Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Octaviana
Abstrak :
Latar Belakang: Pada penderita epilepsi dapat terjadi gangguan memori dan dipengaruhi oleh etiologi, tipe kejang, usia saat awal bangkitan, frekuensi kejang, factor herediter, dan akibat pengobatan epilepsi. Cognitive Event Related Potentials (ERPs) atau pemeriksaan P300 merupakan salah satu metode pemeriksaan fungsi kognitif (seperti atensi, memori, fungsi eksekutif). Pemeriksaan ini cukup akurat untuk mendeteksi penurunan fungsi memori. Pada penelitian sebelumnya terdapat pemanjangan masa laten P300 auditorik penderita epilepsi dibandingkan individu normal. Tujuan: Mengetahui rerata masa laten gelombang P300 auditorik pads penderita epilepsi umum sekunder dengan gangguan memori dibandingkan epilepsi umum sekunder tanpa gangguan memori. Disain dan Metode: Studi potong lintang dengan perbandingan internal pada aspek pemanjangan masa laten gelombang P300 auditorik antara kelompok yang mengalami gangguan memori dan yang tidak mengalami gangguan memori, Hasil: Dan 93 penderita didapatkan 21 (22,6%) penderita mengalami gangguan memori. Faktor yang berpengaruh terhadap gangguan memori adalah frekuensi kejang>4 kali per bulan (p=0,009). Rerata masa laten gelombang P300 auditorik pada penderita epilepsi 340,81±32,84 milidetik, pada pasien dengan gangguan memori 385,1±12,81 milidetik, dan pada pasien tanpa gangguan memori 327,89+24,53 milidetik. Terdapat perbedaan bermakna antara gangguan memori dengan rerata masa laten P300 auditorik (p=0,000), Faktor yang berpengaruh terhadap masa laten gelombang P300 secara independen adalah frekuensi bangkitan > 4 kali per bulan (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara gangguan memori pada penderita epilepsi sekunder dengan pemanjangan masa laten gelombang P300 auditorik. ......Background: Memory impairment could be present in epilepsy, which is affected by etiology, seizure type, age at first seizure, seizure frequency, hereditary factors, and anti-epilepsy drugs, Cognitive Event Related Potentials (ERPs) or P300 examination is one of the methods to examine cognitive function (i.e. attention, memory, and executive function). This method is accurate enough, especially to detect reduction in memory function. Previous studies showed prolonged auditory P300 latency in epilepsy patients compared to normal population. Purpose: To perceive the mean latency of auditory P300 in secondary generalized epilepsy with memory impairment compare to secondary general epilepsy without memory impairment. Design and method: Cross sectional study with internal comparison in latency of auditory P300 aspect between group with and without memory impairment. Result: From 93 patients, we have 21 (22.6%) patients suffering from memory impairment. The influencing fact to these circumstances is frequency of seizure which is more than 4 times per month (p=0.009). Mean latency of auditory P300 in secondary generalized epilepsy is 340,81±32.84 ms, in patients with memory impairment it is 385.1±12.81ms, and in patients without memory impairment it is 327.89+24.53ms. There is a significant correlation between memory impairment and mean latency of auditory P300 (p-O.000). The independently influencing facts to auditory P300 latency is frequency of seizure which is more than 4 times per month (p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Suryo Aji
Abstrak :
Latar Belakang: Pengaruh sering kontak dengan white spirit di lingkungan kerja menjadi salah satu hal yang dicurigai sebagai pencetus penurunan atensi/konsentrasi/ingatan para mekanik sehingga terjadinya kecelakaan. Dari toxicological profilenya zat tersebut memiliki efek terhadap susunan saraf pusat yang kronis salah satunya adalah gangguan memori jangka pendek. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Subjek penelitian para mekanik kontraktor pertambangan batubara PT.A di Kalimantan Selatan, berjumlah 80 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pemeriksaan fisik, pemberian kuesioner serta pemeriksaan fungsi memori dengan RAVL dan ROCF test. Hasil: Dari 80 sampel 57 (71,3%) mengalami gangguan memori jangka pendek. Tingkat pajanan ≥2,64 memiliki risiko 3,1 kali terjadi gangguan memori jangka pendek dibanding tingkat pajanan <2,64 (nilai p=0,048; OR=3,109; CI=1,012-9,551). Secara statistik faktor risiko yang bermakna adalah status gizi (nilai p=0,026; OR=0,276; CI=0,089-0,858) dan usia (nilai p=0,045; OR=0,310; CI=0,099-0,972) Kesimpulan: Prevalensi gangguan memori jangka pendek para mekanik kontaktor PT.A sebesar 71,3%. Tingkat pajanan ≥2,64 memiliki risiko gangguan memori jangka pendek 3,1 kali lebih besar dari tingkat pajanan <2,64. Secara statisitik status gizi dan usia bermakna dalam risiko gangguan memori jangka pendek. Kata kunci: gangguan memori jangka pendek, white spirit, tingkat pajanan. ......Background: The effect of white spirit chemicals suspected as the cause of attention/concentration/memories decreasses of mechanics. It can occurs the accidents. Having known of the toxicological profile that these chemicals have chronical effects on the central nervous system. Then one of the disorders examined is something related to the function of the central nervous system is impaired of short-term memory. Methods: This study used a cross-sectional design. The subjects are PT.A coal contractor mechanics in South Borneo, totaling 80 people. Data collected through interviews, physical examinations, questionnaires and examination administration with memory function RAVL and ROCF test. Results: There are 80 samples of 57 (71.3%) experiencing short-term memory impairment. The white spirit exposure level ≥2,64 has risk 3,1 times bigger than white spirit exposure level <2,64 become a short term memory loss (p value=0,048; OR=3,109; CI=1,012-9,551). Statistically the factors that has a significant association are nutritional status (p value=0,026; OR=0,276; CI=0,089-0,858) and age (p value=0,045; OR=0,310; CI=0,099-0,972) Conclusion: 57 (71.3%) from 80 people experiencing short-term memory impairment. White spirit exposure level ≥2,64 has risk 3,1 times bigger than white exposure level <2,64 become a short term memory loss There are statistics relations between age dan nutritional status with short term memory loss.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Nainul Amani
Abstrak :
Demensia adalah keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan memori. Karya ilmiah akhir ners KIAN ini bertujuan untuk menjabarkan analisis Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan PKKMP yang telah dilakukan untuk menangani masalah kerusakan memori. Metode yang digunakan yaitu asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami kerusakan memori dengan Intervensi unggulan yang dilakukan yaitu stimulasi kognitif: terapi musik. Intervensi ini dilakukan pada lansia yang mengalami demensia ringan hingga sedang dan berlangsung selama 36 sesi pertemuan 45 menit/sesi dalam 5 minggu. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan MMSE Mini Mental Status Examination danCDR Clinical Dementia Rating . Hasilnya, terdapat peningkatan skor MMSE dari 20 kerusakan fungsi mental dan kognitif sedang menjadi 26 fungsi kognitif baik serta adanya penurunan skor CDR dari 2 ganggguan kognitif sedang menjadi 1 gangguan kognitif ringan . Sehingga dapat disimpulkan bahwa stimulasi kognitif: terapi musik dapat mengatasi masalah kerusakan memori.
Dementia is a condition that causes memory impairement. The Final Scientific Paper of Ners KIAN aims to describe the analysis of Urban Community Health Care Practice PKKMP which has been done to resolve memory impairment problems. Methodes used are nursing care in elderly who have memory impairment with superior intervention which is cognitive stimulation: music therapy. This intervention was performed in 3 elderly people with mild to moderate dementia and lasted for 36 sessions 45 minutes / session in 5 weeks. Measurement of evaluation is done by using MMSE Mini Mental Status Examination and CDR Clinical Dementia Rating . As a result, there was an increase in MMSE scores from 20 moderate cognitive impairment became 26 good cognitive functionl and decreased CDR scoresfrom 2 moderate cognitive impairment to 1 mild cognitive impairment for those three elderlies. So it can be concluded that cognitive stimulation: music therapy can overcome memory impairment problems.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Iwan Rivai Alam
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Penambang emas skala kecil meningkat di Indonesia, prosesnya menggunakan cairan merkuri untuk mengikat partikel emas. Jenis pekerjaan peleburan smelting berisiko paling tinggi terpajan uap merkuri. Gangguan memori jangka pendek merupakan salah satu gangguan kesehatan yang timbul akibat pajanan uap merkuri.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan memori jangka pendek pada penambang emas skala kecil.Metode: Desain menggunakan potong lintang untuk menentukan prevalensi gangguan memori jangka pendek kemudian kasus kontrol berpasangan, jumlah kasus 15 dan kontrol 75 pada penambang emas skala kecil di Lombok dan Banten, menggunakan data sekunder dari Prodia Occupational Health Institute. Diagnosis gangguan memori jangka pendek dengan pemeriksaan Forward Digit Span Test. Pemilihan 75 kontrol dilakukan dengan cara berpasangan kelompok.Hasil: Prevalensi gangguan memori jangka pendek sebesar 6 . Variabel usia merupakan faktor risiko terjadinya gangguan memori p = 0,039, OR: 5,091 dan KI 95 : 1,182-21,930 . Sedangkan faktor indeks massa tubuh p = 0,215 , kebiasaan merokok p = 0,726 , kebiasaan konsumsi alkohol p = 0,744 , penyemprot pestisida p = 0,343 , jenis pekerjaan berupa penambang galian batu miner p = 0,369 , amalgamasi amalgamation p = 0,066 , peleburan smelting p = 0,127 , masa kerja p = 0,369 dan hasil pemeriksaan merkuri di urin p = 0,643 bukan merupakan faktor yang mempengaruhi secara bermakna terhadap gangguan memori jangka pendek.Kesimpulan: Usia ge; 50 tahun merupakan faktor risko paling bermakna terhadap gangguan memori jangka pendek pada pekerja penambang emas skala kecil.ABSTRACT
Background: Artisanal small scale mining activity increase in Indonesia that the processing used mercury to bind gold particle. The smelting process is the most risk exposured by mercury vapour.Short term memory impairment is one of health effect caused vapour of mercury.Objective: To know about short term memory impairment in artisanal small scale mining gold miningMethode: Cross sectional design to get short term memory impairment prevalene and then case control matched group design, case 15 and controls 75 artisanal small scale gold mining at Lombok and Banten use secunder data from Prodia Occupational Health Institute. Diagnose short term memory impairment used by forward digit span test and controls choiced by matched group. Result: Prevalence of short term memory impairment is 6 . Age variable is risk factor to short term impairment p = 0,039, OR: 5,091 dan CI 95 : 1,182-21,930 . Body mass index p = 0,215 , smoking p = 0,726 , drinking alcohol p = 0,744 , chronic exposured by pesticide p = 0,343 , type of work process like miner p = 0,369 , amalgamation p = 0,066 , smelting p = 0,127 , work periode p = 0,369 , mercury in urine result test p = 0,643 are not risk factors to short term memory impairment.Conclusion: Age ge; 50 years old is risk factor to short term impairment at artisanal small scale gold mining.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library