Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olivia Zoraya
Abstrak :
Berdasarkan pengamatan dari peta-peta tahun 1920-an, 1930-an dan 1940-an, diketahui bahwa wilayah Menteng dan Neuw Menteng mangalami perkembangan. Perkembangan terlihat dari penambahan unsur-unsur kota taman yang terdapat pada kedua wilayah tersebut. Pada tahun 1920-an dapat dilihat pembangunan telah dilakukan + 47 persen dari luas keseluruhan wilayah Menteng. Pada tahun ini telah dibangun 5 buah taman, jaringan jalan dengan lebar 16-30 m, beberapa bangunan hunian dengan luas 100m-100m, 4 buah bangunan umum dan jalur kereta api yang mengelilingi wilayah Menteng kecuali di bagian baratnya. Pada Peta 1930-an dapat dilihat pembangunan telah dilakukan +- 90 persen dari luas wilayah Menteng. Pada tahun ini terdapat penambahan pembangunan 4 buah taman, jaringan jalan lebar 16-20m, bangunan hunian dengan luas 500-800m, 6 buah bangunan umum. Sementara itu jalur kereta api tidak mengalami perubahan dari tahun 1920-an. Pada peta tahun 1940-an dapat dilihat keadaan wilayah Menteng tidak mengalami banyak perubahan apabila dibandingkan dengan peta tahun 1930-an. Perkembangan terlihat dari penambahan bangunan hunian. Sementara itu pada peta 1920-an Nieuw Menteng belum dimulai, tahun 1930-an dapat dilihat pembangunan fisik wilayah Nieuw Menteng telah dimulai. Pada tahun tersebut terdapat 1 buah taman, jaringan jalan dengan lebar 10-30 m, bangunan hunian dengan luas 100-300m, 1 bangunan umum dan jalur kereta api yang terdapat pada bagian utara wilayah Nieuw Menteng.Pada peta 1940-an dapat dilihat wilayah Nieuw Menteng tidak mengalami banyak berubahan dari apabila dibandingkan dengan peta tahun 1930-an...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suzi Marsitawati
Abstrak :
ABSTRAK
Permukiman Menteng merupakan kota taman pertama di Indonesia yang dilindungi oleh suatu penetapan sebagai kawasan Cagar Budaya yaitu Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. D.IV-6098 1 d 1 33 11975 tentang Penetapan Daerah Menteng Sebagai Lingkungan Pemugaran. Namun disayangkan banyak perubahan terjadi baik pada lansekap maupun bentuk bangunan yang seharusnya dipertahankan karena Menteng merupakan kawasan permukiman yang terletak ditengah kota, dibangun pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dan merupakan salah satu perumahan kolonial yang mempunyai kualitas lingkungan yang baik ; bersih, asri, aman dan nyaman. Terperolehnya perubahan karakteristik lansekap kota taman permukiman Menteng, terindentifikasi faktor - faktor yang menyebabkan perubahan lansekap kota taman pada permukiman Menteng Jakarta Pusat dan terperoleh penjelasan upaya Pemerintah Daerah dan pemilik kapling dalam melindungi kawasan permukiman Menteng sebagai Kawasan Cagar Budaya adalah tujuan penelitian ini dalam upaya menjawab masalah penelitian yaitu mengapa terjadi perubahan lansekap kota taman pada permukiman Menteng Jakarta Pusat. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengumpulkan data melalui wawancara dengan pedoman kepada pemilik kapling lama,pemilik kapling baru, Pemerintah Daerah dan informan lainya yang mempunyai pengetahuan tentang permukiman Menteng. Berdasarkan hasil penelitian ternyata makin mahalnya PBB, tidak pahamnya pemilik kapling, berkurangnya luasan ruang terbuka hijau, tidak adanya insentif yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, kurangnya sosialisasi, dan kurangnya pengawasan yang ketat dari Pemerintah Daerah merupakan faktor penyebab terjadinya perubahan lansekap kota taman pada perrnukiman Menteng. Dari hasil wawancara dengan pedoman, beberapa informan memberikan usulan jika program Pemerintah Daerah ingin berhasil masyarakat harus dilibatkan sejak awal, diberikan sosialisasi dan diperhatikan insentif kepada masyarakat yang terkena program Pemerintah seperti SK Cagar Budaya Permukiman Menteng.
ABSTRACT
Menteng Settlement has been the first garden city in Indonesia protected by a regulation as a cultural preserve as stated in the Jakarta Governor's Decree No D.IV-60981d 133 1 1975 to decide Menteng Settlement Area as an Environmental Restoration. But it is quite a pity that there are a lot of changes happening either in landscaping or in the form of the building which actually should be maintained since Menteng area is an settlement area located in the middle of the city built during the Netherlands East Indies as a colonial settlement which has better, clean, beautiful, safe and comfortable environmental quality. Based on the fact-findings on the change of garden city landscape of Menteng settlement, we could identify some factors which can cause changes in garden city landscape and obtain clarification from the Jakarta Provincial Government as well as from land-lot owners in protecting Menteng settlement area as a Cultural Preserve Area is the objective of this study in trying to clarify problems why should there be changes of garden city landscape in Menteng settlement of Central Jakarta. The researcher is using Qualitative Approach by collecting data through interview with old and new land-lot owners, Local Government and other informants who know about Menteng settlement. Research has shown that the more expensive land and building tax, lack of understanding of the lot owners, the decrease of green open space, lack of incentives given by the Local Government, lack of socialization, and lack of tight control from the Local Government have become main factors of the change of garden city landscape in Menteng settlement. The result of interview based on guidelines, some informants gave some suggestion that the community be involved from the beginning in this preservation program. Involvement of the community should be done earlier through socialization of the program while incentives should be given especially to those affected by the preservation project of the Local government as stated in the Decree of cultural Preservation of Menteng Settlement.
2007
T20691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sediono
Abstrak :
ABSTRAK Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang Peran Serta Anak Sekolah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup merupakan faktor penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup. Untuk mencapai manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup perlu ditumbuhkan dan dikembangkan kesadaran masyarakat (anak sekolah) akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup (pasal 9 UU nomor 4 Tahun 1982). Wujud kongkrit dari kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut tercermin dalam peran sertanya untuk memanfaatkan, memelihara, menata, mengawasi, mengendalikan, memulihkan dan mengembangkan lingkungan hidup. Pembangunan yang berkelanjutan memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak, terutama anak sekolah yang merupakan generasi muda penerus masa depan. Selama ini belum banyak diketahui seberapa besar peran serta anak sekolah dalam melaksanakan secara aktif program-program pembangunan umumnya dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya yang meliputi usaha pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup. Dengan makin berkembangnya kehidupan ekonomi, dan teknologi serta jasa yang dapat membantu kemudahan perikehidupan manusia, maka ada kecenderungan anak sekolah bergantung pada jasa dan teknologi yang ada sehingga dapat berdampak negatif pada kemandirian dan kreatifitas anak. Penelitian akan mendeskripsikan sejauhmana peran serta anak sekolah dasar dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di samping itu akan dikaji pula faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta anak sekolah tersebut. Faktor-faktor dimaksud adalah persepsi dan pengetahuan anak, peran guru, peran orang tua dan masyarakat, kondisi fisik sekolah dan prestasi belajar siswa tentang lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, dengan mengambil sampel 287 anak sekolah dasar kelas VI, yang diambil dari sembilan sekolah dasar secara purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi dan kuesioner serta tes prestasi belajar tentang lingkungan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan program SPSS- PC, dalam bentuk tabulasi silang (cross tabulation). Untuk menguji hubungan antarvariabel digunakan uji statistik berupa x2 dan koefisien kontingensi C. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa : Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat memiliki bentuk yang beraneka ragam. Bentuk-bentuk kegiatan peranserta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut, meliputi: · penjagaan keamanan, kebersihan, kesehatan pribadi dan lingkungan, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 44,94%; kadang-kadang 36,04% dan tidak pemah 19,02%. · penggunaan perpustakaan, alat-alat P3K, alat pelajaran dan alat rumah tangga, serta ikut serta dalam kegiatan senam kesegaran jasmani, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 38,69% ; kadang-kadang 39,58% dan tidak pernah 21,73%. · bakti sosial, pramuka, pecinta alam, penghijauan, pengumpulan sumbangan, dan pemberantasan/pencegahan penyakit menular, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 48,15% ; kadang-kadang 32,90% dan tidak pernah 18,95%. · perawatan dan pemeliharaan tanaman, pelaksanaan UKS, pemberian informasi, dan penggunaan benda-benda bekas serta penyaluran hobi, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 41,39% ; kadang-kadang 37,84% dan tidak pernah 20,77%. Kegiatan dan peran guru dalam mengingatkan dan memperhatikan kebersihan kelas, sekolah dan lingkungan, menyediakan buku dan fasilitas kebersihan, menyesuaikan bahan pelajaran, melaksanakan UKS dan pramuka, aktif dalam pengelolaan lingkungan, mengundang penceramah dan mengadakan lomba kebersihan sekolah, berdasarkan analisis data ditemukan responden yang menjawab selalu 71,93 %, kadang-kadang 20,81 % dan tidak pernah 7,27 %. Kegiatan dan peran orang tua serta masyarakat dalam mengingatkan dan memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan, menyediakan buku dan fasilitas kebersihan, aktif dalam pengelolaan lingkungan, membayar iuran sampah dan keamanan, mengikuti siskamling, kepedulian kawan dan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, sanitasi lingkungan, dan ketersediaan tempat sampah, berdasarkan analisis data ditemukan responden yang menjawab selalu 54,33 %, kadang-kadang 36,00 % dan tidak pemah 9,67 %. Analisis hubungan antar variabel menemukan dengan α = 0,05 dk = 4 dari daftar distribusi x2 di dapat x2 0,95(4) = 9,49 dan koefisien kontingensi maksimum (C maks) = 0,816. Oleh karena itu penelitian ini memberikan pengujian yang berarti, bahwa pengetahuan dan persepsi anak tentang lingkungan cukup besar, dan memiliki peranan untuk meningkatkan peran serta anak dalam pengelolaan lingkungan dengan x2 hitung = 63,46, dan koefisien kontingensi C = 0,4225. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peran serta anak dengan pengujian yang cukup berarti dalam penelitian ini meliputi peran guru, dengan χ2 hitung = 41,40, dan koefisien kontingensi C = 0,355 ; peran orang tua dan masyarakat, dengan χ2 hitung = 48,88, dan koefisien kontingensi C = 0,381 serta kondisi fisik sekolah, dengan χ2 hitung = 49,71, dan koefisien kontingensi C = 0,384. Faktor prestasi belajar anak tentang lingkungan dipengaruhi oleh peran orangtua dan masyarakat dengan χ2 hitung = 13,515, dan koefisien kontingensi C = 0,212. Kondisi fisik sekolah dasar, mempengaruhi peran serta anak dalam ikut serta pada berbagai kegiatan di sekolah maupun di rumah. Pada sekolah dasar yang kondisi fisiknya baik, ditemukan pola prestasi belajar, pengetahuan dan persepsi anak serta peran sertanya dalam pengelolaan lingkungan hidup tinggi. Kesimpulan Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kecamatan Menteng sebagian besar dalam kategori sedang. Namun demikian orang tua dan masyarakat serta guru di sekolah telah memberikan bimbingan dan contoh perilaku membina lingkungan yang cukup memadai. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta anak dalam pengelolaan lingkungan dalam penelitian ini antara lain tingkat pengetahuan dan persepsi anak, peran guru, peran orang tua dan masyarakat, dan kondisi fisik sekolah.
ABSTRACT This thesis is the result of research on participation of students in management of the environment (case study in Sub District of Menteng, Central Jakarta). Participation of students in management of the environment is an important factor in the attempt of encouraging Indonesian citizens to act as organizers of the environment. To achieve this goal, awareness and responsibilities by society (students) for management of the environment should be developed through consolidation, guidance, education and research. The implementation of the society increased awareness and responsibility of the environment should be demonstrated by their participation in using, ordering, caring, supervising, managing, improving and developing their environment. The need for sustainable development requires active participation from all sides, including students, as they are the generation of the future. So far it is unknown what the amount of participation of the students is, in the active implementation of the programmes of development in general and the specific programmes on management of the environment. The development of the economy, and the progress in technology and services, has caused a considerable change in the life style of students to wards consumerism and a negative impact on creativity and self understanding. The following school program in regards to already existing environmental management need to be implemented intensively by active involvement of the students in the schools : LTKS (School Health Organization), 5K (safety , cleanliness, health, orderliness, family atmosphere), Pramuka (Boy Scouts), Pembinaan Kesiswaan (student care and development) and PKLH (population and environmental education). This research will give a description about the extend of the participation of students in the management of their environment. In addition, it will also describe the factors that influence the participation of students. These factors include perception and knowledge of students, participation of teachers, participation of parents and community, the physical condition of the schools and student achievement on environmental knowledge. This research takes place in the Sub District of Menteng , Central Jakarta, and involves 287 respondents of sixth grade students, from nine schools. The samples were selected in purposive sampling based on the role of primary school and the area involved. Data in this research are obtained by using the technique of observation and questionnaire, with an additional achievement test on the environment. Analysis of data is carried out descriptively by implementing program SPSS-PC, in the form of cross tabulation. To carry out intervariable relationship tests, this research makes use of such statistical tests as χ2 and coefficient contingency C. The result of this research reveals that : The participation of students in the management of their environment in the sub district of Menteng, Central Jakarta, consists of a variety of activities, as described below with its analysis : 1. Maintenance of security, cleanliness, personal and environmental health. In response to questions regarding these activities, the students' replies were always = 44.94%, seldom = 36.04%, never = 19.02%, 2. Utilization of the library, first aid equipment learning tools, home making tools, and participation in physical exercises. In regards to these activities, the students responses were: always = 38.69%, seldom = 39.58%, never = 21.73%, 3. Social service, boy scouts, nature lover, reforestation, collecting contributions, and preventing the spread of disease. On these activities, the students' responses were always = 48.15%, seldom = 32.90%, never = 18.95%, 4. Maintenance of plants, implementation of a school health organization, provision of information, utilization of junk, and practizipation in hobbies. On these activities, the students' responses were : always = 41.39%, seldom = 37.84%, never = 20.77%. The teachers activities and roles on warning, giving attention to class cleanliness, school and environment cleanliness, providing facilities, adjusting the content of teaching materials, school health, boy scouts, inviting guest lecturers, clean-up competion, and managing the environment, can be described based on the result of analysis, as teachers who are always implement such activities= 71.93%, seldom = 20.81%, and never = 7.27%. The parents and society roles on warning, giving attention to cleanliness in the home and environment, providing facilities, paying tax for environmental security, joining a task force for guarding environmental sanitation, and managing the environment, can be described, based on the result of analysis, that parents who are always implementing such activities : 54.33%, seldom - 36.00%, and never - 9.67%. The relationship intervariables used cc = 0.05, df = 4, χ20.95(4)=9.49, maximum coefficient contingency Cmax = 4.816. Based on these tables , this research proved that the knowledge and perception of students on environment are sufficient and have a role to improve the participation of students in management of environment (χ2 = 63.46,C= 0.4225). The other factors influencing the participation of students in this research include the role of teacher, (χ2 =41.40,C =0.355) the role of parents and community, (χ2=48.88,C=0.381) and the physical conditions of the schools (χ2=49.71,C=0.384). The factor of students' achievement on environmental knowledge is influenced by the role of parents and community. The physical condition of the schools influences the participation of students in activities at school and at home. In schools that are in good physical condition, the pattern of student achievement, knowledge perception and the participation are highly founded. The participation of students' in the management of their environment can be said to be overall moderate. Besides that, the roles of parents and society in giving guidance and examples for maintaining the environment are quite good. Factors that influence students in managing their environment in this research are teachers, knowledge and perception of the students, parents and society, and the schools physical condition.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swa Abdas Ria Rahayu
Abstrak :
[ABSTRAK
Pertumbuhan kota menyebabkan terjadi adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan luasan RTH di Jakarta kurang dari 30%. Hal tersebut berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Keberadaan Taman Menteng memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan ekologi dan sosial. Penelitian bertujuan menganalisis mengenai fungsi ekologi, sosial, peran serta masyarakat dan upaya dalam meningkatkannya. Metode penelitian dengan menggunakan analisis vegetasi, persamaan alometrik, dan kuesioner yang kemudian dilakukan telaah pustaka. Hasil yang diperoleh yaitu kemampuan menyerap karbon tersimpan sebesar 2,98 tonC/ha. Pohon yang memiliki kemampuan sebagai penyedia habitat burung di Taman Kota Menteng sebesar 31,4%, penyerapan air hujan sebesar 11,42%, estetika sebesar 8,57%, dan fungsi edukasi yang terdapat di Taman Kota Menteng adalah papan informasi. Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat keberadaan Taman Menteng terhadap penyedia habitat burung (75%) lebih besar dari pada penyerapan karbon (73%), danpenyerapan air (59%). Sikap masyarakat terhadap keberadaan Taman Menteng adalah sangat baik. Peningkatan fungsi ekologi dan sosial di Taman Menteng dapat dilakukan dengan pemilihan jenis pohon yang memiliki peran ganda, pohon berbuah, dan pemberian papan edukasi pada flora, fauna, dan fasilitas yang ada di Taman Kota Menteng.
ABSTRACT
The growth of the city led to the case for land use that causes an area of green open space in Jakarta is less than 30%. It has an impact on environmental degradation. The existence of Menteng Park has the ability to cope with ecological and social problems. The study aims to analyze the function of ecological, social, community participation and efforts to improve it. The research method using vegetation analysis, allometric equations, and then carried out a questionnaire study of literature. The results are ability to absorb carbon stored by 2.98 tonC/ha. Trees that have the ability as a provider of bird habitat in Taman Menteng City of 31.4%, the absorption of rainwater by 11.42%, amounting to 8.57% aesthetic, and educational functions contained in Menteng City park is an information board. Public knowledge about the benefits of the existence of Taman Menteng against bird habitat providers (75%) greater than the carbon uptake (73%), and water absorption (59%). Public attitudes toward the existence of Menteng Park is very good. Improvement of ecological and social functions at Taman Menteng can be done by selecting the type of tree that has a dual role, fruit trees and provision of educational boards on flora, fauna, and existing facilities in Taman Menteng City., The growth of the city led to the case for land use that causes an area of green open space in Jakarta is less than 30%. It has an impact on environmental degradation. The existence of Menteng Park has the ability to cope with ecological and social problems. The study aims to analyze the function of ecological, social, community participation and efforts to improve it. The research method using vegetation analysis, allometric equations, and then carried out a questionnaire study of literature. The results are ability to absorb carbon stored by 2.98 tonC/ha. Trees that have the ability as a provider of bird habitat in Taman Menteng City of 31.4%, the absorption of rainwater by 11.42%, amounting to 8.57% aesthetic, and educational functions contained in Menteng City park is an information board. Public knowledge about the benefits of the existence of Taman Menteng against bird habitat providers (75%) greater than the carbon uptake (73%), and water absorption (59%). Public attitudes toward the existence of Menteng Park is very good. Improvement of ecological and social functions at Taman Menteng can be done by selecting the type of tree that has a dual role, fruit trees and provision of educational boards on flora, fauna, and existing facilities in Taman Menteng City.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Rachmadyah Nanda Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi apoteker di Puskesmas Kecamatan Menteng dilaksanakan selama 3 minggu, yaitu sejak tanggal 13 September sampai dengan 30 September 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi apoteker agar mahasiswa mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan kefarmasian. Praktik kefarmasian yang ada di Puskesmas Kecamatan Menteng meliputi manajemen farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan manajemen kefarmasian yang dilaksanakan meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, monitoring, dan evaluasi. Pelayanan farmasi klinis yang dilaksanakan meliputi pengkajian resep, penyerahan obat, pemberian informasi obat, konseling, dan monitoring dan Pelaporan Efek Samping Obat. Sumber daya yang terdapat dalam apotek Puskesmas Kecamatan Menteng sudah cukup memadai untuk melakukan pelayanan kefarmasian.
ABSTRACT
Internship at Puskesmas Kecamatan Menteng held for 3 weeks, since September, 13rd, until September, 30th, 2016. This internship was intended to make apothecary student understand the role, duties, and responsibilities of pharmacist at puskesmas in accordance with standard and ethic of pharmaceutical care. Pharmacy practice in Puskesmas Menteng include pharmacy management and clinical pharmacy services. Pharmacy management activities undertaken the drugr management, include planning, requesting, receiping, saving, distribution, control, recording and reporting, monitoring, and evaluation. Clinical pharmacy services includes prescription, drug handover, drug information services, counseling, monitoring and reporting Drug Side Effects. The resources contained in Puskesmas Kecamatan Menteng pharmacies are suffice to perform pharmacy services.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Natasha Amalia
Abstrak :
Kawasan Menteng yang kini terkenal sebagai kawasan hunian kaum elit Ibukota dulunya juga merupakan kawasan hunian kaum berada bangsa Belanda Umumnya rumah masa kolonial memiliki ciri serupa, begitu pula dengan rumah-rumah kolonial di Menteng. Meski kental akan tipologi bangunan Eropa, terdapat penyesuaian arsitektur terhadap kondisi iklim tropis di Indonesia. Melalui analisis tujuh elemen fasade didapati transplantasi karakteristik yang merefleksikan ciri bangunan hunian Eropa dan adanya adaptasi fasade rumah-rumah kolonial tersebut. Perubahan tampak pada bentuk atap, pintu, jendela, dan pengadaan ventilasi agar sirkulasi udara lebih baik. ......Menteng region today is well known for being an elite housing area in the capital city as it was also a housing area for elite Dutch colony back then. Colonial houses have similar styles in general and it goes the same way for houses in Menteng. In spite of the fact that there is a strong resemblance with European buildings’ typology, there are adjustments towards Indonesia’s tropical climate. Through the analysis on seven elements of façade, the characteristic transplantation of European houses and how they adapt were found. The changes seen in roof, door, window, and existence of ventilation were aimed to create a better air circulation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chairarizka Firstyannisa
Abstrak :
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Menteng Jakarta Pusat dilaksanakan selama tiga minggu dimulai dari tanggal 13 September sampai dengan 30 September 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Puskesmas Kecamatan Menteng telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah pemantauan terapi obat, evaluasi penggunaan obat dan pelayanan kefarmasian di rumah. ...... Internship at Puskemas Kecamatan Menteng, Central Jakarta was held at 13th September until 30th September 2016. This internship was intended to make apothecary students understand about roles and responsilibities of pharmacist in primary health, understand about managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Puskemas Kecamatan Menteng are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 30 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Primary Health. Clinical pharmacy activities in Puskemas Kecamatan Menteng that have not done are monitoring and reporting of drugs side effect, therapeutic drug monitoring and home pharmacy care.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuri Arief Waspodo
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang gedung Bouwploeg yang telah ada semenjak tahun 1912. Gedung ini berada dalam kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dan termasuk yang dilestarikan oleh Undang-Undang Bangunan Cagar Budaya. Pada awalnya, gedung ini adalah kantor biro arsitek N.V. de Bouwploeg, yang mengembangkan wilayah Nieuw Gondangdia yaitu kawasan Menteng. Perusahaan yang dipimpin oleh P.A.J. Moojen ini, pailit pada tahun 1925 dan membuat gedung ini tidak dipergunakan kembali sebagai kantor biro arsitek. Gedung ini tetap dipergunakan hingga akhirnya sekarang menjadi sebuah masjid. Perubahan fungsi ini menyebabkan penyesuaian terhadap ruangan dan bagian bangunan, diantaranya ruangan untuk kepengurusan masjid serta bagian bangunan seperti pintu, jendela, lantai, dan atap bangunan. Selain itu, terdapat penambahan bangunan seperti tempat wudhu, koperasi, aula dan pos keamanan.
The study describes about the Bouwploeg building which has been built in 1912 and is located on Menteng, Central of Jakarta. It is one of historical building at Jakarta that has been conserved by Undang-Undang Bangunan Cagar Budaya (Laws of Herritage Buildings). Bouwploeg was an office building of architect bureau that expanded the Nieuw Gondangdia (Menteng area). The building has never been used any longer as an architect bureau when the company which was headed by P.A.J. Moojen went bankrupt in 1925. Since the bankruptcy, the building was used as on many purposes and finally being used as a mosque until present time. The change of function drove an adjustment rooms, and some other parts of the building, including the rooms for the management of the mosque, doors, windows, floors, and roof. Some other part additions were made further, such as the place to take wudhu, cooperation office, multifunction room, and security office.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suroso P. Adrianto
Abstrak :
Program PPMK yang dirancang untuk periode 2001 - 2007 ini sekarang telah memasuki tahap ketiga. Dalam perjalanannya meskipun program ini telah dirancang dengan cukup sempurna tetapi tidak lepas dari berbagai kekurangan serta penyimpangan. program pemberdayaan masyarakat kelurahan ini masih diragukan pencapaian sasarannya dengan alasan: Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya walaupun telah diberikan bantuan modal melalui PPMK, Terdapat pranata-pranata pembangunan di tingkat kelurahan yang kurang mendukung program PPMK untuk memperkuat potensi atau daya yang diminta masyarakat miskin (empowering), ataupun dalam upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi masyarakat miskin berkembang (enabling), Masih terdapatnya masalah dalam akses pasar dan sumber-sumber informasi, serta keterampilan manajemen yang dimiliki oleh masyarakat yang dberikan bantuan, sehingga bantuan modal yang mereka terima dari PPMK belum mampu mengangkat taraf hidup mereka. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengevaluasi tanggapan masyarakat terhadap keberlangsungan program dan mengevaluasi keseluruhan -pelaksanaan program dengan menggunakan metode "Before and After". Dimana evaluasi ini tidak menggunakan kelompok kontrol, tetapi memperbandingkan masyarakat antara sebelum dan sesudah mendapatkan program pemberdayaan. Penilaian terhadap kelompok eksperimental berdasarkan kondisi diri sendiri dengan membandingkan antara sebelum mendapatkan intervensi dengan sesudah mendapatkan intervensi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kuantitative. Dalam penelitian ini digunakan analisis indeks, dengan menghitung derivasi satu angka tertentu dari ukuran-ukuran pengamatan. lndeks dari suatu variabel dalam penelitian ini digunakan untuk membuat perbandingan hasil di antara item pertanyaan dan variabel penelitian. Menghitung indeks didasarkan atas rata rata skor setiap item pertanyaan. Atas dasar pengelolahan data tersebut, selanjurnnya digunakan metode korelasional, yaitu untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara kondisi awal seblum adanya program dan sesudah program. Penggunaan metode korelasional ditujukan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. Uji korelasi yang digunakan yaitu Tes Ranking Bertanda Wilcoxon. Dampak PPMK terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak berpengaruh terhadap jumlah jam kerja responden dalam satu hari. Tetapi PPMK berpengaruh terhadap perubahan lokasi usaha responden terhadap peningkatan omset usaha ternyata ada perbedaan omset usaha antara sebelum dan sesudah pelaksaan program atau terdapat peningkatan omset. Atau dengan kata lain terjadi peningkatan omset setelah mendapatkan bantuan program. Ruang terbuka yangpaling kurang dalam lingkungannya tentang pembagunan sarana fisik sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa pembangunan sarana tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pada proses pembangunan sebagian besar masyarakat dilibatkan dalam pembangunan sarana fisik dari tahap perencanaan sampai tahap penyelesaian. Di samping itu pembangunan dan perbaikan sarana fisik yang dilakukan melalui PPMK sangat Bermanfaat. Intervensi program tidak berpengaruh terhadap intensitas keterlibatan dalam kegiatan sosial. Intervensi program juga tidak berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga di tingkat RT. PPMK juga tidak berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga di tingkat RW, Pada tingkat Kelurahan didapatkan nilai sisi yang sama dengan tingkat RW Sedangkan intensitas keterlibatan responden dalam forum warga yang lain didapatkan bahwa intervensi program tidak ada berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga yang lain. Dengan demikian Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ini belum dapat meningkatkan intensitas partisipasi warga untuk menghadiri pertemuan-pertemuan baik yang diselenggarakan oleh lembaga formal maupun non formal Tetapi di sisi lain PPMK berpengaruh terhadap peningkatan keterlibatan anggota masyarakat dalam setiap pertemuan. Intervensi program berpengaruh terhadap kesempatan berbicara pada forum warga. Intervensi program berpengaruh terhadap intensitas kunjungan terhadap tetangga Selain itu PPMK juga dapat meningkatkan partisipasi gotong royong masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>