Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Elly Sobariah
"Telah dilakukan penelitian untuk memeriksa obat-obat
(go-iongahtranquilizer) dan Tnetabolitnya dari urine.
Penelitian mi bertujuan untuk mencari cara isolasi dan
peniurnian yang terbaik terhadap metabolit obat dari urine.
Selain itu,"jugainenoániCara identifikasi yang cepat, sederhaiia
dan ekonomis.
Dengan métode mi urine dapat dianalisatanpa dihidrolisa
le'bih dahulu, tetapi dapat langsung diisoiasi dengan pelarut
organik (chloroform) dalamsuasana basa untuk obat-obat
yang bersifat basa dan dalam suasana asain untuk obatobat
yang bersifat asam, sedangkan untuk -pemurnian d.ilakukan
ekstraksi kembali dengan asam atau basa dengan tehnik
kertas saring.
Pada penelitian mi identifikasi metabolit obat dilakukan
denganara reaksi warna dan khromatograf I lapisan tipis.
Ternyata ekstrak yang diperoleh dari urine memberikan hacii
yang dapat ditentukan scara kwalitatif.
Disarankan pemeriksaan lebih lanjut dilakukan secara kwantitatif,
juga terhadap metabolit obat dari jaringan tubuh
lain secarakwlittif dan kwantitatifdegafl metode yang
sama.

An investigation to determine tranquilizer drugs and
their metabolites in urine has been carried out.
The objective of this investigation is to find the best method
of isolation and purification of drug metabolites in
urine, besides a rapid, simple and economical.
In this method, the urine can be analyzed without prior
hydrolisis.
Basic drugs can be isolated directly by organic solvent
(chloroform) in alkaline medium, where acid drugs in acid
medium. . . . .
Purification can be done by back-extraction with acid or
alkaline using filter paper.
In this work, identification of drug .metabolites were qualitatively
determined by colour reaction and thin layer
chromatography.
It is suggested to do the same method further examination
quantitatively and also to drug metabolites from other body
tissues.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1982
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhamdania
"Benzena merupakan salah satu komponen dalam bahan bakar dan diemisikan dalam gas buang kendaraan bermotor. Dengan menghirup emisi kendaraan bermotor memungkinkan untuk dapat terpapar senyawa benzena. Benzena diklasifikasikan sebagai senyawa Group 1 penyebab kanker oleh International Agency for Research on Cancer {\ARC), karena bersifat karslnogen terhadap manusia. Orang-orang yang kesehariannya sering berhubungan dengan emisi gas kendaraan bermotor memungkinkan untuk terpapar benzena, seperti pedagang asongan yang selalu berada di tempat yang ramai kendaraan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan ada atau tidaknya paparan yang terjadi dengan melakukan human biomonitoring terhadap senyawa hasil metabolisme (metabolit) benzena seperti fenol dan asam-trans,trans-mukonat (tt-MA) yang terdapat pada spesimen urin. Nilai kuantitatif ditentukan terhadap nilai kreatinin pada masing-masing individu. Pada penelitian ini digunakan pedagang asongan di wilayah Jakarta sebagai subyek sebanyak 25 orang sedangkan kontrol sebanyak 12 orang. Dari data keseluruhan, diperoleh kadar fenol subyek dengan rerata 38.5056 ± 23,1513 mg/g kreatinin sedangkan kontrol 34,6121 ± 14,5481 mg/g kreatinin. Kadar tt-MA subyek secara keseluruhan diperoleh dengan rerata 1,0189 ± 0.4928 mg/g kreatinin sedangkan kontrol 0,6180 ± 0,2979 mg/g kreatinin. Perbedaan kadar yang lebih tinggi pada subyek daripada kontrol baik untuk kadar fenol maupun tt-MA mengindikasikan adanya paparan benzena yang terjadi pada kelompok subyek yang berasal dari lingkungan. Dari basil ujl statistik yang diiakukan terhadap kadar fenol diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kadar fenol yang signifikan antara kelompok subyek dan kontrol. Sedangkan basil uji terbadap kadar tt-MA diperoleb babwa terdapat perbedaan kadar tt-MA yang signifikan antara kelompok subyek dan kontrol."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilita Rina Yanti Eff
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Glukokortikoid memiliki efek penting terhadap proses seluler dan metabolik yang berperan dalam respon imun dan inflamasi. Masalah utama dalam penggunaan glukokortikoid adalah dalam timbulnya efek samping yang sering terjadi pada pemberian jangka panjang dengan dosis menengah. Penggunaan liposom sebagai pembawa obat, dalam hal ini metilprednisolon palmitat (MPLP) diharapkan dapat menurunkan efek samping yang ditimbulkan. Metilprednisolon palmitat adalah senyawa yang berhasil diinkorporasi ke dalam membran liposom, membentuk L-MPLP.
Penelitian ini bertujuan: 1) menilai efek biologik L-MPLP sebagai senyawa Baru, yaitu dengan menilai secara kuantitatif kadar TNF a yang diperoleh dari kultur limpa mencit jantan galur C3H menggunakan ELISA, setelah 48 jam pemberian MPLP intravena dengan dosis 2 mg/kg BB, 8mg/kg BB dan 16 mg/kg BB dan pemberian L-MPLP ke dalam kultur secara in vitro dengan konsentrasi 5x 10"3 mM, 5 x10`2 mM dan 5 x104 mM, dibandingkan dengan kontrol metilprednisolon (MPL). 2) Mengetahui apakah MPLP atau metabolitnya akan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan MPL pada jangka waktu dan pemberian yang sama, yang diukur dengan menggunakan TLC. Perhitungan kadar diiakukan menggunakan grogram Presto Page Manager dan Adobe Photo Shop 5.0.
Hasil dan Kesimpulan : Pada kultur in vivo, L-MPLP dengan dosis 8 nag/kg BB dan 16 mg/kg BB setelah 48 jam pemberian, menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a), yang berbeda bermakna (pc-0,05) dibandingkan kontrol MPL. Sedangkan pada kultur in vitro, L-MPLP dengan konsentrasi 5 x 10-1 mM menyebabkan hambatan proliferasi limfosit (penekanan kadar TNF a) yang berbeda bermakna (p<0,05) dibandingkan kontrol MPL . Distribusi MPLP atau metabolitnya di hepar dan limpa, walaupun tidak bermakna secara statistik (p>0,05), tetapi menunjukkan kecenderungan terdistribusi di hepar dan limpa dengan kadar yang lebih tinggi dibanding dengan kontrol MPL."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T1693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saepul Adnan
"ABSTRAK
Sponge merupakan hewan multiselular primitif tanpa jaringan nyata.
Komposisi kimia sponge, terutama tersusun oleh silika, karbonat dan protein
serat, juga mengandung senyawa-senyawa metabollt yang berguna bag!
manusia untuk dimanfaatkan dalam bidang industri farmasi serta
kedokteran.
Penelitian ini bertujuan menginvestigasi dan mengisolasi serta
menentukan struktur senyawa-senyawa alkaloid dari sponge Agelas sp. yang
dikumpulkan di perairan Lombok Timur Nusa Tenggara Barat pada bulan Mei
2004.
Senyawa alkaloid diisolasi dengan cara ekstraksi menggunakan
pelarut metanol. Ekstrak metanol dipartisi dengan n-heksana dan metanol (3 ;
1), ekstrak metanol diuapkan dan dilakukan pemisahan dengan kromatografi
kolom dengan fasa gerak yang sesuai dengan kromatografi lapis tipis yaitu
kloroform ; metanol (sistem gradien polaritas). Fraksi-fraksi yang tertampung
dimurnikan kembali dengan kromatografi kolom dengan fasa gerak etil
asetat ; metanol ( sistem gradien polaritas), sehingga didapatkan 6 isolat
berupa minyak yang berwarna coklat yang positif terhadap pereaksi alkaloid.
Selanjutnya 6 isolat tersebut dianalisis dengan FT-IR dan GC-MS.
Dari hasil pengujian kimia dengan pereaksi Mayer dan Wagner, serta
pengukuran dengan instrumen diperkirakan beberapa senyawa alkaloid antara lain 4-bromopirol-2-karbamida (waktu Retensi : 10.83 dengan^BK/T^"
188, rumus molekul C5H5BrN20 ) , asam 4-bromoplrol-2-karbosilat pada
waktu retensi 16.44 dengan berat molekul 191 ( C5H4 BrN02)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halwa Zukhrufa
"Diospyros discolor Willd. (Bisbul) diketahui merupakan satu dari banyak tanaman yang memiliki aktivitas sebagai agen pereduksi ion perak menjadi nanopartikel perak. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh kandungan fitokimia dalam ekstrak. Komparasi penggunaan pelarut yang berbeda berdasarkan tingkat polaritas pelarut sangat dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik senyawa fitokimia yang terekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pelarut etanol, etil asetat dan heksana untuk pembuatan ekstrak kasar daun D. discolor, serta kandungannya untuk sintesis nanopartikel perak. Ekstrak kasar pelarut ogranik diperoleh melalui hasil maserasi. Selanjutnya, setiap ekstrak dengan konsentrasi 0,025% digunakan untuk proses sintesis nanopartikel perak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semua jenis ekstrak mengandung terpen dan alkaloid, serta tidak terdeteksi saponin dan flavonoid. Sementara itu, ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat, mengandung fenol, sedangkan pada ekstrak heksana tidak terdeteksi adanya fenol. Hasil uji total fenol tertinggi yaitu pada ekstrak etanol sebesar 247,47 ± 2,3 mgGAE/g sampel. Hasil uji kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada ekstrak heksana dengan nilai 19290 ± 777,82 mgQE/g sampel. Analisis spektrum UV-Vis dari hasil biosintesis nanopartikel perak memperlihatkan puncak absorbansi pada panjang gelombang 350—500 nm pada sintesis menggunakan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat. Hasil tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa pelarut yang bersifat semi polar dapat berperan dalam mengekstraksi senyawa-senyawa yang diduga berperan dalam biosintesis nanopartikel perak dengan kecepatan reaksi yang berbeda.

Diospyros discolor Willd. (Bisbul) known as one of many plants that has activity to reduce silver ion into silver nanoparticles. The ability influenced by phytochemical content in the extract. Comparison of different solvents based on solvent polarity level is needed to determine the characteristics of phytochemical compounds extracted. This study aims to determine the effect of using ethanol, ethyl acetate, and hexane solvents to get the crude extracts of D. discolor leaves and their contents for the synthesis of silver nanoparticles. The crude extract with organic solvent is obtained through maceration results. Furthermore, extract with concentration of 0.025% were used for the synthesis of silver nanoparticles respectively. The results of this study indicate that all types of extracts contain terpenes and alkaloids, and no saponins and flavonoids were detected. Meanwhile, ethanol and ethyl acetate extracts contained phenols, while in hexane extract there was no phenols detected. The highest total phenol test results 247.47 ± 2.3 mgGAE/g sample are in the ethanol solvent of. The highest flavonoid test results 19290 ± 777.82 mgQE/g sample are in hexane extract. Analysis of UV-Vis spectrum from the results of biosynthesis of silver nanoparticles from ethanol and ethyl acetat extracts showed peaks ranging from 350—500 nm. The result showed the tendency semi-polar solvent play a role in extracting compounds that estimate play a role in the biosynthesis of silver nanoparticles with different reaction rate."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Herrahmawati
"Lalat buah dari spesies Bactrocera spp. merupakan hama yang menyebabkan kerugian ekonomi besar dalam produksi buah-buahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keanekaragaman jenis lalat buah dan mengkaji potensi ekstrak buah-buahan sebagai atraktan bagi lalat buah Bactrocera spp. Selanjutnya, penelitian ini menganalisis kandungan senyawa metabolit sekunder dari berbagai jenis buah dan mengevaluasi potensi senyawa tersebut sebagai atraktan bagi lalat buah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi host rearing, steiner trap metil eugenol, dan steiner trap ekstrak buah untuk mengeksplorasi keanekaragaman jenis lalat buah. Kandungan senyawa metabolit sekunder ekstrak buah-buahan dianalisis dengan metode GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry. Pada host rearing, ditemukan empat jenis spesies lalat buah yang teridentifikasi pada dua tumbuhan inang. Lalat buah Bactrocera dorsalis dan Bactrocera albistrigata teridentifikasi menyerang jambu air (Syzygium aqueum), sementara Bactrocera fuscitibia dan Bactrocera carambolae teridentifikasi menyerang mangga arum manis. Selain itu, menggunakan metode steiner trap tiga jenis lalat buah lainnya berhasil teridentifikasi, yaitu Bactrocera umbrosa, Bactrocera dorsalis, dan Bactrocera musae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah jeruk kalamansi kuning, jeruk kalamansi hijau, anggur, dan belimbing memiliki daya tarik terhadap lalat buah Bactrocera spp. Spesies lalat buah yang teridentifikasi menggunakan ekstrak buah adalah Bactrocera umbrosa dan Bactrocera dorsalis. Berdasarkan analisis metabolomiks, ester dan minyak atsiri diidentifikasi sebagai senyawa volatil utama dalam buah-buahan tersebut. Beberapa senyawa volatil yang terdeteksi, seperti undecane, 4-Hydroxy-3-methylacetophenone, 2-Decenal (E-), dan 9-Tricosene (Z-), memiliki potensi sebagai feromon yang dapat menarik lalat buah. Penelitian ini menggabungkan informasi mengenai keanekaragaman jenis lalat buah, potensi ekstrak buah sebagai atraktan, serta identifikasi senyawa volatil yang berperan penting dalam menarik lalat buah. Temuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode pengendalian yang lebih efektif dan ramah lingkungan terhadap lalat buah Bactrocera spp.

Fruit flies of the species Bactrocera spp. is a pest that causes significant economic losses in fruit production. This study aims to explore the diversity of fruit fly species and examine the potential of fruit extracts as attractants for Bactrocera spp. Furthermore, this study analyzed the content of secondary metabolites from various types of fruit and evaluated the potential of these compounds as attractants for fruit flies. The methods used in this study included host rearing, methyl eugenol steiner traps, and fruit extract steiner traps to explore the diversity of fruit fly species. The content of secondary metabolites of fruit extracts was analyzed using the GC-MS (Gas Chromatography-Mass and Spectrometry) method. In host rearing, four types of fruit fly species were identified in two host plants. Fruit flies Bactrocera dorsalis and Bactrocera albistrigata were identified to attack water rose (Syzygium aqueum), while Bactrocera fuscitibia and Bactrocera carambolae were identified to attack arum manis mango. In addition, using the Steiner trap method, three other fruit flies were identified: Bactrocera umbrosa, Bactrocera dorsalis, and Bactrocera musae. The results showed that extracts of yellow calamansi oranges, green calamansi oranges, grapes, and star fruit had an attraction to fruit flies Bactrocera spp. The fruit fly species identified using fruit extracts were Bactrocera umbrosaand Bactrocera dorsalis. Based on metabolomics analysis, esters and essential oils were identified as the main volatile compounds in these fruits. Some of the volatile compounds detected, such as undecane, 4-Hydroxy-3-methylacetophenone, 2 Decenal (E-), and 9-Tricosene (Z-), have potential as pheromones that can attract fruit flies. This study combines information on the diversity of fruit fly species, the potential of fruit extracts as attractants, and the identification of volatile compounds that play an essential role in attracting fruit flies. These findings can be used to develop more effective and environmentally friendly control methods against Bactrocera spp."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Selama penelitian lapangan pada bulan Februari 2007 di Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS), sebanyak sembilan individu siput
Phyllidiidae yang berhasil diamati memangsa spons. Phyllididae yang
teramati selama penelitian termasuk ke dalam genus Phyllidiella dan genus
Phyllidiopsis. Tiga individu spesies Phyllidiella pustulosa ditemukan
memangsa spons yang berbeda. Dalam penelitian ini berhasil ditemukan
dua spesies Phyllidiidae yang belum pernah dilaporkan spons mangsanya,
yaitu Phyllidiopsis pipeki dan Phyllidiella nigra. Spesies-spesies yang
teramati sedang memakan spons mangsanya dan pada umumnya ditemukan
pada kedalaman 18--20 meter, kecuali spesies Phyllidiella nigra yang hanya
dapat ditemukan di rataan terumbu. Hasil analisis kimiawi senyawa metabolit
sekunder dengan menggunakan thin layer chromatography (TLC) pada
masing-masing spesies Phyllidiidae dan spons mangsanya menunjukkan
bahwa terdapat persamaan antara senyawa metabolit sekunder dari
sembilan spesies Phyllidiidae dan spons mangsanya."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2007
S31438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Kusumaningrum
"Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan senyawa aktif dari kapang laut Aspergillus flavus yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Tahap awal dari penelitian adalah pemilihan isolat kapang laut dan media tumbuhnya berdasarkan aktivitasnya. Terhadap 2 isolat kapang (PR 28.1 dan PR 34.1) dilakukan fermentasi dengan media Wickerham dan Malt ekstrak selama 15 hari. Sel kapang (pelet) dipisahkan dari media fermentasi (supernatant) dengan penyaringan. Pelet diekstraksi secara maserasi dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan methanol. Supernatan diekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan butanol jenuh air. Terhadap ektrak yang diperoleh dilakukan skrining aktivitas terhadap jamur Fusarium oxysporum, radikal bebas DPPH dan larva Artemia salina Leach. Hasil uji menunjukkan ekstrak etil asetat dari supernatan kapang PR 28.1 yang difermentasi dengan media malt ekstrak mempunyai aktivitas yang relatif lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya.
Ekstrak etil asetat tersebut (kode J) difraksinasi menggunakan metoda Kromatografi Cair Vakum (VLC) dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak sistem gradien diklorometan-metanol. Dari tahapan ini diperoleh 5 kelompok fraksi. Kelima kelompok fraksi tersebut dilakukan uji aktivitas dengan metode BSLT dan DPPH. Hasil uji menunjukkan bahwa kelompok fraksi I (JFI) dan II (JFII) mempunyai aktivitas terhadap A.salina dan DPPH. Terhadap fraksi II dilakukan kromatografi kolom dengan fase diam sephadex LH20 dan fase gerak metanol dan diperoleh 10 fraksi. Fraksi ke-5 mempunyai aktivitas tinggi terhadap A.salina Leach sedangkan fraksi ke-7 dan ke-8 mempunyai aktivitas terhadap DPPH. Fraksi ke-5 dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan kolom Sephadex dan eluen metanol sehingga diperoleh senyawa A yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Fraksi ke-7 dan ke-8 tidak dilakukan pemurnian lebih lanjut karena jumlahnya yang sangat sedikit.
Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa A dengan metode spektroskopi GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR dan NMR 2 dimensi (COSY, HSQC dan HMBC). Dari elusidasi struktur tersebut dapat ditentukan bahwa senyawa A adalah senyawa dengan rumus molekul C6H6O4 dengan berat molekul 142 dengan nama asam kojiat. Asetilasi terhadap senyawa tersebut menghasilkan senyawa asetil kojiat. Asetilasi terjadi pada gugus alkohol primer.

Research finding secondary metabolite from marine fungi Aspergillus flavus having activity against Artemia salina Leach was carried out. Prelimanary study for this research was selected marine fungi and culture medium based on activity. Two fungi were fermented for 15 days on Wickerham and Malt Extract medium. Cell of fungi (pellets) and fermentation medium (supernatant) were separated by filtration. Then pellets were extracted by ethyl acetate using maceration method and followed by methanol. Supernatant were extracted by ethyl acetate and buthanol. Their activity were screened for antifungal (Fusarium oxysporum), antioxydant using DPPH and Lethality test using Artemia salina Leach (BSLT). The result indicated that ethyl acetate extract of PR 28.1 supernatant has activity higher than the others.
Ethyl acetate extract (code J) was fractionated using Vacuum Liquid Chromatography (VLC) with silca gel 60 as stationer phase and gradient system of dichloromethane-methanol as mobile phase. Five group fractions (JFI, JFII, JFIII, JF IV and JFV) were found. JFI and JFII showed activity against A.salina Leach. Using Coloumn Chromatography with Sephadex LH20 as stationer phase and methanol as a mobile phase, JFII was separated and found fraction 5 (JF2.5) that was active against A.salina Leach larvae, while fraction 7 and 8 were active to radical scavenger (DPPH). The isolation of active compound from Fraction no. 5 was done using coloumn chromatography with Sephadex as stationer phase and methanol as mobile phase.
Structure elucidation on compound A was carried out using spectroscopy methods, there are GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR and two dimension NMR (COSY,HSQC and HMBC). Compound A has been identified as kojic acid (C6H6O4) with molecular weight of 142. Acetylation on this compound has resulted the compound kojic acetyl. Acetylation was taken place on the primer alcohol group.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Dwi Prasetiyo
"ABSTRAK
Produksi senyawa antimikroba dari dua Actinomycetes potensial, SRM 2 dan SD 17, telah dilakukan pada medium yang mengandung sumber karbon berupa soluble starch CSMs dan tepung beras CSMb. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode silinder menggunakan filtrat medium pertumbuhan serta hasil ekstraksi senyawa antimikroba. Ekstraksi senyawa antimikroba dari Isolat SRM 2 menggunakan pelarut butanol, sedangkan ekstraksi senyawa antimikroba dari Isolat SD 17 menggunakan pelarut etil asetat. Hasil penelitian menunjukkan Isolat SRM 2 mampu tumbuh lebih baik pada medium CSMs sedangkan Isolat SD 17 mampu tumbuh lebih baik pada medium CSMb. Uji aktivitas antimikroba menunjukkan filtrat medium CSMs dari Isolat SRM 2 mampu menghambat Kocuria rhizophila IA 2,79 0,341, Staphylococcus aureus IA 0,98 0,120, dan Escherichia coli IA 0,92 0,209. Sementara itu, filtrat medium CSMb dari Isolat SRM 2 mampu menghambat K. rhizophila IA 2,66 0,279, S. aureus IA 0,97 0,115, dan E. coli IA 0,89 0,139. Filtrat medium CSMs dari Isolat SD 17 mampu menghambat K. rhizophila IA 1,75 0,270, S. aureus IA 1,41 0,119, Candida albicans IA 0,67 0,104, dan Saccharomyces cerevisiae IA 0,93 0,247. Sementara itu, filtrat medium CSMb dari Isolat SD 17 mampu menghambat K. rhizophila IA 3,16 0,085, S. aureus IA 3,05 0,256, C. albicans IA 0,95 0,256, dan S. cerevisiae IA 1,30 0,110. Hasil ekstraksi senyawa antimikroba Isolat SD 17 dari medium CSMb menunjukkan produktivitas lebih tinggi dibandingkan medium CSMs. Ekstrak dari medium CSMs mampu menghambat K. rhizophila IA 3,76 0,179, S. aureus IA 0,61 0,105, dan C. albicans IA 1,37 0,176. Sementara itu, ekstrak dari medium CSMb mampu menghambat K. rhizophila IA 3,21 0,119, S. aureus IA 0,61 0,082, dan C. albicans IA 2,35 0,111. Hasil ekstraksi senyawa metabolit sekunder Isolat SRM 2 dari medium CSMs menunjukkan produktivitas lebih tinggi dibandingkan medium CSMb. Namun kedua ekstrak tidak memiliki aktivitas antimikroba.

ABSTRACTbr>
Production of antimicrobial compounds from two potential Actinomycetes, SRM 2 and SD 17, were performed on medium containing soluble starch CSMs and rice flour CSMb as a carbon source. The antimicrobial activity test was performed using cylinder method on the growth medium filtrate and crude extract of antimicrobial compound. The extraction of antimicrobial compounds of the SRM 2 used butanol as a solvent, while the extraction of the antimicrobial compounds of the SD 17 used ethyl acetate. The results showed that Isolate SRM 2 was able to grow better in CSMs medium, while Isolate SD 17 was able to grow better in CSMb medium. The antimicrobial activity test showed that CSMs medium filtrate of SRM 2 was able to inhibit Kocuria rhizophila IA 2,79 0.341, Staphylococcus aureus IA 0.98 0.120, and Escherichia coli IA 0.92 0.209. The CSMb medium filtrate of SRM 2 was able to inhibit K. rhizophila IA 2.66 0.279, S. aureus IA 0.97 0.115, and E. coli IA 0.89 0.139. The CSMs medium filtrate of SD 17 was able to inhibit K. rhizophila IA 1.75 0.270, S. aureus IA 1.41 0.119, Candida albicans IA 0.67 0.104, and Saccharomyces cerevisiae IA 0, 93 0.247. The CSMb medium filtrate of SD 17 was able to inhibit K. rhizophila IA 3,16 0.085, S. aureus IA 3.05 0.256, C. albicans IA 0.95 0.256, and S. cerevisiae IA 1.30 0.110. The crude extract of SD 17 from CSMb medium showed higher productivity than CSMs medium. Crude extract from CSMs medium was able to inhibit K. rhizophila IA 3.76 0.179, S. aureus IA 0.61 0.105, and C. albicans IA 1.37 0.176. Meanwhile, crude extract of CSMb medium was able to inhibit K. rhizophila IA 3.21 0.119, S. aureus IA 0.61 0.082 , and C. albicans IA 2.35 0.111. The crude extract of SRM 2 from CSMs medium showed higher productivity than CSMb medium. However both extracts did not display antimicrobial activity. "
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>