Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahara
Abstrak :
Kontaktor membran serat berongga (hollow fiber membrane contactor - HFMC) banyak dipakai karena menawarkan beberapa keuntungan penting dibandingkan kontaktor fasa terdispersi konvensional. Beberapa keuntungannya adalah tidak terbentuk emuisi, tidak terbentuk busa, tidak terjadi flooding (banjir) pada laju alir tinggi, tidak ada unloading (pengosongan) pada laju alir rendah, tidak memerlukan perbedaan densitas diantara fluida dan luas antarmuka yang tinggi, luas area kontak yang besar, dan koefisien perpindahan massa dapat diprediksikan dengan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa efektif HFMC yang digunakan untuk mengabsorpsi oksigen ke dalam air pada variasi jumlah serat 120, 150, dan 200 melalui studi perpindahan massa dan studi hidrodinamika. Penelitian yang dilakukan menggunakan sistem gas-cair yaitu oksigen-air dengan HFMC dari bahan polipropilen dengan spesifikasi: diameter dalam serat 300 /zm, panjang modul 50 cm. Modul serat dibuat membentuk selongsong dan tabung, dengan diameter dalam selongsong 1,6 cm. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, proses absorpsi oksigen ke dalam air dengan menggunakan HFMC mencapai jumlah fluks oksigen ke dalam air 11,078 g/m2hr pada jumlah serat 150 dan laju alir 1,5 gpm. Sementara itu, koefisien perpindahan massa yang didapatkan mencapai 0,136 cm/s pada jumlah serat 120 dan laju 1,5 gpm. Dari segi perpindahan massa, didapatkan bahwa koefisien perpindahan massa dan fluks akan naik dengan semakin tingginya dengan laju alir air. Sedangkan, semakin banyak jumlah serat yang digunakan, koefisien perpindahan massa dan jumlah fluks akan semakin kecil, pada laju alir yang sama. Dari segi hidrodinamika, semakin besar laju alir maka aliran semakin turbulen dan penurunan tekanan semakin tinggi. Begitu juga dengan jumlah serat, penurunan tekanan yang terjadi makin besar dengan penambahan jumlah serat pada laju alir dan dimensi selongsong yang tetap. Sedangkan untuk perhitungan faktor friksi, didapat bahwa semakin tinggi laju alir dan jumlah serat maka faktor friksi akan semakin kecil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetio
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuel Bagas Sugiarto
Abstrak :
ABSTRAK Gas Nitrogen Oksida (NOx) yang tergolong sebagai pencemar udara primer seperti Nitrogen Monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Kadar NOx yang sangat tinggi di lingkungan akibat dari kendaraan bermotor dan industri menyebabkan peristiwa hujan asam dan eutrofikasi terjadi. Oleh karena itu, proses absorpsi yang dikombinasikan dengan membran serat berongga dapat menjadi alternatif untuk menjadi metode untuk mengurangi gas NOx sehingga mengurangi emisi gas yang dibuang ke lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada. Proses absorpsi menggunakan pelarut sodium klorit (NaClO2) dan sodium hidroksida (NaOH). Penelitian dilakukan dengan sumber gas NOx dengan komposisi NO sebesar 34,51 ppm dan NO2 sebesar 525,68 ppm. Pada penelitian ini divariasikan laju alir gas NOx dengan laju 100-200 mL/menit, konsentrasi NaClO2 0,02-0,1 M dan serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian secara beturut-turut adalah 94,88%, 0,01534 cm/s, 9,4 x 10-8 mmol/cm2.s.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Candra Pratita
Abstrak :

Polutan yang terdapat di udara, khususnya gas buang yang berasal dari sisa-sisa pembakaran, salah satunya mengandung unsur Oksida Nitrogen (NOx). Dimana gas tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon, menghasilkan efek rumah kaca, hujan asam dan kabut fotokimia. Untuk mengatasi agar kandungan gas tersebut tidak mengakibatkan pencemaran udara yang berlebih, perlu dilakukan penelitian untuk menurunkan kadar emisi gas NOx. Eksperimen ini bertujuan untuk mengeliminasi NOx dari udara melalui penyerapan menggunakan campuran larutan H2O2 dan HNO3 sebagai penyerap dalam modul membran. Proses absorpsi berlangsung dengan mempertemukan gas NOx dengan absorben yang merupakan campuran oksidator yaitu H2O2 dan HNO3 . Variabel independen yang diuji adalah laju aliran gas NOx antara 100 mL/mnt, 125 mL/mnt, 150 mL/mnt, 175 mL/mnt dan 200 mL/mnt dengan konsentrasi gas NOx 600 ppm dan variasi H2O2 (0,5%, 5%, 10% wt) dengan campuran 0,5 M HNO3. Nilai efisiensi penghilangan NOx tertinggi, koefisien perpindahan massa, fluks dan NOx Loading  yang dicapai dalam percobaan adalah  95,61%, 9,6x10-8 mmol/cm2 , 1,3x10-2 cm/s, 9x10-3. Semua jenis aliran gas ialah turbulen berdasarkan nilai b trendline bilangan Reynold yang didapatkan yaitu 0,9542 ; 0,9608 ; 0,9419.

 


Pollutants found in the air, especially exhaust gases from combustion residues, one of which contains Nitrogen Oxide (NOx). Where gas can cause damage to the ozone layer, resulting in a greenhouse effect, acid rain and photochemical fog. To overcome the problems, it necessary to conduct a research to reduce the level of NOx gas emissions. This experiment aims to eliminate NOx from the air through absorption using a mixture of H2O2 and HNO3 solutions as absorbers in the membrane module. The absorption process takes place by combining NOx gas with absorbent which is a mixture of oxidizers namely H2O2 and HNO3. The experiment started with the absorbent were at static phase inside shell of membrane while the feed gas flowing inside the tube of membrane. The independent variables tested were NOx gas flow rate between 100 mL/min, 125 mL/min, 150 mL/min, 175 mL/min and 200 mL/min with NOx gas concentration of 600 ppm and H2O2 variation (0,5%, 5%, 10% wt) reacted with 0,5 M HNO3. The highest values of NOx removal efficiency, mass transfer coefficient, flux and NOx Loading achieved in the experiment were 95.61%, 9.6x10-8 mmol/cm2 , 1.3x10-2 cm/s, 9x10-3 respectively. All gas flow types based on the Reynold value obtained are 0.9542, 0.9608, 0.9419.

 

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milasari Herdiana Putri
Abstrak :
Amonia yang berasal dari limbah dan terkandung dalam lingkungan perairan dapat membahayakan kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kombinasi proses ozonasi dan membran terhadap penghilangan ammonia dari air limbah. Kelebihan kontaktor membran dibandingkan kontaktor konvensional seperti kolom absorber adalah luas permukaan kontaknya yang jauh lebih besar. Kelemahannya adalah adanya tahanan perpindahan massa tambahan di fasa membran selain di fasa cair, dibandingkan dengan kolom absorber konvensional yang hanya memiliki tahanan perpindahan di fasa cair. Penggunaan proses lanjutan dengan ozonasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan pemisahan ammonia dari air limbah. Ada dua hal yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) Studi perpindahan massa pemisahan ammonia dari air limbah melalui kontaktor membran serat berongga menggunakan pelarut bahan alam, dan dilanjutkan dengan proses ozonasi; dan (2) Studi hidrodinamika pelarut tersebut di dalam kontaktor membran serat berlubang dan ozonator. ......Ammonia from waste contained in aquatic environment may lead human health and damage environment. This research analyzes the effectiveness of combination between ozonation and membrane process the removal of ammonia from wastewater. The advantages membrane contactors rather than conventional contactors such as column absorber is the surface of area contact much larger. The weakness is the presence of resistance in additional mass transfer in membrane phase based in the liquid phase, as compared with conventional absorber column that only has custody transfer in liquid phase. The use of advanced ozonation process is a way to improve the separation of ammonia from wastewater. Two things that will be examined in this research are: (1) Study of mass transfer in the separation of ammonia from wastewater through hollow fiber membrane contactors using a solvent of natural materials, continued with ozonation process; and (2) study the hydrodynamics of solvent in membrane contactors hollow fiber and ozonator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwira Satria Arby
Abstrak :
Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas pencemar udara yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Gas nitrogen oksida yang paling banyak ditemukan di udara yaitu nitrogen monoksida NO dan nitrogen dioksida NO2. Gas NOx di udara yang sebagian besar berasal dari gas buang perlu dikurangi kadarnya untuk mengurangi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan serta memenuhi regulasi regulasi yang berlaku terkait bahayanya. Proses absorpsi dengan kontaktor membran merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kadar NOx yang ada di udara. Penelitian ini akan mempelajari proses absorpsi pada kontaktor membran serat berongga (polysulfone) menggunakan pelarut sodium klorat (NaClO3) dan sodium hidroksida NaOH. Gas umpan NOx akan dialirkan menuju bagian dalam serat membran tube, sedangkan bagian shell diisi oleh larutan campuran NaClO3 dan NaOH yang bersifat statis. Variabel bebas yang diuji yaitu laju alir gas umpan NOx antara 100 200 mL/menit, konsentrasi NaClO3 antara 0,02 0,1 M, serta jumlah serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, secara berurutan. ......Nitrogen oxide NOx is one of the air polluting gases that is harmful to human and environment. Nitrogen oxide gases which is commonly found in the atmosphere air are nitrogen monoxide (NO) and nitrogen dioxide (NO2). NOx needs to be reduced from flue gas in order reduce the effect which could harm human and the environment and also to fulfill regulations related to NOx amount standard due to its hazardous nature. Absorption process by utilizing membrane contactor can become one of the alternative to reduce the NOx amount from the flue gas. This research will study the absorption process by utilizing a hollow fibre membrane contactor using sodium chlorate NaClO) and sodium hydroxide (NaOH) as the absorbent. NOx feed gas is flowed into the inner side of the fiber membrane tube, and the outer side of the fiber shell will be filled with NaClO3 and NaOH. The independent variables tested were gas flow rate between 100 200 mL/min, concentration of NaClO3 between 0,02 0,1 M and amount of membrane fibres of 50, 100, and150. The highest values of NOx absorption efficiency, mass transfer coefficient and mass transfer flux achieved in the study were 99,69%, 0,01743 cm/s, 9,510 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Danupraja
Abstrak :
Meningkatnya konsumsi energi di Indonesia serta meningkatnya harga minyak mentah di dunia membuat Indonesia mulai mengembangkan energi alternatifnya.Gas alam merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak di Indonesia.Sebelum digunakan gas alam harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan zat pengotornya.Salah satu zat pengotor utama pada gas alam yaitu karbon dioksida.Kerugian adanya karbon dioksida dalam gas alam yaitu dapat menyebabkan turunnya nilai kalor pembakaran, dapat mengkorosi peralatan atau unit dan juga dapat menyebabkan penyumbatan dalam sistem perpipaan. Oleh sebab itu, pengurangan kadar CO2 dari gas alam menjadi salah satu faktor penting dalam rangka peningkatan kualitas dari gas alam serta efisiensi proses pengolahan gas alam. Salah satu metode dalam mengurangi kadar CO2 adalah dengan proses separasi membran. Proses separasi CO2 dilakukan dengan menggunakan kontaktor membran serat berongga dengan PVC sebagai membran pemisah fasa gas-cair dan trietanolamin sebagai larutan penyerap CO2. Dari penelitian ini didapat tingkat perpindahan massa yang terjadi sangatlah rendah dibandingkan dengan metode konvensional ataupun penelitian terdahulu. Nilai perpindahan massa yang didapat pada penelitian ini yaitu antara 10-8 hingga 10-7 m/s. Angka ini menunjukkan ditinjau dari segi perpindahan massanya pelarut TEA-DEA tidak efektif digunakan untuk memisahkan CO2 dari gas alam.
Increasing energy consumption in Indonesia as well as rising crude oil prices in the world makes Indonesia began to develop alternative energy. Natural gas is one of the alternative energy source of fuel in Indonesia. Before use, natural gas must be processed first to remove impurities substances. One of the main impurities in natural gas is carbon dioxide. Loss of carbon dioxide in the presence of natural gas that can cause a decline in the value of heat of combustion, can corrode equipment or units and can also cause blockages in the piping system. Therefore, the reduction of CO2 from natural gas to one important factor in order to improve the quality of natural gas and natural gas processing efficiency. One method of reducing CO2 levels is the membrane separation process. In this study, the CO2 separation process is done by using a hollow fiber membrane contactor with PVC as membrane gas-liquid phase separator and triethanolamine-diethanolamine as CO2 absorbent solution. Obtained from this study mass transfer rate is very low compared with conventional methods or previous research. Mass transfer values obtained this study between 10-8 to 10-7 m/s. This figure shows the mass transfer in terms of solvent TEA-DEA is not effectivly used to separate CO2 from natural gas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Syandika
Abstrak :
Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Penelitian ini akan meninjau pengaruh laju alir gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 dari flue gas melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen penyerapan gas karbon dioksida dari pelarut DEA serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas umpan terhadap perpindahan massa yang terjadi pada membran. Dari perpindahan massa yang terjadi, didapatkan kinerja kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dalam proses absorbsi gas karbon dioksida. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah gas karbon dioksida yang terserap sebesar 0,565 - 1,310 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 5000; untuk modul dengan jumlah serat 2000 menyerap gas CO2 sebesar 0,465 ? 1,167 mmol/min, dan 0,308 - 0,954 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 1000. Nilai koefisien perpindahan massa yang didapatkan untuk modul dengan jumlah serat 5000 adalah sebesar 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, modul dengan jumlah serat 2000 sebesar 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, dan modul dengan jumlah serat 1000 sebesar 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s untuk variasi laju alir gas sebesar 120, 170, dan 260 cm3/min dengan laju alir pelarut DEA yang tetap sebesar 300 cm3/min.
Carbon dioxide is a compound that exist in large amount in flue gas and is the most serious cause of the global warming. A new potential alternative technology for this CO2 separation is the membrane contactor. This riset will reviewing the effects of the gas flowrate to the CO2 absorption performance from flue gas through hollow fiber membrane contactor with superhydophobic membrane material. This riset aims to know the percent absorption of CO2 of the solvent DEA and to know the effects of feed gas flowrate to the mass transfer that occurs in the membrane. From the mass transfer that occurs, we will obtain the superhydophobic hollow fiber membrane contactor performance in the CO2 absorption process. According to this riset, the rates of CO2 absorption are 0,565 - 1,310 mmol/min for module with amount of fiber of 5000; for module with amount of fiber 2000 absorps CO2 of 0,465 - 1,167 mmol/min, and 0,308 - 0,954 mmol/min for module with amount of fiber 1000. The values of mass transfer coefficient for module with amount of fiber 5000 are 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, module with amount of fiber 2000 are 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, and module with amount of fiber 1000 are 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s for gas flowrate variation of 120, 170, and 260 cm3/min with constant solvent DEA flowrate of 300 cm3/min.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
Abstrak :
Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.
Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent. The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre. Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati
Abstrak :
Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi pemisahan gas CO2 dari flue gas yang banyak digunakan hingga saat ini adalah kolom absorbsi konvensional. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh konsentrasi pelarut dan laju alir gas serta jumlah serat membran pada kinerja penyerapan CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan polietilen glikol PEG . Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 5 , 10 , 15 , dan 20 -b/v. Variasi laju alir gas yang digunakan yaitu 134, 190, dan 288 mL/menit. Jumlah serat membran yang digunakan yaitu 1000, 3000, dan 5000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut sebesar 300 mL/menit. Sebelumnya, dilakukan uji hidrodinamik dimana rasio penurunan tekanan terbesar mencapai 1,67. Konsentrasi pelarut yang optimum yaitu pada rentang 5-10 -b/v. Parameter kinerja perpindahan massa yang dapat dicapai antara lain koefisien perpindahan massa 5,85x10-7 m/s, fluks perpindahan massa 2,18x10-5 mol/m2.s, acid loading 7,9x10-3 mol CO2/mol PEG, persentase penyerapan 25,82 , dan jumlah CO2 terabsorpsi 6,6x10-6 mol.
Carbon dioxide is a compound in flue gas and is the most serious cause of global warming. CO2 gas separation technology that is widely used is a conventional absorption column. A potential new alternative technologies for CO2 separation is a membrane contactor. In this research will be tested the effect of the concentration of the solvent, the gas flow rate and the number of membrane fibers in CO2 absorption performance through the superhydrophobic hollow fiber membrane contactor. The absorbent that we used in this research is polyethylene glycol PEG. The variation of solvent concentration used are 5 , 10 , 15 , and 20 w v. The variation of gas flow rate used are 134, 190, and 288 mL minute. The number of fibers used are 1000, 3000, and 5000. All experiments are being done with solvent flow rate of 300 mL minute. At first, hydrodynamic test was run and the biggest pressure drop ratio calculated is 1,67. The optimum range for solvent concentration is 5 10 w v. Mass transfer parameters reached in this experiments are 5,85x10 7 m s for mass transfer coefficient, 2,18x10 5 mol m2.s for mass transfer flux, 7,9x10 3 mol CO2 mol PEG for acid loading, 25,82 , for absorption efficiency, and 6,6x10 6 mol s for amount of absorbed CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S62749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>