menggunakan anomaly residual dan data geologi. Hasilnya terdapat sesar mendatar menganan dengan strike berarah Barat Laut-Tenggara yang memiliki dip-slip dengan nilai sudut dip > 70° ke arah Timur Laut dan di sekitar Segmen Sianok terdapat 3 sesar naik dan 4 sesar normal dengan dip > 51° dan semua sesar tersebut memiliki strike Barat Laut-Tenggara. Dari hasil forward model 2D Bukittinggi terdapat keberadaan sedimen tebal < 1000 m dan kontras densitas sebesar 0,44 gr/cc dan forward model 2D Padang Panjang terdapat sedimen dengan tebal < 100 m dan kontras densitas sebesar 0,3 gr/cc. Sedimen tebal dan kontras densitas merupakan salah Dua parameter potensi kebencanaan sesimik. ......The Sumatran fault is one of the active faults on the island of Sumatra which is divided into several segments, one of which is the Sianok segment. The Sianok segment has a sliprate of 14mm/year and the largest earthquake in this segment was on August 4, 1926 with M 7. The gravity method is used because it can determine the subsurface conditions of the earth laterally so that it can find geological structures below the surface. This study aims to characterize the Sumatran fault in the Sianok segment and its surroundings, and to estimate the potential for a seismic disaster based on gravity data from the ggmplus satellite provided by Curtin University. By using FHD and SVD gravity data, it is possible to identify the presence, position and type of fault. The MS-SVD method is a method where there are SVD data at several different heights. This is obtained through continuity and then the height of the continuity is converted into depth so that the value of the slope angle and the direction of the fault can be known. Also perform 2D forward modeling to see the subsurface model using residual anomalies and geological data. The result is a right horizontal fault with a strike trending Northwest-Southeast which has a dip-slip with a slope angle of > 70 to the Northeast and its surroundings. The Sianok segment has 3 upward faults and 4 normal faults with a dip > 51° and all of these faults have a strike Northwest-Southeast. From the results of the forward 2D Bukittinggi model, there is a sediment thickness of <1000 m and a density contrast of 0.44 gr/cc and the forward 2D model of Padang Panjang has sediment with a thickness of <100 m and a density contrast of 0.3 gr/cc. Sediment thickness and density contrast are two parameters for seismic disaster. 
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malona
Abstrak :
Prospek hidrokarbon pada penelitian ini berada di Indonesia Timur dengan struktur geologi kompleks. Untuk dapat mengeksplorasi keseluruhan area penelitian yang luas membutuhkan waktu dan biaya yang mahal. Salah satu metode geofisika yang paling umum dilakukan dalam eksplorasi pendahuluan adalah metode gravitasi untuk skala regional dan dilanjut dengan data seismik pada skala lokal. Dalam penelitian ini akan menggunakan data gravitasi satelit yang tersedia secara open source dengan keunggulan biaya murah dan dapat mencakup wilayah yang luas. Hasil metode gravitasi berupa anomali gravitasi residual dapat mengidentifikasi potensi cekungan. Pulau Masela sebagai target penelitian miliki anomali gravitasi tinggi yang seharusnya teridentifikasi sebagai cekungan dengan anomali gravitasi rendah. Ketidakmunculan anomali gravitasi rendah di Pulau Masela disebabkan ketidakmampuan resolusi gravitasi satelit karena wilayah target yang kecil. Namun secara struktural gravitasi satelit dapat mengidentifikasi patahan dengan proses filter anomali gravitasi residual berupa first horizontal derivative (FHD) dan second vertical derivative (SVD) karena resolusi strukturnya regional. Pada wilayah Masela terdapat patahan normal memanjang berarah NW-SE pada peta second vertical derivative dan dikonfirmasi dengan data seismik. Berdasarkan anomali gravitasi residual ditemukan sembilan indikasi cekungan yang dua diantaranya sudah proven. Selanjutnya integrasi metode gravitasi dan seismik dilakukan dengan forward modelling untuk mengidentifikasi struktur perangkap hidrokarbon. Berdasarkan forward modelling ditemukan batuan induk di lapisan Triassic dengan densitas 2.67 gr/cc, batuan reservoir di lapisan Jurassic dengan densitas 2.67 gr/cc, dan batuan penudung di lapisan Cretaceous dengan densitas 2.45 gr/cc. ......The hydrocarbon prospect in this research is in Eastern Indonesia with a complex geological structure. To be able to explore the entire large research area requires expensive time and costs. One of the most common geophysical methods used in preliminary exploration is the gravity method on a regional scale and followed by seismic data on a local scale. This research will use satellite gravity data which is available open source with the advantage of low cost and can cover a wide area. The results of the gravity method in the form of residual gravity anomalies can identify potential basins. Masela Island as a research target has a high gravity anomaly which should be identified as a basin with a low gravity anomaly. The absence of low gravity anomalies on Masela Island causes promise in satellite gravity resolution due to the small target area. However, structurally, satellite gravity can identify faults using the residual gravity anomaly filter process in the form of first horizontal derivative (FHD) and second vertical derivative (SVD) because the structural resolution is regional. In the Masela area there is an elongated normal fault trending NW-SE on the second vertical derivative map and confirmed with seismic data. Based on the remaining gravity anomalies, nine indications of basins were found, two of which have been proven. Next, the gravity and seismic integration method is carried out using forward modeling to identify hydrocarbon trap structures. Based on forward modeling, the source rock was found in the Triassic layer with a density of 2.67 gr/cc, the reservoir rock in the Jurassic layer with a density of 2.67 gr/cc, and the cap rock in the Cretaceous layer with a density of 2.45 gr/cc.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widjaya Putranto
Abstrak :
ABSTRAK
Eksplorasi merupakan sebuah tahapan yang memiliki resiko tinggi di suatu proyek panas bumi. Salah satu target eksplorasi adalah zona permeabilitas tinggi. Zona permeabilitas tinggi berasosiasi dengan struktur bawah permukaan, seperti struktur patahan di daerah sistem panas bumi. Metode magnetotellurik MT dan gravitasi dapat digunakan untuk mendelineasi keberadaan sebuah struktur. Forward modeling 3D dilakukan untuk mendapatkan karakteristik dari diagram polar, induction arrow, FHD First Horizontal Derivative dan SVD Second Vertical Derivative dari berbagai variasi model sintetik struktur patahan yang selanjutnya diimplementasikan ke data MT riil dan data gravitasi riil. Diagram polar akan sejajar struktur ketika di zona yang lebih konduktif dan akan tegak lurus ketika di zona yang lebih resistif, sudut kemiringan berpengaruh terhadap pemipihan diagram polar. Induction arrow akan menunjukan zona konduktif. Respon dari model sintetik MT tidak bisa membedakan jenis patahan. FHD dipengaruhi kemiringan patahan tetapi tidak dipengaruhi jenis patahan. SVD dipengaruhi kemiringan dan jenis patahan. Hasil dari pengolahan data riil diketahui bahwa struktur patahan didominasi arah Utara-Selatan. Teridentifikasi terdapat 3 patahan dari analisis derivatif gravitasi.
ABSTRACT
Exploration is a high risk stage in geothermal project. One of the geothermal exploration target is a zone of high permeability. The high permeability zones are associated with subsurface structure, like fault structure on geothermal system area. Magnetotelluric MT and gravity methods can be utilized to delineate the existence of fault structure. In this research we made forward modeling for synthetic model MT data and gravity data. 3D forward modeling is carried out to have knowledge about characteristics of polar diagram, induction arrow, FHD First Horizontal Derivative , and SVD Second Vertical Derivative of various synthetic model fault structure to be implemented on real MT and Gravity Data. Polar diagram will be parallel to the strike when in the conductive zone and will be perpendicular to the strike when in the resistive zone, the smaller angle of strike slope form of the polar diagram will be more flattened. Induction arrow could show where the conductive zone. Synthetic model MT responses can not provide information on the type of structure. FHD is influenced by dip the fault but not influenced by the type of fault. SVD is influenced by dip and the type of fault. The results obtained from the real MT and gravity data known that fault structure dominated direction in N S. There are There are 3 fault identified by FHD and SVD methods.
2017
S67040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amora Devi Larasati
Abstrak :
Ditemukannya keberadaan manifestasi panas bumi berupa sumber air panas dan fumarole di wilayah Gunung Api Seulawah Agam, serta adanya upaya pemerintah dalam mengembangkan energi alternatif, mendorong dilakukannya kegiatan penelitian guna mengetahui keberadaan dan sebaran struktur geologi di daerah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan metode gravitasi dengan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative yang berguna sebagai penguat dugaan awal terkait keadaan bawah permukaan daerah penelitian. Data gravitasi yang digunakan berasal dari data satelit GGMplus. Hasil penelitian berhasil mengidentifikasikan sebanyak 7 struktur geologi berupa patahan dengan 1 (satu) sesar yang diduga berperan dalam mengontrol keberadaan manifestasi. Hasil ini selanjutnya dapat dikorelasikan dengan kenampakan di daerah penelitian guna dilakukannya tahap penelitian lebih lanjut. ......The discovery of geothermal manifestations in the form of hot springs and fumaroles in Seulawah Agam Volcano area, as well as the government's efforts to develop alternative energy, have encouraged research activities to determine the existence and distribution of geological structures in the area. This activity was carried out by utilizing the gravity method with derivative analysis in the form of First Horizontal Derivative and Second Vertical Derivative which are useful as reinforcement of initial assumptions regarding the subsurface conditions in the study area. The gravity data used comes from the GGMplus satellite data. The results of the study succeeded in identifying as many as 7 geological structures in the form of faults with 1 (one) fault which is thought to play a role in controlling the presence of manifestations. These results can then be correlated with the appearance in the study area for further research.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsya Ribka Krisen
Abstrak :
Pengolahan dan analisa data gravitasi pada cekungan Sumatra Tengah diperlukan guna mengidentifikasi dan mendeliniasi keberadaan sub-cekungan yang berpotensi sebagai peng-supply hidrokarbon dan mengetahui struktur geologi bawah permukaan dengan pemodelan 2D. Analisa spektrum, analisis derivatif, serta pemodelan forward 2D dilakukan dalam pengolahan data dan disesuaikan dengan data pendukung untuk mengetahui keberadaan sub-cekungan dan struktur bawah permukaan area penelitian. Berdasarkan penerapan metode tersebut didapatkan nilai anomali bouguer berkisar dari -24.924 mGal hingga 20.119 mGal, dengan anomali tinggi pada bagian barat laut-selatan yang berhubungan dengan basemen yang terangkat di area tersebut dan anomali rendah tersebar pada arah barat daya, barat laut, timur laut, dan tenggara berhubungan dengan zona sesar. Hasil analisa spektrum menunjukkan kedalaman basemen berada pada kedalaman 3.2-7.05 kilometer, kedalaman rata-rata anomali residual berkisar 0.5-3 km. Hasil analisa derivatif yang terkonfirmasi oleh data geologi terdapat struktur sesar naik berupa sub-thrust yang berasosiasi dengan high anomali dan juga terdapat sesar normal yang berhubungan dengan low anomali. Hasil model forward 2D menggambarkan struktur lapisan penyusun berumur tua sampai muda mulai dari basemen, kelompok pematang, kelompok sihapas, formasi telisa, formasi petani, formasi minas, dan endapan alluvial. Sub-cekungan teridentifikasi memiliki estimasi kedalaman antara 3.2-3.8 km dengan batas sub-cekungan terletak pada indikasi sesar daerah penelitian. ......Processing and analysis of gravity data in Central Sumatra Basin are needed to identify and delineate the existence of sub-basins that have the potential to supply hydrocarbons and determine the subsurface geological structure with 2D modeling. Spektrum analysis, FHD analysis, and 2D forward modeling are carried out in data processing and adjusted with supporting data to determine the existence of sub-basins and subsurface structures in the study area. Based on the application of this method, the result shows that Bouguer anomaly values ranged from -24.924 mGal to 20.119 mGal with high anomalies in the northwest-south associated with raised basement in the area and low anomaly spread in the southwest, northwest, northeast, and southeast associated with fault zones. The spectrum analysis result shows that the depth of the basement is at a depth of 3.2-7.05 km, and the average depth of the residual anomaly is around 0.5-3 km. The result of the derivative analysis which are confirmed by the geological data show that there is an reverse fault structure in the form of a sub-thrust which is associated with high anomalies and there are also normal faults which are associated with low anomaly. The result of the 2D forward model describe the layer structure from the eldest to youngest that were Basement, Pematang groups, Sihapas groups, Telisa formations, Petani formations, Minas formations, and alluvial deposits. The identified sub-basin has an estimated depth of between 3.2-3.8 km with the boundary of the sub-basin located at the fault indication in the study area.  
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Catherine
Abstrak :
Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi karena metode ini dapat mendeteksi batuan dibawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi yang disebabkan oleh perbedaan densitas batuan. Dalam sistem panas bumi, salah satu objek yang sensitif terhadap kontras densitas adalah batuan reservoir. Oleh sebab itu, metode gravitasi sangat tepat digunakan untuk mengidentifikasi batuan reservoir. Batuan reservoir memiliki densitas batuan yang relatif rendah akibat efek pemanasan dari heat source, sedangkan batuan non-reservoir disekitarnya memiliki densitas batuan yang lebih tinggi. Kontak antara kedua batuan inilah yang akan dideteksi oleh metode gravitasi dan selanjutnya dimodelkan dengan metode inversi dalam 3D. Metode inversi dilakukan karena bersifat lebih objektif dan sesuai dengan keadaan asli dilapangan dibandingkan dengan pemodelan forward. Pemodelan juga dilakukan dalam 3D untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang batuan dibawah permukaan, tidak hanya dari satu penampang saja. Sebagai justifikasi letak batuan reservoir, dilakukan analisis patahan menggunakan analisis derivatif berupa First Horizontal Derivatives FHD dan Second Vertical Derivatives SVD . Identifikasi patahan ini akan membantu menganalisis keberadaan dan bentuk batuan reservoir karena patahan berperan penting sebagai zona recharge dan discharge yang mengarah menuju atau keluar dari batuan reservoir.
One of many geophysical methods that can be used for geothermal exploration is gravity method because this method is able to detect subsurface rocks based on the variation of gravity field that is caused by the difference of rock density. In geothermal system, one of the object that is sensitive to density contrast is reservoir rock Therefore, gravity method is the appropriate method used to identify geothermal reservoir. Reservoir rock has a relatively low density as a heating efect from heat source, while non reservoir rock has higher density. The contact between these rocks will be detected with gravity method and further will be modeled with inversion method in 3D. Inversion method is applied because it is more objective and suitable with the real condition rather than forward method. Modeling is also done in 3D to give a better representation on subsurface area, not only from one section. To justify the location of reservoir rock, subsurface structure analysis using derivatives analysis which are First Horizontal Derivatives FHD and Second Vertical Derivatives SVD is done. Structure identification will help analyzing reservoir whereabouts and its form because subsurface structure has an important role as recharge and discharge zone of the geothermal system that aim towards and leave the reservoir rock.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Elfyandri
Abstrak :
Alue Calong merupakan daerah di Provinsi Nangroe Aceh Kabupaten Pidie yang memiliki area potensi geotermal disekitar zona Sesar Sumatera. Potensi geotermal di Alue Calong dibuktikan dengan ditemukanya manifestasi mata air panas di sepanjang struktur regional yang membentang dari barat laut hingga tenggara akibat dari patahan yang disebabkan oleh Sesar Sumatera. Struktur regional dan struktur lainnya yang ada di wilayah penelitian berpotensi sebagai zona permeabel. Eksplorasi keberadaan struktur sebelumnya pernah dilakukan oleh PSDMBP pada tahun 2019 menggunakan metode gravitasi dengan menganalisis secara kualitatif peta anomali Bouguer lengkap, anomali regional, anomali residual, dan anomali first horizontal derivative. Oleh sebab itu, diperlukan analisis lebih detail terkait dengan keberadaan struktur, bukan hanya secara kualitatif tetapi juga analisis secara kuantitatif. Pada penelitian ini akan mengintegrasikan data primer berupa data gravitasi satelit dari GGMplus dan data sekunder berupa data geologi, data geokimia, dan data tahanan jenis semu audio magnetotellurik dari PSDMBP untuk mengidentifikasi distribusi struktur sesar. Pengolahan data gravitasi satelit dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis kualitatif dari peta anomali Bouguer lengkap, peta anomali regional, peta anomali residual, dan peta FHD-SVD serta analisis kuantitatif dari hasil analisis grafik nilai maksimum dan minimum FHD-SVD. Hasil analisis struktur dari data gravitasi satelit kemudian diintegrasikan dengan data geologi, geokimia, dan tahanan jenis semu untuk dibuat pemeringkatan struktur dengan metode analisis fault ranking. Semakin tinggi score yang diperoleh maka semakin banyak bukti keberadaan struktur tersebut berdasarkan data geosains yang digunakan. Hasilnya dari 9 struktur yang dianalisis, struktur regional atau F-1 memperoleh score 4 karena teridentifikasi oleh data gravitasi satelit, geologi, geokimia, dan tahanan jenis semu sehingga disimpulkan F-1 merupakan struktur paling berpotensi sebagai zona permeabel. Struktur F-2 memperoleh score 3, struktur F-4, F-5, F-6, F-7, dan F-8 memperoleh score 2. F-3 dan F-9 memperoleh Score 1 atau disimpulkan bahwa struktur F-3 dan F-9 merupakan struktur yang paling tidak berpotensi karena hanya teridentifikasi oleh data geologi. ......Alue Calong is an area in Nangroe Aceh Province, Pidie district, which has a geothermal potential area around the Sumatran Fault Zone. The geothermal potential in Alue Calong is proven by the discovery of hot spring manifestations along the regional structure that stretches from the northwest to the southeast as a result of faults caused by the Sumatran Fault. Regional structures and other structures in the research area have the potential to become permeable zones. The exploration for the existence of structures was previously carried out by PSDMBP in 2019 using the gravity method by qualitatively analyzing the complete Bouguer anomaly map, regional anomalies, residual anomalies, and first horizontal derivative anomalies. Therefore, a more detailed analysis is needed related to the existence of structures, not only qualitatively but also quantitatively. This research will integrate primary data in the form of satellite gravity data from GGMplus and secondary data in the form of geological data, geochemical data, and audio magnetotelluric apparent resistivity data from PSDMBP to identify the distribution of fault structures. Satellite gravity data processing is carried out to obtain qualitative analysis results from the complete Bouguer anomaly map, regional anomaly map, residual anomaly map, and FHD-SVD maps as well as quantitative analysis from the results of the graphical analysis of the maximum and minimum FHD-SVD values. The results of structural analysis from satellite gravity data are then integrated with geological, geochemical, and apparent resistivity data to rank structures using the fault ranking analysis method. The higher the score obtained, the more evidence of the existence of the structure based on the geoscience data used. As a result of the 9 structures analyzed, the regional structure or F-1 received a score of 4 because it was identified by satellite gravity data, geology, geochemistry, and apparent resistivity, so it was concluded that F-1 was the structure with the most potential as a permeable zone. Structure F-2 gets a score of 3, structure F-4, F-5, F-6, F-7, and F-8 gets a score of 2. F-3 and F-9 get a score of 1 or it can be concluded that structure F-3 and F-9 is the least potential structure because it is only identified by geological data.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>