Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Gustiana
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai variasi morfologi organ vegetatif
tanaman bidara upas (Merremia mammosa) yang dikumpulkan di daerah jawa
serta aktivitasnya sebagai anti-plasmodium secara in-vitro. Penelitian bertujuan
untuk memperoleh informasi karakter morfologi organ vegetatif tanaman bidara
upas dan aktivitas anti-plasmodium secara in-vitro. Tahapan penelitian meliputi
pengambilan sampel di lapangan, pengamatan morfologi secara visual, ekstraksi,
skrining fitokimia, uji aktivitas antimalaria ssecara in-vitro. Hasil penelitian
menunjukkan sembilan sampel tanaman yang diamati membentuk dua kelompok
utama yaitu kelompok PKL, HAJ dan Purwakarta serta kelompok JJ, HAA,
Balittro, KRP, NL dan KRB. Dua kelompok utama dapat dibedakan berdasarkan
karakter permukaan daun lebih agak kasar (HAJ) atau lebih licin mengkilat
(Purwaka), bentuk umbi, warna pangkal umbi,warna permukaan umbi, banyaknya
serat umbi, warna daging umbi setelah kering, kulit umbi, getah umbi dan warna
akar umbi. Hasil skrining fitokimia kesembilan sampel umbi tanaman bidara upas
(Merremia mammosa) menunjukkan bahwa kesembilan umbi tanaman bidara
upas memiliki kandungan senyawa aktif yang sama yaitu mengandung senyawa
flavonoid, saponin dan terpenoid. Sehingga secara fitokimia, dari kesembilan
sampel esktrak n-heksan umbi bidara upas, diambil satu sampel yaitu sampel
ekstrak n-heksan dari Juragan Jamu (JJ) dari Sleman Jogyakartau ntuk diuji
aktivitas anti-plasmodium. Hasil uji aktivitas anti-plasmodium menunjukkan
bahwa ekstrak n-heksan umbi bidara upas bersifat anti-plasmodium dengan nilai
IC50 3,36, sehingga umbi bidara upas memiliki aktivitas kuat sebagai antiplasmodium
secara in-vitro

ABSTRACT
Morphological Variation study on plant vegetative organs of bidara upas
(Merremia mammosa) collected in the area of Java and its activities antiplasmodium
as in-vitro. The aim of the study is to obtaining information on
morphological characters of vegetative organs of plants bidara upas collected in
the area Java and anti-plasmodium activity in vitro. The study include field
sampling, visual morphological observation, extraction, phytochemical screening,
and testing antimalarial activity in-vitro. The results showed whole plant samples
were observed to form two main groups, namely the first group of PKL, HAJ and
Purwakarta and a second group consisting of JJ, HAA, Balittro, KRP, NL and
KRB. The two main groups can be distinguished by the character form bulbs,
tubers base color, the color of the surface of the bulb, the amount fiber of bulb,
such as tuber flesh color after drying, tubers, bulbs and color sap tuber. The results
of nine samples of phytochemical screening tubers of plants bidara upas
(Merremia mammosa) showed that all nine plant bulbs bidara upas contains
flavonoids, saponins and terpenoids. So that phytochemicals, of the nine samples
of n-hexane extract the tubers bidara upas, was taken one sample of n-hexane
extracts of Juragan Jamu (JJ) from Yogyakarta's Sleman was tested antiplasmodium
activity. Anti-plasmodium activity test results showed that n-hexane
extract the tubers are bidara upas anti-plasmodium with IC50 values of 3.36, so the
bulbs bidara upas have strong activity as anti-plasmodium in vitro"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Leo
"ABSTRAK
Ahaetulla prasina merupakan spesies ular dari famili Colubridae yang tersebar luas dari Asia hingga Kepulauan Indonesia. Persebarannya yang luas dapat dijadikan petunjuk untuk menjelaskan sejarah pembentukan Kepulauan Indonesia dan mempelajari proses penyebaran serta adaptasinya melalui variasi morfologi. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variasi morfologi dan menganalisis pola pengelompokan dari populasi A. prasina yang berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Penelitian dilakukan dengan menghitung dan mengukur karakter pada 64 spesimen A. prasina koleksi Museum Zoologicum Bogoriense yang berasal dari empat kawasan. Analisis karakter dilakukan dengan Principal Component Analysis (PCA) dan Cluster Analysis (CA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi karakter meristik antar individu dan variasi karakter morfometrik yang tidak terlihat signifikan, namun terdapat perbedaan ukuran kepala pada populasi Kalimantan dibandingkan dengan populasi lainnya. Proses penyebaran A. prasina yang belum terlalu lama dan proses adaptasi terhadap mangsa diduga menjadi penyebab tidak signifikannya variasi morfologi populasi antar kawasan meskipun terdapat sedikit perbedaan pada populasi Kalimantan. Selanjutnya, analisis DNA diperlukan untuk memetakan variasi genetis dari A. prasina di Indonesia.

ABSTRAK
Ahaetulla prasina is a colubrid snake, which has widespread from Asia to Indonesia Archipelago. This widespread distribution can explain the formation and biogeographical history of the Indonesian Archipelago through the distribution and adaptation process that are derived from morphological variations. The aims of this research was to explain and analyze the morphological variation and group pattern of A. prasina population in Sumatera, Java, Kalimantan and Sulawesi. This research was done by manually counting and measuring the characteristics of 64 A. prasina specimens collected from the Museum Zoologicum Bogoriense which comes from four islands of Indonesia. The morphological characters were analyzed using Principal Component Analysis (PCA) and Cluster Analysis (CA). The results showed meristic character variation among individuals and morphologically character variation that are have lower significance. However, there were different in head characters and size on the Kalimantan population in compared to other populations. A relatively short distribution period and the adaptation towards its prey could be the main reason why there is the morphological variations although our analysis showed they have lower significance in all samples except slightly different characters in Kalimantan population. Furthermore, DNA analysis is necessary to show genetic variation of A. prasina in Indonesia.
"
2016
S64993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Sholihati
"Beberapa spesies ikan cupang Indonesia telah diketahui mengalami ancaman kepunahan, sehingga diperlukan upaya konservasi. Upaya konservasi membutuhkan informasi atau data dasar keragaman genetik, baik berupa genotip maupun fenotip. Informasi keragaman fenotip dapat diperoleh melalui studi morfometrik dan meristik. Studi morfometrik dan meristik dilakukan pada tiga spesies ikan cupang (B. foerschi, B. pallifina, dan B. strohi) dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dan spesies pembanding B. imbellis dan B. splendens untuk memperoleh sebagian informasi mengenai keragaman fenotip ikan cupang Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya keragaman fenotip yang tinggi antarspesies baik berdasarkan studi morfometrik maupun meristik. Hasil lain yang diperoleh berupa hubungan kekerabatan antarspesies yang menunjukkan bahwa B. foerschi, B. pallifina, dan B. strohi memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan ketiga spesies tersebut memiliki hubungan kekerabatan yang lebih jauh dengan B. imbellis dan B. splendens berdasarkan studi morfometrik.

Some of the Betta species in Indonesia is under threat of extinction. Therefore, conservation is needed to prevent Betta extinction from their habitats. Information or data bases about genetic diversity, either genotype or phenotype are needed for conservation. Information about phenotypic diversity can be obtained by morphometric and meristic study. The morphometric and meristic of three Betta species (B. foerschi, B. pallifina, and B. strohi) from Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah and two other species (B. imbellis and B. splendens) are studied to obtain a part of data bases/information about phenotypic diversity of Betta fish in Indonesia. The results showed that there is significant phenotypic diversity interspecies. Furthermore, according to cluster analysis, B. foerschi, B. pallifina, and B. strohi are closely related to each other and have farther relationship with B. imbellis and B. splendens based on morphometric study.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library