Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Putra Sangaji
"Skripsi ini membahas tentang penyisihan amonia dari air limbah sintetis menggunakan kontaktor membran Super Hydrophobic. Berdasarkan Keputusan Kemen LH No.51/1995, amonia harus disisihkan dari air limbah karena amonia merupakan senyawa B3 yang dapat membahayakan biota perairan. Penggunaan kontaktor membran Super Hydrophobic digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan senyawa tanpa kontak langsung dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembasahan yang terjadi baik oleh air limbah maupun larutan penyerap. Penelitian ini dilakukan dengan variasi konsentrasi amonia dalam air limbah, antara lain : 100, 200, 400 dan 800 ppm. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kontaktor membran Super Hidrofobik mampu menyisihkan amonia dengan efisiensi 100% untuk setiap variasi konsentrasi yang diujikan.

This undergraduate thesis explain about ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. Based on Regulation of Minister of Environment Republic of Indonesia No. 51 of 1995 ammonia must be removed from wastewater because it is inlcuded in toxic compound that can be dangerous in water ecosystem. The membrane contator Super Hydrophobic is used as alternative media because have better stability when wetted by wastewater and absorbent. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400 and 800 ppm. The result from the experiment show the ammonia removal efficieny is perfect for every variation (100%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S57827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anggraeni
"Polusi yang dihasilkan berbagai kegiatan masyarakat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jenis polutan yang dihasilkan dapat berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX). Penggunaan teknologi membran merupakan salah upaya untuk mengurangi tingkat keberadaan polutan gas NOX, SO2 dan CO yang berasal dari mesin diesel. Penelitian ini akan mempelajari mengenai proses absorpsi komponen gas NOX, SO2 dan CO pada kontraktor modul membran serat berongga polysulfone sebagai reaktor gelembung menggunakan pelarut NaClO2 dan NaOH. Gas umpan dengan kandungan gas NOX, SO2 dan CO dihasilkan dari mesin diesel, yang kemudian akan dialirkan pada bagian tube kontraktor membran. Sementara itu campuran pelarut NaClO2 dan NaOH akan dialirkan melalui bagian shell kontraktor membran yang ditutup agar menciptakan gelembung gas. Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut NaClO2. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi untuk efisiensi penyisihan (%R), fluks perpindahan massa (J), serta NOX, SO2 dan CO loading berturut–turut yakni 99,56%, 99,91% dan 96,83% pada laju alir gas umpan 100 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M;1,88×10-8 mmol⁄(cm2.s),1,57×10-8 mmol⁄(cm2.s) dan 1,59×10-8 mmol⁄(cm2.s) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M; serta 0,227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0,194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) dan 0,092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,05 M.

Pollution generated by various activities in Indonesia continues to increase every year. The types of pollutants produced can be in the form of carbon dioxide (CO2) gas, carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), and nitrogen oxides (NOX). The use of membrane technology has been developed to reduce the presence of NOX, SO2, and CO pollutant gases in the air from a diesel engine. This research will study the absorption process in a polysulfone hollow fiber membrane module contractor as a bubble reactor using NaClO2 and NaOH solvents. The feed gas containing NOX, SO2, and CO gas is produced from the diesel engine, which will flow to the membrane contactor tube part. Meanwhile, a mixture of NaClO2 and NaOH solvents will be flowed through the closed shell contracting membrane to create gas bubbles. The results showed that the highest values for absorption efficiency (%R), mass transfer flux (J), and NOX, SO2 and CO loading respectively were 99.56%, 99.91% and 96.83% at a feed gas flow rate of 100 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; 1.88×10-8 mmol⁄(cm2.s), 1.57×10-8 mmol⁄(cm2.s) and 1.59×10-8 mmol⁄(cm2.s) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; also 0.227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0.194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) and 0.092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.05 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahima
"Dalam penelitian ini dilakukan absorpsi gas CO2 dari campuran gas CO2/CH4 melalui kontaktor membran Spiral Wound Berpori Nano dengan menggunakan pelarut Dietanol Amine. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh dari variasi laju alir pelarut DEA serta pengaruh dari laju alir gas terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 melalui kontaktor membran berpori nano. Pengaruh dari variasi laju alir pelarut DEA dilakukan dengan memvariasikan laju alir DEA dari 100-600 mL/menit sementara pengaruh dari variasi laju alir gas dilakukan dengan memvariasikan laju alir gas dari 0,3-0,8 L/menit.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa variasi laju alir gas memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan variasi laju alir pelarut DEA terhadap efektivitas absorpsi gas CO2 melalui kontaktor membran berpori nano. Jumlah mol CO2 terserap optimum didapat sebesar 0,014 mol pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir gas sebesar 0,8 L/menit. Persentase penyerapan CO2 optimum didapat sebesar 81,51% pada laju alir DEA sebesar 400 ml/menit dan laju alir gas sebesar 0,8 L/menit.

This research is focused on effects of DEA flow rate and gas flow rate variations towards effectivity of absorption of CO2 gas through nano porous membrane contactor. Effects of DEA flow rate variation is done by varying DEA flow rate from 100-600 mL/minute while effects of gas flow rate variation is done by varying gas flow rate from 0,3-0,8 L/minute.
This research shows that gas flow rate variation gives more significant result than DEA flow rate variation towards effectivity of absorption of CO2 gas through nano porous membrane contactor. The optimum amount of absorbed CO2 is 0,014 mol at DEA flow rate of 400 mL/minute and gas flow rate of 0,8 L/minute. The optimum CO2 absorbed percentage is 81,51% at DEA flow rate of 400 mL/minute and gas flow rate of 0,8 L/minute.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Antonius Eriek Afindo
"Dalam rentang 20 tahun terakhir, berbagai penelitian menyebutkan bahwa kontaktor membran serat berongga dapat menjadi kontaktor gas-cair yang menjanjikan di tengah berbagai kendala pada kontaktor kolom konvensional. Namun, kualitas produk yang belum maksimal menuntut penelitian lanjut akan pelarut yang lebih kuat menyerap CO2. Untuk itu, penelitian ini mengevaluasi pelarut campuran Monoethanolamine dan Diethanolamine sebagai pelarut baru dalam percobaan absorpsi gas CO2 murni. Membran yang digunakan terbuat dari PVC dengan diameter luar 0,0015 m dan diameter dalam 0,0013 m. Hasil penelitian menyebutkan konsentrasi terbaik adalah 6%MEA+4%DEA (persen berat) dengan nilai kapasitas penyerapan sebesar 1,66 cm3/s dan dengan jumlah serat 40, pelarut ini mampu menyerap CO2 hingga 85,57%.

For recent 20 years, several researches stated that hollow fiber membrane contactor has been very promising to be gas-liquid contactor for CO2 absorption. But in some applications and researches, the result found that this contactor still have a problem: low quality product which correspondence to the unsatisfied solvent. This research was aimed to evaluate the performance of mix amine (MEA and DEA) as solvent to absorb pure CO2 through PVC hollow fiber membrane. The inner and outer diameters were 0.0015 m and 0.0013 m respectively. The result showed that the best composition for solvent was 6%MEA + 4%DEA (%wt) with the value of kLA was 1,66 cm3/s. By using 40 fibers, this solvent could absorb 85.57% CO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Karbelani A.
"Menghilangkan gas CO2 yang terkandung dalam aliran gas alam menjadi masalah penting bagi industri migas dan LNG. Saat ini, proses penghilangan CO2 banyak dilakukan secara konvensional dengan kolom absorpsi dan desorpsi. Namun, kolom konvensional memiliki kelemahan dalam segi keekonomisan dan operasional. Teknologi alternatif yang dikembangkan untuk mengurangi permasalahan yang ada pada kontaktor konvensional adalah teknologi kontaktor membran serat berongga.
Penelitian mengenai absorpsi CO2 menggunakan kontaktor membran telah dilakukan sejak lama diawali dengan menggunakan pelarut air. Selanjutnya, senyawa amina mulai ditelusuri sebagai senyawa yang mampu menyerap gas asam. Penelitian ini menitik beratkan pada peninjauan kinerja membran kontaktor serat berongga berbahan PVC dalam menyerap CO2 dengan diethanolamine sebagai larutan penyerap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kontaktor membran sebagai satu keseluruhan sistem untuk menyerap CO2 dari aliran gas. Efektivitas keseluruhan kontaktor membran dapat diukur berdasarkan parameter perpindahan massa dan hidrodinamikanya.
Hasil optimum yang diperoleh pada penelitian ini adalah gas CO2 dapat diserap 90,15% per menit dengan koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 7,42 10-6 m/s dengan menggunaan variasi membran berjumlah 85 serat, laju alir gas CO2 yang masuk sebanyak 4,1 10-4 m3/menit dan laju alir pelarut DEA sebanyak 1 m3/menit.

Removing CO2 in natural gas flow has become a major problem in oil and gas industries, as well as LNG industries. Conventional column contactor using absorber and stripper column has been used to overcome the problem. However, it has weaknesses in terms of operational and economical. The compromising alternative technology that has been developed is hollow membrane contactor.
The study about gas absorption using membrane contactor has been started past few decades with using water as absorbent. Later on, researchers got interested in using amine solvent as absorbent. This study is focusing on CO2 gas absorption through hollow fiber membrane, which is made from Polyvinyl Chloride (PVC) using diethanolamine (DEA) as absorbent.
This study intends to observe and ascertain the effectiveness of membrane contactor as a whole system to absorp CO2 in gas flow. Overall effectiveness of membrane contactor can be measured by its mass transfer parameters as well as hydrodinamic parameters.
The optimum result of this study: amount of absorbed CO2 that is 90.15% per minute with 7,42 10-6 m/s mass transfer coefficient using 85 fibers membrane module, 4,1 10-4 m3/minute CO2 gas flow rate, and 1 m3/minute liquid flow rate variation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Christofer
"Kontaktor membran serat berongga digunakan untuk mengabsorpsi gas CO2 murni. Bahan membran yang digunakan adalah polipropilen dan pelarut yang digunakan merupakan pelarut campuran senyawa amina (MEA/DEA) dan dibandingkan pelarut tunggal DEA. Penelitian ini menganalisis efektivitas perpindahan massa dengan menghitung nilai koefisien perpindahan massa (kL), fluks, dan korelasi perpindahan massa pada variasi laju alir pelarut 200,250,300,350,400 ml/menit dan jumlah serat 20,30,40. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut campuran MEA/DEA lebih efektif menyerap gas CO2 dibandingkan pelarut tunggal DEA pada laju alir 400 ml/menit dan jumlah serat 40 dengan nilai kL, fluks dan sebesar 0.00244 cm/s dengan persentasi CO2 yang terabsorpsi sebesar 93%.

Hollow fiber membrane contactor was used for the absorption of pure carbon dioxide. The membranes applied were made of PVC and the absorbents included aqueous solution of mixed amine (MEA/DEA) that would be compared with single amine absorbent. This research detemined the mass transfer efficiency with determining mass tranfer coefficient, flux and mass transfer correlation under different absorbent flow rate 200,250,300,350,400 cc/minutes and number of fiber 20,30,40. The results showed that the mixed amine absorbent was more effective in doing absorption than the single amine under the flow rate absorbent 400 cc/minutes and number of fiber 40 with the value kL 0.00244 cm/s with percentage of CO2 absorped 93%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library