Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammadin Razak
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012
020 MUH p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Pujiono
"ABSTRAK
Sejak dahulu mahasiswa banyak terlibat dalam masalah sosial,
termasuk melakukan kritik dengan melakukan demonstrasi. Akhir-akhir ini
banyak sekali media yang memberitakan penanganan tindak kejahatan oleh
Polisi, ada yang berkesan positif maupun negatif. Salah satu kesan
negatifnya adalah banyak kasus kejahatan besar yang membeku, seperti
Marsinah, Edi Tansil, wartawan Udin, dan sebagainya. Tapi mahasiswa
jarang atau tidak mengkritik hal tersebut, mereka lebih sering mengkritik
terhadap hal-hal yang berbau politik praktis.
Perilaku mahasiswa yang kurang atau tidak mengkritik Polisi ini bisa
dilihat dari segi psikologi, salah satunya adalah studi persepsi. Kalau
persepsi mahasiswa baik atau netral memang bisa menyebabkan tidak
melakukan kritik (demonstrasi).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa
mengenai peran Polri dalam menangani tindak kejahatan. Sampel diambil
menggunakan metode incidental berjumlah 100 mahasiswa Universitas
Indonesia. Untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa tersebut digunakan
perhitungan skor rata-rata (mean) dari setiap aspek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran persepsi mahasiswa
Universitas Indonesia adalah cenderung netral yang berarti tidak positif
juga tidak negatif. Dari 7 aspek ada 2 yang mempunyai mean positif, yaitu
aspek penyitaan dan pembuatan BAP, dan 5 mempunyai mean negatif,
yaitu aspek penyelidikan, penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
pemeriksaan. Dilihat dari karakteristik sampel, mahasiswa yang tidak
pernah ikut demonstrasi mempunyai nilai mean lebih besar dari mahasiswa
yang tidak pernah ikut demonstrasi, tapi perbedaannya tersebut tidak
signifikan. Demikian juga mahasiswa yang tidak aktif kegiatan
kemahasiswaan mempunyai mean lebih besar dari mahasiswa yang aktif
kegiatan kemahasiswaan, namun perbedaan tersebut tidak signifikan.
Mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan sebagai anggota
mempunyai mean lebih besar dari mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan sebagai pengurus, tapi perbedaannya juga tidak signifikan. Ditemukannya hasil persepsi mahasiswa netral (tidak positif maupun
negatif) ini membenarkan bahwa jika persepsi mahasiswa positif atau netral
cenderung untuk tidak melakukan demonstrasi terhadap Polri dalam
perannya untuk menangani kasus-kasus kejahatan. Untuk perbedaan antara
mahasiswa aktif dan tidak aktif, antara mahasiswa yang pemah demo dan
tidak pemah demo, walaupun tidak signifikan perbedaan tersebut
disebabkan oleh faktor yang berpengaruh dalam proses persepsi, baik orang
yang mempersepsi, obyek yang dipersepsi maupun situasi saat persepsi
dilakukan. Stereotipi juga dapat menyebabkan timbulnya perbedaan
persepsi tersebut."
2003
S3207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sigit Premana
"Organisasi Kepemudaan (OKP) di Indonesia mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan bangsa. Sekitar kurang lebih 2 (dua) dari 10 (sepuluh) penduduk Indonesia ikut dalam OKP. Angka ini cukup signi:fikan apalagi jika pemuda-pemuda tersebut bisa lahir menjadi pemimpin dalam masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih mudah diajak untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju.
Namun tantangannya adalah tidak semua pemuda tersebut benar-benar menjadi pemimpin masyarakat sehingga tercapainya tujuan bangsa semakin sulit. Tantangan lain berupa globaiisasi yang bercirikan perubahan dalam dimensi ruang dan waktu yang begitu cepat, sebagaimana yang dikatnkan Peter Drucker (2002) bahwa globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Globalisasi juga bisa memecah belah persatuan bangsa seperti dinyatakan oleh Cochrane dan Pain (i999) ketika menjelaskan para globalis pesimis yang menganggap bahwa globalisasi sebenarnya bentuk penjajahan barat, oleh karena itu OKP dituntut kesiapannya dalam menyesuaikan perubahan yang ada. Salah satu indikator kesiapan dalam menghadapi perubahan adalah change efficacy (Holt, 2007) yang bisa berupa kekompakan tim/anggota organisasi. Masalah lainnya adalah tiap OKP mempunyai dasar filosofi yang berbeda yang memungkinkan gaya kepemimpinan, komunikasi dalam organisasi, dan gaya menangani konflik dalam OKP tersebut akan berbeda pula antara satu dengan lainnya, sehingga akan berbeda pula kekompakan tim dari tiap organisasi.
Dengan tantangan dan masalah tersebut, timbul kekhawatiran yaitu apakah OKP tersebut bisa bertahan dalam tahap hidupnya sekarang ini, atau beralih ke tahap Vll Universitas Indonesia hidup berikutnya atau bahkan menuju kematian, sebagaimana Speakman (2002) mengatakan bahwa siklus hidup organisasi nonprofit bertahap mulai dari akar rumput, permulaan, remaja, dewasa, stagnasi dan pembaharuan, akhirnya kemunduran dan kematian; masing-masing tahap memliki rintangan dan peluang tersendiri serta kunci dalam melakukan transisi antara tahap yang satu dengan tahap selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya mena.t1gani konflik dan kekompakan tim di OKP A, B, dan C. Setelah itu melihat kondisi dari OKP A, B, dan C jika ditinjau dari gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya menangani konflik dan kekompakan tim mereka masing-masing serta dari kondisi pada tahapan kehidupan OKP tersebut dalam era globalisasi saat ini, bisa bertahan atau menuju kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei anggota OKP A, B, dan C dengan jurnlah sampel penelitian sebanyak 300 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk OKP A bisa memiliki kesiapan berubah dari tahap remaja menuju tahap dewasa dan bisa bertaha.;J. dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan mempunyai gaya kepemimpian yang cukup serta kekompakan tim yang cukup, begitujuga OKP B yang sedang dalam tahap stagnasi, bisa mempunyai kesempatan untuk bertahan dan melakukan pembaruan dikarenakan memiliki gaya kepemimpinan yang tinggi dan kekompakan tim yang tinggi pula diantara 3 OKP lain. Dengan bertahamJ.ya OKP A dan B ini, maka akan membantu bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju. Akan tetapi untuk OKP C dikhawatirkan bisa mengalami kemunduran atau bahkan kematian, ini bisa terjadi dikarenakan semua variable termasuk gaya kepemimpinan dan kekompa.l<:an
Youth Organizations (OKP) in Indonesia have a critical role in achieving national goals. Approximately less than 2 (two) of 10 (ten) of Indonesian people participated in the OKP. This figure is quite significant especially when these young men could be born to be leaders in society, so society will be more willing to achieve the nation into advanced countries.
But the challenge is not every boy has really become the community leaders so that the nation achieves its goals more difficult. Another challenge of globalization, characteriz::d by changes in the di'llensions of space and time is so fast, as is said to Peter Drucker (2002) that globalization as an era of social transformation. Globalization can also divide the unity of the nation as expressed by Cochrane and Pain (1999) when explaining the globalist pessimist who thinks that globalization is actually the form of western colonialism, and therefore their capability to customize the OKP demanded changes. One indicator of readiness in the face of change is the change efficacy (Holt, 2007) which can be the cohesiveness of the team I organization members. Another problem is that each OKP has a basic philosophy that allows different leadership styles, communication within the organization, and style of handling conflict in OKP will be different from each other, so it will be different from each organization's staff team.
With the challenges and problems, concerns arise as to whether OKP can survive in this stage of her life now, or switch to the next stage of life or even to death, as Speakman (2002) says that the nonprofit organization's life cycle stages from grass roots, the beginning, adolescents, adults, stagnation and renewal, eventually decline and death; exists at each stage of its own obstacles and opportunities and IX Universitas Indonesia key in making the transition between stage one with the next stage. This study aimed to find out the difference of leadership styles, organizational co=unication, conflict handling styles and the excellent teamwork in OKP A, B, and C. After that check the condition of the OKP A, B, and C if viewed from the style of leadership, organizational co=unication, conflict handling style and compactness of their respective teams as weli as the conditions on the OKP life stages in the current era of globalization, can survive or to death .
This study uses a quantitative approach with survey techniques OKP members A, B, and C with the number of samples is 300 people. Based on this research shows that for OKP A could have a readiness to change from adolescent stage to adult stage and can survive in the era of globalization due to have a leadership style that quite well enough teamwork, so do OKP B which is in process of stagnation, may have the opportunity to survive and do the update because of having high leadership style and teamwork high also among the three other OKP. With the persistence of OKP A and B of this, it ·will assist the Indonesian nation to achieve national objectives to be developed countries. But for OKP C is feared could decline or even death, this could happen because of all the variables including leadership styles and team cohesiveness is not high enough to perform the update.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library