Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Dela Pranaya Wisesa
Abstrak :
Perawat adalah bagian penting dari tenaga kesehatan di Indonesia, terutama di masa pandemi COVID-19. Perawat diketahui sebagai populasi yang rentan terhadap masalah psikologis. Terutama perawat yang juga menjalani peran sebagai ibu yang memiliki anak kecil.. Sejauh observasi peneliti, masih sedikit studi di Indonesia yang menganalisis mengenai kondisi mental perawat perempuan yang memiliki anak berusia kanak-kanak awal. Penelitian ini menganalisis perbedaan mental well-being antara perawat yang memiliki anak pada tahap perkembangan kanak-kanak awal dan perawat yang memiliki anak pada tahap perkembangan kanak tengah dan remaja, serta menganalisis variabel demografis yang ada. Menggunakan studi populasi, 102 perawat dari salah satu rumah sakit di Tangerang Selatan, berusia 25-56 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan memiliki 1-4 anak, berusia 0-18 tahun. Mental well-being perawat diukur menggunakan Warwick Edinburgh Mental Well-Being Scale (WEMWBS). Terdapat perbedaan tingkat mental well-being yang signifikan antara perawat yang memiliki anak berusia lebih kecil atau sama dengan 6 tahun dan diatas 6 tahun. Studi ini juga menemukan adanya perbedaan yang signifikan berdasarkan pengaturan tempat tinggal. Perawat yang memiliki anak berusia dini dan tinggal bersama anak mereka memiliki tingkat mental well-being paling rendah, dan perawat yang memiliki anak berusia kanak tengah dan tinggal bersama mereka memiliki mental well-being tertinggi. ......Nurses are critical part of the health workers force in Indonesia, especially during COVID-19 pandemic. This issues coming on stronger for nurses who are also mothers with little children. According to child-rearing practices in Indonesia, mothers are responsible to take care of the children. There haven’t been much studies that analyse nurses with little children’s mental condition. This study highlights the difference of mental well-being between nurses who are mothers with early childhood aged children (0-6 years old) and non-early childhood children (older than 6 years old), also analysing demographic variables. Using population study, 102 nurses from a Hospital in South Tangerang, ranged 25-56 years old, participated in this study. The participants have a range of 1 to 4 children, aged from 0 to 18 years old. Nurses’ well-being was assessed using Warwick Edinburgh Mental Well-Being Scale. A significant difference of mental well-being was found between nurses with infant until early childhood aged, and non-early childhood aged children. Difference in mental well-being level between nurses who have early childhood aged children and nurses who have middle childhood aged children was found. In addition, this study reports a significant differences based on where the children live.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Feandri
Abstrak :
ABSTRAK
Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik bagi manusia sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun, yang dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being) (Kellert, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa kehadiran atau suasana alam pada ruang melalui 14 pola biophilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) pada jenis hunian yang berbeda, yaitu: hunian tapak sederhana dan real-estate; dan hunian vertikal sederhana (rumah susun sederhana) dan apartemen. Kemudian pada jenis hunian yang kehadiran alamnya paling rendah dilakukan percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design untuk mengetahui apa dampak aplikasi pola biophilic design, terhadap kesejahteraan mental (mental well-being) penghuninya.

Instrumen penilaian indeks biophilic-design dikembangkan berdasarkan 14 pola biophilic-design dan digunakan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif keberadaan atau suasana alam yang hadir pada ruang. Untuk mengukur kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni digunakan The Warwick- Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) yang diukur pada saat dimulainya percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design dan dua minggu setelahnya untuk melihat dampaknya pada kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni.
ABSTRACT
The objective of biophilic-design is to create a good habitat for people as a biological organism in a built environment, which can improve people’s health and well-being (Kellert, 2015). This research aims to identify how far nature or natural scene can be present in a space through 14 patterns of biohilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) on a different residential types: simple landed residential, mid to high class landed residential/real-estate, vertical residential, and mid to high class vertical residential/apartment. Then on the residential type which it’s natural scene is low than the other, experiment is conducted by improve it’s natural scene to find what impact biophilic-design does to people’s mental well-being on residential space.

Biophilic-design index scoring was developed based on 14 patterns of biophilic-design and used as an instrumen to identify and measure the nature and natural scene present in a space quantitatively. The Warwick-Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) is used to measure people’s mental well-being. It is measured at the moment when the experiment is conducted and two weeks after it to find it’s impact.
2016
T45589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nabila
Abstrak :
Penelitian terkait mental well-being sudah mulai banyak dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya masalah kesehatan mental yang saat ini sudah terlihat sejak usia anak. Akan tetapi, di Indonesia bukti terkait mental well-being masih terbatas, terutama hubungannya dengan faktor terkait gizi, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan bukti tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran mental well-being serta faktor terkait gizi yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional melibatkan 315 siswa kelas 4 dan 5 dari 5 sekolah dasar negeri terpilih di Banten. Analisis statistik menunjukkan bahwa mental well-being memiliki korealsi positif dengan aktivitas fisik r=0,47. ......Researches on mental well being have been widely established to improve quality of life and to prevent mental health problems which have affect children and young people. However it is still rarely done in Indonesia, especially its relationships with nutrition related factors. The aim of this study was to show associations between nutrition related factors with mental well being among elementary school students. A cross sectional study was conducted involving 315 students of grade 4 and 5 from 5 purposely selected schools in Banten, year 2016. Statistical analysis generated positive correlation between mental well being and physical activity r 0,44.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Easterlita
Abstrak :
Pada tahun 2043, masalah lingkungan, iklim, ekonomi, dan sosial akan muncul di Perth, Australia Barat. Perkembangan teknologi tidak hanya membawa cara pandang baru dalam dunia arsitektur, tetapi juga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Makalah ini mengkaji proyek perumahan multi-hunian yang membahas masalah inklusivitas bagi orang-orang dari berbagai usia, etnis, dan status ekonomi dan sosial yang berurusan dengan masalah kesehatan mental yang berasal dari lingkungan yang penuh tekanan. Untuk mengatasi masalah kesehatan mental, tunawisma, dan keberlanjutan, konsep “Sanctuary” perumahan multi-keluarga yang berfokus pada penanganan kesejahteraan mental masyarakat telah muncul sebagai solusi. Skripsi ini mengeksplorasi desain medium-density multi-residential dalam tipologi radial yang menghasilkan luaran arsitektural untuk suatu tapak tertentu. Melalui pengembangan desain konseptual, tujuannya adalah untuk menciptakan narasi yang kuat dalam pendekatan desain yang menyediakan hunian yang melayani kebutuhan masyarakat dengan membina lingkungan yang menyediakan rumah yang nyaman dan layanan kesehatan mental. ......In the year 2043, environmental, climatic, economic, and social problems will arise in Perth City, Western Australia. The development of technology not only brings a fresh viewpoint to the world of architecture, but also poses a threat to human life. This paper examines the project of multi-residential housing that addresses the issue of inclusivity for people of various ages, ethnicities, and economic and social standings that are dealing with the issues of mental health derived from the stressful environment. In order to address the problems of mental health, homelessness and sustainability, the concept of “Sanctuary” of multi-residential housing that focuses on dealing with the mental well-being of the community has emerged as a solution. This undergraduate thesis explores the design of medium-density multi-residential in radial typology that produce architectural outcomes for a particular site. Through conceptual design development, the objective is to create a strong narrative in the design approach that provides a dwelling that serves the requirements of the community by fostering an environment that provides a comfortable home and mental health services.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuga Pamahayu Widhi
Abstrak :
Selama masa pandemi COVID-19, perawat yang bekerja di rumah sakit wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada tingkatan APD yang berbeda sesuai dengan pekerjaannya. Penggunaan APD selama ini diketahui tidak nyaman dan dapat meningkatkan tingkat tekanan pada perawat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan mental well-being antara penggunaan APD tingkat satu dua, dan tiga. Mental well-being diukur menggunakan Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale dengan total 14 item. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada saat puncak gelombang ketiga pandemi virus COVID-19 varian Omicron pada tanggal 7 Februari 2022 sampai dengan 20 Februari 2022. Data yang diambil juga merupakan data-data dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Dengan menggunakan pendekatan hospital-based study, Sejumlah 188 perawat di sebuah rumah sakit swasta di Provinsi Tangerang Selatan, dengan rentang usia 20-56 tahun, berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan mental well-being yang signifikan berdasarkan penggunaan APD pada para perawat. Salah satu penjelasan dari hasil ini kemungkinan karena beberapa faktor, seperti kurangnya aturan yang ketat mengenai penggunaan APD sesuai dengan area pelayanan, kurangnya kepatuhan dalam menggunakan APD, kondisi lingkungan kerja di Rumah Sakit X, dan rendahnya persepsi risiko terhadap varian COVID-19 tertentu. ......During COVID-19 pandemic, nurses who work in hospitals are required to use Personal Protective Equipment (PPE) at different levels according to their workload. The usage of the PPE has been known to be uncomfortable and may increase stress level among the nurses. Therefore, this study aims to find the differences in mental well-being between the usage of PPE level 1, 2, and 3. The mental well-being was assessed using the Warwick Edinburgh Mental Well-being Scale with a total of 14 items. Data collection in this study was carried out at the peak of the third wave of the Omicron variant of the COVID-19 virus pandemic on February 7, 2022 to February 20, 2022. The data taken is also data within the last two weeks. Using a hospital-based study approach, 188 nurses in a private hospital in Tangerang Selatan province, range of 20-56 years old, participated in this study. Results showed there was no significant difference in mental well-being by the usages of PPE among the nurses. One explanation of this result is possibly due to several factors, such as lack of PPE guidelines according to service areas, lack of compliance in using PPE, working environment conditions at Hospital X, and the low risk perception of the certain COVID-19 variant.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library