Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cheltenham: Edward Elgar, 2012
658.162 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dachyara Pranoto
Abstrak :
Trend perkembangan dunia usaha di Indonesia pada akhir dasawarsa 1990-an diramalkan akan menunjukkan perubahan yang semakin cepat. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan-perusahaan diupayakan dengan berbagai cara yang semakin variatif, seperti melalui kemitraan usaha, restrukturisasi usaha, reengineering, serta merjer dan akuisisi. Kesemua upaya tersebut mengacu pada suatu tujuan yaitu memenangkan persaingan bisnis yang semakin tajam. Perkembangan pasar modal yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan publik dan nilai kapitalisasi yang semakin besar ikut mendorong terjadinya trend akuisisi di Indonesia, seperti yang pernah terjadi di Amerika dan Eropa pada akhir 1970'an hingga akhir 1980'an Dalam suatu proses merjer dan akuisisi maka hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan suatu prosedur penilaian terhadap perusahaan target yang akan diambil alih. Dengan tujuan agar akuisitor serta para investor mengetahui berapa besarnya nilai akuisisi perusahaan tersebut dan apakah akuisisi tersebut memiliki potensi nilai bagi para pemegang saham di masa yang akan datang. Perusahaan yang dipilih sebagai studi kasus dalam skripsi ini adalah dua buah perusahaan semen yang ada di Indonesia. Dengan PT Semen Cibinong (perusahaan publik) sebagai akuisitor dan PT Semen Nusantara sebagai perusahaan target. Sedangkan metode yang dipakai dalam skripsi ini adalah aplikasi model pendekatan nilai pemegang saham. Metode ini menggunakan tujuh variabel dasar yang dianggap merupakan faktor pemicu nilai (value driver) yang berpengaruh pada estimasi proyeksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang, yaitu sales growth, operating profit margin, tax rate, working capital investment , fixed capital investment, cost of capital dan value growth duration. Sedangkan untuk menentukan nilai dari perusahaan pada saat ini digunakan analisis present value dari keseluruhan proyeksi cash' flow perusahaan. Dengan melihat dan menganalisis kondisi serta kegiatan operasional perusahaan target serta mempertimbangkan rencana-rencana perusahaan akuisitor, penulis berharap dapat menyajikan suatu model penilaian perusahaan target yang dapat dipertimbangkan sebagai suatu alternatif cara penilaian akuisisi suatu perusahaan yang cukup akurat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Murdihardjo
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak dasawarsa 1980 yang lalu, terasa oleh dunia usaha betapa pesat perkembangan di berbagai bidang khususnya teknologi. Keadaan ini menimbulkan kecenderungan terjadinya globalisasi di bidang ekonomi, politik, sosial bahkan kultural. Globalisasi akan menghìlangkan arti jarak, waktu serta keunikan lokasi. Para pengambil keputusan yang semula mengandalkan faktor tersebut sebagai keunggulan comparative, mau tak mau harus mengantisipasi kondisi ini.

Pola persaingan yang menggunakan langkah-langkah tradisional semakin mudah diantisipasi oleh kompetitor. Menghadapi persaingan yang semakin ketat, para pengambil keputusan dihadapkan pada masalah pemilihan bentuk strategi yang tepat. Sebagai satu alternatif, akuisisi internal merupakan pilihan yang harus diperhitungkan oleh pengusaha. Strategi ini mengacu pada konsep bahwa sinergi akan dapat terwujud pada penggabungan satuan usaha dan perusahaan dengan kepemilikan yang sama (group). Langkah ini semakin populer di kalangan pengusaha karena melalui kebijakan tersebut dapat diperoleh dana segar tanpa melepas kontrol kepemilikan perusahaan.

Namun demikian kebijakan akuisisi internal dipandang tepat apabila memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Penerapan kebijakan akuisisi internal tanpa meinpertimbangkan aspek-aspek terkait justru akan mengakibatkan kerugian bahkan dapat menimbulkan perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya.

Keberhasilan kebijakan ini sangat ditentukan oleh ketepatan analisis kelayakan penerapan akuisisi internal. Akuisisi internal dianggap layak tidak hanya ditinjau dan sisi keuangan, namun juga Sìsi non keuangan. Jika ditinjau dan aspek keuangan, akuisisi internal dianggap layak apabila kebijakan tersebut memberikan return yang lebih besar daripada dana yang digunakan untuk membiayai akuisisi internal. Hasil yang diperoleh dan kebijakan tersebut hendaknya lebih tinggi dan nilai yang dihasilkan dan investasi pada tingkat risk free. Untuk menghitung return, manajemen harus memperhitungkan aspek pajak yang selalu melekat dalam setiap transaksi usaha. Beban pajak harus diperhitungkan sebagai negatip proceed.

Terdapat berbagai metode untuk mengukur kelayakan akuisisi. Namun demikian metode present value memberikan alternatif yang lebih lengkap. Metode ini memperhitungkan nilai uang dan waktu selama masa produktif satuan usaha yang diakuisisi. Penggunaan metode yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda.

Selain pertimbangan aspek keuangan, manajemen harus memperhitungkan jenis usaha target company yang paling tepat sesuai kondisi yang dihadapi. Pemilihan grand strategy yang sesuai akan membantu keberhasilan akuisisi internal. Namun pada sisi yang lain kebijakan akuisisi menuntut peran serta appraisal company serta tenaga ahli di bidang perpajakan. Penguasaan aspek pajak akan sangat membantu dalam hal informasi aspek pajak yang terkait dalam transaksi akuisisi internal. Keberhasilan kebijakan ini juga tidak melepas dan peran serta stake-holder.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nurlina Rumonda
Abstrak :
Merger merupakan alternatif strategi yang lazim digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan. Dalam dunia perbankan, baik skala nasional maupun internasional, alternatif merger adalah merupakan salah satu alternatif strategi bisnis  yang dipandang efektif untuk memperbaiki kondisi kesehatan perbankan di sebuah negara. Strategi merger yang ada di Indonesia juga merupakan salah satu agenda dalam regulasi Bank Indonesia sebagai bank sentral yang tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Sesuai dengan strategi konsolidasi perbankan yang tertuang dalam API, terdapat kewajiban pemenuhan permodalan perbankan yang harus dipenuhi sebesar Rp 80 miliar sampai dengan akhir 2007. Hal ini yang menjadikan motif utama mergernya PT Bank Y (BY) kedalam PT Bank X Tbk (BX) pada tanggal 8 Januari 2008. Dengan telah dilakukannya merger antara BY dengan BX, perlu dilakukan penilaian atas sinergi yang tercipta yaitu untuk mengetahui apakah keputusan strategis bisnis bank untuk melakukan merger merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengukur sinergi adalah mengetahui adanya benefit dari bank hasil merger salah satunya adalah melalui penilaian rasio-rasio keuangan pokok sesuai perhitungan tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Termasuk juga penilaian atas hasil yang telah dicapai selama triwulan pertama setelah merger dan penilaian atas proyeksi laporan keuangan sampai dengan satu tahun setelah merger. Laporan keuangan yang dihasilkan pada saat penggabungan atau merger adalah dengan menggunakan metode pooling of interest. Dimana nilai laporan keuangan dari mergernya kedua bank ini merupakan penjumlahan dari masing-masing akun dari tiap-tiap bank. Sehingga laporan keuangan konsolidasi Bank hasil merger merupakan penggabungan harta, kewajiban, ekuitas dari masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan usaha......Merger is an alternative strategy that is commonly used to increase the growth and development of a company. In the world of banking, both on a national and international scale, alternative mergers are one of the alternative business strategies that are considered effective in improving the health condition of banking in a country. The merger strategy in Indonesia is also one of the agendas in the regulation of Bank Indonesia as the central bank as stated in the Indonesian Banking Architecture (API). In accordance with the banking consolidation strategy contained in the API, there is an obligation to fulfill banking capital that must be met in the amount of Rp 80 billion by the end of 2007. This is the main motive for the merger of PT Bank Y (BY) into PT Bank X Tbk (BX) on January 8, 2008. With the merger between BY and BX, it is necessary to evaluate the synergy created, namely to determine whether the strategic decision of the bank's business to conduct a merger is the right decision or not. One way to measure synergy is to know the benefits of the merged bank, one of which is through the assessment of basic financial ratios according to the calculation of the soundness of the bank conducted by Bank Indonesia. This includes an assessment of the results that have been achieved during the first quarter after the merger and an assessment of the projected financial statements up to one year after the merger. The financial statements produced at the time of the merger or merger are using the pooling of interest method. Where the value of the financial statements of the merger of these two banks is the sum of each account from each bank. Therefore, the consolidated financial statements of the Bank resulting from the merger are a combination of assets, liabilities, and equity of each of the companies conducting the business combination.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Agung Arif Wicaksono
Abstrak :
Thesis ini membahas perlakuan pajak penghasilan pada transaksi cross- border mergers and acquisitions di Indonesia. Di Indonesia transaksi cross- border mergers and acquisitions belum diatur secara tegas dan jelas sehingga menimbulkan ketidakadilan bagi wajib pajak karena perlakuan pajak penghasilan antara transaksi merger dan akuisisi domestik dengan transaksi cross-border mergers and acquisitions diperlakukan secara berbeda yang tentu saja hal ini tidak sesuai dengan prinsip tax neutrality. Selain itu akibat belum diaturnya perlakuan pajak penghasilan pada transaksi cross-border mergers and acquisitions ada potensi dilakukannya aggressive tax planning oleh wajib pajak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu ada pengaturan atas perlakuan pajak pada transaksi cross-border mergers and acquisitions dengan tetap menjaga hak pemajakan negara sumber penghasilan atas aset yang dialihkan pada transaksi cross-border mergers and acquisitions. ......This thesis addresses an income tax treatment of cross-border mergers and acquisitions in Indonesia. In Indonesia, cross-border mergers and acquisitions have not been regulated explicitly and clearly that cause injustice to taxpayers. Injustice to taxpayers because the income tax treatment of domestic mergers and acquisitions and cross-border mergers and acquisitions are treated differently, of course, this is not in accordance with the principle of tax neutrality. Other consequences have not been regulated due to income tax treatment of cross-border mergers and acquisitions is the possibility of conducting aggressive tax planning by the taxpayer. This research applies a qualitative approach using a descriptive method and the data collecting technique uses both library research and field study. The results of this study concluded that there should be regulation on the tax treatment of cross-border mergers and acquisitions while keeping the taxation right of source state from the assets transferred on the cross-border mergers and acquisitions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34654
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stelzer, Irwin M.
Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, 1986
343.730 72 STE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chakravarty, Vikram
Singapore: John Wiley & Sons, 2012
658.162 CHA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
"With its inception at the end of the nineteenth century as a means of consolidation and reorganization, mergers and acquisitions (M&A) have since become quasi-institutionalized as one of the primary strategic options for organizations, as they seek to secure their position in an ever more competitive and globalizing market place. Despite the optimism surrounding M&A as strategic moves, research on post-merger company performance suggests that most firms engaging in M&A activity do not achieve the sought-after performance targets, either immediately or in the years following the deal. What is it that drives M&A activity when research results do not support the performance expectations of these undertakings? Alternatively, have M&A scholars got it all wrong in the way that M&A performance is measured? Is the topic too complex, enduring, and multifaceted to study? The handbook argues that the field of M&A is in need of a re-rooting: past research needs to be critically reviewed, and fundamental assumptions revisited. A key issue preventing efforts in the practice and study of M&A from achieving dynamic syntheses has been the disciplinary gulf separating strategy, finance, and human relations schools. The handbook aims to bridge the hitherto separate disciplines engaged in the study and practice of M&A to provide more meaningful results. Toward this end, the handbook brings together a set of prominent and emerging scholars and practitioners engaged in the study of M&A to provide thought-provoking, state of the art overviews of M&A through four specific ’lenses’ - strategic, financial, socio-cultural, and sectoral approaches. By summarizing key findings in current research and exploring ways in which the differing approaches could and should be ’synthesized’, it aims to highlight the key issues facing M&A practitioners and academics at the dawn of the third millennium"-- Provided by publisher. "The handbook bridges hitherto separate disciplines engaged in research in mergers and acquisitions (M&A) to integrate strategic, financial, socio-cultural, and sectoral approaches to the field. It examines the management processes involved, as well as valuations and post-acquisition performance, and considers international and sectoral dimensions"-- Provided by publisher.
Oxford : Oxford University Press, 2012
338.83 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ahmed
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini dan komparatif mengenai kegiatan merger dan akuisisi. Temuan pada penelitian ini telah menunjukkan bahwa Vietnam sangat aktif dalam kegiatan merger dan akuisisi, misalnya di Vietnam 2946 transaksi diumumkan 2114 telah selesai dalam dekade terakhir. Selanjutnya, Vietnam memiliki unsur khas untuk mengabungkan perusahaan lokal; Berdasarkan 20 transaksi teratas, pada 18 perusahaan target transaksi dan yang akan dilakukan keduanya berasal dari Vietnam. Di sisi lain, Sri lanka memiliki presentase transaksi M & A terlengkap dalam satu dekade terakhir dibandingkan dengan Pakistan dan Vietnam. Dalam kasus Pakistan, temuan tersebut menunjukkan bahwa Pakistan memiliki jumlah transaksi Merger dan Akuisisi berdasarkan jumlah tertinggi dibandingkan dengan Sri Lanka dan Vietnam. Menariknya, meski jumlah transaksi lebih tinggi dibanding Sri Lanka dan Vietnam; Namun, merger dan akuisisi tidak memiliki dampak signifikan paa profitabilitas perusahaan Pakistan.
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhlan Saelan
Abstrak :
Mergers and acquisitions are recognized as a way to ensure sustainability and growth of a business in the market. This enables businesses to expand their activity and generate more profit due to the ability of maximizing their assets and efficiently allocating their resources. However, this may project potential threats to businesses that do not possess as big of a market share compared to those that have a dominant position. This, in turn, stimulates the use of a Competition Law in Indonesia, which came to legal force in 1999, which prohibits all the necessary practices that may be done by businesses in order to ensure a competitive nature of the market. In this thesis, two case studies will be examined, involving the merger and acquisition done by two named companies in Indonesia, namely: PT Indosat Tbk and Unilever Indonesia Holding BV. The research methods used includes a juridical-normative approach, which concluded that the merger and acquisition of the two case studies were approved by KPPU, and posed no concrete evidence towards the Abuse of a Dominant Position done by the merging and acquiring companies. Additionally, both consequences and sanctions of a merger are analysed, being Unilateral and Coordinated effects, as well as Market Foreclosure. This research was concluded with a Personal Opinion by the Author, which agreed with the concluding analyses of KPPU which had ultimately allowed the merger and acquisition of the companies in this thesis to be conducted, in addition to a suggestion that leaned towards one necessary calculation that was missed out by KPPU. ......Merger dan akuisisi diakui sebagai cara untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis di pasar. Ini memungkinkan bisnis untuk memperluas aktivitas mereka dan menghasilkan lebih banyak keuntungan karena kemampuan memaksimalkan aset mereka dan mengalokasikan sumber daya mereka secara efisien. Namun, hal ini dapat memproyeksikan potensi ancaman terhadap bisnis yang tidak memiliki pangsa pasar sebesar ini dibandingkan dengan bisnis yang memiliki posisi dominan. Hal ini, pada gilirannya, mendorong penggunaan Undang-Undang Persaingan di Indonesia, yang mulai berlaku pada tahun 1999, yang melarang semua praktik yang diperlukan yang dapat dilakukan oleh bisnis untuk memastikan sifat pasar yang kompetitif. Dalam tesis ini akan dikaji dua studi kasus yang melibatkan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh dua nama perusahaan di Indonesia, yaitu: PT Indosat Tbk dan Unilever Indonesia Holding BV. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis-normatif, yang menyimpulkan bahwa penggabungan dan pengambilalihan kedua studi kasus tersebut disetujui oleh KPPU, dan tidak menimbulkan bukti nyata adanya Penyalahgunaan Posisi Dominan yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan penggabungan dan pengambilalihan. Selain itu, baik konsekuensi dan sanksi merger dianalisis, menjadi efek Unilateral dan Terkoordinasi, serta Penyitaan Pasar. Penelitian ini diakhiri dengan Pendapat Pribadi Penulis yang sependapat dengan kesimpulan analisis KPPU yang pada akhirnya memungkinkan dilakukannya merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini, dan juga saran yang condong ke satu perhitungan yang diperlukan namun dilewatkan oleh KPPU.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>